cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. indragiri hilir,
Riau
INDONESIA
SYAHADAH : Jurnal Ilmu Al-Qur?an & Keislaman
ISSN : 23380349     EISSN : 23380349     DOI : -
Jurnal Syahadah merupakan jurnal Ilmu al-Qur’an dan keislaman dengan kajian multidisipliner, terbit dua kali dalam satu tahun (April dan Oktober), dikelola oleh Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Tembilahan. Redaksi menerima tulisan yang relevan selama mengikuti petunjuk penulisan yang ditetapkan.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 1 (2020)" : 5 Documents clear
POLEMIK NASKH DALAM AL-QUR’AN Upaya Rekonsiliasi Antara Pro dan Kontra syafril syafril; Amaruddin Amaruddin
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polemik seputar naskh al-Qur’an merupakan suatu perdebatan yang cukup tajam dan klasik antara pihak yang pro dan kontra. Bagi pihak yang menerima, naskh al-Qur’an justru ditegaskan secara eksplisit dalam surat al-Baqarah ayat 106. Sementara pihak yang kontra atau menolak naskh, menegaskan bahwa al-Qur’an tidak tersentuh kebatilan dari depan dan belakang, karena menetapkan naskh berarti menetapkan ada hukum yang batil sehingga harus diamputasi. Kedua pandangan yang bertolak belakang itu sejatinya dapat direkonsiliasi dengan meninjau kembali pengertian naskh, atau reinterpresi atas ayat-ayat naskh. Pengertian naskh bukan berarti membatalkan atau mengangkat hukum sehingga tidak berlaku, akan tetapi naskh bermakna pergantian atau pemindahan sebagaimana arti kebahasaan kata naskh itu sendiri. Dengan demikian, ayat-ayat al-Qur’an tetap berlaku, namun hukumnya dipalingkan kepada kasus yang lain, karena adanya perubahan situasi dan kondisi masyrakat yang menjadi khitab ayat. Dengan makna ini, aya-ayat al-Qur’an berfungsi sebagaimana obat bagi orang yang sakit. Karena kondisi penyakitnya yang berangsur membaik, maka dosis obat pun diganti dengan yang lebih rendah
TAFSIR TARBAWI SEBAGAI SALAH SATU CORAK VARIAN TAFSIR Raja Muhammad Kadri
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Al-Qur’an sangat memperhatikan sendi-sendi kehidupan manusia termasuk pendidikan. Pendidikan di dalam al-Qur’an merupakan sesuatu sangat penting, hal ini dibuktikan oleh wahyu pertama yang diturunkan berisi tentang perintah untuk membaca dan menulis yang merupakan bagian dari aktivitas pendidikan. Sebagian pakar pendidikan Islam, mengklaim al-Qur’an sebagai kitab pendidikan, dalam artian sebagai sumber utama atau landasan dalam pendidikan Islam hal ini dikarenakan ayat al-Qur’an banyak berbicara dan menyinggung tentang pendidikan. Untuk memahami ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan pendidikan dibutuhkan corak penafsiran khusus yang dikenal dengan corak tafsir tarbawi. Hal ini sangat wajar, karena al-Qur’an itu selalu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pemikiran serta menjawab problem kehidupan masyarakat terutama bidang pendidikan
MAKKI DAN MADANI SEBAGAI CABANG ULUM AL-QUR’AN Desri Nengsih; Ridhoul Wahidi
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alquran turun kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lebih kurang 23 tahun. Sebagian dari ayat Alquran ada yang diturunkan di kota Mekkah dan ada yang turun di kota Madinah, ada yang turun pada waktu musim panas, dan ada yang turun pada waktu musim dingin, ada yang turun ketika dalam perjalanan, dan ada yang turun pada waktu malam hari maupun siang hari. Kondisi ini menggugah perhatian ulama dan ahli tafsir untuk melakukan penelitian lebih jauh terhadap Alquran terutama berkaitan dengan tempat turunnya ayat tersebut, sehingga memunculkan suatu ilmu baru terhadap Alquran agar mendapatkan pemahaman yang utuh dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat Alquran yakni Ilmu Makki dan Madani.
TAFSIR DARI SEGI CORAKNYA Lughawi, Fiqhi Dan Ilmiy Dewi Murni
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tafsir lughawi menjelaskan kitab suci al-Qur'an melalui interpretasi semiotic dan semantic yang meliputi etimologis, morfologis, leksikal, gramatikal, dan retorikal. Tafsir lughawi ini merupakan salah satu corak yang dilakukan oleh mufassir untuk menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an. Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang sangat tinggi, maka mufassir yang akan menafsirkan al-Qur’an dengan corak ini harus memiliki kapasitas dan criteria tertentu. Tafsir lughawi ini sudah mulai muncul pada abad kedua dan ketiga hijriyah.Tafsir Fiqhi adalah corak tafsir yang lebih menitikberatkan kepada pembahasan masalah-masalah fiqhiyyah dan cabang-cabangnya serta membahas perdebatan/perbedaan pendapat seputar pendapat-pendapat imam madzhab. Tafsir fiqhi ini juga dikenal dengan tafsir Ahkam, yaitu tafsir yang lebih berorientasi kepada ayat-ayat hukum dalam al-Qur’an (ayat-ayat ahkam).Tafsir ilmu adalah suatu metode tafsir yang berusaha menjalaskan istilah-istilah yang ilmiyah dalam al-Qur’an dan menghasilkan berbagai macam teori ilmiyah dan filsafat. Jadi, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan tafsir ilmi adalah seorang mufassir yang berusaha menjelaskan makna yang terkandung dalam al-Qur’an dengan metode atau pendekatan ilmiyah atau ilmu mengetahuan. Melalui ketiga pendekatan ini menunjukkan bahwa al-Qur’an sumber ilmu pengetahuan yang dapat dikaji melalui pendekatan maupun corak apapun.
MENGARIFI AL-QUR’AN SEBAGAI RISALAH RAMAH LINGKUNGAN Nasrullah Nasrullah; M Khairullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjaga alam dan ramah terhadap lingkungan adalah suatu tindakan etis dalam kapasitas eksistensial kehidupan manusia. Sebab, alam serta lingkungan sekitar dan manusia itu sendiri ditakdirkan adanya jalinan pada relasi ko-eksistensial yang saling terikat sekaligus terkait. Al-Qur’an sebagai Kitab Suci memberikan suatu pemahaman dalam panduan kearifan kesadaran menjaga alam dan lingkungan. Al-Qur’an mengajarkan bahwa alam adalah mitra kehidupan manusia dalam tugas ke-khalifahan di muka bumi. Alam bukan lah objek eksploitasi oleh manusia, akan tetapi sifatnya fungsional dan proporsional. Pendekatan manusia terhadap alam tidak boleh secara antroposentris an sich, tapi juga hendaknya melibatkan kesadaran teosentris. Ada relasi piramidal antara manusia-alam-dan Tuhan. Pada dimensi kearifan yang dapat dipetik ialah, bahwa, al-Qur’an membimbing manusia untuk dapat mengenal posisi alam sebagai sama-sama sebagai makhluk yang tunduk pada Khaliq, menyadari tugas manusia sebagai khalifah untuk kemakmuran bumi, memiliki tanggung jawab terhadapnya untuk tidak merusaknya. Dengan beberapa kearifan inilah harusnya manusia belajar untuk mengaktualkan dan membumikan al-Qur’an sebagai risalah ramah lingkungan

Page 1 of 1 | Total Record : 5