Jurnal AgroBiogen
Vol 13, No 1 (2017): Juni

Pemuliaan Kentang Produk Rekayasa Genetik Tahan terhadap Penyakit Busuk Daun (Phytophthora infestans) dan Aman Pangan di Indonesia

A. Dinar Ambarwati (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan dan Sumber Daya Genetik , Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111.)
Tri J. Santoso (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan dan Sumber Daya Genetik , Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111.)
Edy Listanto (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan dan Sumber Daya Genetik , Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111.)
Toto Hadiarto (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan dan Sumber Daya Genetik , Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111.)
Eny I. Riyanti (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan dan Sumber Daya Genetik , Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111.)
Kusmana Kusmana (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Perahu 517, Kotak Pos 8413, Lembang 40391.)
Bambang Sugiharto (Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. 37, Tegal Boto, Jember 68121)
Netty Ermawati (Politeknik Negeri Jember, Jl. Mastrip, Kotak Pos 164, Jember 68101)
Sukardiman Sukardiman (Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya 60286)



Article Info

Publish Date
07 Mar 2018

Abstract

Pemanfaatan tanaman kentang produk rekayasa genetik (PRG) dalam pemuliaan tanaman melalui persilangan dengan Atlantic dan Granola telah menghasilkan enam galur PRG hasil silangan yang terseleksi. Sebelum komersialisasi, kentang PRG harus dikaji keamanan pangan dan lingkungannya. Penulisan bertujuan memberikan informasi mengenai tanaman kentang PRG di Indonesia yang tahan terhadap penyakit busuk daun Phytophthora infestans dan telah dinyatakan aman untuk di-konsumsi oleh manusia. Analisis stabilitas menunjukkan bahwa gen RB stabil terintegrasi selama empat generasi klonal ber-urutan dalam genom tanaman kentang PRG dengan satu sisipan gen. Hasil studi komposisi dan nutrisi, glikoalkaloid total, dan anti nutrisi pada kentang PRG Katahdin SP951 dan galur-galur silangannya bersifat sepadan dengan Katahdin non-PRG. Studi toksisitas menunjukkan bahwa pemberian pakan suspensi umbi kentang dan suspensi tepung kentang Katahdin SP951 dan galur-galur silangan tidak berdampak terhadap mortalitas, bobot badan, dan tanda-tanda klinis pada mencit. Protein RB tidak memiliki homologi yang tinggi dengan protein toksin sehingga tidak bersifat toksik. Studi alergenisitas dengan Simulated Gastric Fluid dan Simulated Intestinal Fluid menunjukkan bahwa protein umbi kentang Katahdin SP951 dan galur-galur silangan terdegradasi kurang dari 5 menit inkubasi setelah perlakuan enzim pepsin atau tripsin. Protein RB tidak mempunyai sekuen asam amino yang homolog dengan protein alergen, sehingga tidak berpotensi menimbulkan alergi. Kentang Katahdin SP951 telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi melalui Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2016. Tanaman kentang PRG tahan P. infestans yang dapat mengurangi 50% aplikasi fungisida, dan telah mendapat sertifikat aman pangan dan aman lingkungan diharapkan dapat menjadi pilihan untuk dimanfaatkan petani.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

JAB

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Jurnal AgroBiogen memuat artikel primer dan sekunder hasil penelitian bioteknologi dan sumberdaya genetik tanaman, serangga, dan mikroba pertanian. Jurnal ini diterbitkan tiga kali setahun pada bulan April, Agustus dan Oktober oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya ...