cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota salatiga,
Jawa tengah
INDONESIA
Satya Widya
ISSN : 08545995     EISSN : 2549967X     DOI : -
Core Subject : Education,
SATYA WIDYA is presenting diverse, yet still within major themes in education. Especially the study of theoretical education and results of descriptive research, classroom action research, experimental and development research, in the purpose of sustainable professionalism development.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 32 No 1 (2016)" : 6 Documents clear
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PRAKTIKUM IPA SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN GURU IPA DI LABORATORIUM Budiyono Saputro
Satya Widya Vol 32 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.951 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p1-10

Abstract

Berdasarkan kenyataan di lapangan guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak terlepas dari pembelajaran praktikum. Pembelajaran Praktikum IPA memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Aspek perencanaan pembelajaran praktikum memerlukan waktu yang lebih dalam membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), mempersiapkan alat dan bahan praktikum, dan alat evaluasi yang meliputi tiga ranah pendidikan yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pembelajaran praktikum IPA lebih sesuai disampaikan dengan pembelajaran direct instruction. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran direct instruction dalam praktikum IPA meliputi lima phase: phase pertama adalah guru menetapkan tujuan praktikum IPA, phase kedua guru mempersiapkan peragaan pengetahuan dan keterampilan sebelum praktikum dilaksanakan, phase ketiga guru mempersiapkan latihan terbimbing, phase keempat guru mempersiapkan umpan balik pembelajaran praktikum sesuai materi yang dilaksanakan, phase kelima guru mempersiapkan latihan lanjut dan transfer belajar. Evaluasi pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran praktikum IPA dengan melaksanakan pre tes, pengamatan, pos tes dan penilaian hasil laporan praktikum. Dengan demikian kunci sukses guru IPA di laboratorium adalah guru melaksanakan manajemen pembelajaran praktikum IPA dengan benar.
PENDIDIKAN ‘BACK TO NATURE’: PEMIKIRAN JEAN JACQUES ROUSSEAU TENTANG PENDIDIKAN I Putu Ayub Darmawan
Satya Widya Vol 32 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.182 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p11-18

Abstract

Perkembangan pendidikan diwarnai dengan lahirnya berbagai pandangan yang melandasi pelaksanaan pendidikan. Salah satu tokoh yang mewarnai perkembangan pendidikan adalah Jean Jacques Rousseau. Karyanya yang terkenal adalah Social Contrack dan buku emile. Dalam bukunya, emile, Rousseau menuangkan pemikirannya tentang pendidikan yang kembali kepada alam dalam buku tersebut. Pandangan Rousseau tentang pendidikan diuraikan berdasarkan kelompok umur dan menekankan pada pendidikan yang kembali kepada alam.
PENGGUNAAN MEDIA LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Nuryanti Nuryanti
Satya Widya Vol 32 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.091 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p19-28

Abstract

Pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai,sikap dan ketrampilan. Pendidikan sebagai wahana yang tepat dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Oleh karena itu kualitas pendidikan harus dioptimalkan. Hal ini akan tercapai apabila semua unsur yang menyangkut pendidikan terutama dalam kegiatan belajar mengajar dapat terpenuhi secara maksimal. Salah satu komponen yang mempengaruhi berhasilnya kegiatan pembelajaran dalam sebuah Perguruan Tinggi adalah penggunaan Laboratorium sebagai media dalam pembelajaran. Namun apakah para dosen dan mahasiswa IKIPVeteran Semarang terutama jurusan pendidikan sejarah dalam menggunakan media laboratorium pada pembelajaran sejarah telah maksimal? Dan bagaimana kondisi laboratorium sejarah di IKIP Veteran Semarang? Inilah alasan utama pelaksanaan penelitian ini.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana para dosen dan mahasiswa menggunakan media laboratorium sejarah dan bagaimana kondisi yang sebenarnya laboratorium sejarah IKIP Veteran Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa para dosen dan mahasiswa pendidikan sejarah IKIP Veteran dalam menggunakan media laboratorium sejarah belum optimal. Penggunaan media laboratorium sejarah hanya sebatas pada waktu dosen dan mahasiswa melaksanakan perkuliahan praktek laboratorium sejarah saja walaupun kondisi laboratorium sejarahnya sudah hampir komplit dan lengkap dengan segala sarana dan prasarananya, Jurusan pendidikan sejarah juga telah berupaya untuk menambah koleksi media laboratorium sejarah, namun kesadaran  para dosen dan mahasiswa pendidikan sejarah IKIP Veteran menggunakan media laboratorium sejarah masih sangat kurang sekali dalam pembelajaran sejarah. 
DEVELOPING TEACHER PROFESSIONALISM: A STUDY ON SENIOR TO JUNIOR SUPERVISION Mozes Kurniawan
Satya Widya Vol 32 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.246 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p29-40

Abstract

Di era dimana kualitas dan profesionalitas begitu penting, tentunya para praktisi dunia pendidikan tidak mau tertinggal untuk mengupayakan berbagai macam cara mengembangkan profesionalitas dan kemampuan mereka. Berbagai peraturan dan undang- undang Republik Indonesia pun telah menegaskan mengenai profesionalitas tenaga pendidikan namun dalam kenyataannya masih banyak pengajar pada jenjang sekolah dasar, menengah hingga tinggi yang belum memiliki kualifikasi umum untuk disebut sebagai pengajar profesional. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu upaya mengembangkan profesionalitas tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Journal ini mengkaji pengembangan profesionalitas guru melalui supervisi senior ke junior yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisa apa, mengapa dan bagaimana supervisi digunakan pada objek penelitian yang kemudian dibahas dan disajikan sehingga dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan dalam mengembangkan program serupa. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus yang didukung dengan wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Data yang terkumpul dijadikan sebagai pelengkap uraian mengenai metode supervisi dan keuntungan-keuntungan diterapkannya metode supervisi tesebut bagi para pengajar baru terkhusus pada jenjang pendidikan tinggi. Terdapat tiga responden yang memberikan informasi. Mereka adalah pengajar baru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Hasil yang didapat dari bahasan dalam journal ini yakni bahwa supervisi yang dilakukan FKIP, UKSW, Salatiga lebih ke arah supervisi satu-satu (one-to-one supervision) dengan menekankan pada pembagian pengalaman dosen senior, memberikan saran-saran perbaikan dan memonitor secara berkala. Kiranya hasil penelitian ini, terlepas dari kelemahan yang dapat muncul, bisa dipergunakan sebagai gambaran dan inspirasi bagi lembaga pendidikan yang hendak menerapkan supervisi sebagai pengembangan profesionalitas tenaga pendidik.
SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAUD Desi Kusumawati
Satya Widya Vol 32 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.357 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p41-48

Abstract

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam melakukan manajemen pembelajaran. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan baru mengenai: 1) Kesesuaian antara manajemen pembelajaran di PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran dengan Permendikbud 137 Tahun 2014; 2) Penyebab belum dilakukannya supervisi akademik oleh kepala sekolah PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian yaitu studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Strategi yang digunakan untuk mengetahui penyebab belum dilakukannya supervisi akademik oleh kepala sekolah yaitu dengan teknik Five “Whys” yang dikembangkan oleh Sakichi Toyoda pada tahun 1930 an (Muhaimin dkk, 2008). Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1) Manajemen pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sudah sesuai dengan Permendikbud 137 Tahun 2014; 2) Penyebab belum dilakukannya supervisi akademik oleh kepala sekolah adalah karena pengangkatan kepala sekolah tidak berdasarkan standar kompetensi kepala sekolah KB/TK yang terdapat dalam Permendikbud 137 Tahun 2014. Saran yang penulis dapat berikan adalah: 1) kepada pengelola PAUD Tunas Bangsa bila ingin mengangkat seorang kepala sekolah perlu melihat standar kompetensi kepala sekolah KB/TK yang terdapat dalam Permendikbud 137 Tahun 2014; 2) bagi kepala sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya sebagai kepala sekolah dengan belajar atau kuliah S1 Kependidikan PAUD sehingga dapat memahami fungsi kepala sekolah yang salah satunya adalah supervisi akademik.
INTEGRASI LITERASI SAINS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SAINS Risya Pramana Situmorang
Satya Widya Vol 32 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.348 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p49-56

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk membahas literasi sains melalui implementasi pembelajaran sains dan potensi guru dalam mengintegrasikan literasi sains tersebut. Perencanaan kegiatan-kegiatan melalui percobaan dalam sains adalah upaya mencapai perbaikan literasi sains yang selama ini belum terjamah. Pengajaran dalam mata pelajaran IPA harus memberikan pengalaman langsung melalui kegiatan observasi menggunakan indera misalnya dalam bentuk mengidentifikasi, membuat keputusan, dan menyimpulkan yang berkaitan dengan interaksi dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Integrasi literasi sains dalam pembelajaran sains dapat memperhatikan indikator-indikator literasi sains. Unsur-unsur literasi sains dalam mata pelajaran IPA yaitu: (a) merumuskan indikator literasi sains dalam suatu kompetensi dasar, (b) memasukkan aspek literasi sains dalam pokok bahasan, (c) mengemas literasi sains dalam silabus dan RPP. Evaluasi aspek kognitif berbasis literasi sains dapat memperhatikan kriteria: (1) soal bersifat luas, (2) disajikan dalam bentuk data-data serta muatan informasi, (3) ada keterkaitan konsep (4) menganalisis permasalahan serta memberi pernyataan dalam bentuk alasan pada saat menjawab pertanyaaan, (5) ada variasi dalam penyajian soal, (6) berbasis aplikasi yang berkaitan dengan isu-isu sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Manfaat dari proses integrasi literasi sains bagi guru mata pelajaran IPA adalah agar muatan materi IPA yang disajikan oleh guru dapat memunculkan aspek literasi dengan mengembangkan soal dengan karakteristik sains yang mencakup konten, proses dan aplikasi. Simpulan dari kajian ini adalah proses integrasi yang dilakukan mencakup tentang analisis komponen literasi sains melalui pengintegrasian kompetensi dasar pada mata pelajaran IPA dan dimuat dalam perangkat pembelajaran IPA sebagai scenario pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di kelas.

Page 1 of 1 | Total Record : 6