cover
Contact Name
Hasanah Putri
Contact Email
jett@telkomuniversity.ac.id
Phone
+6282262130800
Journal Mail Official
jett@telkomuniversity.ac.id
Editorial Address
UNIVERSITAS TELKOM GEDUNG BANGKIT lt. 2 Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu no 1, Bandung 40257 Indonesia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JETT (Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan)
Published by Universitas Telkom
ISSN : 24071323     EISSN : 24424404     DOI : https://doi.org/10.25124/jett.v8i1
JETT is a scientific journal published by Telkom University Bandung, Fully supported by Diploma of Telecommunication Engineering and became the scientific media for researchers and lecturers who will publish the results of their research. The aim of the Journal is to facilitate scientific publication of the results of researches in Indonesia and participate to boost the quality and quantity of research for academics and researchers. JETT published twice a year: July (9 to 10 articles) and December (9 to 10 articles).
Articles 143 Documents
ANALISIS PENGARUH PERGERAKAN USER TERHADAP KUALITAS SINYAL SUARA PADA JARINGAN WIMAX IEEE 802.16 Aris Hartaman; Uke Kurniawan Usman; Budi Prasetya
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 3 No 2: JETT Desember (2016)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.694 KB) | DOI: 10.25124/jett.v3i2.308

Abstract

WiMAX IEEE 802.16e merupakan non-line of sight (NLOS) Broadband Wireless Access (BWA) yang dikeluarkan oleh WiMAX Forum yang dikembangkan berdasarkan standar IEEE 802.16. Teknologi ini mampu diimplementasikan untuk mobile wireless access yang dapat memenuhi kebutuhan layanan data dengan bandwidth yang cukup besar 20 MHz, coverage yang luas 50 km, dengan bitrate yang tinggi 75 Mbps. Pergerakan user/mobile station akan mempengaruhi kualitas layanan suara pada jaringan WiMAX IEEE 802.16e yaitu akan terjadinya efek doppler spread yang mengakibatkan perubahan frekuensi terhadap mobile station yang bergerak.  Penelitian mengenai pengaruh pergerakan user/mobile station terhadap kualitas sinyal suara pada jaringan WiMAX IEEE 802.16e ini dilakukan dengan cara membuat simulasi sistem transmisi WiMAX 802.16e yang dilewatkan pada kanal yang bersifat multipath fading karena bersifat komunikasi non-line of Sight (NLOS) dengan cara terdistribusi rayleigh dan noise AWGN dengan pemodelan kanal propagasi SUI (Stanford University Interim). Parameter kecepatan user/mobile station yang disimulasikan mulai 0 km/jam (user statis), <15km/jam (user berjalan kaki), 16-50 km/jam (user berkendaraan sedang), sampai dengan 51-120 km/jam (user kecepatan tinggi). Hasil simulasi dan analisa memperlihatkan bahwa kecepatan pergerakan user sangat berpengaruh terhadap  fluktuasi fading pada kanal rayleigh. Berdasarkan standar komunikasi digital yaitu nilai BER sebesar 10, nilai Eb/No yang dihasilkan dibawah 12 dB untuk modulasi BPSK kecepatan user bisa mencapai 50 km/jam, sementara untuk QPSK kecepatan maksimal user dibawah 50 km/jam, dan 8PSK kecepatan user dibawah 30 km/jam. Sehingga modulasi yang paling baik untuk system ini adalah BPSK.
PERANCANGAN APLIKASI PEMBACA WARNA UNTUK PENDERITA BUTA WARNA BERBASIS ANDROID Aulya Ellanda; Suci Aulia Aulia; Yuli Sun Hariyani
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 1 No 1: JETT Desember (2014)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.088 KB) | DOI: 10.25124/jett.v1i1.85

Abstract

Penyandang cacat buta warna selalu mengalami kesulitan dalam hal membedakan warna dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga dibutuhkan alat bantu bagi mereka. Dalam penelitian ini dibuat sebuah algorithma yang dapat berfungsi untuk membedakan warna, algorithma tersebut diaplikasikan kedalam sebuah android. Aplikasi ini membantu dalam hal membedakan warna (merah, hijau dan biru) dengan pola image processing. Output dari aplikasi ini berupa text dan voice yang merupakan hasil deteksi dari input (captured image) secara langsung menggunakan smartphone android. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu tingkat akurasi total sistem 85% dengan waktu komputasi 6,67 detik dan jarak terjauh 20 cm.
SIMULASI ANGGARAN DAYA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS MATLAB 7.5 Lucia Jambola
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 3 No 1: JETT Juli (2016)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.078 KB) | DOI: 10.25124/jett.v3i1.135

Abstract

Berkembangnya dunia telekomunikasi membuat kebutuhan akan media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kecepatan tinggi, memiliki kapasitas besar dan handal semakin dibutuhkan. Penggunaan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam dunia telekomunikasi merupakan salah satu solusi dari berbagai permasalahan diatas. Serat optik mampu meningkatkan pelayanan sistem komunikasi data, suara dan video seperti peningkatan kanal yang tersedia.Sebelum serat optik digunakan dalam sebuah jaringan telekomunikasi perlu dilakukan suatu perhitungan dan analisis anggaran daya untuk mengetahui kualitas, biaya, kelayakan sistem dan kebutuhan komponen Erbium Dopped Fiber Amplifier (EDFA) sehingga sistem komunikasi serat optik tersebut dapat berjalan dengan baik. Pengujian yang dilakukan adalah menghitung anggaran daya pada system komukasi serat optik Bandung – Garut tanpa menggunakan penguat EDFA serta menggunakan penguat EDFA. Untuk mempermudah perencanaan sistem komunikasi serat optik diperlukan simulasi perhitungan anggaran daya menggunakan GUI MATLAB 7.5.
PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA Firdaus Firdaus; Ferdyan Andhika Pradana; Eka Indarto
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 3 No 1: JETT Juli (2016)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.681 KB) | DOI: 10.25124/jett.v3i1.126

Abstract

Kebutuhan layanan komunikasi pada masa kini tidak hanya suara, melainkan juga data dan video. Maka diperlukan jaringan handal yang mampu memberikan performansi yang baik. Salah satu solusinya adalah jaringan fiber optik. Penelitian ini menganalisa power budget jaringan fiber optik milik PT. Telkom Indonesia di Yogyakarta yang meliputi 5 STO (Sentral Office) dan 20 Pelanggan. STO Terdiri dari STO Kalasan, STO Godean, STO Kotabaru, STO Bantul, dan STO Pugeran. 20 Pelanggan tersebar di wilayah STO Kotabaru, STO Bantul dan STO Pugeran. Berdasar pengukuran di peroleh nilai redaman total antara STO hingga ke pelanggan masih kurang dari 28 dB. Hasil tersebut sesuai dengan standar tetapan PT. Telkom Indonesia. Nilai redaman kabel adalah 0,26 dB/Km masih sesuai dengan standart ITU (International Telecomunication Union) no. T-REC-G.651-199802-I. Jaringan mampu melayani pelanggan dengan kecepatan rata rata 8,23 Mbps untuk download dan 2,04 Mbps untuk upload.
ANALISIS UNJUK KERJA RIPv2 DAN EIGRP DALAM DYNAMIC ROUTING PROTOCOL Hari Antoni Musril
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 2 No 2: JETT Desember (2015)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.465 KB) | DOI: 10.25124/jett.v2i2.99

Abstract

Jaringan komunikasi komputer didukung oleh protokol routing untuk mengirimkan paket data. Ada berbagai jenis protokol routing yang banyak digunakan, diantaranya Routing Information Protocol version 2 (RIPv2) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) yang masuk ke dalam dynamic routing protocol. RIPv2 menggunakan protokol distance vector, sedangkan EIGRP dikategorikan pada protokol hybrid. RIPv2 menggunakan request message untuk membangun hubungan dengan router tetangga, sedangkan EIGRP menggunakan hello packet.Tulisan ini membandingkan kedua protokol tersebut dari aspek daftar tabel routing, informasi mengenai protokol routing, kemampuan menghasilkan tabel topologi, kemampuan mengenali router tetangga (tabel neighbor), melihat konektivitas jaringan, dan memeriksa jalur yang dilewati oleh paket data. Hasilnya adalah EIGRP memiliki konvergensi yang lebih baik dibandingkan RIPv2. RIPv2 melakukan update tabel routing ke seluruh router, sedangkan EIGRP hanya pada router yang terkena dampak langsung dari perubahan topologi jaringan. EIGRP mampu menghasilkan tabel topologi dan tabel neighbor, sedangkan RIPv2 tidak.
PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN SEPEDA DI TEMPAT UMUM BERBASIS RFID Purhendi Bayu Basuki; Unang Sunarya; Atik Novianti
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 4 No 1: JETT Juli 2017
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1729.31 KB) | DOI: 10.25124/jett.v4i1.991

Abstract

Most of the bicycle par king sistems in open areas today still use the traditional method of using only a piece of paper provided by the parking attendants and in the open area without a guardrail so that the sense is still minimal supervision. Lack of efficiency of the parking p rocess so prone to cheating and crime theft becomes a weakness of the parking sistem in this open area. To solve the above problem then created a security sistem where bike parking by using RFID technology (Radio Frequency Identification). RFID itself is a method of data communication by using a predetermined frequency to exchange data within a certain distance. To implement this bike security sistem using RFID sensors are controlled using Arduino Uno. The hardware used this parking sistem tool will be plac ed inside the box design mechanical bicycle rack made. The conclusion that can be drawn from making this research is the error rate of reading and RFID identification is 0%. Based on the test results, the maximum detection distance RFID tag customer agains t RFID reader is 4 cm. Overall, this bike safety sistem can be implemented as a prototype that has the potential to be developed and become an alternative solution for bicycle safety.
ANALISA PELAT PENGHUBUNG PENDEK PADA PIFA UNTUK ANTENA MIMO PADA FREKUENSI 2300 MHz –2400 MHz Eka Setia Nugraha; Heroe Wijanto
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 2 No 1: JETT Juli (2015)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.731 KB) | DOI: 10.25124/jett.v2i1.90

Abstract

PIFA (Planar Inverted F Antennas) merupakan salah satu model antena yang banyak digunakan untuk antenna microstrip terutama untuk handset mobile seperti Handphone dan Modem. Antena microstrip banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya: low-profile , ringan dan mudah fabrikasi. Tujuan penelitian ini menganalisa pengaruh shorting plate circuit terhadap antena Microstrip yang bekerja pada sistem MIMO. Simulasi mengenai desain antena dibuat sesuai dengan parameter dan rumus yang sudah ada. Dalam Penelitian ini melihat pengaruh dimensi antena dengan shorting plate berbeda. Dengan Parameter yang dilihat adalah cross correlation, Parameter S dan Gain Diversity
PERBANDINGAN UNJUK KERJA TRANSMISI JARINGAN FTTB MENGGUNAKAN GEPON DAN GPON Tri Nopiani Damayanti; Hasanah Putri
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 3 No 2: JETT Desember (2016)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.754 KB) | DOI: 10.25124/jett.v3i2.304

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perbandingan unjuk kerja transmisi teknologi GEPON dan GPON pada jaringan Fiber to the Building (FTTB). Pembahasan perbandingan menggunakan  kedua teknologi PON tersebut untuk melihat performansi yang terbaik untuk di aplikasikan pada gedung bertingkat X  menggunakan passive splitter dua tingkat dengan rasio perbandingan passive splitter maksimum 1:16. Unjuk kerja transmisi disimulasikan berdasarkan parameter link power budget, rise time budget serta nilai Bit Error Rate (BER) untuk kelayakan sistem jaringan. Perhitungan Unjuk  jaringan dibagi menjadi bagian yaitu arah downstream dan arah upstream. Hasil perhitungan didapatkan pada arah downstream jarak terjauh, link GEPON menghasilkan nilai redaman sebesar 22.81 dB,  BER sebesar 7x 10-29 dan nilai rise time sebesar 0,2506 ns. Pada link GPON memiliki redaman sebesar 25.94 dB, BER sebesar 3.62955 x 10-12 dan nilai rise time sebesar 0.25 ns. Pada arah upstream jarak terjauh, link GEPON menghasilkan nilai redaman sebesar 4.65 dB, dengan nilai BER ≈ 0 ,dan nilai rise time sebesar,2061 ns. Pada GPON memiliki redaman sebesar 4.65 dB, BER ≈ 0 dan nilai rise time sebesar 0,260 ns. Berdasarkan hasil unjuk kinerja kedua teknologi tersebut dapat disimpulkan bahwa unjuk kinerja teknologi GPON lebih baik dibandingkan teknologi GEPON untuk aplikasikan di jaringan optik gedung bertingkat.
ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING DISTANCE VECTOR DAN HYBRID ROUTING DENGAN ROUTER PROPRIETARY Muhammad Iqbal
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 1 No 1: JETT Desember (2014)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.521 KB) | DOI: 10.25124/jett.v1i1.81

Abstract

Protokol routing merupakan metode yang digunakan untuk menghubungkan dari router satu ke router yang lainnya, menyampaikan informasi dengan benar, memberikan jaminan layanan. Setiap protokol routing memiliki algoritma yang berbeda, pada penelitian ini dibahas tentang protokol routing yang bersifat distance vector dan hybrid routing, khusus penelitian ini akan dibahas tentang protokol routing yang bersifat proprietary.Skenario yang digunakan pada penelitian ini menggunakan komunikasi VoIP (Voice over Internet Protocol), dengan menggunakan 10 buah router, 16 host yang berkomunikasi satu dengan lainnya pada saat yang bersamaan, kemudian juga dilakukan scenario pemutusan jaringan untuk melihat cara protokol routing meng-update tabel routingnya, juga akan dilakukan perbandingan antara performansi antara IPv4 dan IPv6.Dari hasil penelitian didapatkan hasil protokol routing EIGRP dibandingkan dengan IGRP memiliki nilai performansi dari sisi konvergensi jaringan, jumlah hop, paket yang hilang (traffic dropped), delay paket dan throughput yang lebih baik.
PERBANDINGAN POWER SPECTRAL DENSITY SISTEM OWDM DAN OFDM PADA KANAL RAYLEIGH Yuyun Siti Rohmah; Ali Muayyadi; Rina Pudji Astuti
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 3 No 1: JETT Juli (2016)
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.101 KB) | DOI: 10.25124/jett.v3i1.131

Abstract

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik modulasi multicarrier untuk mengatasi permasalahan kanal multipath seperti frekuensi selektif fading. Orthogonalitas pada sistem OFDM menghasilkan banyak sub-carrier yang dapat ditransmisikan secara bersamaan pada spektrum frekuensi yang terbatas tanpa saling berinterferensi. Efesiensi bandwidth didapat karena masing-masing sub-carrier saling orthogonal sehingga antara sub-carrier yang berdekatan dapat dibuat overlapping. OWDM (Orthogonal wavelet division multiplex) merupakan suatu sistem multicarrier alternatif dariOFDM dan telah diteliti sebagai kandidat yang dapat diaplikasikan pada wirelesscommunication. Sistem OWDM menggunakan Inverse Discrete wavelet transform (IDWT) sebagai pembangkit subcarrier-subcarrier yang saling orthogonal dan berfungsi sebagai modulator. Sedangkan DWT (Discrete Wavelet Transform) digunakan sebagai demodulator. Penelitian ini membandingkan power spectral density dari sistem OWDM dan OFDM. Dari hasil simulasi perbandingan power spectral density (PSD) didapatkan bahwa PSD darimasing-masing sistem sama. Pada OWDM, pembagian band frekuensi untuk setiap sub-band berbeda kecuali sub-band pada level yang sama. Semakin tinggi level sub-band maka semakin lebar band frekuensinya.

Page 3 of 15 | Total Record : 143