Jurnal Neuroanestesi Indonesia
Vol 2, No 3 (2013)

Barbiturat dan Obat Pelumpuh Otot: Masih Bermanfaat untuk Menangani Hipertensi Intrakranial?

Harahap, M. Sofyan (Unknown)



Article Info

Publish Date
22 Oct 2013

Abstract

Hipertensi intrakranial dapat menyebabkan cedera otak sekunder dan meningkatkan morbiditas serta mortalitas. Untuk mempertahankan tekanan intrakranial agar senantiasa dalam batas normal, maka cairan serebrospinal dan darah mempunyai kemampuan untuk mengurangi volume intrakranial sampai 30%. Hipertensi intrakranial didefinisikan sebagai tekanan intrakranial di atas 20 mmHg yang menetap lebih dari 20 menit pada dewasa. Pada otak yang sedang mengalami proses patologis, autoregulasi akan terganggu dan interaksi antara tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure/MAP) dan aliran darah otak sangat bergantung pada derajat kerusakan yang ada. Perubahan MAP akan mengakibatkan perubahan aliran darah otak (ADO) walaupun MAP masih pada rentang normal. Pengelolaan hipertensi intrakranial terdiri dari terapi umum yaitu optimalisasi drenase vena serebral, pengelolaan jalan nafas, sedasi dan analgesia, mengatasi demam, mengelola hipertensi, anemia dan mencegah kejang. Terapi spesifik adalah pemberian sedasi dan paralisis, terapi hiperosmolar, hiperventilasi, koma barbiturat, hipotermia dan pemberian steroid (hanya untuk tumor otak). Tiopental menurunkan ADO dan metabolisme otak yang setara dengan keadaan isoelektrik pada rekaman electro encephalo graphy (EEG). Pelumpuh otot menghambat kontraksi otot sehingga akan mengurangi kebutuhan energi, mengurangi produksi CO2, memperbaiki perfusi otak, dan mempertahankan TIK  Barbiturates and Neuromuscular Blocking Agent: Still Valuable to Treat Intracranial Hypertension? Intracranial hypertension may cause secondary brain injury and have the potential to increase morbidity and mortality. In keeping the intracranial pressure within normal limit, cerebrospinal liquor and also the blood have the ability to reduce intracranial volume to 30%. Intracranial hypertension is defined as intracranial pressure above 20 mmHg for more than 20 min in adult patients. During the pathological process caused by various aetiologies, autoregulation process is impaired and interaction between mean arterial pressure (MAP) and cerebral blood flow will depend on the severity of impairement. Meaning that changes of mean arterial pressure within normal autoregulation range will influence the cerebral blood flow accordingly. Management of Intracranial hypertension consist of general and specific approaches. General approach includes optimal cerebral venous drainage, airway management, sedation and analgesia, fever, anemia and hypertension treatment and seizure prevention. Specific approach includes paralysis and sedation, hyperosmolar therapy, hyperventilation, barbiturate coma, hypothermia and steroid for tumor cases only. Tiopental decreases CBF and cerebral metabolism which is equivalent to an isoelectric electro encephalo graphy (EEG). Muscle relaxant prevents muscle contraction therefore reducing energy consumption, CO2 production, improve cerebral perfusion, and maintain ICP.

Copyrights © 2013






Journal Info

Abbrev

jni

Publisher

Subject

Library & Information Science Medicine & Pharmacology Neuroscience Public Health Social Sciences

Description

Editor of the magazine Journal of Neuroanestesi Indonesia receives neuroscientific articles in the form of research reports, case reports, literature review, either clinically or to the biomolecular level, as well as letters to the editor. Manuscript under consideration that may be uploaded is a ...