Majalah Anestesia dan Critical Care
Vol 34 No 3 (2016): Oktober

Feokromositoma: Seri Kasus

Rachmat, Linda (Unknown)
Djaja, Anne Suwan (Unknown)
Tantri, Aida Rosita (Unknown)



Article Info

Publish Date
20 Jul 2017

Abstract

Feokromositoma adalah tumor penghasil katekolamin yang berasal dari sistem simpatoadrenal. Feokromositoma dapat mengakibatkan hipertensi dan dapat berakibat fatal. Terapi definitif untuk feokromositoma adalah pembedahan. Anestesia dan tatalaksana perioperatif pada kasus feokromositoma membutuhkan pendekatan dan teknik khusus yang bertujuan untuk menghindari terjadinya krisis adrenergik selama induksi anestesia, laringoskopi, dan intraoperasi. Pada pembedahan pengangkatan tumor feokromositoma juga perlu diantisipasi perubahan hemodinamik yang terjadi saat manipulasi tumor. Seri kasus ini melaporkan tiga orang pasien feokromositoma; semuanya memiliki riwayat hipertensi berat. Pada pasien pertama didapatkan peningkatan katekolamin yang signifikan dalam urin 24 jam dan variasi tekanan darah (antara 80–140/40–90 mmHg) dan laju nadi (80–100x/menit) intraoperasi. Pasien kedua mengalami peningkatan tekanan darah hingga 200/100 mmHg saat induksi. Pasien ketiga mengalami peningkatan katekolamin urin 24 jam dan peningkatan tekanan darah (220/100 mmHg) saat induksi. Setelah operasi ketiganya diekstubasi dan dirawat di ICU sebelum dipulangkan. Feokromositoma adalah salah satu tumor yang berakibat fatal apabila tidak ditatalaksana dengan baik sebelum dilakukan pembedahan. Hal ini dipicu oleh rangsang simpatis yang menyebabkan pelepasan katekolamin berlebihan saat induksi anestesia, laringoskopi, dan manipulasi tumor akibat pembedahan. Tatalaksana farmakologi sebelum operasi, pengawasan ketat selama pembedahan, dan keseimbangan antara vasodilatasi dan vasokonstriksi selama pembedahan sangat penting dalam tatalaksana perioperatif feokromositoma. Kata Kunci: Adrenergik, anestesia, feokromositoma, hipertensi, katekolamin Pheochromocytoma: Case SeriesPheochromocytoma is a catecholamine-producing tumor derived from the sympathoadrenal system. Complete tumor removal is the main therapeutic goal. The perioperative objective is to avoid adrenergic crisis during anesthesia induction, laryngoscopy, and tumor manipulation. This case series reported three patients with pheochromocytoma; in which all of them had severe hypertension history. The first patient had a significant cathecholamine increase in the 24 hours urine and a wide blood pressure range (between 80–140/40–90 mmHg). The heart rate also varied (80–100x/minute) intraoperatively. The second patient had a blood pressure increase up to 200/100 mmHg during anesthesia induction. The thirs patient had a significant cathecholamine increase in the 24 hours urine and a blood pressure increase up to 220/100 mmHg during anesthesia induction. After operation, all patients were extubated and admitted to ICU before going home. Pheochromocytoma is a catecholamine-producing tumor which may be lethal if not properly treated. Catecholamine release during anesthesia may happen during induction, laryngoscopy and tumor manipulation. Preoperative pharmacological intervention, intraoperative monitoring, and balanced between vasodilatation and vasoconstriction during surgery are essential in pheochromocytoma perioperative management. Key words: Adrenergik, anesthesia, cathecolamine, hypertension, pheochromocytoma

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

macc

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology

Description

Majalah ANESTESIA & CRITICAL CARE (The Indonesian Journal of Anesthesiology and Critical Care) is to publish peer-reviewed original articles in clinical research relevant to anesthesia, critical care, and case report . This journal is published every 4 months (February, June, and October) by ...