Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Toksisitas Herbisida Berbahan Aktif Isopropilamina Glifosat terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Clarias gariepinus Burchell, 1822) Hafiz, Fahrian; Prasetiyono, Eva; Syaputra, Denny
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.47 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.200

Abstract

Herbisida berbasis isopropilamina glifosat merupakan racun purnatumbuh untuk mengontrol populasi gulma. Racun jenis ini bersifat sistemik dan nonselektif sehingga penggunaannya terhadap lahan pertanian cenderung besar. Semakin tinggi tingkat produksi komoditi pertanian maka berpotensi meningkatnya pemanfaatan lahan dan penggunaan herbisida. Penggunaan herbisida secara intensif berpotensi terakumulasi kepada kawasan perikanan  budidaya. Kondisi tersebut dapat terjadi akibat adanya pengenceran oleh air hujan, air mengalir dan perilaku masyarakat yang buruk pasca penggunaan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek letal dan subletal herbisida berbahan aktif isopropilamina glifosat pada Clarias gariepinus. Herbisida diuji melalui pemaparan benih lele selama 40 hari. Respon yang diamati selama pemaparan yaitu tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang terdiri dari pertambahan ukuran panjang dan bobot ikan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental. Nilai LC50-96 jam diuji melalui analisis regresi linier sederhana sedangkan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan pada perlakuan subletal dianalisis dengan ANOVA. Perlakuan subletal diuji dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, dan 30% dari nilai LC50-96 jam. Selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk melihat perbedaan antarperlakuan. Hasil uji diketahui bahwa konsentrasi LC50-96 jam yaitu 9,67 x 10-2 mL L-1. Konsentrasi yang diuji pada perlakuan subletal yaitu 0 ; 9,67 x 10-3 ; 1,94 x 10-2 ; dan 2,90 x 10-2 mL L-1. Penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup, pertambahan panjang dan pertambahan bobot ikan. Hasil uji lanjut Duncan terhadap perlakuan konsentrasi subletal menunjukkan bahwa konsentrasi herbisida 9,67 x 10-3 mL L-1 merupakan konsentrasi paling rendah yang memengaruhi tingkat kelangsungan hidup dan pertambahan bobot ikan. Konsentrasi herbisida 2,90 x 10-2 mL L-1 merupakan konsentrasi paling rendah yang memengaruhi pertambahan panjang ikan
TEKNOLOGI POLIKULTUR KEPITING BAKAU DAN IKAN BANDENG PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN PERPAT PERMAI KELURAHAN AIR JUKUNG, KECAMATAN BELINYU, KABUPATEN BANGKA Prasetiyono, Eva; Syaputra, Denny
WARTA WARTA LPM, Vol. 21, No. 2, September 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2822.606 KB) | DOI: 10.23917/warta.v21i2.5690

Abstract

Kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan) di Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka merupakan Kelompok pembudidaya ikan yang bergerak pada kegiatan budidaya air payau khususnya kepiting bakau (Scylla serrata). Namun keberlanjutan kegiatan budidaya yang dilakukan masih terkandala oleh banyak hal salahsatunya adalah kurangnya efisiensi dalam pemanfaatan potensi sumberdaya yang dimiliki. Tambak yang dimiliki oleh para pembudidaya ikan masing belum terkelola dengan optimal. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan aplikasi IPTEKS untuk mengefisiensikan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh para pembudidaya ikan dengan teknologi pemeliharaan sistem polikultur antara kepiting bakau dengan ikan bandeng (Chanos chanos). Target khusus dari kegiatan ini adalah Kapasitas produksi budidaya milik pokdakan semakin meningkat dan efisien dengan tearalikasinya teknologi polikultur. Metode kegiatan ini yaitu metode survey lapangan dengan menyisipkan teknologi polikultur dalam melakukan kegiatan budidaya. Hasil dari kegiatan ini yaitu tambak budidaya milik para pembudidaya ikan semakin optimal dan efesien dengan diversifikasi komoditi selain kepiting bakau yaitu ikan bandeng.  Kepiting bakau mampu tumbuh dan hidup dengan optimal serta mencapai ukuran panen. Selain itu ikan bandeng yang dipelihara mampu hidup dan tumbuh dengan optimal dengan pertumbuhan yang sesuai dengan diharapkan.
Analisis Korelasi Parameter Kualitas Perairan Kolong Pascatambang Timah dengan Umur Berbeda Andri Kurniawan; Eva Prasetiyono; Denny Syaputra
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 11 No 2 (2020): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.809 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v11i2.824

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas dan korelasi antara sejumlah parameter kualitas perairan di kolong pascatambang timah dengan umur berbeda untuk pengembangan akuakultur. Pengukuran kualitas air dilakukan pada kolong berumur < 1 tahun, umur 20-25 tahun, dan umur > 50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolong berumur < 1 tahun bersifat asam (pH 3,71) dengan Eh 0.16 V, DO 5.20 ppm, COD 10.173 ppm, TSS 3.667 ppm, konduktivitas143.75 Us.cm-1, total nitrogen 0.069 ppm, dan total fosfat 0.019 ppm. Karaktersitik perairan kolong berumur > 20 tahun mengalami perbaikan kualitas, khususnya pH dan DO. Hasil pengukuran menunjukkan pH 6.98-7.09, DO 7.07-7.20 ppm, COD 13.900-15.400 ppm, TDS 38.93-81.63 ppm, TSS 6.00 ppm, Eh 0.01-0.02 V, konduktivitas 58.40-122.45 Us.cm-1, total nitrogen 0.021-0.041 ppm, dan total fosfat 0.013-0.021 ppm. Kualitas perairan di kolong pascatambang timah, khususnya di kolong berumur < 1 tahun cenderung berkualitas rendah, meskipun demikian sejumlah ikan ditemukan mampu hidup di kolong tersebut seperti ikan gabus (Channa sp.), sepat rawa (‎Trichogaster sp.), kemuring (Puntius sp.), nila (Oreochromis sp.), tempala (Betta sp.), merak atau cere (Gambusia sp.), seluang (Rasbora sp.), betok (Anabas sp.), selinca (Belontia sp.), berenet atau eyespot rasbora (Brevibora sp.), mata tiga (ikan padi atau javanese ricefish) (Oryzias sp.), dan kepala timah (Aplocheilus sp.). Hal ini menunjukkan bahwa beberapa spesies ikan memiliki kemampuan bertahan hidup dan adaptasi yang baik di lingkungan berkualitas rendah. Sementara itu, ikan-ikan tersebut juga ditemukan di sejumlah kolong yang berumur > 20 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa spesies-spesies tersebut memiliki rentang kualitas perairan yang luas untuk kehidupannya serta berpotensi untuk dikembangkan sebagai komoditas akuakultur ataupun organisme suksesor di perairan kolong pascatambang timah.
MASCULINIZATION OF Betta splendens LARVAE WITH JAVA PEPPER (Piper retrofractum Vahl) EXTRACT THROUGH IMMERSION Prayoga, Ajie; Syarif, Ahmad Fahrul; Prasetiyono, Eva; Sari, Suci Puspita
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrtbp.v8i2.p985-990

Abstract

Siamese betta fighting fish (Betta splendens) is the one of exports comodity of ornamental fish in Indonesia, but the problems of culture that fish is sex ratio of female higher than male. This research aimed to evaluate the effectiveness of java long pepper (Piper retrofractum Vahl) for betta siamese fighting fish masculinizations through larval immersion. This research was designed by randomized completely design with three treatments of different java long papper doses (0,5 mg/L, 1 mg/L, and 2 mg/L), positive control (17α-metiltestosteron 20 mg/L), and negative control with there replications for each treatments. The treatments of java long pepper doses was given to thirty larvae (D4) through immersion during 24 hours. The research showed that java long pepper extract with dose 2 mg/L obtained the higher male ratio (59,82%) compared with dose 0,5 mg/L (45,11%), 1 mg/L (53,92%), and negative control (23,23%). Java long pepper extract with dose 2 mg/Lincreased the male ratio 36,59% compared with negative control. Java long pepper extract have no effect for survival rate of siamese betta fighting larvae during cultured.
EVALUASI KEGIATAN AKUAKULTUR DI KOLONG PASCA TAMBANG : ANALISIS PENCEMARAN AIR KOLONG Eva Prasetiyono
Journal Omni-Akuatika Vol 11, No 2 (2015): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.398 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2015.11.2.34

Abstract

Ex-tin mining lakes are commonly used by many people in Bangka Island for fish farming activities. The water logs of post mining lakes have been used for fish farming activities. We hypothesized possibly environmental pollution related to the water quality. This paper aimed to evaluate fish farming activities by the local communities using the waterlogs of post mining lakes. The evaluation was based on heavy metals extent in the water using survey method with purposive sampling in order to determine which extin mining lakes would be feasible for aquaculture activities. The data of the content of heavy metals and water qualities were analyzed using the method of Pollution Index (PI). According to the age of mining lakes, the five ex-tin mining lakes which has been observed. The results showed one new aged, two middle aged, and one old age; meets the quality standard eligibility for fish farming activities, while the middle aged was low polluted. The age of ex-tin mining lakes not affected nor the extent of the pollution levels or water qualities.Keywords : ex-tin mining, lakes, aquaculture, water qualities, pollution index, fish
Kemampuan Kompos Dalam Menurunkan Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Media Budidaya Ikan Eva Prasetiyono
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.541 KB)

Abstract

Danau bekas galian tambang timah yang berusia muda (kolong muda) banyak terdapat di Kepulauan Bangka Belitung. Kolong-kolong ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan bagi kegiatan akuakultur. Namun permasalahan utama yang dihadapi pada kolong muda yaitu tingginya kandungan logam berat.  Hal tersebut menyebabkan kolong berbahaya bila untuk budidaya ikan. Logam berat berbahaya di kolong salahsatunya adalah timah hitam (Pb). Kompos merupakan salahsatu bahan yang dapat digunakan untuk meminimalisasi logam berat dan menaikan pH air. Penggunaan kompos lebih efesien karena teknologinya mudah dan murah serta bahan baku berlimpah. Kompos dapat digunakan untuk meminimalisasi logam berat karena peran substansi humus dan kemampuan tukar kation yang terdapat pada kompos. Penelitian ini memiliki tujuan jangka panjang yaitu  menjadikan kompos sebagai alternatif bahan yang mampu meminimalisasi logam berat Pb sehingga dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan. Tujuan khususnya yaitu mengetahui kapasitas (dosis kompos) terbaik dalam meminimalisasi logam berat dan menaikkan pH air kolong muda serta pengaruhnya terhadap ikan budidaya sehingga kegiatan akuakultur menjadi lebih baik. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas satu faktor yaitu dosis kompos ( 0 g/L, 5 g/L, 9 gr/l, 13 g/L) dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompos mampu meminimalisasikandungan logam berat di air dengan dosis terbaik sebesar 5 g/L. Persentase penurunan yang dihasilkan lebih dari 87%. Hasil pemeliharaan ikan dengan menggunakan air hasil perlakukan kompos menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup dan tingkat pertumbuhan sangat tinggi. Kata Kunci : Kompos, Logam Berat Timbal, Media Budidaya Ikan  
Eksplorasi, Seleksi dan Identifikasi Kandidat Bakteri Selulolitik Asal Ekosistem Mangrove Sungailiat, Pulau Bangka Liza Janatul Khulud; Dwi Febrianti; Eva Prasetiyono; Robin Robin; Ardiansyah Kurniawan
Jurnal Sains Dasar Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v9i1.38899

Abstract

Mangrove memiliki potensi sebagai sumber bakteri pendegradasi selulosa. Pulau Bangka, yang kaya mineral timah, belum dikaji potensi bakteri selulolitiknya. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kandidat bakteri selulolitik melalui seleksi isolat dari serasah daun lapuk, kayu lapuk, dan lumpur mangrove, serta mengevaluasi patogenisitas kandidat bakteri selulolitik melalui uji patogenisitas secara in vivo. Penelitian terlaksana pada bulan Januari sampai dengan April 2018. Materi uji yang digunakan pada penelitian ini adalah kandidat bakteri selulolitik yang diisolasi dari lumpur, serasah daun dan kayu lapuk dari tumbuhan mangrove dan ikan nila (Oreochromis niloticus). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dan eksperimental. Metode deskriptif digunakan pada pengujian bakteri secara in vitro, pegamatan gejala klinis ikan dan kondisi organ dalam ikan setelah diberi perlakuan. Metode eksperimental digunakan pada uji patogenisitas untuk pengamatan parameter kelangsungan hidup. Perlakuan yang diberikan pada ikan uji meliputi injeksi dengan kandidat bakteri selulolitik, injeksi dengan NaCl dan tanpa injeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolasi dan seleksi kandidat bakteri selulolitik didapatkan sebanyak empat belas  isolat. Isolat kandidat bakteri selulolitik yang memiliki aktivitas selulolitik terbaik yaitu isolat bakteri yang berasal dari serasah daun mangrove dengan kode isolat SLS5. Berdasarkan uji biokimia, isolat bakteri SLS5 tersebut teridentifikasi sebagai Bacillus sp. Pengujian patogenisitas bakteri SLS5 membuktikan bahwa bakteri ini bersifat non-patogen (tidak menyebabkan sakit dan kematian) pada ikan Nila.
Pencampuran Ekstrak Daun Gamal (Gliricidia sepium) ke dalam Pakan terhadap Peningkatan Sistem Imun pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Eviani Eviani; Eva Prasetiyono; Robin Robin; Dwi Febrianti
Jurnal Sains Dasar Vol 8, No 2 (2019): October 2019
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v8i2.20208

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan dosis terbaik penambahan ekstrak daun gamal (Gliricidia sepium) ke dalam pakan dalam meningkatkan sistem imun pada ikan nila (Oreochoromis niloticus). Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tunggal dengan 4 taraf perlakuan dan 3 ulangan pada setiap taraf, dalam setiap ulangan terdapat 7 ikan. Ikan yang digunakan berukuran 10-12 cm dengan bobot 20 - 25 gram. Perlakuan terdiri dari, perlakuan A (0,02), B (0,03), C (0,04) D kontrol (tanpa penambahan ekstrak daun gamal). Parameter yang diamati meliputi pengamatan profil darah, kelangsungan hidup, respon nafsu makan, pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan kualitas air. Data di analisis menggunakan ANOVA satu arah. Hasil yang berbeda nyata selanjutnya diuji lanjut dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan ekstrak daun gamal ke dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan ikan dan respon nafsu makan selama perlakuan dikategorikan sedang. Jumlah eritrosit, kadar hematokrit dan kadar hemoglobin selama perlakuan masih dalam kisaran normal yang mengindikasikan ikan masih dalam kondisi sehat. Kesimpulan yang diperoleh adalah dosis 0,04 merupakan dosis yang terbaik pada penelitian ini karena mampu meningkatan sistem imun pada ikan nila dilihat dari peningkatan jumlah leukosit sebesar (16,07 x 105 sel/mm3).
TEKNOLOGI POLIKULTUR KEPITING BAKAU DAN IKAN BANDENG PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN PERPAT PERMAI KELURAHAN AIR JUKUNG, KECAMATAN BELINYU, KABUPATEN BANGKA Eva Prasetiyono; Denny Syaputra
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 21, No. 2, September 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v21i2.5690

Abstract

Kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan) di Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka merupakan Kelompok pembudidaya ikan yang bergerak pada kegiatan budidaya air payau khususnya kepiting bakau (Scylla serrata). Namun keberlanjutan kegiatan budidaya yang dilakukan masih terkandala oleh banyak hal salahsatunya adalah kurangnya efisiensi dalam pemanfaatan potensi sumberdaya yang dimiliki. Tambak yang dimiliki oleh para pembudidaya ikan masing belum terkelola dengan optimal. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan aplikasi IPTEKS untuk mengefisiensikan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh para pembudidaya ikan dengan teknologi pemeliharaan sistem polikultur antara kepiting bakau dengan ikan bandeng (Chanos chanos). Target khusus dari kegiatan ini adalah Kapasitas produksi budidaya milik pokdakan semakin meningkat dan efisien dengan tearalikasinya teknologi polikultur. Metode kegiatan ini yaitu metode survey lapangan dengan menyisipkan teknologi polikultur dalam melakukan kegiatan budidaya. Hasil dari kegiatan ini yaitu tambak budidaya milik para pembudidaya ikan semakin optimal dan efesien dengan diversifikasi komoditi selain kepiting bakau yaitu ikan bandeng.  Kepiting bakau mampu tumbuh dan hidup dengan optimal serta mencapai ukuran panen. Selain itu ikan bandeng yang dipelihara mampu hidup dan tumbuh dengan optimal dengan pertumbuhan yang sesuai dengan diharapkan.
Performa Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Dengan Pemberian Pakan Komersil yang Ditambahkan Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium) Terfermentasi Fitria Apriani; Eva Prasetiyono; Denny Syaputra
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 10 No 2 (2019): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.469 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v10i2.311

Abstract

Gouramy is freshwater fish commodity with higher market demand than other freshwater fish that mostly cultured. There are many obstacles in cultivating process i.e the slow growth and the increasing of feed price that is not automatically followed by the increasing of the fish price causing the efforts to decrease the feeding cost are urgently needed. The aims of this study were to evaluate the effect of fermented gamal leaf addition into commercial feed to the growth of gouramy fry. The design of experiment using completely randomized design with 4 levels of treatment and 3 replicates each. The result showed that the addition of fermented gamal leaf into commercial feed gives a significant effect to growth of the fry. The mix of 75% gamal leaf and 25% commercial feed is able to decrease the using of commercial feed