AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam
Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016

DAKWAH KONTEMPORER DALAM BINGKAI DAKWAHTAINMENT (Kajian Popularitas Instan Pelaku Dakwahtainment)

Mas'udi, Mas'udi (Unknown)



Article Info

Publish Date
31 Dec 2016

Abstract

Pandangan dakwah konvensional menegaskan bahwa aktivitas dakwahyang berskala besar hanya diemban oleh para kyai besar dan terkenal.Tidak sembarang dai bisa berperan aktif melalui konstelasi dakwahyang bernilai besar bagi sebuah pertunjukan atau pengajian agamayang dilakukan oleh seorang dai. Hanya dai-dai dengan kapasitaskeilmuan yang cukup tinggi, dia yang akan bisa mengembangkankarir kedakwahannya di komunitas yang sangat besar. Praktis saja,dakwah tersentral pada figur seorang kyai yang fatwa dan nasehatnyaseringkali ditunggu oleh masyarakat dan khalayak ramai. Kehadirandai dalam dimensi dakwahtainment memberikan nilai yang cukupatraktif atas popularitas yang disandangnya di kalangan masyarakatluas. Kehadiran mereka yang tergolong instan bisa mendongkrak nilaidan popularitas kefiguran di tengah-tengah publik. Karenanya, halini menjadi sesuatu yang bernilai besar bagi setiap tokoh dimaksuddalam rangka menciptakan kedudukan dirinya di tengah-tengahpublik yang berskala besar. Kondisi ini memiliki fakta unik yang bisadimunculkan dalam rangka menegaskan peran besar media untukmenciptakan popularitas seorang figur kyai di masyarakat. Berbekalpendekatan sosiologi-antropologi dengan analisis deskriptif-analitisrancangan penelitian ini dikemukakan dan dimunculkan. Pembahasandalam artikel ini menegaskan bahwa dakwahtainment memberikankontribusi besar bagi pemunculan popularitas seorang tokoh atau daidi masyarakat. Dakwah dalam bentuk konvensional bisa memberikan kontribusi besar bagi pemunculan tokoh baru dalam naungan dakwah.Dakwahtainment yang bermunculan dalam peta globalisasi terkini telahmemberikan implikasi sangat realistis bagi terbentuknya figur-fihurinstan di bawah naungan dakwah. Sebagai implikasi atas keberadaanini, sakralitas dan peneguhan mutu keagamaan yang lebih sering diusungoleh para kyai konvensional beralih dengan munculnya kyai-kyaimodern yang tiada memperhitungkan secara praktis mutu keilmuandan kedalaman pengetahuan tentang dakwah yang mereka pelajari.

Copyrights © 2016