LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) merupakan sebuah fenomena yang tengah marak di Indonesia. Fenomena tersebut dianggap bertentangan dengan nilai-nilai pancasila dan kepribadian serta jati diri bangsa Indonesia. Data Kemenkes pada tahun 2012, terdapat 1.095.970 pelaku LGBT baik yang tampak maupun tidak, lebih dari lima persennya mengidap HIV. Pergerakan LGBT tersebut dilakukan secara sistematis dan menyasar hampir semua kalangan umur. Penyebaran ide LGBT mulanya menyasar kaum intelektual, kemudian masuk ke wilayah kampus, lalu turun ke siswa-siswi SMA, dan kemudian merambah ke siswa-siswi SD. Anak-anak khususnya yang berada pada rentang prapubertas menjadi lebih rentan karena masih berada dalam masa kritis pembentukan konsep diri. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya upaya preventif yang ditujukan pada anak prapubertas untuk membentuk pemahaman yang benar sehingga dapat mencegah bertambahnya korban penyimpangan LGBT di Indonesia. Sarana edukasi melalui pop up dengan konten pengenalan organ reproduksi, ciri-ciri pubertas, pencegahan kekerasan termasuk seksual, dan informasi seputar kesehatan reproduksi yang diintegrasikan dengan pendekatan agama menjadi salah satu upaya preventif untuk mencegah penyimpangan LGBT pada anak prapubertas. Selain itu, keberadaan bidan sebagai pendamping selama siklus kehidupan perempuan juga memiliki peranan penting dalam memperkuat seorang perempuan sebagai ibu untuk senantiasa menanamkan pemahaman yang benar berkaitan dengan kesehatan reproduksi salah satunya dengan memanfaatkan sarana edukasi pop up pada anak prapubertas.
Copyrights © 2018