cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Preventia
ISSN : 25282999     EISSN : 25283006     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Preventia merupakan jurnal dari program studi ilmu kesehatan masyarakat. Jurnal Preventia terbit pertama kali bulan Juni tahun 2016. Terbit dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Juni dan Desember, memuat artikel hasil penelitian dan hasil pemikiran dibidang Kesehatan Masyarakat.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2017)" : 7 Documents clear
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEMAMPUAN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT LAVALETTE MALANG Viska Yolanda; Setyo Budiwanto; Septa Katmawanti
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.627 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p43-53

Abstract

Abstract :Medical record services in hospitals has not fulfill the quality of good medical record. Based on Minimum Service Standards (SPM) of medical record in Lavalette Hospital in 2015 shows that overall indicator of SPM medical record has not reached the target as stated in Kepmenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008. It is because performance of medical record officer in the Lavalette Hospital can be said that not good enough in its implementation. The factors that cause high low performance is an ability factor and motivation factor. This research aims to study the relationship between work motivation and work ability with performance of medical record officer at Lavalette Hospital. This method of research was explanatory survey. The subject of research was all medical record officers with number of people is 7 . C ollecting data using questionnaires, observation and interview sheets. Analysis of data using statistical test of Rank Spearman. Based on these results of research by comparing rho count value with rho table value (α=0.05) 0.786, shows that there is no significant relationship between work motivation and performance (0.661<0.786) and there is a significant relationship between work ability and performance (0.813>0.786).Keywords :Work Motivation, Work Ability, Perfomance of Medical Record OfficersAbstrak :Pelayanan rekam medis di rumah sakit masih belum memenuhi mutu rekam medis yang baik. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rekam medis Rumah Sakit Lavalette tahun 2015, menunjukkan bahwa keseluruhan indikator SPM rekam medis belum mencapai sasaran sesuai yang tercantum pada Kepmenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008. Hal ini disebabkan karena kinerja petugas rekam medis di Rumah Sakit Lavalette masih kurang baik dalam pelaksanaannya. Faktor yang berhubungan dengan tinggi rendahnya kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dan kemampuan kerja dengan kinerja petugas rekam medis di Rumah Sakit Lavalette. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei explanatory. Subyek penelitian adalah seluruh petugas rekam medis yang berjumlah 7 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, lembar observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan nilai rho hitung dengan nilai rho tabel (α=0,05) 0,786 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja (0,661<0,786) dan ada hubungan yang signifikan antara kemampuan kerja dengan kinerja (0,813>0,786).Kata kunci :Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja, Kinerja Petugas Rekam Medis
PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PESERTA PROLANIS DALAM MENJALANI PENGOBATAN DI PUSKESMAS Vivien Dwi Purnamasari
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.68 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p18-24

Abstract

Abstract: PROLANIS was a system of health services and proactive approach that can be implemented in an integrated manner involving participants, health facilities, and BPJS. Presence of PROLANISTS would encourage participants with chronic illness to achieve optimal quality of life with an indicator of 75% had good results on a specific examination. The purpose of this reasearch was to analyzing correlation between knowledge and perceptions of PROLANIS participants with PROLANIS adherence in treatment at Puskesmas. This research design used correlational method with Cross Sectional approach. The population of this research was 101 PROLANIS’s participants who have met the inclusion criteria. Samples were taken with total sampling with total of 101 participants. Univariate and bivariate analysis (Chi Square) was used in this research. The results showed PROLANIS adherence level was only 48.5%. In bivariate analysis, knowledge (p = 0,002), and perception (p = 0,008) correlated to PROLANIS adherence at Puskesmas Kota Kediri. The conclusion is knowledge and perception level correlated to PROLANIS’s participants compliance in treatment at Puskesmas. Suggestion in this research is Puskesmas officer can give information related to illness clearly and accurately to PROLANIS’s participants and their family.Key words : Adherence PROLANIS, Knowledge, PerceptionAbstrak: PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS. Adanya kepatuhan PROLANIS akan mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% memiliki hasil yang baik pada pemeriksaan spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi peserta PROLANIS dengan kepatuhan PROLANIS dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Desain penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah 101 peserta PROLANIS yang telah memenuhi kriteria inklusi. Sampel diambil dengan total sampling dengan jumlah 101 peserta. Pada penelitian ini menggunakan analisa univariat, dan analisa bivariat (Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan PROLANIS hanya sebesar 48,5%. Pada analisis bivariat diperoleh tingkat pengetahuan (p=0,002), persepsi (p=0,008) memiliki hubungan dengan kepatuhan PROLANIS di Puskesmas Kota Kediri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi dengan kepatuhan peserta PROLANIS dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Saran pada penelitian ini adalah petugas Puskesmas dapat memberikan informasi terkait penyakit yang diderita dengan jelas dan akurat kepada peserta dan keluarga peserta PROLANIS.Kata Kunci : Kepatuhan PROLANIS, pengetahuan, persepsi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS (TB) PARU PADA PASIEN PASCA PENGOBATAN DI PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG Yulinda Nur Maulidya; Endang Sri Redjeki; Erianto Fanani
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.611 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p44-57

Abstract

Abstract :Pulmonary tuberculosis (TB) become the most important health problem in the world. However, seeing the large number of cases of illness and death form TB, the disease can still be cured through treatment..The indicator used as a treatment evaluation is the success rate of treatment, and there are many factors that can influence the success of TB treatment. This study aims to determine the factors that can influence the success of treatment seen from aspects of age, education, income, type of treatment, knowladge, attitude of patients and the presence or absence of drug supevisor (PMO) in patients with post-treatment pulmonary TB in Puskesmas Dinoyo. This research is a case control study with 20people in case group and 10 people in the control group. Tha case group is a pulmonary TB patients who has been declared cured and the control group is a pulmonary TB patients who otherwise not cured (failed, dropped out, stopped treatment).Analysis using Kolmogorov Smirnov test and Fisher’s Exact test indicates that patients attitude and presence/absence of drug supervisor (PMO) have a significant relationship with successful treatment of pulmonary TB. While age, education, income, type of treatment and knowledge have no significant relationship with the successful treatment of pulmonary TB. Patients with a “good”attitude have an opportunity to recover 4.3 times more than patients who have “bad” or “good enough” attitudes. Patients who have drug supervisor (PMO) also tend to have an opportunity to recover 13.5 times greater than patients who do not have a drug supervisor (PMO)Abstrak :Penyakit tuberkulosis (TB) paru menjadi masalah kesehatan yang paling utama didunia. Namun, melihat banyaknya jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat TB, penyakit ini masih dapat disembuhkan melalui pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan, dan ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapatmempengaruhi keberhasilan pengobatan dilihat dari aspek usia, pendidikan, penghasilan, tipe pengobatan, pengetahuan, sikap pasien serta ada/tidaknya Pengawas Minum Obat (PMO) pada pasien TB paru pasca pengobatan di Puskesmas Dinoyo. Penelitian ini berupa penelitian case control dengan 20 orang pada kelompok kasus dan 10 orang pada kelompok kontrol. Kelompok kasus merupakan pasien TB paru yang telah dinyatakan sembuh dan kelompok kontrol merupakan pasien TB paru yang dinyatakan tidak sembuh (gagal, drop out, putus berobat). Hasil analisis menggunakan uji kolmogorov smirnov dan uji fisher’s exact menunjukkan bahwa sikap pasien dan ada/tidaknya PMO memiliki hubungan yang signifikan dengan keberhasilan pengobatan TB paru. Sedangkan usia, pendidikan, penghasilan, tipe pengobatan dan pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keberhasilan pengobatan TB paru. Pasien yang memiliki sikap yang “baik” memiliki kesempatan untuk sembuh 4,3 kali lipat daripada pasien yang memiliki sikap “tidak baik” atau “cukup baik”. Pasien yang memiliki PMO juga cenderung memiliki kesempatan untuk sembuh 13,5 kali lebih besar dibandingkan pasien yang tidak memiliki PMO.Kata Kunci :tuberkulosis (TB) paru, faktor resiko, keberhasilan pengobatan
PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN TENTANG CACINGAN YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA KELAS IV SDN 01 KROMENGAN KABUPATEN MALANG Andi Ahmad; Sapto Adi; Rara Warih Gayatri
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.988 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p25-36

Abstract

Abstract: The prevalence of soil transmitted helminth at SDN 01 Kromengan reached 48 % and higher when it’s compared to other schools in Malang Regency. Soil transmitted helminth prevalence of fourth grade students reached 61.25% and became the highest of the other classes. According to Andini (2015), it is advisable to provide a posters as a health promotion media. Since it only has a little material coverage and can’t be taken anywhere, while the facilities and infrastructure is not sufficient for other media then it is necessary to develop the appropriate media that is a pocket book. The development model used is a procedural model with adopted steps according to Sugiyono (2016). The analysis technique used is quantitative analysis technique that is descriptive analysis and qualitative analysis technique. The result of this research and development is a pocket book titled "Aku Anak Sehat Bebas Cacingan". It contains the definition of helminthiasis, soil transmitted helminth, the kinds, the dangers, the trans-mission mode, the prevention and the treatment of it. Assessment by material expert and media expert shows the percentage of 75% - 100% and categorized as feasible and highly feasible on every aspect of their assessment. The first and second trial step result shows the precentage are above 90% then categorized as highly feasible. The final product result of the "Aku Anak Sehat Bebas Cacingan" pocket book is still unclear how much impact on the increase of students knowledge, therefore it is necessary to do further research related to it.Keywords: pocket book, health promotion media, helminthiasis, soil.Abstrak: Prevalensi cacingan yang ditularkan melalui tanah di SDN 01 Kromengan mencapai 48% dan lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lain di Kabupaten Malang. Prevalensi pada kelas IV mencapai 61,25% dan menjadi yang tertinggi dari kelas lainnya. Menurut Andini (2015), disarankan memberikan media promosi kesehatan berupa poster. Karena poster hanya memiliki cakupan materi sedikit dan tidak dapat untuk dibawa kemana-mana, sedangkan sarana dan prasarana belum memadai untuk media lain maka perlu dikembangkan media lain yaitu buku saku. Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural dengan mengacu langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono (2016). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif yaitu analisis deskriptif dan teknik analisis kualitatif. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebuah buku saku dengan judul “Aku Anak Sehat Bebas cacingan”. Buku saku ini berisi materi tentang pengertian cacingan, cacingan yang ditularkan melalui tanah, macamnya, bahayanya, penularannya, pencegahan dan pengobatannya. Penilaian yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media menunjukkan angka 75%-100% yang dikategorikan layak dan sangat layak pada setiap aspek penilaiannya. Berdasarkan hasil uji coba 1 dan 2 presentase yang dihasilkan di atas angka 90% sehingga tergolong sangat layak. Hasil produk akhir buku saku “Aku Anak Sehat Bebas Cacingan” masih belum diketahui berapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan siswa, maka perlu penelitian lanjutan terkait hal tersebut.Kata Kunci: buku saku, media promosi kesehatan, cacingan, tanah.
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIFTERI DI KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 Gamasiano Alfiansyah
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.841 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p37-42

Abstract

ABSTRAK Difteri merupakan penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kasus difteri di Kabupaten Blitar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kasus tahun 2011 sebanyak 15 kasus, tahun 2012 sebanyak 23 kasus, tahun 2013 sebanyak 17 kasus, tahun 2014 sebanyak 21 kasus, dan tahun 2015 sebanyak 38 kasus dengan jumlah kasus tertinggi di kecamatan Kanigoro sebanyak 9 kasus. Tujuan penyelidikan epidemiologi adalah mengetahui besar masalah KLB difteri dan faktor risiko yang mempengaruhinya.Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Informan utama penelitian adalah petugas kesehatan yang menangani KLB difteri baik di Dinas Kesehatan maupun Puskesmas. Informan triangulasi penelitian adalah bidan desa, kepala desa, ketua PKK, dan penderita atau keluarga penderita. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dan observasi, dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi.Hasilnya adalah 95,55% kasus difteri terjadi pada kelompok umur ≤ 15 tahun dan 91% jumlah kasus difteri dialami oleh masyarakat yang mendapatkan imunisasi lengkap. Selain itu, tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah tentang difteri juga merupakan faktor risiko penularan difteri.Penelitian ini merekomendasikan Dinas Kesehatan untuk membuat pola pengawasan kontak erat dan memberikan pelatihan manajemen cold chain. Bagi Puskesmas diharapkan melakukan pengawasan terhadap kontak erat dan meningkatkan cakupan penyuluhan.Kata kunci: KLB, Difteri, Kabupaten BitarABSTRACT Diphtheria is a deadly infectious disease that attacks the upper respiratory tract caused by Corynebacterium diphtheriae. The case of diphtheria in Blitar district tends to increase. The number of cases in 2011 was 15 cases, 23 cases in 2012, 17 cases in 2013, 21 cases in 2014, and 38 cases in 2015 with the highest number of cases in Kanigoro sub-district by 9 cases. The purpose of epidemiological investigation are to determine the extent of diphtheria outbreak and the risk factors that affect it.The kind of research is a qualitative descriptive. Key informants research are health care workers who deal with diphtheria’s outbreaks in both of the Department of Health and Community Health Center. Informants for triangulation research are the midwife of the village, the village’s leader, pkk’s chairman, and the patient or the family of the patient. Data were collected through in-depth interviews and observation, and analyzed using content analysis method.The result is 95.55% of diphtheria cases occured at age ≤15 years old and 91% of diphtheria’s case are suffered by people who get complete immunization. In addition, a low level of community knowledge about diphtheria is also a risk factor for diphtheria transmission.As suggestion, Blitar district health office establish close contact supervision patterns and provide cold chain management training. Health centers are expected to supervise close contacts and increase the coverage education.Keywords: Outbreak, diphtheria, Blitar district
UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) SEBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP KUTU RAMBUT (PEDICULUS CAPITIS) Ardhita Prilly Pritacindy; Supriyadi Supriyadi; Agung Kurniawan
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.012 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p1-9

Abstract

Abstract: Hair lice are small parasites that live by sucking blood in humans. Almost all patients consider the hair tick is a common thing, but if the hair louse is not treated immediately will cause the emergence of Relapsing Fever disease caused by infection in the scalp of the patient. The purpose of this study is to determine the effectiveness of garlic extract with concentrations of 4%, 6%, and 8% as an insecticide against hair lice. The research method used is true experimental or real experiment using sample of each group (4%, 6%, and 8%) need 10 lice hair with 3 times experiment so that require 120 samples of hair louse. Data analysis was done using One Way Anova test with result F count 806.493> F table 2.87. Then there is the difference in the time to kill a hair louse. While based on Post Hoc follow-up test obtained the probability value is <0.05 that can be said to have significant differences. The conclusion of hypothesis testing is garlic extract with concentration 4%, 6%, and 8% effectiveness as insecticide to hair louse. Suggestions that can be submitted in this study that requires further research to determine the right concentration when it will be applied to the scalp and need further research to determine the form of a good preparation for insecticides.Key words : Head Lice, Garlic, InsecticideAbstrak: Kutu rambut merupakan parasit kecil yang hidup dengan cara menghisap darah pada manusia. Hampir semua penderita menganggap kutu rambut adalah hal yang biasa, padahal apabila penderita kutu rambut tidak segera ditangani akan menyebabkan timbulnya penyakit Relapsing Fever yang disebabkan adanya infeksi pada kulit kepala penderita.Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 4%, 6%,dan 8% sebagai insektisida terhadap kutu rambut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode true experimental atau eksperimen sungguhan dengan menggunakan sampel setiap kelompok (4%, 6%, dan 8%) membutuhkan 10 kutu rambut dengan 3 kali percobaan sehingga memerlukan 120 sampel kutu rambut. Analisa data dilakukan menggunakan uji One Way Anova dengan hasil F hitung 806,493 > F tabel 2,87. Maka terdapat perbedaan waktu bunuh kutu rambut. Sedangkan berdasarkan uji lanjutan Post Hoc didapatkan nilai probabilitas yaitu 0,00 < 0.05 sehingga dapat dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari pengujian hipotesis tersebut adalah ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 4%, 6%, dan 8% efektiv sebagai insektisida terhadap kutu rambut. Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini yaitu memerlukan penelitian lanjutan untuk menentukan konsentrasi yang tepat apabila akan diaplikasikan ke kulit kepala dan perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui bentuk sediaan yang baik untuk insektisida.Kata Kunci : Kutu Rambut, Bawang Putih, Insektisida
KEJADIAN DIARE PADA MASYARAKAT PETERNAK SAPI PERAH Redhita Fatrisia; Endang Sri Redjeki; Rara Warih Gayatri
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.594 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p10-17

Abstract

ABSTRACT : Diarrhea is still a global public health problem especially in developing countries like Indonesia. Diarrhea is closely related to environmental health. The purpose of this study was to determine the relationship between diarrhea occurrence with the density of flies and the management of livestock waste in dairy farmers community in Krajan Hamlet, Kemiri Village, Jabung District, Malang Regency. The type of this research is descriptive analytic with cross sectional study design. The data were collected using questionnaires, observation sheets, and measurement using fly grill and hand counter. The sample in this research is 177 dairy farmer families with sampling method using cluster random sampling. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis using chi square test. The results showed a significant correlation between diarrhea occurrence with flies density (p = 0.00) and there was significant correlation between diarrhea occurrence and livestock waste management (p = 0.00). It is suggested to the dairy farmers community to apply clean and healthy behavior, and to conduct the management and utilization of livestock waste.Keyword : the incidence of diarrhea, fly density, the management of livestock wasteABSTRAK : Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, terlebih di negara berkembang seperti Indonesia. Diare erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare dengan kepadatan lalat dan pengelolaan limbah ternak pada masyarakat peternak sapi perah di Dusun Krajan, Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner, lembar observasi, dan pengukuran menggunakan fly grill dan hand counter. Sampel pada penelitian ini adalah 177 keluarga peternak dengan metode pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan kepadatan lalat (p= 0,00) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan pengelolaan limbah ternak (p= 0,00). Disarankan kepada masyarakat peternak sapi perah untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan melakukan usaha pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak.Kata Kunci : kejadian diare, kepadatan lalat, pengelolaan limbah ternak

Page 1 of 1 | Total Record : 7