Minuman kopi biasanya berasal dari biji kopi pilihan yang memiliki kandungan antioksidan lebih besar dibandingkan teh hitam. Selain kandungan antioksidan, minuman dari biji kopi mengandung sumber kafein yang sangat tinggi. Pembuatan kopi dari bahan dasar biji pepaya diharapkan mampu mengubah paradigma masyarakat tentang kandungan kafein pada biji kopi, sehingga masyarakat bisa mengetahui yang mana proses penyangraian kopi biji pepaya yang berkualitas baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi lama penyangraian terbaik terhadap karakteristik mutu kopi biji pepaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling disukai antara semua perlakuan adalah perlakuan A3 (lama penyangraian 80 menit). Adapun hasil analisa sifat kimia kopi bubuk biji pepaya pada perlakuan A1 yaitu; kadar air 4,11%, kadar abu 8,75%, total mikroba 135,33 koloni/gram, dan total padatan tidak larut air 35,39%. Untuk perlakuan A2 yaitu; kadar air 2,86%, kadar abu 8,15%, total mikroba 94 koloni/gram, dan total padatan tidak larut air 17,96%. Perlakuan A3 yaitu; kadar air 2,39%, kadar abu 7,41%, total mikroba 1,33 koloni/gram, dan total padatan tidak larut air 8,25%. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, rata-rata kandungan gizi kopi bubuk biji pepaya pada perlakuan yang disukai adalah kadar air 2,39%, kadar abu 7,41%, kadar total padatan tidak larut air 8,25%, dan total mikroba 1,33 koloni/gram. Kadar air, abu dan total mikroba sudah memenuhi syarat mutu kopi sangrai berdasarkan SNI tetapi kadar total padatan tidak larut air tidak memenuhi syarat mutu kopi sangrai berdasarkan SNI.
Copyrights © 2018