This study aims to analyze (1) the stylistic of Ciamsi:Puisi-Puisi Ramalan; (2) The faulty elements of Chinese culture in Ciam Si: Puisi-Puisi Ramalan. Data collection of this research use literature review and observation method by technical note. This study is analyzed by using hermeneuticmethods and content analysis techniques, etnography approach with stylistic theory and ecocritic. The analysis showed that Ciam Si poetry is a forecasts poetry generally used in the Chinese community in temple rituals. The Stylistic element in Ciam Si is Tang Dynasty poetry, consist of four rows, the first row as an opener and the fourth line as the closing, each row is generally seven syllables. Meanwhile, the faulty element of Ciam Si is a Chinese tradition that is believed to the three concepts of nature: the celestial world, the natural world, and afterlife. Therefore, Ciam Si: Puisi-Puisi Ramalan illustrates the strong tradition of the spirituality of nature combined with the traditions and rituals of Chinesesociety as a form of environmental preservation. AbstrakPenelitian ini bertujuan menganalisis (1) stilistika Ciam Si:Puisi-Puisi Ramalan; (2) unsur kealaman budaya Tionghoa dalam Ciam Si: Puisi-Puisi Ramalan. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode pustaka dan simak dengan teknik catat. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode hermeneutik dan teknik analsisis kontens, pendekatan etnografi dengan teori stilistika dan ekokritik. Hasil analisis menunjukkan bahwa puisi Ciam Si merupakan puisi ramalan yangumumnya digunakan masyarakat Tionghoa dalam ritual di Klenteng. Unsur stilistika pada puisi Ciam Si berbentuk syair Dinasti Tang, terdiri atas 4 baris, baris pertama sebagai pembuka dan baris keempat sebagai penutup, tiap barisnya umumnya tujuh suku kata. Sementara itu, unsurkealaman pada Ciam Si merupakan tradisi Tionghoa yang mempercayai tiga konsep alam: alam langit, alam bumi, dan alam baka. Oleh karena itu, Ciam Si: Puisi-Puisi Ramalan menggambarkan tradisi yang kuat tentang spiritualitas alam berpadu dengan tradisi dan ritual masyarakat Tionghoa sebagai bentuk pelestarian lingkungan.
Copyrights © 2015