Pasien Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR TB) diterapi dengan obat anti tuberkulosis lini kedua, seperti kanamisin. Kanamisin bersifat ototoksik, yang menyebabkan pasien berisiko mengalami gangguan dengar sensorineural (SNHL). Gangguan dengar ini dapat memberikan efek terhadap psikososisal seseorang yang menyebabkan keterbatasan dalam mejalankan kehidupan sehari-hari (handicap).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikososial pada pasien MDR TB dengan gangguan dengar sensorineural di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Metode penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif yang dilakukan dari September - Desember 2016. Penelitian dilakukan pada pasien yang berobat di Poli MDR TB RSHS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian di wawancara melalui telepon dengan menggunakan kuesioner Hearing Handicap Inventory for Adults (HHIA). Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 26 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar skor HHIA terhitung rendah, meskipun dengan rentang nilai yang cukup besar (0-48). Sebagian besar responden memiliki SNHL derajat ringan di telinga kiri-kanan (SNHL ringan-ringan).  Responden dengan SNHL ringan-ringan atau ringan-sedang tidak merasakan handicap. Responden dengan SNHL derajat ringan-berat dan sedang-sedang mengalami mild-moderate handicap. Responden dengan SNHL derajat berat-berat mengalami significant handicap. Kesimpulannya, keadaan psikososial pada pasien MDR TB dengan SNHL tergantung dari derajat SNHL yang diderita.Kata Kunci: handicap, MDR TB, psikososial, SNHL
Copyrights © 2018