cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Pro Food
Published by Universitas Mataram
ISSN : 24431095     EISSN : 24433446     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Pro Food adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah di bidang ilmu dan teknologi pangan serta aplikasinya dalam industri pangan. Jurnal Pro Food terbit dua kali dalam setahun, yaitu bulan Mei dan November. The aims of this journal is to provide a venue for academicians, researchers and practitioners for publishing the original research articles.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 2 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)" : 13 Documents clear
PENGARUH PENGERINGAN DAN RASIO PENYEDUHAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TEH CASCARA KOPI ARABIKA (Coffea arabika L.): The Drying and Brewing Ratio Effect on Physical and Chemical Properties Arabica Coffee Cascara Tea (Coffea arabica L.) Dylla Hanggaeni Dyah Puspaningrum; Ni Kadek Yunita Sari
Pro Food Vol. 6 No. 2 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v6i2.159

Abstract

ABSTRACT In 2018, the Arabica coffee commodity in Bangli, Bali reached 2,252 tons. The high yield of coffee plantations has an impact on the high yield of post-harvest coffee fruit skin waste. The waste of coffee husk reaches an average of 16.37% or each of coffee processing will produce 45% coffee skins, 10% lenders, 5% bran and 40% coffee beans. The coffee husk waste processed into cascara. This study aimed to determine the effect of the drying method and brewing ratio on the physical and chemical characteristic of the cascara arabica coffee (Coffea arabica L.). This study applied a factorial randomized block design (RBD); with 2 treatment factors. The first factor is the drying method (sunlight; oven). The second factor is the brewing ratio of dry tea. The brewing ratio are water (1: 200; 3: 200; 5: 200) with 4 repetition. Physical characteristic includes the degree of acidity (pH), total acid and color. Chemical characteristic includes caffeine, tannins, total phenols and antioxidant capacity. The results of the analysis showed that sun drying concurrently with an increase in the brewing ratio resulted the highest total acid was 0.64%; the lowest degree of acidity (pH) was 5.69; low brightness (L *) values ​​between 0.43-0.76%; redness value (a *) is high (39.49-49.12%); yellowish value (b *) is low between (-21.16- -27.74%); highest caffeine 54.42ppm; the highest total phenol 8.23 ​​mg GAE / 100ml; highest tannins 3.18TAE / 100ml; and the highest antioxidant capacity 697.33mg / L GAEAC. Keywords: cascara, coffea arabika L, drying, brewing cratio, physical properties, chemical properties ABSTRAK Komoditas kopi Arabika di Kabupaten Bangli provinsi Bali pada Tahun 2018 mencapai sebesar 2.252 Ton. Tingginya hasil perkebunan kopi ini berdampak dengan tingginya hasil limbah kulit buah kopi pasca panen yang dihasilkan. Limbah kulit kopi yang dihasilkan rata-rata mencapai 16,37% atau setiap pengolahan buah kopi akan dihasilkan 45% kulit kopi, 10% lender, 5% kulit ari dan 40% biji kopi. Pemanfaatan limbah kulit kopi dilakukan dengan pengolahan menjadi cascara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan dan rasio penyeduhan terhadap sifat fisik dan kimia the cascara kopi arabika (Coffea arabika L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktorial. Faktor pertama adalah cara pengeringan (sinar matahari; oven) dan faktor kedua adalah rasio penyeduhan teh kering: air (1:200; 3:200; 5:200) dengan 4 kali ulangan. Sifat fisik meliputi derajat keasaman (pH), total asam, warna. Sifat kimia meliputi kandungan kafein, tanin, total fenol, kapasitas antioksidan. Hasil analisa menunjukkan pengeringan sinar matahari dan diiringi dengan peningkatan rasio penyeduhan menghasilkan total asam tertinggi 0,64%; derajat keasaman (pH) terendah 5,69; nilai kecerahan (L*) rendah antara 0,43-0,76%; nilai kemerahan (a*) tinggi antara (39,49-49,12%); nilai Kekuningan (b*) rendah antara (-21,16- -27,74%); kafein tertinggi 54,42ppm; total fenol tertinggi 8,23mg GAE/100ml; tanin tertinggi 3,18TAE/100ml; dan kapasitas antioksidan tertinggi 697,33mg/L GAEAC. Kata kunci: cascara, kopi arabika, pengeringan, rasio penyeduhan, sifat fisik, sifat kimia
EKSTRAKSI SENYAWA ANTIOKSIDAN BERUPA LIKOPEN DARI LIMBAH BUAH SEMANGKA DI PULAU LOMBOK: Reproducing Antioxidant Compounds Wit Lycopene Forms From Watermelon Waste In Lombok Island Taufikul Hadi; Wardatul Jannah
Pro Food Vol. 6 No. 2 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v6i2.165

Abstract

ABSTRACT Watermelon is one of the fruits that are in abundance in the dry season, especially on the island of Lombok. This abundant availability sometimes makes watermelons become waste. One way to take advantage of unsold watermelons so that they do not have to become waste is to extract the antioxidant compounds found in watermelons. The antioxidant compound found in watermelon is lycopene. Lycopene is an antioxidant compound that has many benefits, especially in controlling free radicals in the body. Also, lycopene is useful for preventing cardiovascular disease, diabetes, and, cancer. Lycopene extraction in watermelon fruit waste was carried out by the liquid-liquid method, using Hexane and Ethanol as a solvent with a ratio of 2:1. The purpose of this study was to determine the lycopene content in watermelon waste based on the ratio of feed and solvents (F/S), as well as time and temperature. The ratio of F/S used is 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 extraction temperature (30, 40, 50, 60, 70, 80, and 90) o C while the time used (30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120) minutes. Based on the analysis using UV-Vis Spectrophotometry, it is known that the optimum conditions for lycopene content are in the F/S ratio of 1:4 at 70oC and 90 minutes. The lycopene content obtained was 3, 1595 mg/100gram. Keywords: antioxidant, extraction, lycopene, UV-Vis spectrophotometry, watermelon ABSTRAK Semangka merupakan salah satu buah-buahan yang stoknya melimpah di musim kemarau terutama di pulau Lombok. Ketersediaan yang melimpah tersebut terkadang membuat buah semangka menjadi limbah. Salah satu cara memanfaatkan buah semangka yang tidak laku terjual agar tidak harus menjadi limbah adalah dengan mengekstrak senyawa antioksidan yang terdapat pada buah semangka. Senyawa antioksidan yang terdapat pada buah semangka berupa Likopen. Likopen merupakan senyawa antioksidan yang memiliki banyak sekali manfaat terutama dalam mengendalikan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu Likopen juga bermanfaat mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis, hingga kanker. Ekstraksi Likopen pada limbah buah semnagka ini dilakukan dengan metode cair-cair, dengan menggunakan Heksana dan Ethanol sebagai pelarut (solvent) dengan jumlah perbandingan 2:1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk bertujuan untuk mengetahui kandungan likopen yang terdapat pada limbah buah semangka berdasarkan perbandingan bahan dan pelarut (F/S), serta waktu dan suhu. Adapun perbandingan F/S yang digunakan yaitu 1:1, 1;2, 1;3, 1:4, 1:5 suhu ekstraksi (30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90)oC sedangkan waktu yang digunakan (30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120). Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis diketahui bahwa kondisi optimum kandungan Likopen berada pada perbandingan F/S 1:4 pada suhu 700C dan waktu 90 menit. Kandungan Likopen yang didapatkan sebesar 3,1595 mg/100gram. Kata kunci: antioksidan, ekstraksi, likopen, semangka, spectrofotometri UV-Vis
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TINGKAT KESUKAAN TEH DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius) PADA BERBAGAI SUHU PENGERINGAN: Study of Antioxidant Activity and Acceptance of Insulin Leaves Tea (Smallanthus Sonchifolius) on Various Drying Temperatur St. Yatun Naimah; Nazaruddin -; Siska Cicilia
Pro Food Vol. 6 No. 2 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v6i2.143

Abstract

ABSTRACT The purpose of this research was to determine the effect of drying temperature on antioxidant activity of insulin leaves. This study was designed using a Randomized Block Design (RAK) with 6 treatments, drying temperature, namely T1 (35oC), T2 (40oC), T3 (45oC), T4 (50oC), T5 (55oC), and T6 (60oC) and it was repeated 3 times. The parameter observed were chemical properties (moisture content, antioxidant activity), physical property (value of oHue) and organoleptic properties (color, taste and odor) of insulin leaves tea. Data from observations were analyzed using Anova at 5% significance level using Co-stat software. If there was significant differences, a further Polynomial Orthogonal (for chemical properties) and Honestly Significant Difference (HSD) (for value of oHue and organoleptic properties). The results showed increasing of drying temperature cause significant reduction in moisture content, antioxidant activity and organoleptic value of tea. The third treatment (45oC) was the best treatment with moisture content value of 17.14%, antioxidant activity 35%, and can be accepted by panelist. Keywords: antioxidant activity, drying temperature, insulin leaves ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek suhu pengeringan terhadap aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik teh daun insulin. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan 6 perlakuan yaitu suhu pengeringan 35oC, 40oC, 45oC, 50oC, 55oC, dan 60oC dengan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi sifat kimia (kadar air, aktivitas antioksidan), sifat fisik (warna), dan sifat organoleptik (aroma, warna, dan rasa). Hasil pengamatan dianalisis dengan Anova pada taraf 5% menggunakan Co-stat serta uji lanjut Polinomial Orthoginal (sifat kimia) dan Beda Nyata Jujur (BNJ) (sifat fisik dan organoleptik). Hasil penelitian menujukkan bahwa kenaikan suhu pengeringan pada pembuatan teh daun insulin menyebabkan penurunan pada kadar air, aktivitas antioksidan, dan nilai organoleptik teh tersebut. Suhu pengeringan 45oC merupakan perlakuan terbaik dengan nilai kadar air 17,41%; aktivitas antioksidan 35%; dan masih disukai panelis.

Page 2 of 2 | Total Record : 13