Media Akuakultur
Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)

TERNYATA IKAN NILA, Oreochromis niloticus MEMPUNYAI POTENSI YANG BESAR UNTUK DIKEMBANGKAN

Supriyono Eko Wardoyo (eneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2007

Abstract

Ikan ini menjadi sangat populer setelah pertama kali diintroduksikan ke Indonesia pada tahun 1969 dari Taiwan. Ikan ini dikenal karena mudah berkembangbiak, pertumbuhannya cepat, anaknya banyak, ukuran badan relatif besar, tahan penyakit, sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan, relatif murah harganya, dan enak dagingnya. Keunggulan ikan ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya produksi budi daya ikan ini di Indonesia dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2002. Daerah yang terbanyak menghasilkan ikan nila yang dibesarkan pada sistem kolam dan KJA adaIah Provinsi Jawa Barat. Pembudi daya umumnya sangat percaya keberhasilan usaha budi daya ikan nila karena produktivitasnya yang tinggi, dalam hal lingkungan mempunyai sifat yang tahan (resistant), dalam hal pakan secara alami adalah plankton feeder yang cenderung omnivorous, sehingga rantai makanannya pendek, dan dalam hal mutu genetik mempunyai sifat cepat per-tumbuhannya, apalagi dengan sistem monoseks jantan. Ikan ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Potensi lahan budi daya di perairan umum di Indonesia seluas 141.690 ha baru dimanfaatkan sekitar 45,5% (64.469 ha) yang penyebarannya terkonsentrasi di beberapa daerah saja. Di air payau ikan nila sangat berpotensi untuk dikembangkan di tambak-tambak udang intensif yang banyak ditelantarkan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyatakan potensi nasional tambak sebesar 1 juta ha, pemanfaatannya baru 35% atau seluas 350.000 ha. Di air laut berdasarkan beberapa literatur pembesaran ikan nila merah masih bisa dilakukan. Lahan potensial budi daya di air Iaut diperkirakan mencapai 1,9 juta ha. Masalah-masalah yang masih ada seperti penyebaran tingkat pemanfaatan perairan umum, pemanfaatan Culture Based Fisheries di Jawa, dan pemodal besar yang hanya bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mem-pedulikan lingkungannya harus dipecahkan. Selain itu perlu peningkatan penyediaan dan distribusi fasilitas sarana produksi seperti: pakan, pupuk, obat, vaksin, dan lain-lain. Pengelolaan induk nila yang terkoordinasi antar pembudi daya dengan aparat yang berwewenang agar tidak terjadi penurunan mutu genetik. Penelitian masih perlu dilanjutkan terutama terhadap penurunan mutu genetik ikan nila, utamanya di bidang pembesaran (grow-out).

Copyrights © 2007






Journal Info

Abbrev

ma

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Biochemistry, Genetics & Molecular Biology

Description

Media Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of applied aquaculture including genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in ...