YARSI Medical Journal
Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009

Faktor risiko disfungsi endotel pada prediabetes

Eliana, Fatimah ( Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, YARSI University, Jakarta)
Suwondo, Pradana ( Division of Endocrinology, Metabolism & Diabetes Mellitus Faculty of Medicine, University of Indonesia/RSCM)
Hakim Makmun, Lukman ( Division of Cardiovascular Faculty of Medicine, University of Indonesia/RSCM)
Saksono Harbuwono, Dante ( Division of Endocrinology, Metabolism & Diabetes Mellitus Faculty of Medicine, University of Indonesia/RSCM)



Article Info

Publish Date
10 Oct 2009

Abstract

Prevalensi kasus prediabetes di Indonesia pada saat ini cukup tinggi, dan oleh karena itu proporsi wanita berisiko penyakit kardiovaskular meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko disfungsi endotel pada wanita prediabetes melalui pemeriksaan kadar asymmetric dimethylarginine (ADMA) serum. Penelitian ini dilakukan dengan desain case control pada populasi wanita prediabetes berusia 30-55 tahun. Kriteria prediabetes ditentukan dari pemeriksaan toleransi glukosa oral (TTGO) dengan pemberian 75 gram glukosa. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida dan HbA1c sebagai variabel independen, serta ADMA sebagai variabel dependen. Terdapat 41 subjek wanita prediabetes yang memenuhi kriteria inklusi dan dimasukkan dalam kelompok kasus, dan 39 subjek yang dimasukkan dalam kelompok kontrol. Terdapat hubungan yang bermakna dan korelasi yang kuat antara peningkatan kadar ADMA dengan glukosa darah puasa, glukosa darah pasca pemberian glukosa 75 gram dan HbA1c. Namun hasil analisis multivariat membuktikan bahwa faktor yang menentukan kadar ADMA adalah HbA1c.Probabilitas subjek prediabetes dengan HbA1c lebih dari 6% untuk mendapatkan kadar ADMA yang tidak normal adalah 96,03%. Faktor risiko terjadinya disfungsi endotel pada wanita prediabetes adalah peningkatan HbA1c lebih dari 6%.

Copyrights © 2009