cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan" : 7 Documents clear
PENDIDIKAN BERBASIS RESPONSIF GENDER SEBAGAI UPAYA MERUNTUHKAN SEGREGASI GENDER Dini Damayanti; Fitria Rismaningtyas
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.47639

Abstract

Fair education is a right for all human beings. However, application does not always represent justice. Gender segregation is one of the problems in education. The separation between men and women can be a barrier in the learning process. Although access to education is extensive, it does not rule out the possibility that this gender segregation model is still stretched. This model can still be found in some boarding schools and schools with a strongly religious base. Separation can occur in some learning activities as well as the whole activities. This model is believed to perpetue gender bias and make the relationship between men and women tend to be rigid. Gender responsive education is one way to give students the widest possible space to learn together regardless of gender. The learning process in school tends to give full rights in learning and gives fair attention to the special needs of men and women. The purpose of this paper describes and analyzes how to realize the nuances of gender responsive education. The method used in this writing is qualitative method with descriptive analysis. The theory used to describe the reality of gender segregation in education is the theory of social construction. The results show that realizing a strong education of gender responsiveness requires support from all aspect of life. Aspects of awareness and understanding related to gender equality are important. Forming gender-responsive learning can be done with collaborative learning approaches and methods that collaborate with the participation of both men and women.  Keywords: Learning, Gender Responsiveness, Gender Segregation   AbstrakMengenyam pendidikan secara adil merupakan hak bagi semua manusia. Namun, penerapan tidak selalu merepresentasikan keadilan. Segregasi gender menjadi salah satu problematika dalam dunia pendidikan. Dimana pemisahan antara laki-laki dan perempuan dapat menjadi tembok pembatas dalam proses pembelajaran. Meskipun akses terhadap pendidikan begitu luas, tidak menutup kemungkinan model segregasi gender ini masih melenggang. Model ini masih dapat dijumpai di beberapa pondok pesantren maupun sekolah dengan basis agama yang kuat. Pemisahan dapat terjadi pada sebagian aktivitas belajar maupun keseluruhan aktivitas. Model ini disinyalir dapat melanggengkan bias gender dan menjadikan hubungan antara laki-laki dan perempuan cenderung kaku. Pendidikan dengan nuansa responsif gender merupakan salah satu cara untuk memberikan ruang seluas-luasnya pada para peserta didik untuk belajar bersama tanpa memandang gender. Pembelajaran cenderung memberikan hak sepenuhnya dalam belajar dan memberikan perhatian yang adil bagi kebutuhan khusus laki-laki dan perempuan. Tujuan penulisan ini mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana mewujudkan nuansa pendidikan yang responsif gender. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Sedangkan teori yang dipakai untuk menggambarkan realitas segregasi gender dalam pendidikan adalah teori konstruksi sosial. Hasil penelitian menunjukan bahwa mewujudkan pendidikan yang kental akan nuansa responsif gender membutuhkan support dari semua lapisan masyarakat. Aspek kesadaran dan pemahaman terkait dengan kesetaraan gender adalah penting. Membentuk pembelajaran yang responsif gender dapat dilakukan dengan pendekatan maupun metode pengajaran yang bersifat kolaboratif (collaborative learning) yang menggandeng partisipasi baik laki-laki maupun perempuan.  Kata Kunci: Pembelajaran, Responsif Gender, Segregasi Gender 
PRAKTIK SOSIAL CYBER BULLYING DALAM JARINGAN Natasya Pazha Denanda; Fitria Rismaningtyas
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.47641

Abstract

Bullying is an act of insulting someone present without realizing it in a form of social relationship. Bullying behaviour varies, such as verbal bullying, physical bullying, sexual bullying, emotional bullying, and cyber bullying. Cyber bullying is a crime that is committed deliberately in the form of slander, ridicule, harsh words, harassment, threats and insults. This article tries to parse the cyber bullying that has occurred to one of the many influencers in Indonesia and on social media Youtube. This paper uses a qualitative method with a case study approach. The approach is used because they want to see more than why bullying occurs and the impact that bullying has. This paper will try to parse the phenomenon of cyber bullying based on the perspective of Anthony Giddens' structuration theory. In this case, some institutions and structures influence social practice.The presence of agents can create a new structure or change an old structure. However, agents can also continue pre-existing structures. In the case of society, it can be said to produce a new structure, namely cyber bullying, because cyber bullying gets a consensus in the community. Meanwhile, it can be said that it reproduces the structure because the act of intimidation has already existed, namely bullying. Macro agents, which is in this case are people who commit cyber bullying. Meanwhile, micro agents are victims of cyber bullying. Where social media are dynamic, fluid and processual. This also perpetuates cyber bullying, in which the structure of society also supports the action. Keywords: Cyber bullying, Social Media, Structuration. AbstrakBullying merupakan tindakan penghinaan terhadap seseorang yang seringkali hadir tanpa disadari dalam suatu bentuk relasi sosial. Perilaku bullying memiliki keragaman seperti verbal bullying, physical bullying, sexual bullying, emosional bullying, dan cyber bullying. Perkembangan teknologi dan tingkat konsumsi social media yang makin meningkat juga menjadi salah satu faktor terjadinya perilaku bullying, khusunya cyber bullying. Cyber bullying merupakan tindakan kejahatan yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk fitnah, cemooh, kata-kata kasar, pelecehan, ancaman, dan hinaan. Tulisan ini mencoba mengurai tentang cyber bullying yang terjadi pada salah satu dari sekian banyak influencer di Indonesia dan terjadi pada social media Youtube. Dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan ini digunakan karena ingin mengetahui lebih mengapa bullying terjadi serta dampak yang ditimbulkan dari bullying tersebut. Tulisan ini akan mencoba mengurai fenomena cyber bullying dari pandangan teori strukturasi Anthony Giddens. Dalam kasus ini, terdapat agen dan struktur yang mempengaruhi munculnya praktik sosial. Di mana agen mempunyai kekuasaan penuh untuk memproduksi maupun mereproduksi struktur. Kehadiran agen dapat membuat struktur yang baru atau mengubah struktur yang lama. Namun agen juga dapat melanjutkan struktur yang sudah ada sebelumnya. Dalam kasus ini masyarakat bisa dikatakan memproduksi struktur baru yaitu cyber bullying, karena cyber bullying mendapatkan konsensus di masyarakat. Sedangkan dapat dikatakan mereproduksi struktur karena tindakan intimidasi tersebut sudah ada sebelumnya yakni bullying. Agen makro yang mana dalam kasus ini merupakan masyarakat yang melakukan tindak cyber bullying. Sedangkan agen mikro adalah korban dari cyber bullying. Dimana social media ini memiliki sifat dinamis, cair, dan prosesual. Hal ini juga ikut melanggengkan tindakan cyber bullying, dimana struktur masyarakat juga ikut mendukung terjadinya tindakantersebut. Kata Kunci: Cyber bullying, Media Sosial, Strukturasi.
SOLIDARITAS KELOMPOK TANI TEMBAKAU DALAM MENINGKATKAN MODAL SOSIAL YANG BERKELANJUTAN Jihan Safitri, Nur Safira
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.47642

Abstract

This research focuses on how the solidarity pattern of tobacco farmer groups in Lamuk Hamlet, Temanggung Regency in increasing the role of sustainable social capital. Where in developing tobacco farming, it is necessary to strengthen groups, especially in the current digital era which makes solidarity less and less. The goal is to reveal how efforts to strengthen the solidarity of tobacco farmer groups to increase sustainable social capital in supporting agricultural activities and agricultural development so as not to create a digital divide. The approach used by Durkheim theory of solidarity and James Scotts theory of moral economy. The research method uses a case study approach. The location taken is in Lamuk Hamlet, Legoksari Village, Tlogomulyo District, Temanggung Regency. The research informants used purposive sampling. Data collection techniques used online interviews, while data analysis was done by reducing data, displaying data, and drawing conclusions. Research indicates that group solidarity plays an important role in increasing the social capital. This can be seen from the tobacco farmer groups in Lamuk Hamlet in developing their farming businesses promoting social networks as a strategy to face the problem of digital division. This social network will create a condition in which farmers have a sense of togetherness and the emergence of a reciprocal marketing actor. Keywords: Solidarity, Farmer Groups, Social Capital AbstrakPenelitian ini memfokuskan bagaimana pola solidaritas kelompok petani tembakau di Dusun Lamuk, Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan peran modal sosial yang berkelanjutan. Dimana dalam mengembangkan usaha tani tembakau diperlukan adanya penguatan kelompok terutama pada era digital saat ini yang membuat solidaritas semakin berkurang. Tujuannya untuk mengungkapkan bagaimana upaya mengukuhkan solidaritas kelompok tani tembakau untuk meningkatkan modal sosial berkelanjutan dalam mendukung kegiatan pertanian dan pengembangan usaha tani agar tidak terciptanya kesenjangan digital. Pendekatan yang digunakan teori Durkheim mengenai solidaritas dan James Scott tentang ekonomi moral. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi kasus. Lokasi yang diambil berada di Dusun Lamuk, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung. Informan penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan interview secara daring, sedangkan analisis data dengan mereduksi data, mendisplay data, dan menarik kesimpulan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa solidaritas kelompok sangat berperan penting dalam meningkatkan modal sosial. Ini terlihat kelompok tani tembakau di Dusun Lamuk dalam mengembangkan usaha tani nya mengedepankan jaringan sosial sebagai strategi menghadapi permasalahan kesenjangan digital. Jaringan sosial tersebut akan memunculkan suatu kondisi dimana petani memiliki rasa kebersamaan serta munculnya hubungan timbal balik disetiap pelaku pemasaran tembakau. Kata Kunci: Solidaritas, Kelompok Tani, Modal Sosial
IMPLEMENTASI AKSESIBILITAS FASILITAS PUBLIK BAGI PENYANDANG DISABILITAS Propiona, Jane Kartika
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.47635

Abstract

People with disabilities in their lives still experience various obstacles that come from their environment. The lack of opportunities given to them leads to limited access in meeting their needs,both as individuals and as part of citizens. As a result, the participation of people with disabilities in the community becomes low so that it is only considered as a burden and as an object of compensation (charity) so that in the end the creation of social   exclusion in society. Since the state ratified the Convention on The Rights of Person with Disabilities and contained it into Law No. 19 of 2011 it is expected that social awareness about people with disabilities begins to   grow. One of the areas that also adopted is Jakarta Province through Regulation No. 10 of 2011 on The Protection of Persons with Disabilities.     The number of people with disabilities in Jakarta in 2019 as many as 14,459 people. The high level of mobilization in Jakarta should also be balanced with the fulfillment of accessibility of public facilities for all its citizens without exception. The availability of physical infrastructure that is friendly for people with disabilities can improve their capabilities. This research aims to see how to fulfill the accessibility of public facilities for people with    disabilities in Jakarta through Regulation No. 10 of 2011. The research method used is descriptive qualitative by using inclusive public service theory, and accessibility theory. While collecting the data through observations, in depth interviews and literature studies.  Keywords: Accessibility, Public Facilities, Implementation, Persons With Disabilities. AbstrakPenyandang disabilitas dalam kehidupannya masih mengalami berbagai hambatan yang berasal dari lingkungannya. Minimnya kesempatan yang diberikan kepada mereka menyebabkan mengalami keterbatasan akses dalam pemenuhan kebutuhannya, baik yang menyangkut sebagai individu maupun sebagai bagian dari warga negara. Akibatnya, partisipasi penyandang disabilitas di tengah masyarakat menjadi rendah sehingga hanya dianggap sebagai beban dan sebagai obyek santunan (charity) sehingga pada akhirnya terciptanya eksklusi sosial dimasyarakat. Sejak negara turut meratifikasi CRPD (Convention on The Rights of Person with Disabilities) dan memuatnya ke dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 diharapkan social awareness tentang penyandang disabilitas mulai tumbuh. Salah satu daerah yang turut mengadopsi adalah Provinsi DKI Jakarta melalui Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan Penyandang Disabilitas.  Jumlah penyandang disabilitas di DKI Jakarta tahun 2019 sebanyak 14.459 jiwa. Tingginya tingkat mobilisasi di DKI Jakarta sepatutnya turut diimbangi dengan pemenuhan aksesibilitas fasilitas publik bagi semua warganya tanpa terkecuali.  Ketersediaan infrastruktur fisik yang ramah bagi penyandang disabilitas dapat meningkatkan kapabilitasnya. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat bagaimana pemenuhan aksesibilitas fasilitas publik bagi penyandang disabilitas di DKI Jakarta melalui Perda Nomor 10 Tahun 2011. Metode penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori pelayanan publik inklusif, dan teori aksesibilitas.  Sedangkan pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara indepth dan studi kepustakaan. Penelitian menunjukkan bahwa implementasi perda terkait fasilitas publik bagi penyandang disabilitas masih belum optimal. Masih ditemukannya fasilitas publik yang belum ramah dan tidak dapat diakses oleh penyandang disabilitas. Kata Kunci: Aksesibilitas, Fasilitas Publik, Implementasi, Penyandang Disabilitas.
EFEKTIVITAS KAMPANYE DALAM JARINGAN: STUDI KASUS PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN Putri, Febriana Andiani; Dwipriandi, Raihan
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.47645

Abstract

The implementation of regional head elections this time will be different from before, one of which can be seen at the campaign stage, namely the virtual campaign. The virtual campaign is a form of campaign in the form of online and social media campaigns which are regulated in General Election Commission Regulation (PKPU) No.13 of 2020 to reduce the spread of positive cases of Covid-19.East Luwu Regency is one of the districts that carries out regional head elections and still has cases positive covid-19 which is quite high. This research wants to prove that it is related to the effectiveness of the virtual campaign carried out in East Luwu Regency. The theory used is a theory of effectiveness by looking at four indicators of the effectiveness of a virtual campaign, namely exposure, engagement, influence, and action. This research was conducted using a qualitative approach, with descriptive analysis. Thus, it is hoped that images and facts can be obtained related to the effectiveness of the virtual campaign in East Luwu Regency. The types of data used are primary data and secondary data. Primary data were obtained from interviews conducted with the East Luwu KPU and Bawaslu, and the respective success teams from the candidate pairs for Regent-Deputy Regent of East Luwu. The results of this study indicate that the implementation of the virtual campaign in East Luwu Regency is not running effectively. Online campaigns are not implemented, and social media campaigns are only massive on Facebook. Both candidate pairs did not maximize the use of virtual campaigns to maximize campaign advertising and preferred to campaign directly and go down to the public. This is due to the obstacles and challenges faced such as, there are still blank spot areas in East Luwu Regency, and the human resources of East Luwu are still not ready to carry out virtual campaigns. Keywords: Campaign, Virtual, East Luwu AbstrakPelaksanaan Pilkada kali ini akan berbeda dengan Pilkada sebelumnya, salah satunya terlihat pada tahapan kampanye, yakni adanya kampanye virtual. Kampanye virtual merupakan bentuk kampanye berupa kampanye daring dan media sosial yang diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No.13 Tahun 2020 untuk mengurangi penyebaran kasus positif covid-19 Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan Pilkada dan masih memiliki kasus positif covid-19 yang cukup tinggi. Penelitian ini ingin membuktikan terkait dengan efektivitas kampanye virtual yang dilakukan di Kabupaten Luwu Timur. Adapun teori yang digunakan merupakan teori efektivitas dengan melihat empat indikator keefektifan dari kampanye virtual yakni exposure, engagement, influence, dan action. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan analisis deskriptif. Sehingga diharapkan dapat diperoleh gambaran dan fakta terkait dengan keefektifan kampanye virtual di Kabupaten Luwu Timur. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada KPU dan Bawaslu Luwu Timur, dan masing-masing tim sukses dari pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Luwu Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kampanye virtual di Kabupaten Luwu Timur tidak berjalan dengan efektif. Kampanye secara daring tidak dilaksanakan, dan kampanye media sosial hanya masif dilakukan di facebook. Kedua pasangan kandidat tidak memaksimalkan penggunaan kampanye virtual untuk memaksimalkan iklan kampanye dan lebih memilih untuk melakukan kampanye secara langsung dan turun ke masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya hambatan dan tantangan yang dihadapi seperti, masih adanya daerah blank spot daerah di Kabupaten Luwu Timur, dan masih belum siapnya sumber daya manusia Luwu Timur untuk melakukan kampanye secara virtual. Kata Kunci: Kampanye, Virtual, Luwu Timur
STRATEGI KAMPANYE DALAM JARINGAN PASANGAN CALON WALI KOTA SOLO DI MASA PANDEMI COVID-19 Permata Sari, Qurnia Indah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.47637

Abstract

This study discusses the Virtual Campaign conducted by the spouses of Solo Mayoral candidates who will contest the 2020 Regional Head Elections. Virtual campaigns are used as candidates' partner strategies to attract voters in constituencies without descending directly onto the field and avoiding crowds. This study uses review literature as a research method. This study analyses political campaigns conducted by Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa in attracting voters during the Covid-19 pandemic. The study found that a Virtual Campaign is an effective strategy for candidates' spouses to attract voters. The strategy used by the candidate's spouse is the use of a Campaign Box in which there is a screen connected to the internet. This screen works so that the candidate's spouse can interact directly with the prospective constituent. The Existence of Campaign Box makes Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa can greet citizens one by one, present the vision and mission directly to prospective constituents and listen to the community's aspirations directly. This research uses the theory of political communion and theory of capital boerdieu. This study's practical implications encourage the use of Virtual Campaign as an innovation to attract voters during the Covid-19 Pandemic.  Keywords: Virtual Campaign, Political Strategy, Covid-19. AbstrakStudi ini membahas tentang kampanye dalam jaringan yang dilakukan oleh pasangan calon Walikota Solo yang akan berkontestasi pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020. Kampanye dalam jaringan digunakan sebagai strategi pasangan calon untuk menjaring pemilih pada daerah pemilihan tanpa turun langsung ke lapangan dan menghindari kerumunan massa. Studi ini menggunakan literatur review sebagai metode penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kampanye politik yang dilakukan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dalam menjaring pemilih selama masa pandemi Covid-19. Studi ini menemukan bahwa kampanye dalam jaringan merupakan strategi efektif bagi pasangan calon untuk menjaring pemilih. Strategi yang digunakan oleh pasangan calon adalah penggunaan kampanye Box yang didalamnya terdapat layar yang tersambung dengan internet. Layar ini berfungsi agar pasangan calon dapat berinteraksi langsung dengan calon konstituen. Adanya Kampanye Box membuat Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dapat menyapa warga satu per satu, memaparkan visi dan misi secara langsung kepada calon konstituen serta mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung. Penelitian ini menggunakan teori komunukasi politik dan teori Modal Boerdieu. Implikasi praktis dari studi ini mendorong pemanfaatan Virtual Campaign sebagai inovasi baru menjaring pemilih pada masa Pandemi Covid-19. Kata Kunci: Virtual Campaign, Strategi Politik, Covid-19
ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TERBUKA NON HIJAU SEBAGAI REPRESENTASI RUANG SOSIAL DI KAWASAN KUMUH (STUDI WILAYAH PANCURAN KOTA SALATIGA) Septi Anggi Prawesti; Daru Purnomo; Suryo Sakti Hadiwijoyo
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.47638

Abstract

The increased the number of population leads to imbalanced space and the stress effect on space makes the open space narrower, so that the area develops dirtiness. The narrow space availability occurs in Pancuran area, Salatiga City, Central Java, Indonesia. As the solution to the narrow space, a non-green open space has been constructed in Pancuran area in 2018 in the form of a landmark called Zero Point. This research aimed to analyze the form of non-green open space utilization in Pancuran slum areas. Henry Lefebvre's theory of spatial production which consists of spatial practice, spatial representation, and space representation will be an analytical tool to explain the phenomenon of the slum area. This study used a qualitative method with a case study approach and primary and secondary data sources. The data collection technique was carried out using observation, interview, and documentation. The data analysis technique used is to sort the data, explain the data and draw conclusions. The result of the research showed that (1) the form of non-green open space (Zero Point) utilization as the representation of social space in Pancuran slum area is currently limited to the playground area for children, stopover place for the visitors coming into Pancuran area, and photographing area; (2) the social space constructed in Zero Point is the result of children’s playing activity process, in turn making the space alive; (3) Zero Point can be said as an icon or symbol that can change Pancuran slum area into the organized and quality modern village one. Keywords: Non-Green Open Space, Space Representation, Social Space, Slum Area. AbstrakPeningkatan jumlah penduduk menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ruang dan efek tekanan terhadap ruang mengakibatkan ketersediaan ruang terbuka semakin sempit sehingga wilayah mengalami kekumuhan. Sempitnya ketersediaan ruang tersebut terjadi di wilayah Pancuran, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia. Solusi dari sempitnya ruang, pada tahun 2018 di wilayah Pancuran telah dibangun sebuah ruang terbuka non hijau berupa landmark yang diberi nama Zero Point. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk pemanfaatan ruang terbuka non hijau di kawasan kumuh Pancuran. Teori produksi ruang dari Henry Lefebvre yang terdiri atas praktik spasial, representasi ruang dan ruang representasi akan menjadi alat analisis untuk menjelaskan fenomena kawasan kumuh tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta dengan pengambilan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah memilah data, memaparkan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bahwa (1) bentuk pemanfaatan ruang terbuka non hijau (Zero Point) sebagai representasi ruang sosial di kawasan kumuh Pancuran saat ini sebatas digunakan sebagai wilayah aktivitas bermain anak-anak, tempat singgah bagi pengunjung yang memasuki wilayah Pancuran serta menjadi area berfoto, (2) ruang sosial yang terbentuk di Zero Point merupakan hasil dari proses aktivitas bermain anak-anak yang akhirnya menjadikan ruang tersebut hidup, (3) Zero Point       bisa dikatakan sebagai simbol yang mampu merubah wilayah kumuh Pancuran menjadi wilayah kampung modern yang tertata dan berkualitas. Kata Kunci: Kawasan Kumuh, Representasi Ruang, Ruang Sosial, Ruang Terbuka Non Hijau.

Page 1 of 1 | Total Record : 7