Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM BERAT Cd DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN HANJUANG (Cordyline fruticosa) Novie Eka Permata Sari; Nurlela Nurlela; Supriyono Eko Wardoyo
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 9 No. 2 (2019): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.785 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v9i2.230

Abstract

Phytoremediationn of Cadmium (Cd) Contaminated Soil using Hanjuang Plants (Cordyline fruticosa)Phytoremediation of Cadmium (Cd) contaminated soil using ornamental plants is one method that applicable and environmental friendly in the process absorption of metal in the soil. This study aims to determine the effectiveness of phytoremediation and the potential of hanjuang plants as phytoremediation agents for cadmium metals. Hanjuang plants are planted on soil media which is previously added to heavy media as pollutants, namely Cd(NO3)2 with a concentration of 0; 50; 100; 150 mg/Kg for 42 days. Measurement of Cd concentration uses Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry instrument. The results showed that hanjuang plants could accumulate cadmium metals in the roots. The highest accumulation is found in the roots of plants at 150 mg/Kg concentration and the result is 36.2167 mg/Kg, whereas in the stems and leaves of plants is not found heavy metal absorptions. Hanjuang plants contaminated with cadmium metal have a bioconcentration value (BCF)<1 so that they are included in the metal excluder group or low accumulator. The highest distribution of cadmium metal concentration is in the roots with transport factor (TF)<1 so that hanjuang plants are included in phytoremediation plants with their metal absorption which mechanism is phytostabilization.Keywords : Cordyline fruticosa, Phytoremediation, Cadmium, ICP-OESABSTRAKFitoremediasi tanah tercemar logam Kadmium (Cd) menggunakan tanaman hias merupakan salah satu metode yang aplikatif dan ramah lingkungan dalam proses penyerapan logam di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fitoremediasi dan potensi tanaman hanjuang sebagai agen fitoremediasi dalam menyerap logam kadmium. Tanaman hanjuang ditanam pada media tanah yang sebelumnya media tanah tersebut ditambahkan logam berat sebagai pencemar yaitu Cd(NO3)2 dengan variasi konsentrasi 0; 50; 100; 150 mg/Kg selama 42 hari. Pengukuran konsentrasi Cd menggunakan instrumen Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry. Hasil penelitian menunjukkan tanaman hanjuang dapat mengakumulasi logam kadmium pada bagian akar. Akumulasi tertinggi ditemukan pada bagian akar tanaman pada konsentrasi 150 mg/Kg sebesar 36,2167 mg/Kg, sedangkan pada bagian batang maupun daun tanaman tidak ditemukan adanya penyerapan. Tanaman hanjuang yang terkontaminasi oleh logam kadmium memiliki nilai biokonsentrasi (BCF)<1 sehingga termasuk ke dalam kelompok metal excluder atau akumulator rendah. Distribusi konsentrasi logam kadmium paling tinggi terdapat pada bagian akar dengan faktor transport (TF)<1 sehingga tanaman hanjuang termasuk ke dalam tanaman fitoremediasi dengan mekanisme penyerapan logamnya yaitu fitostabilisasi.Kata kunci : Cordyline fruticosa, Fitoremediasi, Kadmium, ICP-OES.
EMISI FORMALDEHIDA DARI PAPAN LANTAI LAMINA KOMBINASI DENGAN BATANG KELAPA YANG MENGGUNAKAN TANIN RESORSINOL FORMALDEHIDA Supriyono Eko Wardoyo; Adi Santoso; Sri Wuryani Sugiarti
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 1 No. 2 (2011): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.646 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v1i2.28

Abstract

Formaldehyde Emissions from Floor Boards Lamina Combination with The Coconut Bar Using Tanin Resorcinol Formaldehyde          Trunks of coconut (Cocos nucifera L.) has been widely used as both structural and non structural materials, including home furnishings, furniture, toys, crates, and so on. In the utilization of coconut trunks required special handling to produce a high quality product. How to handle it needs through the process of densification or impregnation by using a copolymer of Tanin Resorcinol Formaldehyde (TRF) in  the vacuum press. In the case to reduce the scarcity of the wood,  modification between coconut wood with other wood species in laminated floor board products is needed. The research was done by the method of vacuum press in the Laboratory for Products Compound and Wood Preservation, Center Research and Development for Forest Products, Bogor. The tests were performed the  physical properties consist of specific gravity and moisture content or  the chemical properties of formaldehyde emissions by using Spectrophotometer. The results indicated that by using TRF copolymer (1: 0.5: 2) and viscosity 0.88 centripoise, formaldehyde emissions of the combination of the wood was very well and meet the requirements ( 0.30 to 0.40 mg / L) and were included in the category of very safe.Keywords : Emissions of formaldehyde, Laminated boards, Trunks of coconut, Tanin resorcinol formaldehyde ABSTRAK             Batang kelapa (Cocos nucifera L.) telah banyak digunakan baik sebagai bahan struktural maupun non structural, seperti perkakas rumah tangga, mebel, mainan, peti dan lain sebagainya.  Dalam pemanfaatannya batang kelapa tersebut diperlakukan penanganan khusus untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi. Adapun cara penanganannya adalah dapat melalui proses densifikasi ataupun impregnaasi dengan menggunakan suatu kopolimer  Tanin Resorsinol Formaldehida  menggunakan metode vakum tekan.  Dalam hal ini untuk mengurangi  kelangkaan dari kayu tersebut maka    dilakukan modifikasi antara kayu kelapa dengan jenis kayu lainnya pada produk papan lantai lamina. Untuk itu dilakukan penelitian pengujian dengan metode vakum tekan di Laboratorium Produk Majemuk dan Pengawetan Kayu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor . Adapun pengujian yang dilakukan adalah sifat fisika terdiri atas bobot jenis, kadar air, dan  sifat kimia  emisi formaldehida yang diuji dengan menggunakan Spectrophotometer. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan kopolimer TRF  (1 : 0,5 : 2) dengan kekentalan 0,88 centripoise, emisi formaldehida yang  dihasilkan dari kombinasi kayu tersebut sangat baik dan memenuhi persyaratan   (0,30 - 0,40 mg/L) dan termasuk dalam kategori sangat aman.Kata kunci : Emisi formaldehida, Papan lamina, Batang kelapa, Tanin resorsinol formaldehida
PARAMETER FISIKA DAN KIMIA AIR KOLAM IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus) Meilinda Pramleonita; Nia Yuliani; Ridha Arizal; Supriyono Eko Wardoyo
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 8 No. 1 (2018): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.032 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v8i1.107

Abstract

Physical and Chemical Parameters of Water Fish Pond Black Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Water is a natural resource that is essential for the survival of humans and other creatures, role of water is essential for life on earth, especially fish in the water habitat. Fish need a comfortable environment in order to be healthy and growing optimally. Therefore, the water, used as a habitat of life for the fish, have certain requirements. So the quality of the water must be very noted. Tilapia is a freshwater fish that has a great tolerance towards the environment, therefore it is highly appreciated by fish farmers in Indonesia.  Study of physical and chemical parameters in water of  tilapia fish pond was done due to lack of review of water quality of tilapia fish pond. The review is based on a sampling of water, i.e. morning and afternoon. A review of the pond water quality was expected to assist fish farmers got information about the qualities of water of tilapia fish pond in physical and chemical characteristics.  The method of this research was Grab (momentarily) methods in water sampling. Testing of water samples in physics done visually for color parameters, temperature using a thermometer device, and brightness parameters was using the secchi disk. In testing the chemical parameters were measurement of pH was using a pH meter Winkler method was done  for the parameters of dissolved oxygen (DO). Titrimetric method was done  for the parameters of  total hardness, and  carbon dioxide, whereas for ammonia parameter was done  by spectrophotometric method were measured using UV-Vissible. After testing all the parameters then interpretation was done for the parameter data.  The results showed the water quality of tilapia fish pond in the area Laladon – Bogor was not  yet qualified for a good fish pond water based on ISO 7550: 2009 Product ion of tilapia growing  level in calm water pond,  for parameter Ammonia levels should be <0.02 mg / L, and based on PPNo.8, on water Quality Standard by 2001. The difference in the parameter levels in the morning and during the day due to the process of respiration at night by the aquatic organisms that produce CO2 gas and the process of photosynthesis during the day by plankton, microalgae, and other aquatic plants to produce a compound O2. The existence of other human activities during the day also affects the difference in the data levels in the morning and day time.Keywords: Tilapia, pond water qualityABSTRAK Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya, Peranan air sangat penting bagi makhluk hidup di bumi terutama ikan yang berhabitat di dalam air. Ikan membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup sehat dan tumbuh secara optimal. Oleh karena itu  air yang digunakan sebagai sumber kehidupan bagi ikan, memiliki persyaratan tertentu. Sehingga kualitas dari air harus sangat di perhatikan. Ikan nila merupakan ikan air tawar yang memiliki nilai toleransi yang besar terhadap lingkungannya sehingga sangat diminati oleh petani ikan di Indonesia. Studi parameter fisika dan kimia pada air kolam ikan nila dilakukan karena kurangnya peninjauan terhadap kualitas air kolam ikan nila. Peninjauan tersebut dilakukan berdasarkan waktu pengambilan sampel air, yaitu pada pagi dan siang hari. Peninjauan kualitas air kolam diharapkan dapat membantu para petani ikan mendapatkan informasi mengenai kelayakan kolam ikan nila secara fisika dan kimia.  Metode yang dilakukan penelitian ini adalah metode Grab (sesaat) untuk pengambilan sampel air. Pengujian sampel air secara fisika dilakukan secara visual untuk parameter warna, suhu dengan menggunakan alat pengukur suhu, dan metode secchi disk untuk parameter kecerahan. Pada pengujian parameter kimia dilakukan pengukuran pH dengan alat pengukur pH. Metode Winkler dilakukan untuk parameter dissolved oxygen (DO). Metode titrimetrik dilakukan untuk parameter s kesadahan total, dan karbondioksida, sedangkan untuk parameter ammonia dilakukan dengan metode spektrofotometri yang diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vissible. Setelah dilakukan pengujian semua parameter maka dilakukan interpretasi data hasil penelitian.  Hasil penelitian menunjukan kualitas air kolam ikan nila di daerah Laladon – Bogor belum memenuhi syarat untuk air kolam ikan yang baik berdasarkan SNI 7550:2009 Produksi ikan nila tingkat  pembesaran di kolam air tenang, untuk parameter Ammonia dengan kadar <0,02 mg/L, dan  berdasarkan Baku Mutu PPNo.82 tahun 2001. Terjadinya perbedaan kadar pada pagi dan siang hari dikarenakan terjadinya proses respirasi pada malam hari oleh organisme air sehingga menghasilkan senyawa CO2 dan terjadinya proses fotosintesis pada siang hari oleh plankton, mikroalga, dan tanaman air lainnya sehingga menghasilkan senyawa O2. Adanya aktifitas lain pada siang hari juga mempengaruhi terjadinya perbedaan kadar pada pagi dan siang hari.Kata kunci : Ikan nila, Kualitas air kolam
KUALITAS AIR SUMUR MASYARAKAT DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPAS) RAWA KUCING KOTA TANGERANG Wahyuni Wahyuni; Supriyono Eko Wardoyo; Ridha Arizal
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 7 No. 2 (2017): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.657 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v7i2.256

Abstract

The Quality of Well Water around Final Garbage Dump (FGD)  Rawa Kucing, Tangerang, IndonesiaFGD Rawa Kucing is located at Sultan Iskandar Muda Street, Kedaung Wetan, Neglasari, Tangerang, Banten, Indonesia. It serves 1000 tons of garbage per day from 13 districts in Tangerang. The volume of garbage in Kota Tangerang increases from 1,212,264 m3 in 2008 to 4,590,724 m3in 2012.Well water is the main source of water for people around the FGD RawaKucing. They use well water for bath, wash,  and toilet (BWT) and other needs. Garbage decomposition which makes pollution around FGD Rawa Kucing can accur in air, water, and soil. Waste accurs in water and soil caused by leachate. Leachate can easily  spread through rainwater runoff and it absorbs to the ground and polluting it including well water around it. Contaminated well water can decrease the quality of water physically, chemically, and microbiologically.Groundwater samples taken from residents' well water around FGD Rawa Kucing  and they were represented by three groups which have distance 100 m - 3 km from FGD. Each group consisted of three samples which were taken from well water having depths between 8-18 m. The examination of the quality of well water should be made in accordance with the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No.416/MENKE /PER/IX/1990 on the Conditions and Control of the Quality of Clean Water and Quality Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/ on Requirements and Quality Control of Drinking Water.The quality of well water around FGD Rawa Kucing showed that there were the decreased quality water after testing with several parameter tests. There were six examination parameters which concentrate on exceeding the required quality standards that of TDS (1600-1764 mg/L), Nitrates (10.5-37.8 mg/L), Ammonia (3.50-66.21 mg/L), Iron (1.054-7.063 mg/L), Manganese (1.085-10.130 mg/L), and Total Coliform (80-130 colonies/100 mL).Keywords : Well water, leachate, TPAS, pollution, water qualityABSTRAKTPAS Rawa Kucing berada di Jalan Sultan Iskandar Muda Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten dan mengangkut 1000 ton sampah/hari dari 13 kecamatan.Volume sampah di Kota Tangerang terus meningkat dari tahun 2008 sebesar 1.212.264 m3 sampai pada tahun 2012 telah mencapai 4.590.724 m3. Air sumur merupakan sumber air utama bagi masyarakat sekitar TPAS, karena hampir semua kebutuhan air dipenuhi dari air sumur yaitu untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) dan kebutuhan lainnya. Pencemaran akibat dekomposisi sampah dapat terjadi di udara, dapat pula terjadi pada air dan tanah yang disebabkan oleh adanya rembesan air lindi. Lindi tersebut mudah disebarkan melalui limpasan air hujan dan meresap mencemari air tanah termasukair sumur yang ada di sekitarnya. Air sumur yang terkontaminasi lindi berakibat terjadinya penurunan kualitas air secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Air tanah sampelyang diambil berasal dari sumur penduduk yang berada di sekitar TPAS Rawa Kucing diwakili oleh 3 pengelompokkan dengan jarak 100 m – 3 km dari TPAS. Setiap kelompok terdiri dari 3 sumur pompa dengan kedalaman sumur antara 8 – 18 m. Pemeriksaan kualitas air sumur dilakukan  mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih dan Peraturan MenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Syarat-syaratdan Pengawasan Kualitas Air minum.  Kualitas air sumur masyarakat di sekitar TPAS Rawa Kucing mengalami penurunan setelah dilakukan pengujian terhadap beberapa parameter. Ada 6 parameter pemeriksaan yang mempunyai konsentrasi  melebihi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu TDS (1600-1764 mg/L), Nitrat (10,5-37,8 mg/L), Amonia (3,50-66,21 mg/L), Besi (1,054-7,063 mg/L), Mangan (1,085-10,130 mg/L), dan Total Coliform (80-130 koloni/100 mL).Kata kunci : Air sumur, air lindi, TPAS, pencemaran, kualitas air
KAJIAN BERBAGAI JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN CUPANG BAGAN (Betta imbellis var. Sumatraensis) Asniati Asniati; I.G.A. Manik Widhyastini; Supriyono Eko Wardoyo
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 3 No. 1 (2013): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1605.289 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v3i1.58

Abstract

Study
PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI BAGIAN HULU SUNGAI CISADANE DENGAN INDIKATOR MAKROINVERTEBRATA Poltak BP Panjaitan; Supriyono Eko Wardoyo; Sofian Rodian
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 1 No. 1 (2011): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.812 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v1i1.15

Abstract

Observation on the Water Quality of Cisadane River in the Upstream Part Using Macroinvertebrates as The Indikator          Water is an important thing for either human life or other creatures on the earth.  Water posses a lot of necesities, among of them is to fullfill domestics, industries, and agriculture. For this purposes people often take from rivers.  River Cisedane is one of rivers that available in Bogor City, having water catchment area of 1100 km2 and is one of main rivers in West Java and Banten Province. One procedure for testing water quality of rivers is to see the invertebrate animals available in the river, because some species are very sensitive for pollution. There were three points in the reserch area that were in upperpart area was Rancamaya, middle area was Pasir Jaya, and the lower area was Situ Gede.  Water quality value index in Rancamaya (Upper part) was 5.42, included middle level of water pollution. In Pasir Jaya (middle point) was 4.75, included polluted water level, and in Situ  Gede (lower prt) was 4.28 included more pollutud water level. Overall of observed research area were the lower part of river the worse pollution available. The pollution available in the research area was caused by domestics waste from inhabitant and other chemical waste from agriculture.Keyword :  Mikroinvertebrata, Cisadane, water quality, upper river part ABSTRAK          Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di muka bumi. Air memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri dan pertanian. Untuk memanfaatkan air tersebut biasanya masyarakat mengambil air dari satu sungai pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Salah satu DAS yang terdapat di Kota Bogor yaitu DAS Cisadane dengan daerah tangkapan air seluas 1.100 km2, selain itu DAS Cisadane  merupakan aliran sungai utama di Propinsi Banten dan Jawa Barat. Salah satu cara untuk menilai kualitas air sungai adalah dengan melihat keberadaan makroinvertebrata yang hidup di sungai tersebut. Makroinvertebrata dapat memberikan petunjuk adanya pencemar, karena jenis-jenis tertentu sangat peka terhadap pencemaran. Maka berdasarkan hal tersebut penelitian ini akan mengidentifikasi adanya makro-invertebrata di sungai yang merupakan bioindikator kualitas airnya. Tiga titik pengambilan sampel makro-invertebrata di hulu sungai Cisedane yaitu di bagian atas peneltian (Daerah Rancamaya), di bagian tengah penelitian  (Pasir Jaya) dan di bagian bawah penelitian (Situ Gede). Nilai indeks kualitas air di bagian atas penelitian, yaitu di daerah Desa Rancamaya adalah 5,42. Itu menunjukan bahwa kualitas air di daerah tersebut masuk air berpolusi sedang. Pada lokasi penelitian di bagian tengah, yaitu Daerah Desa Pasir Jaya indeks kualitas air nya adalah 4,75. Itu menunjukan bahwa kualitas air di sana masuk air kotor. Sedangkan di bagian bawah penelitian, yaitu daerah Desa Situ Gede indeks kualitas air nya adalah 4,28. Itu menunjukan bahwa kualitas air di sana masuk air kotor. Dari Nilai Indeks Kualitas air di seluruh lokasi hulu sungai penelitian menunjukan bahwa semakin ke bawah kualitas air sungai semakin kotor. Kualitas air di sana diduga diakibatkan oleh sampah atau limbah organik yang berasal dari rumah tangga. Selain itu, kualitas air di sana diduga disebabkan oleh bahan –bahan kimia berbahaya yang berasal dari penggunaan pupuk, pestisida di areal pertanian. Kata kunci : Mikroinvertebrata, Cisadane, kualitas air, hulu.
KAJIAN BANYAKNYA PUPUK KANDANG TERHADAP PERKEMBANGAN DAPHNIA (Daphnia sp.) DI RUMAH KACA Supriyono Eko Wardoyo; Lilis Sugiarti; Teddy Setyawan
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 1 No. 1 (2011): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.937 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v1i1.10

Abstract

Study On The Effect Of Chicken Manure On Daphnia Developmnt In A Greenhouse.           Daphnia is a zooplankton that used as a natural food for fishes, having complete nutrient, easily digested by fishes because Daphnia having thin skin. Besides, natural food generally doesn’ make lower water-media quality and make more desease resistance of fishes.  Study methode was having 8 treatments that were  0,1,2,3,4,5,6,and 7 g/l of dry chicken manure that immersed in each 30 l aquarium in 3 replicats, placed in a green house. Average of 225 Daphnias were stocked in each aquarium.  Statistical experimental design of the study was the Completely Random Design (CRD).Study results showed that mximum number of Daphnia after 6 days was at chicken manure of 3 g/l that was 344,000 Daphnias/30l aquarium. Average water-media temperature in 6 days was 33oC , and water pH was 6.45. There was negative correlation significntly between Daphnia development and pH, but no correlation that one with temperature.Keywords : Daphnia, manure, pH, temperature, and green house Abstrak         Daphnia adalah zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami ikan, yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap, mudah dicerna dalam saluran pencernaan karena isinya padat dan mempunyai dinding yang tipis, selain itu tidak menyebabkan penurunan kualitas air media, dan dapat meningkatkan daya tahan benih ikan terhadap penyakit. Metoda yang digunakan yaitu dengan mencoba 8 perlakuan 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, g/l pupuk kandang kotoran ayam kering yang diaplikasikan dalam akuarium volume 30 l dengan 3 ulangan dalam rumah kaca. Jumlah Daphnia  ditebar, sebanyak 225 ekor per akuarium. Rancangan statistik yang dilakukan adalah dengan Rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian menyatakan bahwa jumlah Daphnia tertinggi pada  hari keenam adalah pada konsentrasi pupuk 3 g/l  yaitu 344.000 ekor. Kualitas air selama penelitian adalah rata-rata suhu air 33 °C dan rata-rata pH 6,45 serta kualitas air ini merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan Daphnia di rumah kaca.  Ada korelasi negatif (berlawanan) secara nyata antara rata-rata perkembangan Daphnia dengan  pH, tetapi tidak ada korelasi antara perkembangan Daphnia dengan suhu air.Kata kunci : Daphnia, konsentrasi pupuk , pH, suhu air, rumah kaca
PENGARUH KONSENTRASI PEKTIN DALAM SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK PELEMBAB KULIT Herlina Eva Fitriani; Supriyono Eko Wardoyo; Amry Syawaalz
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 4 No. 2 (2014): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.626 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v4i2.92

Abstract

Effect of Concentration of Pectin in Different Temperature and Storage Time on Characteristics of Skin Moisturizing        The use of pectin as a substituent a synthetic material in the manufacture of skin moisturizers can support the reuse of natural ingredients for skin care . This study aimed to obtain optimum concentrations in the preparation of skin moisturizers and to see the characteristics of skin moisturizer with the addition of the pectin concentration . The result showed the optimum concentration of pectin in the preparation of moisturizing the skin with a concentration of 0.05 % with a characteristic appearance ( viscosity ) was most preferably , the pH value of 7.08 ; a specific gravity of 0.98 g / ml ; viscosity of 2229 cP , emulsion stability of 100 % , and there was no microbial contamination in accordance with the standard of quality of skin moisturizersKeyword:. Pectin, concentration, characteristics, skin moisturizing ABSTRAK         Penggunaan pektin sebagai pensubstitusi bahan sintetik dalam pembuatan pelembab kulit dapat mendukung penggunaan kembali bahan-bahan alami untuk perawatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi optimum dalam sediaan pelembab kulit dan mempelajari karakteristik pelembab kulit dengan penambahan konsentrasi pektin.  Hasil penelitian didapatkan konsentrasi optimum pektin dalam sediaan pelembab kulit dengan konsentrasi 0,05 % dengan karakteristik penampakan (kekentalan) yang paling disukai, nilai pH 7,08; bobot jenis 0,98 g/ml; viskositas 2229 cP, stabilitas emulsi 100 %, dan tidak terdapat cemaran mikroba sesuai dengan syarat mutu pelembab kulit..Kata kunci: Pektin, konsentrasi, karakteristik, pelembab kulit
ISOLASI DAN KARAKTERISASI KOLAGEN DARI KULIT IKAN PATIN (Pangasius sp.) Pipih Suptijah; Dini Indriani; Supriyono Eko Wardoyo
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 8 No. 1 (2018): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.85 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v8i1.106

Abstract

Isolation and Characterization of Collagen from the Skin of Catfish (Pangasius sp.)           Skin of catfish is one of aquatic by-products which could be used as an alternative source of collagen. This research is aimed to isolate and characterize collagen from skin of catfish. Methods of  isolation of collagen included three stages, the first was deproteinization using NaOH solution with concentration of 0.05 M; 0.10 M; 0.15 M; 0.20 M for 12 hours, the second was soaking in CH3COOH solution with concentration of 0.05 M; 0.10 M; 0.15 M; and 0.20 M for 2 hours, and the third was extraction in water at a temperature of 40 0C for 2 hours; characterization of collagen was included chemical and physical properties. The results showed that the best extraction method ofcollagen from skin of catfish was soaking the skin in 0.05 M NaOH solution for 12 hours and soaking the skin in 0.05 M acetic acid for 2 hours. Extraction yields of collagen was 12.15%. Chemical characteristics included proximate and amino acid composition. Proximate value of collagen consisted of moisture was 6.55%, ash 1.80%,  protein 64.74% and fat 8.85%.  The major amino acid composition of collagen were glycine, proline, alanine, arginine and glutamate. Physical characteristics of collagen resulted from FTIR analysis showed amide A, amide B, amide I, amide II and amide III, triple helical structure of the amide I and amide III indicates that the compound produced was collagen; color analysis was 66.39%; thermal analysis showed a melting temperature peak was 154.47 0C and pH value was 5.34.Keywords : Catfish, isolation, characterization, collagen, skin ABSTRAK          Kulit ikan patin merupakan salah satu limbah hasil perairan yang dapat digunakan sebagai sumber alternatif kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan karakterisasi kolagen yang diperoleh dari kulit ikan patin. Isolasi kolagen yang dilakukan meliputi tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah proses deproteinisasi menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi, yaitu 0,05 M; 0,10 M; 0,15 M; 0,20 M dan lama waktu perendaman selama 12 jam; tahap kedua, yaitu perendaman dalam larutan CH3COOH dengan empat konsentrasi CH3COOH yaitu 0,05 M; 0,10 M; 0,15 M; dan 0,20 M dan lama waktu perendaman selama 2 jam; dan tahap ketiga, yaitu ekstraksi dengan air pada suhu 40 0C selama 2 jam; serta karakterisasi kolagen yang dilakukan, meliputi sifat kimia dan fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ekstraksi kolagen dari kulit ikan patin  terbaik diperoleh melalui proses perendaman kulit dalam larutan NaOH 0,05 M selama 12 jam dan  perendaman kulit dalam asam asetat 0,05 M selama 2 jam.  Rendemen serbuk kolagen yang dihasilkan sebesar 12,15 %. Karakteristik kimia meliputi proksimat dan komposisi asam amino. Nilai proksimat kolagen terdiri dari kadar air 6,55 %,  abu 1,80 %, protein 64,74 % dan lemak 8,85 %. Komposisi asam amino yang dominan pada kolagen adalah glisina, prolina, alanina, arginina dan glutamat. Karakteristik fisik kolagen yang dihasilkan adalah analisis FTIR menunjukkan adanya gugus amida A, amida B, amida I, amida II dan amida III, struktur triple heliks pada amida I dan amida III mengindikasikan bahwa senyawa yang dihasilkan adalah kolagen; analisis warna  yaitu 66,39 %; analisis termal yang menunjukkan suhu puncak pelelehan adalah 154,47 0C dan nilai pH kolagen yaitu 5,34. Kata kunci : Ikan patin, isolasi, karakterisasi, kolagen, kulit 
OPTIMASI PENGGUNAAN GARAM ELEKTROLIT SEBAGAI PENGENTAL SAMPO BENING CAIR Yulia Kurniawati; Supriyono Eko Wardoyo; Ridha Arizal
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 5 No. 1 (2015): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.63 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v5i1.97

Abstract

Optimization Use of Electrolyte Salt as a Thickenerin of Clear-Liquid Shampoo          A wide variety of activities undertaken by humans to meet their needs. They are needed cleaning which makes the body refreshed and become the body protected from various kinds of diseases. One sample is the cleaning shampoo. Simply in shampoo manufacturing process only the addition of materials in water as a solvent. The ingredients that are added generally include surfactants, binding agents, foaming agents, antibacterial, pH regulators, fragrances, dyes, and thickeners.The last process of manufacture of shampoo is setting viscosity. Usually, a substance used as a thickener are electrolyte salts such as sodium chloride (NaCl). However, some manufacturers of similar products using strong electrolyte salt such as sodium sulfate (Na2SO4), magnesium chloride (MgCl2), and calcium chloride (CaCl2) as a thickener. The electrolyte salts have a greater degree of dissociation compared with a weak electrolyte salts.Analysis of optimization of the use of the electrolyte salt to clear viscous liquid shampoo was performed in which the electrolyte salt used was NaCl, KCl, Na2SO4, CaCl2, and NaHSO4. Each of these electrolyte salts were added to the liquid shampoo preparations as much as 0; 0.5; 1.5; 2.5; 3.5; 4.5; 5.5; 6.5; and 7.5%. All treatments were tested the viscosity, organoleptic (color and odor), pH, and density at 250 C. Based on the research that had been done could be concluded that the best salt that could be used to clear liquid shampoo formulation  was NaCl at a concentration above 3.5%.Key words: Shampoo, electrolyte salts, surfactants ABSTRAK          Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dibutuhkan suatu pembersih yang menjadikan badan segar kembali dan menjadikan tubuh terhindar dari berbagai macam penyakit. Salah satu pembersih dimaksud adalah sampo. Secara sederhana proses pembuatan sampo meliputi penambahan bahan-bahan dengan air sebagai pelarutnya. Bahan-bahan yang ditambahkan pada umumnya meliputi surfaktan, zat pengikat, zat pembusa, antibakteri, pengatur pH, pewangi, pewarna, dan pengental.Proses terakhir dari pembuatan sampo adalah pengaturan kekentalan. Biasanya zat yang digunakan sebagai pengental adalah garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl). Namun beberapa perusahaan pembuat produk sejenis menggunakan garam elektrolit kuat lain seperti natrium sulfat (Na2SO4), magnesium klorida (MgCl2), dan kalsium klorida (CaCl2) sebagai pengental. Garam-garam elektrolit tersebut memiliki derajat disosiasi yang lebih besar dibandingkan dengan garam-garam elektrolit lemah.Analisis optimasi penggunaan garam elektrolit terhadap kekentalan sampo bening cair dilakukan dimana garam elektrolit yang digunakan adalah NaCl, KCl, Na2SO4, CaCl2, dan NaHSO4. Masing-masing garam elektrolit tersebut di tambahkan ke dalam sediaan sampo cair sebanyak 0; 0,5; 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5; 6,5; dan 7,5 %. Semua perlakuan di lakukan uji kekentalan, organoleptik (warna dan bau), pH, dan Bobot Jenis pada suhu 25 0 C. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa garam terbaik yang dapat digunakan untuk formulasi sampo bening cair adalah NaCl yaitu pada konsentrasi diatas 3,5%.Kata Kunci : Sampo, Garam Elektrolit, Surfaktan