cover
Contact Name
Maruatal Sitompul
Contact Email
m.sitompoel@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi.oldi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia)
ISSN : 01259830     EISSN : 2477328X     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia is a scientific journal that publishes original research articles and reviews about all aspects of oceanography and limnology. Manuscripts that can be submitted to Oseanologi dan Limnologi di Indonesia is the result of research in marine and inland waters in Indonesia. Submissions are judged on their originality and intellectual contribution to the fields of oceanography and limnology
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 3, No 3 (2018)" : 7 Documents clear
Effects of Nutrients Concentration on Phytoplankton Abundance in The Halmahera-Molucca Sea Meirinawati, Hanny; Fitriya, Nurul
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.953 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.129

Abstract

The availability of nutrients in the ocean is essential for the growth and accumulation of phytoplankton biomass. The input nutrients can then changes its ratio which may affect the species composition of phytoplankton communities and higher trophic level biotas. The effects of nutrients on phytoplankton abundance are very important to be studied due to its role as limiting factors for phytoplankton growth. Besides that, these two variables are most important factors in measuring aquatic productivity. This study aims to analyzed composition and abundance of phytoplankton and its relationship with dissolved inorganic nutrients in the Halmahera-Molucca Sea. This research was conducted in November 2015 covering 8 sampling station within the Halmahera-Molucca Sea. Water quality parameters, such as pH was measured using potentiometic method, dissolved oxygen (DO was measured using titrimetric method), and nitrate, nitrite, ammonium, phosphate and silicate, were measured using the colorimetric method. The water samples were taken using Rosette sampler and then filtered using hand net plankton with size 20 μm to obtain the phytoplankton. Plankton composition and abundance were then determined by microscopic analysis. The result showed that ammonium positively correlated with phytoplankton abundance (r=0.9133 at p<0.01). The correlation between nutrients and phytoplankton show that each genus has a preference for different nutrients. The presence of ammonium significantly increase the phytoplankton abundance from genus Chaetoceros, Nitzchia, Climacodium, Ceratium, Eucampia, Lauderia, Protoperidinium, and Rhizosolenia. On the other hand, phosphates increase the phytoplankton abundance from genus Coscinodiscus although not significantly. Besides, silicates increase the phytoplankton abundance from genus Thalassiothrix, Bacteriastrum, Skletonema, and Hemiaulus while nitrates increase the phytoplankton abundance from genus Alexandrium
Abrasi dan Sedimentasi Pantai di Kawasan Pesisir Kota Bengkulu Hasanudin, Muhammad; Kusmanto, Edi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.206 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.197

Abstract

Energi gelombang yang bekerja di perairan pesisir Kota Bengkulu sangat kuat, kondisi ini menimbulkan abrasi dan sedimentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi proses-proses yang terkait dengan abrasi dan sedimentasi di kawasan pesisir Kota Bengkulu. Metode penelitian yang dilaksanakan adalah dengan melakukan pengukuran batimetri, arus, kekeruhan, pasang surut dan gelombang. Hasil penelitian menunjukkan proses abrasi pantai di Pesisir Kota Bengkulu terjadi akibat dua faktor utama, yaitu hempasan gelombang yang intensif pada kaki tebing pantai dan curah hujan tinggi. Kondisi tersebut memperlemah ikatan material pembentuk pantai pada kaki tebing. Sedangkan sedimentasi terjadi akibat adanya suplai sedimen yang berasal dari material hasil runtuhan tebing pantai yang terbawa oleh arus di Perairan Pesisir Kota Bengkulu dan juga dari sungai Jenggalu dan Sungai Air Bengkulu.
Analisis Risiko Kesehatan Pencemaran Timbal (Pb) Pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Cilincing Pesisir DKI Jakarta Simbolon, Anna Rejeki
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.807 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.207

Abstract

Perairan Cilincing merupakan salah satu muara sungai di pesisir DKI Jakarta dengan aktivitas industri dan masyarakat yang terus meningkat. Aktivitas tersebut tentunya menghasilkan limbah yang mengandung logam berat timbal dan masuk kedalam perairan. Pencemaran air akan mempengaruhi kesehatan manusia yang berinteraksi langsung maupun tidak langsung di perairan tersebut. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu biota bentos yang dominan di Perairan Cilincing dan menjadi salah satu bahan makanan bagi masyarakat DKI Jakarta. Kerang hijau yang terpapar logam timbal pada konsentrasi tertentu akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Sehingga diperlukan analisis pencemaran perairan hingga risiko kesehatan yang mungkin terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan pencemaran khususnya logam timbal yang terdapat pada kerang hijau terhadap manusia. Penelitian dilakukan di Perairan Cilincing, Pesisir DKI Jakarta, pada September hingga Desember 2017 dengan menggunakan metode survey untuk mengetahui kondisi lingkungan terkini. Parameter yang dianalisa antara lain, Total Suspended Solid (TSS), Logam Pb pada air, sedimen dan kerang hijau. Analisa risiko kesehatan pencemaran logam timbal dilakukan dengan menggunakan model analisis risiko SEDISOIL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam Pb di sedimen dan kerang hijau  jauh diatas baku mutu sehingga kerang hijau dari perairan tersebut tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari nilai risiko kesehatan (RQ) yang telah melebihi satu pada masing-masing lokasi pengambilan sampel
Table of contents and Editorial board OLDI, Jurnal
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.476 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.234

Abstract

Growth Pattern and Condition Factor of Spinner Shark Carcharhinus brevipinna in Southern Nusa Tenggara Waters Sentosa, Agus Arifin; Fahmi, Fahmi; Chodrijah, Umi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.101 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.221

Abstract

The spinner sharks are one of shark commodities that are utilized optimally from the southern of Nusa Tenggara waters, however, the scientific information is still limited. This study aimed to assess the growth pattern and condition factors of the spinner shark, Carcharhinus brevipinna in southern Nusa Tenggara waters. The research was conducted from January to December 2016 using direct recording of the catch data. Information on length, weight and sex determinations were collected by the enumerator. The data was analysed descriptively with the shark condition was determined based on the relative condition factor obtaining from the length-weight relationship. The results showed that growth patterns of the spinner shark, both males and females, were allometrically negative. The relative condition factors of the catch of male sharks were ranged from 0.206 – 2.225  and females from 0.237 – 3.361. The condition factors of spinner sharks were not different between sexes and time of fishing, but they were different in length classes
Struktur Komunitas Moluska di Padang Lamun Perairan Kepulauan Padaido dan Aimando Kabupaten Biak Numfor, Papua Aji, Ludi Parwadani; Widyastuti, Andriani; Capriati, Agustin
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.378 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.184

Abstract

Moluska merupakan salah satu biota laut yang paling banyak ditemukan di daerah padang lamun dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Biak. Akan tetapi informasi mengenai keanekaragaman spesies dan kelimpahan moluska di perairan Kepulauan Padaido dan Aimando, Biak Papua hingga saat ini masih kurang. Penelitian biota moluska di daerah padang lamun Kepulauan Padaido Aimando, Biak telah dilakukan pada bulan April - Oktober 2014. Metode sampling menggunakan transek kuadrat mulai dari tepi pantai menuju ke arah laut pada 15 stasiun. Sampel moluska diawetkan dalam larutan alkohol 40% dan selanjutnya dibersihkan serta diidentifikasi di laboratorium. Diperoleh 239 spesies moluska yang terdiri dari 177 spesies dari kelas Gastropoda dan 62 spesies dari kelas Bivalvia. Moluska dengan penyebaran yang luas ditemukan pada spesies Monetaria annulus, Conomurex luhuanus dan Canarium urceus dari kelas Gastropoda, sedangkan dari kelas Bivalvia adalah Anadara antiquata. Nilai indeks keanekaragaman spesies (H) tertinggi terdapat di Stasiun 7 (3,951) dan terendah pada Stasiun 14 (3,077). Nilai indeks kekayaan spesies (d) berkisar antara 9,041 – 10,883 dan nilai indeks kemerataan spesies (J) berkisar antara 0,768 – 0,99. Adapun indeks dominan berkisar antara 0,020 – 0,092. Dilihat dari indeks similaritasnya, Stasiun 3 memiliki kesamaan yang tinggi dengan Stasiun 4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi keanekaragaman spesies dan kelimpahan moluska yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan untuk manajemen sumberdaya moluska di Biak.
Toksisitas Herbisida Berbahan Aktif Isopropilamina Glifosat terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Clarias gariepinus Burchell, 1822) Hafiz, Fahrian; Prasetiyono, Eva; Syaputra, Denny
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.47 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.200

Abstract

Herbisida berbasis isopropilamina glifosat merupakan racun purnatumbuh untuk mengontrol populasi gulma. Racun jenis ini bersifat sistemik dan nonselektif sehingga penggunaannya terhadap lahan pertanian cenderung besar. Semakin tinggi tingkat produksi komoditi pertanian maka berpotensi meningkatnya pemanfaatan lahan dan penggunaan herbisida. Penggunaan herbisida secara intensif berpotensi terakumulasi kepada kawasan perikanan  budidaya. Kondisi tersebut dapat terjadi akibat adanya pengenceran oleh air hujan, air mengalir dan perilaku masyarakat yang buruk pasca penggunaan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek letal dan subletal herbisida berbahan aktif isopropilamina glifosat pada Clarias gariepinus. Herbisida diuji melalui pemaparan benih lele selama 40 hari. Respon yang diamati selama pemaparan yaitu tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang terdiri dari pertambahan ukuran panjang dan bobot ikan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental. Nilai LC50-96 jam diuji melalui analisis regresi linier sederhana sedangkan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan pada perlakuan subletal dianalisis dengan ANOVA. Perlakuan subletal diuji dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, dan 30% dari nilai LC50-96 jam. Selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk melihat perbedaan antarperlakuan. Hasil uji diketahui bahwa konsentrasi LC50-96 jam yaitu 9,67 x 10-2 mL L-1. Konsentrasi yang diuji pada perlakuan subletal yaitu 0 ; 9,67 x 10-3 ; 1,94 x 10-2 ; dan 2,90 x 10-2 mL L-1. Penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup, pertambahan panjang dan pertambahan bobot ikan. Hasil uji lanjut Duncan terhadap perlakuan konsentrasi subletal menunjukkan bahwa konsentrasi herbisida 9,67 x 10-3 mL L-1 merupakan konsentrasi paling rendah yang memengaruhi tingkat kelangsungan hidup dan pertambahan bobot ikan. Konsentrasi herbisida 2,90 x 10-2 mL L-1 merupakan konsentrasi paling rendah yang memengaruhi pertambahan panjang ikan

Page 1 of 1 | Total Record : 7