cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
ISSN : 08539634     EISSN : 25494759     DOI : -
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral (JGSM) is an Indonesian scientific journal published by the Center for Geological Survey, Geological Agency, Ministry of Energy and Mineral Resources. The journal receives Indonesian or English articles. Those articles are selected and reviewed by our professional editors and peer reviewers.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral" : 5 Documents clear
PERAN SISTEM TUNJAMAN, SESAR MENDATAR TRANSFORM DAN PEMEKARAN TERHADAP SEBARAN CEKUNGAN SEDIMEN DI INDONESIA Bachri, Syaiful
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.066 KB)

Abstract

Berdasarkan umurnya, cekungan sedimen di Indonesia dapat dibedakan menjadi cekungan pra-Tersier, cekungan berumur menerus pra-Tersier – Tersier, dan cekungan Tersier. Indonesia bagian barat didominasi oleh cekungan Tersier, sementara Indonesia bagian timur didominasi oleh cekungan yang berkembang sejak Zaman pra-Tersier sampai Tersier. Baik berdasarkan umurnya maupun berdasarkan pola sebarannya, keberadaan cekungan – cekungan tersebut merepresantasikan pola perkembangan tektonik. Di wilayah bagian barat Indonesia pola sebaran cekungan berpola semi konsentris tampak mendominasi wilayah ini, dan ini dikontrol oleh evolusi sistem tunjaman. Sementara di bagian timur Indonesia hanya di wilayah Busur Banda dicirikan oleh sebaran cekungan berpola semi konsentris, dan selebihnya umumnya berpola acak, kecuali daerah yang dipengaruhi pemekaran dan tunjaman selain Busur Banda. Sebaran berpola acak ini terutama dikontrol oleh keberadaan sesar-sesar mendatar transform yang menjadi mediasi transportasi benua renik yang berasal dari Australia.Kata kunci: Tunjaman, sesar transform, pemekaran, cekungan sedimen
ANOMALI GAYABERAT KAITANNYA TERHADAP KETERDAPATAN FORMASI PEMBAWA BATUBARA DI DAERAH BANJARMASIN DAN SEKITARNYA, KALIMANTAN SELATAN Siagian, Harry P; widijono, Bambang S
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.424 KB)

Abstract

Anomali gayaberat di daerah Banjarmasin dan sekitarnya dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: anomali gayaberat tinggi dengan kisaran anomali 45 mGal hingga 75 mGal ditafsirkan sebagai Tinggian Meratus, anomali gayaberat sedang dengan kisaran anomali dari 20 mGal hingga 45 mGal merupakan daerah transisi yang didominasi oleh batuan Pratersier dan Tersier, anomali gayaberat rendah dengan kisaran anomali dari -15 mGal hingga 20 mGal merefleksikan keberadaan cekungan sedimen Tersier. Anomali sisa menggambarkan dengan jelas sebaran subcekungan, di sebelah timur tinggian Meratus terdapat Subcekungan Pasir dan Subcekungan Asem-asem, dan di sebelah barat terdapat Cekungan Barito dan Subcekungan Barito Selatan, Cekungan Pambuang dan Paparan Banjarmasin. Formasi Tanjung dengan rapat massa 2.6 gr/cm³ yang terdapat pada anomali sisa dengan nilai -5 mGal hingga -20 mGal, sedangkan Formasi Warukin (Subcekungan Asem-asem) mempunyai rapat massa 2.55 gr/cm³, dan pada anomali sisa ditunjukkan dengan nilai anomali -5 mGal hingga -35 mGal.Kata Kunci: gayaberat, batubara, Formasi Tanjung, Formasi Warukin.
GEOLOGI GUNUNG SADAHURIP, KABUPATEN GARUT Asmoro, Pudjo
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.945 KB)

Abstract

Isu-isu adanya piramida Sadahurip telah merebak di media massa, elektronik dan dunia maya sejak awal tahun 2012. Kalangan masyarakat tertentu masih percaya, walaupun telah disanggah oleh beberapa ahli geologi dan arkeologi. Berdasarkan pandangan ilmu kegunungapian, G. Sadahurip merupakan gunung api tua yang merupakan parasit G. Talagabodas, dan muncul di dalam bukaan kawah berarah tenggara-baratlaut. G. Sadahurip berbentuk kerucut, dan disusun oleh aliran-aliran lava dan sebagian besar ditutupi oleh endapan jatuhan piroklastika berumur 13320 BP. Lembah Baturahong adalah lembah dalam yang terbentuk oleh proses erosi. Bercak-bercak warna putih pada permukaan bongkahan lava yang dianggap batu bertulis di Kp.Cicaparlebak merupakan endapan silika. Semua kenampakan tersebut menunjukkan bahwa G. Sadahurip bukan piramida hasil budaya manusia pra sejarah, tetapi sebuah gunung api tua, parasit G. Talagabodas yang terbentuk sebagai hasil erupsi efusif.Kata kunci : piramida, lembah baturahong, batu bertulis, gunung api tua, Sadahurip, Garut
KONDISI TEMPERATUR, WAKTU, DAN ph REAKSI UNTUK MENGOPTIMASI PROSEDUR STANDAR ANALISA PLATINUM DENGAN EKSTRAKSI ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY Irzon, Ronaldo; Kurnia, Kurnia
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.591 KB)

Abstract

Atomic Absorption Spectrometry (AAS) merupakan salah satu perangkat yang familiar dalam pengujian kadar kimia karena memilik kapabilitas tinggi dengan konsumsi waktu, biaya, dan tenaga yang tidak besar untuk mendapat presisi uji yang cukup baik. Penelitian mengenai optimasi perangkat ini telah banyak dilakukan. Pusat Survei Geologi turut melakukan studi terhadap perangkat ini untuk pengujian logam mulia, salah satunya adalah Platinum (Pt) terhadap contoh geologi. Percobaan ekstraksi Pt menggunakan kelat Amonium Pirolidin Carbamat dan pelarut Metil Isobutil Keton sesuai skema literatur memberikan recovery 14 - 20% yang berarti proses belum baik secara kuantitatif. Tulisan ini mengurai standar prosedur yang sudah ada dan meneliti pengaruh variabel termperatur, waktu, dan pH ekstraksi Pt pada beberapa konsentrasi standar sebelum diperiksakan kandungannya menggunakan AAS. Hasil percobaan menasbihkan bahwa temperatur ekstraksi terbaik adalah pada keadaan kamar, dengan lama reaksi 60 menit antara ion Pt dan APDC. Disimpulkan bahwa kondisi pH 2,0 merupakan tingkat keasaman terbaik. Proses ekstraksi hasil penelitian ini cocok pada Pt dalam matrik yang tidak banyak mengandung logam lainnya seperti dalam air atau pada katalis. Pengukuran dalam matrik berkondisi sebaliknya, seperti pada Saprolit masih memerlukan penelitian lebih lanjut terkait selektifitas APDC terhadap logam berat lain. Prosedur standar ini dapat dikembangkan agar lebih tangguh untuk diterapkan pada laboratorium manapun dan diajukan sebagai standar pengujian Pt di IndonesiaKata Kunci: Platinum, AAS, standar, ekstraksi, kondisi reaksi.
FASIES KIPAS BAWAH LAUT PADA BATUAN BERUMUR PEREM-TRIAS, DAERAH KEKNENO, CEKUNGAN TIMOR Permana, Asep Kurnia; Prastian, A.H
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.591 KB)

Abstract

Cekungan Timor termasuk kedalam kategori semi mature yang memiliki potensi hidrokarbon, namun kompleksitas kondisi geologi dan banyaknya konsep yang berbeda-beda merupakan salah satu penyebab stratigrafi di cekungan ini sulit dimengerti. Penelitian stratigrafi rinci untuk mengidentifikasi fasies dan sub fasies lingkungan pada batuan berumur Perem-Trias dilakukan di daerah Kekneno, Nenas, Cekungan Timor untuk memberikan pandangan baru mengenai stratigrafi, sedimentologi dan fasies lingkungan pengendapan pada batuan berumur Perem-Trias di cekungan ini. Hasil analisis litofasies menunjukkan bahwa batuan yang berumur Perem di daerah Kekneno diendapkan pada fasies lereng bagian bawah sampai atas (lower to upper slope facies), sedangkan batuan berumur Trias umumnya diendapkan sebagai fasies sistem kipas luar (outer fan system facies), fasies paparan luar samping lereng atas (outer shelf to upper slope facies), fasies sistem kipas tengah (middle fan system facies), dan fasies sistem kipas dalam (inner fan system facies). Endapan-endapan alur (channel) dan pematang (levee) pada batuan berumur Trias berpotensi menjadi target play hidrokarbon.Kata Kunci: fasies, kipas bawah laut, batuan Perem-Trias, Cekungan Timor

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 4 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 3 (2019): Article in Press Vol 20, No 3 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 2 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 1 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 19, No 4 (2018): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 19, No 3 (2018): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 19, No 2 (2018): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 19, No 1 (2018): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 4 (2017): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 3 (2017): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 2 (2017): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 1 (2017): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 17, No 4 (2016): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 17, No 3 (2016): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 17, No 2 (2016): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 17, No 1 (2016): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 16, No 4 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 16, No 3 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 16, No 2 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 16, No 1 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 15, No 4 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 15, No 3 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 15, No 2 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 15, No 1 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 23, No 3 (2013): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 23, No 2 (2013): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 23, No 1 (2013): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 22, No 4 (2012): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 22, No 3 (2012): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 22, No 2 (2012): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 22, No 1 (2012): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 21, No 5 (2011): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 21, No 4 (2011): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 21, No 3 (2011): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 21, No 2 (2011): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 21, No 1 (2011): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 20, No 6 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 20, No 5 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 20, No 4 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 20, No 3 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 20, No 2 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 20, No 1 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 19, No 6 (2009): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 19, No 5 (2009): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 19, No 4 (2009): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 19, No 3 (2009): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 19, No 2 (2009): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 19, No 1 (2009): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 18, No 6 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 18, No 5 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 18, No 4 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 18, No 3 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 18, No 2 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 18, No 1 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 17, No 6 (2007): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 17, No 5 (2007): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 17, No 4 (2007): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 17, No 3 (2007): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 17, No 2 (2007): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 17, No 1 (2007): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 16, No 6 (2006): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 16, No 5 (2006): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 16, No 4 (2006): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 16, No 3 (2006): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 16, No 2 (2006): Jurnal Sumber Daya Geologi Vol 16, No 1 (2006): Jurnal Sumber Daya Geologi More Issue