Jurnal Transformasi Global
Vol. 3 No. 1 (2016): Transformasi Global (JTG)

Majuro Declaration: “Kudeta” Kepemimpinan Isu Perubahan Iklim

Muhammad Riza Hanafi (Universitas Brawijaya)



Article Info

Publish Date
16 Aug 2017

Abstract

Ketika negara-negara besar tak lagi bersedia memimpin penanganan terhadap isu perubahan iklim, negara-negara Kepulauan Pasifik memproklamirkan diri sebagai pemimpin. Bagi mereka, “To lead is to act,” memimpin adalah dengan bertindak. Melalui Majuro Declaration negara-negara tersebut tidak hanya menyatakan kepemimpinannya namun juga menyatakan komitmennya untuk melakukan tindakan nyata dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Hanya saja, deklarasi ini ironis mengingat bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik adalah salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terkecil di dunia namun paling rentan perubahan iklim. Jika produksi emisi gas rumah kaca tetap pada laju seperti sekarang maka kenaikan tinggi air laut dipastikan akan menenggelamkan sebagian dari wilayah mereka. Berharap pada negara-negara maju untuk “memimpin” dunia mengatasi perubahan iklim bukan perkara mudah. Kisah “tragis” Protokol Kyoto yang “ditinggalkan” oleh negara-negara emiter besar membuktikan teorema realis bahwa setiap negara hanya membela kepentingannya masing-masing. Deklarasi Majuro adalah penegasan terhadap posisi mereka, soft power mereka, sebagai pihak yang memiliki legitimasi dan otoritas moral untuk berseru agar dunia serius mengatasi perubahan iklim.Kata kunci: Perubahan iklim, Kepulauan Pasifik, soft power, Majuro Declaration

Copyrights © 2016