cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
ISSN : 16936418     EISSN : 2580247X     DOI : -
Core Subject : Education,
EDUKASI is a peer-reviewed scientific journal that focuses on Religious Educational Research. It published by Center for Research And Development of Religious Education, Republic Indonesia Ministry of Religious Affairs, since 2003 and had been released three times a year. Now (since 2017) it governed in associated and corporated to Religious Researchers Association. And since 2009 it had been accredited by Indonesian Science Institution. Nowadays are about to prepare for becoming International Journal reputation that would be indexed at global high ranked index. As the scientific reading material publication, the EDUKASI aimed to provide readers with a better comprehensive understanding of Religious Educational Studies in Indonesia, and even around Asia countries and the world. We invited all researchers, lecturers, teachers, and whoever interested and have a manuscript of religious education to send off what you have been researched and reported to be published in EDUKASI. The articles should be original, unpublished and not under review for possible publication in any other journals. All submitted manuscripts will be blindly-reviewed by qualified academics in the field. This process may take several weeks or months.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013" : 8 Documents clear
Potensi Intoleransi Keagamaan Siswa Sekolah Di Jawa Dan Sulawesi Imam Tholkhah
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.556 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.422

Abstract

This particular writing describes research upon the interest of students towards religious education and a developing potency for intolerance in public and religious schools. The research indicates that the students show a rather high interest towards religious teaching in schools. Teachers still can make religious teachings attractive. On the other hand, a minor amount of students still appear to be less interested in religious teachings. The minority stated that this is because of the monotonic and unattractive ways in which the teacher in conveys the information. Fortunately, the majority of the students continue to apply a high level of tolerance to religious teachings. This fact shows that religious teachers are still capable of teaching religious education that is relevant to the national education standards. However, there still remain students who lack tolerance towards religious teaching.  There  are  indications  that  they  provide  support  towards  groups  who  apply  discrimination,  lack  of respect, and intolerance to other groups with different practices or religion. Even though the level of intolerant students is low, the fact that it could expand remains possible, so precaution is still needed. If this particular potential for expansion is taken lightly, it may become a threat towards the nation because it has a potential to be a source of religious conflict. The development of multicultural understanding and tolerance in public or religious schools is one way to resolve this problem. Tulisan ini merupakan temuan penelitian yang menggambarkan minat siswa terhadap pendidikan agama dan potensi intoleransi keagamaan siswa yang berkembang di sekolah dan madrasah. Temuan itu menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pendidikan agama sangat tinggi. Dan para gurupun masih menyampaikan pendidikan agama dengan menarik. Sebagian kecil siswa kurang berminat mempelajari agama. Mereka mengatakan metode mengajar guru agama tidak menarik atau membosankan. Mayoritas siswa di sekolah memiliki pandangan keagamaan yang toleran. Fakta ini menunjukkan bahwa guru agama mampu mengajarkan pendidikan agama sesuai dengan standar nasional pendidikan. Hanya saja terdapat sebagian siswa yang memiliki potensi intoleransi keagamaan. Di antara indikasinya adalah mereka memberikan dukungan pada kelompokkelompok yang berprilaku diskriminatif, tidak memberikan penghargaan, tidak menghendaki eksistensi pihak lain yang memiliki paham atau aliran keagamaan berbeda. Meskipun jumlah siswa yang intoleran minoritas di sekolah, pertumbuhan potensi intoleransi ini perlu dicegah, agar tidak berkembang luas. Kalau potensi ini dibiarkan berkembang, maka lama kelamaan dapat menjadi sumber konflik keagamaan yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Di antara cara mencegahnya adalah melalui pengembangan wawasan multikultural dan pengembangan budaya toleransi di sekolah dan madrasah.
Mutu Pembelajaran Ipa Dan Matematika Di Madrasah Ibtidaiyah(Evaluasi Program Uji Coba Pengembangan Sumber Belajar) Djamaluddin Djamaluddin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.995 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.427

Abstract

The quality of science and mathematics in Madrasah is considered a chronic disease. In order to find a solution, the main mission and function of the Religious Center of Research and Development in the years 2007 – 2010 was to implement a test upgrade concerning the quality of science and mathematics through developing the source of study in 48 Madrasah Ibtidaiyah in 12 Cities/Regions and in 6 provinces. Through program evaluation using the CIPP method (context, input, process, product) the results were obtained showing a significant increase in learning in science and mathematics (through the comparison of the pre- and post-test results and the control Madrasah ibtidaiyah students). This proves that the science and mathematics study development resources appear to be effective in increasing the quality of study. Mutu  pembelajaran  mata  pelajaran  IPA  dan  Matematika  di  madrasah  bagaikan   penyakit  kronis  yang susah disembuhkan. Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut maka sesuai tugas pokok dan fungsi Puslitbang Pendididkan Agama dan Keagamaan pada tahun 2007 - 2010 telah dilaksanakan ujicoba Peningkatan Mutu Pembelajaran IPA dan Matematika di Madrasah Melalui Pengembangan Sumber Belajar pada 48 MI di 12 Kab/Kota di 6 Propinsi. Melalui Evaluasi Program dengan menggunakan metode CIPP (context, input, process, product) diperoleh hasil menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan nilai hasil belajar IPA dan Matematika siswa MI ujicoba (melalui perbandingan hasil Pre –Post test dan uji banding dengan siswa MI control). Ini membuktikan bahwa ujicoba pengembangan sumber belajar IPA dan Matematika efektif meningkatakan mutu pembelajaran.
Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Qowaid Qowaid
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.248 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.423

Abstract

Religious education in school holds a great deal of importance, as seen by its basis in judgments and its important role in society. Yet critics of religious education implementation and practices still appear in society. Therefore, efforts in searching for weaknesses in religious education in schools are needed, including gathering information on advantages and disadvantages. The Center of Religious Education Research and Development and Religious Life has executed a research survey of the variety of senior high school participants’ behavior in the year 2011. The results of the research indicate that, in general, the participants endorse the religious education major. Based on the data, the Indonesian language major was the favorite, while the religious education major was 15thout of 22 major studies. Most of the participants who chose religious education as their favorite cited the importance of religion in real life and the importance of gaining knowledge of one’s own religion. Religious education is not among the favorites of participants because of difficulties in the material, the inconvenient way of in which teachers convey the material, and the lessons which require an abundance of memorization, making religious education outside school more interesting to study. Outside of school, religious teachers are considered more convenient, fun, and attractive when conveying knowledge. Religious education, of course, gives positive effects by building character and encouraging good behavior among the participants. Most of the participants agree that religious education should become one of the tests in the national final examinations. Pendidikan Agama di sekolah memiliki posisi yang penting, baik dilihat dari landasan yuridis maupun dari peran strategisnya di masyarakat. Namun demikian, sampai saat ini, masih terdapat sejumlah kritik terhadap implementasi pendidikan agama di sekolah danimplikasinya bagi kehidupan sosial di sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan upaya terus menerus untuk menemukan berbagai kelemahan Pembelajaran Pendidikan Agama di Sekolah antara lain melalui penelitian-penelitian untuk memperoleh informasi kelebihan dan kekurangannya. Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2011 telah melakukan penelitian survei tentang Perilaku Keberagamaan Peserta Didik Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Penelitian ini  menghasilkan  kesimpulan  bahwa   umumnya  peserta  didik  menyukai  mata  pelajaran  pendidikan  agama. Berdasarkan urutan mata pelajaran yang disukai ternyata Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran terfavorit yang dipilih oleh peserta didik, sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama berada di urutan pilihan ke 15 dari 22 mata pelajaran. Sebagian besar peserta didik yang menyukai pelajaran agama beralasan agama sangat penting bagi kehidupan dan agama yang dianut wajib hukumnya dipelajari. Alasan tidak suka terhadap pendidikan agama karena pada pelajaran pendidikan agama terdapat materi yang sulit dipahami, disusul oleh faktor cara mengajar guru agama yang tidak menyenangkan, kemudian peserta didik beranggapan bahwa pelajaran agama terlalu banyak hafalan dan pelajaran agama di luar sekolah jauh lebih menarik dibandingkan di sekolah. Materi pelajaran dan metode mengajarnya memadai, menyenangkan, guru agama dianggap cukup menguasai pelajaran. Pendidikan Agama berpengaruh positif bagi pembentukan perilaku dan akhlak yang baik di kalangan peserta didik. Sebagian besar peserta didik setuju jika mata pelajaran Pendidikan Agama diujikan secara nasional.
Pemanfaatan Laboratorium IPA Dan Bahasa Pada Madrasah Aliyah Swasta Umul Hidayati
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.767 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.428

Abstract

In an effort to increase the quality of education in Madrasah, the government (the Minister of Religious Affairs through Islamic Education General Director), since 1995, has performed a supportive program in science laboratories by providing for needs in several MTsN (Islamic public junior high schools). In the year 1998, support was given to 35 MAN (Islamic public senior high schools) and in the year 2005 to several considerably superior MA (Islamic private high schools). In the year 2010 support was given to 400 private MA in 19 provinces. In the same year, support was given to 100 MA laboratory facilities in 11 provinces. The massive amount of support has not yet been able to be used optimally in order to increase the quality of education by the Madrasah(s) because of many obstacles such as: the low quantity of human resources (teacher and laboratory staff), the fact that several MA do not possess a laboratory building (Science and Linguistic major), and the fact that science and linguistic majors do not exist in several Madrasah. On the other hand, distribution of funds also experienced many difficulties. The result of the research of the Center of Research and Development Islamic Education and Religion in the year 2012 entitled the “Use of the laboratory facilities in Madrasah (the study of the well-funded science and linguistic laboratory Madrasah Aliyah)” indicates that the use of laboratory facilities has not yet been maximized by the Madrasah and support for implementation has experienced many difficulties. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah, pemerintah (Kementerian Agama melalui Dirjen Pendis) mengeluarkan program bantuan sarana laboratorium IPA yang dimulai tahun 1995 dengan memberikan bantuan pada beberapa MTsN. Pada tahun 1998, bantuan diberikan kepada 35 MAN dan pada tahun 2005 bantuan diberikan kepada beberapa MA Unggulan. Pada tahun 2010 bantuan diberikan kepada 400 MA swasta di 19 propinsi. Pada tahun yang sama, juga diberikan bantuan sarana laboratorium bahasa pada 100 MA swasta di 11 propinsi. Besarnya bantuan yang diberikan selama ini ternyata belum dapat dimanfaatkan madrasah secara maksimal untuk meningkatkan mutu pendidikan karena terkendala oleh banyak hal antara lain terbatasnya SDM (pendidik dan tenaga laboran), sebagian MA belum memiliki gedung laboratorium (IPA dan bahasa); tidak memiliki jurusan IPA dan bahasa. Di samping itu, dalam pelaksanaannya pemberian bantuan ini juga masih menuai banyak masalah.Hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan tahun 2012 berjudul Pemanfaatan Sarana Laboratorium Pada Pendidikan di Madrasah (Studi Pada Madrasah Aliyah Penerima Bantuan Laboratorium IPA dan Bahasa)”menunjukkan bahwapemanfaatan sarana laboratorium oleh madrasah belum maksimal dan pemberian bantuan tersebut dalam pelaksanaannya banyak menuai masalah.
Kesesuaian Isi Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No. 04 Tahun 2004 Tentang Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Kurikulum Nasional Pendidikan Agama Islam Hayadin Hayadin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.086 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.424

Abstract

This research aims to elaborate on the relevance of the regional government regulations in reading and writing from Al-quran to the policy of the government policy on national education curriculum. The research on both policy documents uses a content analysis approach consisting of: the regional regulation number 4 Banjar region about Khatam Al-quran for participants in elementary and junior high and the ministry of national education regulation number 22,23,24 year 2006 concerning national education curriculum. The results of the research  indicate  the  relevance  of  many  aspects  of  regional  regulation  (perda)  Banjar  region  number  4  year 2004 with the government’s policy on national education curriculum. Relevance is identified based on aspects of: objectivity, content, and the learning process. From the perspective of education, regional regulation number 4 Banjar region is based on complementing and supplementing the national education curriculum policy. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persinggungan isi dan kandungan makna peraturan pemerin- peraturan pemerintah daerah tentang Baca Tulis Al-Qur’andengan kebijakan pemerintah tentang kurikulum pendidikan nasional. Penelitian menggunakan pendekatan analisa isi terhadap kedua dokumen kebijakan yang menjadi fokus penelitian yakni: peraturan daerah nomor 4 Kabupaten Banjar tentang khatam al-qur’an bagi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah; dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22, 23, 24 tahun 2006 tentang kurikulum pendidikan nasional. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesesuaian pada banyak hal antara peraturan daerah (perda) Kabupaten Banjar nomor 4 tahun 2004 dengan kebijakan pemerintah tentang kurikulum pendidikan nasional. Kesesuaian tersebut ditemukan pada aspek: tujuan, isi, dan proses penyelenggaraan pembelajaran. Dari perspektif pendidikan, peraturan daerah nomor 4 Kabupaten Banjar bersifat komplementer dan suplementer terhadap kebijakan kurikulum pendidikan nasional.
Pengembangan Ekonomi Pada Lima Pesantren Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Achmad Dudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.243 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.429

Abstract

This writing isthe result of research on economic development in 5 Islamic boarding schools (pesantren) in Lamongan, East Java, 2010. This research is rooted in the context of economic development among the people, as Islamic boarding schools are challenged with improving standards of living in the form of business activities, including the potential human resources in local communities. The objective of the research was to support the Islamic boarding school in economic development through supervision. This research applied several methods including: selecting 5 Islamic boarding schools by the team to be executors of the program and financial support for orientation activities focused on the funding and business development of animal husbandry, as well as the execution of supervising, monitoring, evaluating, and reflecting on the program in order to reach the target of Islamic  boarding  school  economic  development.  The  result  is  the  increase  in  the  economic  management  and development of the Islamic boarding school. Tulisan ini merupakan hasil penelitian terapan tentang pengembangan potensi ekonomi pesantren pada 5 pesantren di Lamongan Jawa Timur tahun 2010. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyatanan bahwa dalam konteks pengembangan ekonomi masyarakat, pesantren dihadapkan pada upaya peningkatan taraf hidup dan kesejehateraan masyarakat dalam bentuk kegiatan usaha yang dimulai dengan penelaahan potensi dan pelu- potensi dan peluang usaha yang dimiliki, termasuk potensi SDM dengan melibatkan masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini adalahmembantu pesantren dalam mengembangkan potensi ekonomi melalui program pendampingan. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan antara lain, studi kelayakan yang menetapkan 5 pondok pesantren sebagai pelaksana program, kegiatan orientasi yang difokuskan pada usaha pengembangan penggemukan sapi dan pemberian dana pengembangan dan replikasi, serta kegiatan supervisi, monitoring, evaluasi, dan refleksi demi tercapainya usaha pengembangan ekonomi pesantren. Hasilnya terdapat peningkatan mutu pengelolaan dan pengembangan ekonomi pesantren.
Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam Achmad Habibullah
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.071 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.425

Abstract

The main task of the Islamic education supervisor is to control the quality of Islamic education in schools. However the Ministry of Religious Affairs has not obtained a complete data of this work. As a result, the objective of this research is to collect all the data from the Islamic supervisor related to teacher guidance , supervising national education standard issues, program execution and evaluation. By using the quantity and description method, this research involves 202 Islamic education supervisors and 591 teachers from 20 regional districts in 10 provinces with random sampling selection. The results of this research indicate that the Islamic education supervisor in his task of mentoring and teaching is adequate, the supervising of national education standards is adequate, program management supervision is adequate, and program execution is adequate. However, the task of evaluating the supervision program is less than adequate. Tugas utama Pengawas Pendidikan Agama Islam adalah melakukan pengendalian mutu penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di sekolah. Namun sampai saat ini, Kementerian Agama belum mempunyai data yang lengkap  mengenai  kinerja  pengawas  tersebut.  Untuk  itu,  penelitian  ini  bertujuan  memetakan  kinerja  Pengawas Pendidikan Agama Islam berkaitan dengan pelaksanaan tugas pembimbingan profesi guru, pemantauan penerapan standar nasional pendidikan, penyusunan program, pelaksanaan program, dan evaluasi program. Dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif, penelitian ini mencakup sebanyak 202 Pengawas PAI dan 591 Guru PAI dari 20 daerah kabupaten dan kota pada 10 provinsi yang dipilih secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pengawas PAI dalam pelaksanaan tugas pembimbingan profesi guru  mendapat  nilai  dengan  kategori  cukup,  kinerja  dalam  pemantauan  penerapan  standar  nasional  pendidikan  memperoleh  nilai  dengan  kategori  cukup,  kinerja  dalam  penyusunan  program  pengawasan  mendapat nilai cukup, kinerja dalam pelaksanaan program pengawasan memperoleh kategori cukup, dan kinerja evaluasi pelaksanaan program pengawasan dengan nilai kategori kurang.
Fungsi Pengawas Dalam Pemenuhan Standar Pendidikan Madrasah Di Kota Serang Banten Imran Siregar
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.198 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v11i1.426

Abstract

The fulfillment of national education standards has become mandatory for all educational institutions in the national law of the Republic Indonesia, which of course includes madrasah. Many efforts have been made both by the government and madrasah, yet the fulfillment of national education standards (SNP) still has not been successful. Problems do not only appear internally; they also appear externally, from supervisors. There is no doubt that supervisors also must be responsible in guiding and fulfilling the requirements of the national education standards (SNP). The reality found by the research shows that supervisors are not yet successful in guiding and mentoring systematically in order to support the national education standards (SNP) in the Madrasah. The awareness of SNP by supervisors still appears to be low; this is evident in the ineffectively-designed supervising and guidance program that is below the expectations of the SNP. The documents, related to guidance and mentoring, ]designed by the supervisor are considered mediocre based on the administrative procedures. Hence, many Madrasah(s) are still struggling in fulfilling the SNP that has become a national agreement. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan adalah suatu keharusan bagi semua lembaga pendidikan di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak terkecuali madrasah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat madrasah, namun pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) masih tetap saja menghadapi berbagai kendala. Selain kendala internal madrasah dengan berbagai keterbatasannya, juga dihadapkan pada kendala eksternal dari pihak pembina madrasah seperti pengawas. Sesuai dengan fungsinya seyogianya pengawas juga dapat berperan penting dalam membimbing dan membina madrasah dalampemenuhan  SNP  tersebut.  Dalam  realitas  di  lapangan  ternyata  menunjukan  bahwa  pengawas  belum  dapat melakukan pembinaan dan pemantauan yang terencana dalam upaya membantu madrasah dalam pemenuhan SNP. Pemahaman pengawas tentang SNP masih sangat terbatas, antara lain ditandai dengan cara mereka menyusun desain program dalam pelaksanaan pembinaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Seperangkat kelengkapan dokumen yang dibuat oleh pengawas terkait dengan pembinaan dan pemantauan pemenuhan SNP baru sebatas pemenuhan persyaratan adiministratif kepengawasan.Tidaklah mengejutkan jika kemudian masih banyak madrasah yang kesulitan memenuhi SNP yang telah menjadi kesepakatan nasional tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 2 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 1 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 3 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 2 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 1 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 3 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 2 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 1 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 1 (2020): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 17 No. 3 (2019): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 17 No. 1 (2019): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 16 No. 3 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 2 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 1, April 2017 EDUKASI | Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 1, April 2016 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 3, DESEMBER 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 3, DESEMBER 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 2, AGUSTUS 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 1, APRIL 2014 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 3, DESEMBER 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 2, AGUSTUS 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 3, DESEMBER 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 1, APRIL 2012 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 2, AGUSTUS 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 1, APRIL 2011 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 3, DESEMBER 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 2, AGUSTUS 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2010 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 4, DESEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 3, SEPTEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 2, JUNI 2009 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 4, DESEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 3, SEPTEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 2, JUNI 2008 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 3, SEPTEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 2, JUNI 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 1, MARET 2007 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 4, DESEMBER 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 3, JULI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 2, JUNI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 1, JANUARI 2006 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 2, JUNI 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2005 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 3, JULI 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2004 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 3, JULI 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 2, APRIL 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2003 More Issue