cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Sistem Kesehatan
ISSN : 24608831     EISSN : 2460819X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Sistem Kesehatan dibawah Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, merupakan sarana publikasi ilmiah yang terbit setiap empat bulan yang sudah memiliki nomor ISSN yang cetak maupun yang elektronik dengan nomor pISSN 2460-8831 dan eISSN 2460-819X. Terbitan pertama Jurnal Sistem kesehatan yaitu pada bulan September 2015. Jurnal Sistem Kesehatan menggunakan sistem peer review untuk seleksi artikel. Jurnal Sistem Kesehatan (JSK) dapat menerima artikel penelitian asli yang relevan pada bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Komunitas, Ilmu Kedokteran Keluarga/Kedokteran Layanan Primer (DLP), Manajemen Kesehatan dan berbagai artikel yang terkait dengan penguatan sistem kesehatan. Format artikel penelitian terdiri atas halaman judul, abstrak (Indonesia dan Inggris), pendahuluan (memuat latar belakang penelitian dan tujuan penelitian) metode, hasil, pembahasan (pembahasan, keterbatasan penelitian simpulan dan saran), dan daftar pustaka.
Arjuna Subject : -
Articles 269 Documents
Gambaran Rencana Masa Depan Pemilihan Bidang Profesi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Angkatan 2007 Fedrian, Dani; Gondodiputro, Sharon; Dewi, Sari Puspa
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.593 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10303

Abstract

Salah satu komponen menjalankan sistem kesehatan nasional secara optimal adalah ketersediaan sumber daya manusia antara lain adalah dokter. Dengan banyaknya pilihan lapangan pekerjaan, menyebabkan tidak semua dokter mau bekerja di sarana pelayanan kesehatan primer. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran rencana masa depan pemilihan bidang profesi mahasiswa FK Unpad Angkatan 2007 beserta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Suatu survey deskriptif dilakukan terhadap 182 mahasiswa Program Pendidikan Sarjana Kedokteran FK Unpad Angkatan 2007 dengan menggunakan self-administered questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (70,3%) responden berencana langsung bekerja setelah lulus dokter, untuk selanjutnya akan melanjutkan pendidikan (96,9%). Mayoritas responden memilih sarana pelayanan kesehatan primer & sekunder (praktik sendiri dan rumah sakit pemerintah) sebagai rencana kerja. Selanjutnya responden yang berencana langsung melanjutkan pendidikan setelah lulus dokter ialah sebanyak 29,7%. Setelah lulus, mayoritas responden memilih sarana pelayanan kesehatan sekunder yaitu praktik sendiri dan rumah sakit swasta. Dosen/Akademisi  menjadi rencana kerja yang paling banyak dipilih pada bidang kerja non klinisi. Karakteristik pribadi yaitu minat, antusias, dan harapan pada bidang profesi merupakan faktor dominan yang melatarbelakangi rencana masa depan dalam pemilihan bidang profesi. Simpulan penelitian ini adalah sebagian besar responden memilih bekerja di sarana pelayanan primer hanya untuk sementara, sehingga akan berdampak terhadap kesinambungan pelaksanaan sistem kesehatan nasional. Untuk itu, sosialisasi akan pentingnya bekerja di sarana pelayanan primer menjadi kewajiban FK.Kata kunci: Klinisi, non klinisi, pemilihan profesi, pendidikan dokter, SDM kesehatan
Identifikasi Parasit Intestinal Penyebab Infeksi Oportunistik dengan Studi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai Hygiene pada Penderita HIV/AIDS desy, insi farisa; pratiwi, ajeng
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.132 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10306

Abstract

Jumlah temuan kasus HIV/ AIDS Jawa Barat semakin meningkat.Salah satu infeksi oportunistik yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas adalah diare yang disebabkan oleh parasit intestinal. Transmisi parasit intestinal secara fekal oral mempermudah penularan dari satu orang ke orang lain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cross sectional design yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pola infeksi parasit intestinal dengan gejala diare dan jumlah CD4, serta mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien HIV/ AIDS terhadap hygiene dan pencegahan infeksi parasit intestinal. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling pada bulan Oktober-November 2012, berupa pengambilan data dengan menggunakan instrumen kuisioner dan pemeriksaan sampel feses secara makroskopis dan mikroskopis dengan metode wet mount,modifiedZN, dan biakan Harada-Mori. Hasil pemeriksaan ditemukan 7 (22.58%) parasit intestinal yaitu Cryptosporidium sp (3; 42.85%) dan Entamoeba colli (4; 57.15%) pada berbagai level jumlah CD4.Hasil analisis data kuisioner menunjukkan tingkat pengetahuan yang cukup baik (87.1%), namun sikap dan perilaku yang masih kurang baik (64.52% dan 58.06%).Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan penelitian yang lebih besar dengan teknik pemeriksaan feses secara serologis maupun molekular untuk meningkatkan presisi dan mengurangi subjektivitas pemeriksaan, serta mengusulkan peningkatan upaya promosi kesehatan kepada pihak-pihak terkait.Kata Kunci: HIV/AIDS, parasit intestinal, pengetahuan, praktik, sikap
GAMBARAN PEMANFAATAN UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) DI KECAMATAN JATINANGOR Sunjaya, Deni; arisanti, nita
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.89 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10336

Abstract

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi diperlukan juga partisipasi masyarakat dengan memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memampukan masyarakat sehingga mampu mengenali dan menyelesaikan permasalahan. Berbagai upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat telah dikembangkan di Indonesia seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), pos obat desa POD), dana sehat, dll, tetapi pemanfaaranya masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat di Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Indonesia.Metode penelitian ini adalah survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 820 responden. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 46% yang memanfaatkan posyandu. Alasan mereka tidak memanfaatkannya adalah tidak perlu. Hanya 28,5% penduduk yang memanfaatkan polindes. Alasan tidak memanfatkannya adalah sebagian besar merasa tidak membutuhkan dan sebagian besar penduduk menggunakan polindes untuk mendapatkan pengobatan (53,3%) bukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan. Tidak ada Pos Obat Desa dan Pos Kesehatan Desa yang dikembangkan di Kecamatan Jatinangor. Perlu adanya revitalisasi untuk UKBM, sehingga UKBM dapat menjadi ujung tombak dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.Kata kunci: bersumberdaya masyarakat, penggunaan, upaya kesehatan
KONSEP PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK PADA PENGOBATAN TRADISIONAL DI PROVINSI JAWA BARAT wiwaha, guswan; Jasaputra, Diana; Budiastuti, Niken; sarifudin, Sarifudin
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.759 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10337

Abstract

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatur pembuatan obat tradisional yang baik agar dapat menjamin pemanfaatannya di masyarakat. Perlu diketahui apakah pengobat tradisional yang juga membuat serta memperjualbelikan obat tradisional menguasai konsep pembuatan obat tradisional yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menggali pengetahuan dasar dan ilmiah para pengobat tradisional yang selama ini menyediakan sendiri obat tradisional bagi pasien-pasiennya. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari focus groups discussion dengan responden pengobat tradisional dari eks-wilayah karesidenan Propinsi Jawa Barat yang ditentukan secara purposif. Hasil menunjukkan ada beberapa teknik pembuatan obat tradisional yang dijalankan tidak sesuai dengan Pedoman Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Disimpulkan bahwa masih ada penguasaan konsep pengobat tradisional yang salah mengenai pembuatan obat tradisional, untuk itu mereka harus dilibatkan dalam sosialisasi cara pembuatan obat yang baik.Kata kunci: pengobat tradisional, obat tradisional, cara pembuatan
GAMBARAN MOTIVASI MENJADI DOKTER PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Achmad, Tri Hanggono; dewi, sari puspa; Arya, Insi Farisa; -, Achadiyani
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.133 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10338

Abstract

Dokter adalah profesi yang luhur dan dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pendidikan kedokteran merupakan pendidikan yang tidak mudah dan membutuhkan motivasi yang kuat untuk menyelesaikannya. Motivasi internal maupun eksternal telah diketahui dapat memengaruhi proses belajar maupun hasil belajar mahasiswa. Dengan mengetahui motivasi mahasiswa maka program studi dapat merancang kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi mahasiswa kedokteran memilih pendidikan dokter dan persepsinya terhadap profesi dokter. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Seluruh mahasiswa yang masuk tahun 2014, pada bulan pertamanya ditugaskan menuliskan motivasi memilih program pendidikan dokter. Esai tersebut lalu dianalisis untuk mendapatkan kesamaan tema. Seluruh mahasiswa sebanyak 281 orang (209 perempuan, 72 laki-laki) menyatakan bahwa motivasi menjadi dokter terutama adalah untuk menolong dan menjaga kesehatan masyarakat. Motivasi lain adalah ingin mempelajari tubuh manusia lebih mendalam. Yang lain menyatakan faktor agama dan dorongan keluarga. Hampir semua mahasiswa memandang profesi kedokteran adalah profesi yang selalu dibutuhkan. Beberapa mahasiswa memandang profesi dokter masih menjanjikan kesejahteraan secara finansial. Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa tahun pertama masih memiliki motivasi yang luhur untuk menjadi dokter. Hal ini akan dapat membantu mereka dalam menempuh pendidikan. Penelitian lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan motivasi mereka setelah lulus dokter.Kata kunci: motivasi, mahasiswa, profesi dokter
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI JAWA-BARAT raksanagara, ardini; arisanti, nita; Rinawan, Fedri
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.711 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10339

Abstract

Lingkungan merupakan determinan kesehatan yang dapat memengaruhi kesehatan masyarakat selain faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik serta kependudukan. Pada saat terjadi perubahan lingkungan termasuk perubahan iklim global yang menjadi isu sangat penting. Perubahan iklim tersebut dipicu oleh terjadinya pemanasan global (global warming) dan efek rumah kaca (greenhouse effect). Perubahan iklim yang terjadi dapat berupa peningkatan suhu, kelembaban, peningkatan curah hujan yang menjadi faktor risiko terhadap derajat kesehatan masyarakat karena timbulnya  penyakit menular yang ditularkan melalui udara, air dan vektor. Penyakit Demam Berdarah merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui perantara vektor nyamuk dan erat kaitannya dengan perubahan iklim. Tempat perindukan nyamuk ini sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat (altitude), kemiringan lereng (slope) dan penggunaan lahan (land use), sedangkan unsur cuaca memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan populasi nyamuk tersebut. Curah hujan dengan penyinaran yang relatif panjang turut memengaruhi habitat perindukan nyamuk. Tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan informasi awal untuk mengukur keterkaitan perubahan iklim khususnya perubahan curah hujan dengan terjadinya demam berdarah di Jawa Barat.  Metode yang digunakan untuk analisis kerentanan masalah kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim ini (curah hujan) yang merupakan faktor determinan kesehatan yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit tular vektor (demam berdarah). Data yang didapat dianalisis berdasarkan teori derajat kesehatan masyarakat (Henrik L Blum) yang menyatakan bahwa lingkungan, dalam hal ini adalah perubahan suhu, curah hujan, kelembaban akan memengaruhi kejadian penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti  demam berdarah. Dari data awal yang dikumpulkan dapat dikatakan  bahwa Curah hujan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian DBD, di mana curah hujan mempunyai nilai prediksi yang berhubungan dengan terjadinya demam berdarah. Walaupun demikian, terdapat perbedaan waktu (time lag) antara peningkatan curah hujan dan peningkatan kasus. Perubahan  iklim berpengaruh terhadap kerentanan kesehatan, sehingga perubahan iklim ini harus dihadapi. Oleh karena itu, melindungi diri dari perubahan iklim dibagi atas upaya mitigasi (minimalisasi penyebab dan dampak) dan adaptasi (menanggulangi risiko kesehatan). Early warning system terhadap kejadian luar biasa DBD harus dilaksanakan di setiap daerah dengan memperhatikan kecenderungan perubahan faktor iklim. Selain itu diperlukan perbaikan lingkungan yang harus disertai dengan perubahan faktor lain seperti perilaku dan pelayanan kesehatan.Kata kunci: Curah Hujan, Demam Berdarah, Perubahan Iklim, Penyakit Tular, Vektor
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI DETERMINAN KESEHATAN YANG PENTING PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG Raksanagara, Ahyani; raksanagara, ardini
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.48 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10340

Abstract

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya promosi kesehatan yang bertujuan agar orang-orang Indonesia tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat. Program ini diimplementasikan dalam beberapa tatanan yaitu, Tatanan Fasilitas Kesehatan, Rumah Tangga, Tempat Kerja, Fasilitas Umum dan Sekolah. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga memiliki peran yang sangat penting dalam kejadian penyakit menular dan penyakit tidak menular. Kota Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Saat ini, penyakit menular atau tidak menular baik di daerah perkotaan maupun kumuh perkotaan di Kota Bandung tetap tinggi. Pada Program PHBS terdapat 10 indikator yang dapat menjadi penyebab kejadian penyakit menular. Pada saat ini, di berbagai belahan bumi mengalami berbagai masalah akibat perubahan iklim. Dampak perubahan iklim terhadap masalah kesehatan adalah terjadinya penyaki tmenular. Dapat dikatakan bahwa perubahan iklim in imenjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit menular,  diantaranya diare dan penyakit tular vector seperti demam berdarah. Agar masyarakat terhindar dari penyakit menular ini, maka berbagai indikator yang terdapat pada Program PHBS perlu dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa PHBS merupakan determinan kesehatan yang penting pada tatanan rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pelaksanaan Program PHBS di tatanan rumah tangga dengan kejadian penyakit diare dan demam berdarah yang diduga sebagai akibat dampak perubahan iklim di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah Kota Bandung BagianBarat, program PHBS berhubungan dengan kejadian Diare, Demam Berdarah dan angka bebas larva dalam rumah tangga. Semakin tinggi nilai PHBS, semakin rendah kejadian penyakit diare, demam berdarah dan angka bebas larva. Hasil studi ini dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan kesehatan untuk menempatkan Program PHBS sebagai faktor penentu dan menjadi program utama dalam pengendalian penyakit menular dan mitigasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakatKata kunci: Determinan Kesehatan, Perubahan Iklim, Perilaku Hidup Bersih dan   Sehat                   (PHBS)
Pengaruh Penyuluhan Mengenai Imunisasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu di Desa Sukarapih Kec. Sukasari Pramodya, Reizza Dwitara; susanti, Ari indra; Nirmala, Sefita Aryati
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): Volume 1 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.795 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i2.10342

Abstract

Kegiatan imunisasi merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu, selain bermanfaat imunisasi juga memberikan efek samping yang dikenal dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Berdasarkan Riskesdas 2013 didapatkan bahwa dari 91,3% anak di Indonesia yang pernah diimunisasi, terdapat 33,4% yang pernah mengalami KIPI. Keluhan yang sering terjadi adalah kemerahan dan bengkak, sedangkan keluhan demam tinggi dialami 6,8% anak. Perlu penyuluhan pada masyarakat untuk mengerti akan terjadinya efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan mengenai imunisasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu di Desa Sukarapih, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-10 buan. Sampel yang digunakan yaitu accidental sampling berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan imunsasi berada dalam kategori baik sebanyak 45,0%, sikap responden yang mendukung sebesar 67,5%. Setelah diberikan penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan dalam kategori baik menjadi 65,0%, sedangkan sikap responden setelah diberikan penyuluha 50,0% responden memiliki sikap mendukung. Hasil uji wilcoxon menunjukan terdapat pengaruh bermakna penyuluhan terhadap pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan (p<0,05%) tetapi tidak terdapat pengaruh bermakna penyuluhan terhadap sikap ibu sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan (p>0,05%).   Kata Kunci : imunisasi, pengetahuan, penyuluhan, sikap
ANGKA KEJADIAN GEJALA INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL DI DESA MEKARGALIH KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 Hartinah, Hartinah; Susanti, Ari Indra; Gusrianty, Alvie Rizky; astuti, sri
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): Volume 1 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.379 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i2.10347

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) sering ditemukan pada kehamilan disebabkan adanya perubahan fisiologis pada saluran kemih sepanjang kehamilan sehingga meningkatkan risiko ISK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian gejala ISK pada ibu hamil di Desa Mekargalih. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner dengan mendatangi setiap rumah ibu hamil. Populasi ibu hamil sebanyak 73 orang. Jenis pengambilan sampel menggunakan total sampling dan termasuk ke dalam kriteria inklusi, kemudian didapat sebanyak 63 orang. Analisa data menggunakan rumus univariat secara manual dan komputerisasi (MS. Excel). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 -14 Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian gejala ISK pada ibu hamil adalah 30,2%, gejala yang paling banyak dialami adalah tidak bisa menahan buang air kecil (37,9%), berdasarkan usia kehamilan paling banyak terjadi pada usia kehamilan 28-40 minggu (17,5%), berdasarkan pendidikan terbanyak pada pendidikan SMA/SMK (15,9%). Semakin besar kehamilan maka semakin rentan terkena ISK karena memungkinkan terjadinya obstruksi oleh besarnya uterus yang menyebabkan dilatasi sistem pelviokalises dan ureter. Puncak insidensi ISK adalah pada usia kehamilan 28-40 minggu karena hormon progresteron dalam kadar tinggi dan obstruksi oleh uterus yang besar menyebabkan dilatasi system pelviokalises. Kurangnya sumber informasi mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang ISK.Kata kunci: gejala ISK, ibuhamil, pendidikan, usia kehamilan
Perspektif Mahasiswa: Evaluasi Program Pendidikan Profesi Dokter Rotasi Kedokteran Keluarga di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung Indonesia Setiawati, Elsa Pudji; arisanti, nita
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): Volume 1 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.336 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i2.10348

Abstract

Berbagai inovasi dalam pendidikan kedokteran harus selalu dilakukan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pengembangan Kurikulum PSPD Kedokteran Keluarga. Evaluasi program sangat diperlukan agar dapat diterapkan dengan baik. Evaluasi merupakan bagian integral pelaksanaan dan pengembangan kegiatan pendidikan, Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran evaluasi Program PSPD dari perspektif mahasiswa yang telah melakukan rotasi. Disain penelitian adalah deskriptif kuantitatif terhadap seluruh mahasiswa FK Unpad yang telah melakukan rotasi di PSPD Kedokteran Keluarga selama 6 bulan program diterapkan yaitu Januari – Agustus 2011. Tehnik pengambilan sampling secara total sampling terhadap 68 mahasiswa yang telah melakukan rotasi. Pengambilan data dengan kuesioner dan dianalisis dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menggambarkan penilaian peserta didik terhadap tujuan, metode pembelajaran, modul, lembar kerja, metode asesmen, wahana pendidikan, pembimbing dan pendukung program. Gambaran tentang tujuan pendidikan didapatkan sebagian besar (96%) responden menyatakan program sudah sesuai kompetensi dan dapat dicapai melalui metode pembelajaran yang diberikan. Kompetensi juga dapat dicapai melalui alokasi waktu yang tersedia. Sebanyak 57% mahasiswa memberikan penilaian positif terhadap bahan ajar, terutama penilaian mengenai referensi dan tugas yang diberikan. Penilaian untuk lembar kerja mahasiswa, didapatkan ketidaksesuaian antara tugas pada lembar kerja dan pembekalan. Perlu evaluasi berkala untuk menilai pelaksanaan program dan beberapa hal perlu diperbaiki sesuai dengan umpan balik peserta didik.Kata kunci: evaluasi, profesi dokter, program pendidikan

Page 1 of 27 | Total Record : 269


Filter by Year

2015 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 6, No 1 (2021): Volume 6 Nomor 1 September 2021 Vol 5, No 4 (2020): Volume 5 Nomor 4 Juni 2020 Vol 5, No 3 (2020): Volume 5 Nomor 3 Maret 2020 Vol 5, No 2 (2019): Volume 5 Nomor 2 Desember 2019 Vol 5, No 1 (2019): Volume 5 Nomor 1 September 2019 Vol 4, No 4 (2019): Volume 4 Nomor 4 Juni 2019 Vol 4, No 3 (2019): Volume 4 Nomor 3 Maret 2019 Vol 4, No 2 (2018): Volume 4 Nomor 2 Desember 2018 Vol 4, No 1 (2018): Volume 4 Nomor 1 September 2018 Vol 4, No 1 (2018): Volume 4 Nomor 1 September 2018 Vol 3, No 4 (2018): Volume 3 Nomor 4 Juni 2018 Vol 3, No 4 (2018): Volume 3 Nomor 4 Juni 2018 Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3 Maret 2018 Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3 Maret 2018 Vol 3, No 2 (2017): Volume 3 Nomor 2 Desember 2017 Vol 3, No 2 (2017): Volume 3 Nomor 2 Desember 2017 Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 September 2017 Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 September 2017 Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4 Juni 2017 Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4 Juni 2017 Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3 Maret 2017 Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3 Maret 2017 Vol 2, No 2 (2016): Volume 2 Nomor 2 Desember 2016 Vol 2, No 2 (2016): Volume 2 Nomor 2 Desember 2016 Vol 2, No 1 (2016): Volume 2 Nomor 1 September 2016 Vol 2, No 1 (2016): Volume 2 Nomor 1 September 2016 Vol 1, No 4 (2016): Volume 1 Nomor 4 Juni 2016 Vol 1, No 4 (2016): Volume 1 Nomor 4 Juni 2016 Vol 1, No 3 (2016): Volume 1 Nomor 3 Maret 2016 Vol 1, No 3 (2016): Volume 1 Nomor 3 Maret 2016 Vol 1, No 2 (2015): Volume 1 Nomor 2 Desember 2015 Vol 1, No 2 (2015): Volume 1 Nomor 2 Desember 2015 Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015 Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015 More Issue