Perbincangan tentang tasawuf, sufi dan para pemukanya memang tidak pernah menemukan kata usai dan selesai. Karena ia mempunyai jangkauan meluas, akar mendalam yang harus benar-benar di perhatikan secara seksama oleh mereka yang ingin membahasnya. Terutama jika perbincangan tersebut berkaitan dengan salah satu pemuka tasawuf semacam Muhyiddin Ibn ‘Arabi> yang sudah tidak diragukan lagi otoritas dan kapasitas keilmuannya baik di Barat maupun di Timur. Di Timur, ia dikenal sebagai pemuka tasawuf yang jujur dalam perkataan dan menepatinya dengan tindakan dalam samudera rahasia ketuhanan. Sedangkan di Barat ia dikenal sebagai tabib yang dapat mengobati penyakit ganas Barat dengan ilmu dan pengetahuannya. Namun betapapun kekayaan wawasan, ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya, popularitasnya sebagai hamba yang begitu mencintai Tuhannya, terdapat beberapa sisi beliau yang harus segera dibahas tuntaskan karena menyangkut akidah dan agama. Yaitu seperti sangkaan bahwa beliau adalah pendiri agama cinta, penganut pluralisme, tokoh dalam transendent unity of religions serta pegiat paham wihdat al-wuju>d. Oleh sebab itu, penulis mengajukan judul, Ibn ‘Arabi>: epistemology dan kontroversi, agar dapat membahas tuntaskan masalah diatas. Metode yang penulis tempuh adalah library research dengan mengetengahkan pribadi Ibn ‘Arabi> dalam ratusan karya dan tulisannya untuk menjelaskan dan menuntaskan dugaan-dugaan dimaksud sehingga tuntas dan selesai. Semoga Allah memberi Taufiq dan kepada-Nya penulis pasrahkan segalanya.
Copyrights © 2016