cover
Contact Name
Rinto Manurung
Contact Email
pedontropika@untan.ac.id
Phone
+6285249321249
Journal Mail Official
pedontropika@untan.ac.id
Editorial Address
Jl. Jendral Ahmad Yani Pontianak. Telp. (0561) 740191 Fax (0561) 740191
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan
ISSN : 2443101X     EISSN : 25799800     DOI : https://10.26418/pedontropika
Core Subject : Agriculture,
Research and study in soil science and other fields related, include : Soil physics and conservation Soil chemistry and fertility, Soil biology and biotechnology Clay mineralogy Plant nutrient Pedogenesis Geology and Mineralogy Soil survey and classification Soil reclamation and remediation Soil and Water Quality
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2017)" : 6 Documents clear
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN EMISI KARBON GAMBUT TRANSISI DI DESA KANAMIT BARAT KALIMANTAN TENGAH Adji, Fengky F.
PedonTropika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.382 KB)

Abstract

Perubahan tata guna lahan gambut tropika sebagai lahan pertanian atau perkebunan akan menyebabkan terjadinya peningkatan emisi CO2 ke atmosfer. Pembukaan lahan gambut yang didahului dengan pembuatan saluran-saluran (drainase) akan menyebabkan muka air tanah di lahan gambut menjadi jauh letaknya dari permukaan, hal ini akan memacu laju dekomposisi bahan organic oleh jasad renik, yang pada akhirnya gambut menjadi rentan terbakar (fires). Oleh karena itu pengetahuan tentang emisi CO2 sangat penting untuk perencanaan sistem drainase, dalam rangka memelihara kelestarian gambut. Keseimbangan C dalam ekosistem gambut adalah sejumlah fluks atau kehilangan C, yang dipengaruhi oleh fluktuasi muka air tanah (water table) atau kandungan air tanah serta karakteristik gambut yang mengalami perubahan.Metode atau pendekatan ilmiah dalam penelitian ini meliputi: pengkajian secara langsung, pengukuran berat isi tanah gambut, kadar air, kadar serat, kadar abu, pH tanah, hidrofobisitas, total mikroba, dan respirasi tanah yang mempengaruhi emisi atau fluks CO2.Berdasarkan hasil penelitian berat isi tanah gambut berkisar 0,19 – 0,26 g cm-3, kadar air berkisar 200,57 – 339,75%, kadar serat berkisar 10,13 – 14,17%, kadar abu berkisar 3,39 - 11,69%, pH tanah berkisar 2,19 – 2,66, dengan rata-rata hidrofobisitas berkisar 8,76 – 23,13 detik, Nilai total mikroba tertinggi terdapat pada lahan semak belukar, yaitu sebesar 58,33 x 10-4 cfu g-1 dan terendah pada penggunaa lahan karet yaitu sebesar 13,17 x 10-4 cfu g-1, respirasi tanah berkisar 2,75 – 10,90 CO2 C kg hari-1, dengan tingkat kematangan gambut di lokasi penelitian adalah saprik. Kemudian hasil pengukuran emisi atau fluks CO2 pada berbagai penggunaan lahan yang berbeda, berkisar -3.151,4 – 69,6 g C m-2 h-1 dengan kedalaman muka air tanah berkisar -45,1 - -88,0 cm. Dimana emisi CO2 pada lokasi perkebunan karet sangat besar (69,6 g m-2 h-1 dengan kedalaman muka air tanah -88,0 cm) dibandingkan dengan lokasi perkebunan kelapa sawit (-2.041,3 g C cm-2 h-1 dengan kedalaman muka air tanah -73,0 cm) dan lokasi semak belukar (-3.151,4 g C cm-2 h-1 dengan kedalaman muka air tanah -45,1 cm).
PEMETAAN STATUS UNSUR HARA N, P DAN K TANAH PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT Manurung, Rinto
PedonTropika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.422 KB)

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah perkebunan kelapa sawit PT. Peniti Sungai Purun. Daerah penelitian merupakan lahan gambut dalam yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan merupakan lahan marginal. Lahan ini mempunyai potensi sangat rendah untuk mendukung pengembangan suatu tanaman pertanian dan perkebunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status ketersediaan  unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) tanah serta memetakan sebarannya pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan tingkat survey semi detil, dimana data disajikan dalam bentuk peta status unsur hara N, P dan K tanah skala 1: 50.000.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan N-total tanah pada lokasi penelitian hampir seluruhnya termasuk katagori sedang dengan nilai berkisar antara 0,32 % sampai dengan 0,43 % dan hanya satu blok yang memiliki katagori tinggi. Luas wilayah dengan status N-total sedang 2.089,95 ha,  dan dengan status tinggi 53,90 Ha. Status sedang memiliki luas wilayah yang paling besar yakni meliputi 97,49 % dari luas areal penelitian. P-tersedia di lokasi penelitian bervariasi dari sangat rendah, rendah, sedang dan sangat tinggi. Luas wilayah dengan status sangat rendah 76,28 ha (3,6 %), rendah 140,28 ha (6,5 %), sedang 48,97 ha (2,3 %), dan sangat tinggi 1.878,32 ha (87,6 %). Status sangat tinggi memiliki luas wilayah yang paling besar dan yang paling kecil pada status sedang.K-dd pada lokasi penelitian dapat digolongkan menjadi 3 katagori status hara, yakni status sedang, tinggi dan sangat tinggi. Luas wilayah dengan status sedang 626,41 ha (29,2 %), tinggi 700,21 ha (32,7 %), dan sangat tinggi 817,23 ha (38,1 %). Status sangat tinggi memiliki luas wilayah yang paling besar dan yang paling kecil pada status sedang.
EVALUASI LAHAN PERTANIAN UNTUK PENCEGAHAN DEGRADASI DAN KEKRITISAN LAHAN KOTA SINGKAWANG Krisnohadi, Ari
PedonTropika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.11 KB)

Abstract

Kota Singkawang berdasarkan letak geografis memiliki fungsi strategis untuk mencegah degradasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi lahan melalui identifikasi kelas, sebaran dan luasan kekritisan lahan pertanian di Kota Singkawang, dan mengetahui tingkat kerusakan tanah pada tiap Land Mapping Unit kekritisan lahan Kota Singkawang. Penelitian ini menggunakan metode survey tanah, analisis sampel tanah, klasifikasi kekritisan lahan dan klasifikasi kerusakan tanah serta analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekritisan lahan terdiri dari tidak kritis, potensial kritis, agak kritis, dan kritis. Sebaran kelas kerusakan tanah tidak linear dengan land unit kekritisan lahan, sehingga pada kelas Tidak Rusak (N), Rusak Ringan (R.I) dan Rusak Sedang (R.II) terdapat pada seluruh area lahan tidak kritis, potensial kritis, agak kritis, dan kritis. Kelas Lahan Tidak Rusak (N) memiliki luas terbesar 8.371 ha, Kelas Lahan Rusak Ringan (R.I-a) dengan faktor pembatas pH tanah masam memiliki luas 7.520 ha, R.I-d dengan faktor pembatas bobot isi memiliki luas 2.630 ha, R.I-f dengan faktor pembatas tekstur tanah berpasir memiliki luas 7.924 ha, R.I-p dengan faktor pembatas permeabilitas tanah cepat memiliki luas 757 ha. Kelas Lahan Rusak Sedang (R.II d) memiliki faktor pembatas bobot isi tanah >1,5 gr/cm3 (286 ha), R.II-a,p,d memiliki faktor pembatas pH tanah sangat masam, permeabilitas tanah cepat, dan bobot isi tanah (71 ha), dan R-II a,r memiliki faktor pembatas pH tanah dan potensial redoks >400 dengan luas 153 ha.
KAJIAN STATUS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN SUNGAI KUNYIT KABUPATEN MENPAWAH Sulakhudin, Sulakhudin
PedonTropika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.068 KB)

Abstract

Produksi padi di Kecamatan Sungai Kunyit pada tahun 2014 menurun dibandingkan produksi padi tahun 2013. Penurunan produksi satu diantaranya disebabkan oleh pemberian pupuk oleh petani masih bersifat umum karena terbatasnya data sumberdaya lahan, khususnya data status kesuburan tanah. Pemupukan dengan pupuk anorganik yang terus menerus menyebabkanketidakseimbangan hara dalamtanah dan kesuburuan tanah menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkajikesuburan tanah di lahan sawah di Kecamatan Sungai Kunyit. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagaiinformasi dasar dalam pengelolaan budidaya tanaman padi di Kecamatan Sungai Kunyit. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa lokasi lahan sawah dengan metode survei untuk mengambil sampel-sampel tanah pewakil. Analisis beberapa sifat fisika dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura. Beberapa  sifat kimia yang ditetapkan, antara lain: Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa tanah (KB), N-total, P-total, K-total, C-organik. Penentuan status kesuburan tanah didasarkan pada petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah Pusat Penelitian Tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian besar tanah sawah di Kecamatan Sungai Kunyit memiliki KTK, KB, P total, K total dan C-organik yang rendah. Lahan sawah yang terdapat di Kecamatan Sungai Kunyit mempunyai status kesuburan rendah. Lahan sawah yang ada di Desa Sie Dungu mempunyai status kesuburan tanah yang sedang. Status kesuburan tanah di sebagian lahan sawah di Kecamatan Sungai Kunyit ditentukan oleh nilai KB dan kandungan P total yang sangat rendah.
RESPON TANAMAN BAWANG MERAH TERHADAP CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA CEKAMAN KEKERINGAN DI TANAH GAMBUT Suryani, Rini
PedonTropika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.794 KB)

Abstract

Tanaman bawang merah merupakah satu diantara komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Budidaya tanaman bawang merah di tanah gambut mempunyai banyak permasalahan, terutama sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang buruk. Fokus utama dari tanah gambut adalah kemampuannya dalam menyimpan dan melepaskan air secara cepat. Air merupakan kebutuhan utama untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air sangat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi terutama berhubungan dengan fungsinya sebagai bahan pelarut unsur hara tanah. Sistem perakaran tanaman bawang yang dangkal akan menyebabkan terhambatnya penyerapan air terutama pada ketersediaan air  yang terbatas. Penggunaan cendawan mikoriza arbuscular (CMA) dapat membantu tanaman bawang merah untuk menyerap air dari dalam tanah, terutama pada kondisi cekaman kekeringan.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh CMA dan frekuensi penyiraman serta interaksinya terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah di tanah gambut. Penelitian dilakukan di rumah kaca lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura selama 3 bulan. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi yang terdiri dari 2 faktor. Fungsi perlakuan CMA sebagai plot utama terdiri dari 2 taraf; m0 = tanpa CMA, m1 =  dengan CMA, sedangkan fungsi perlakuan frekuensi penyiraman sebagai sub-plot terdiri dari 4 taraf; a1 = setiap hari, a2 = setiap 3 hari, a3 = setiap 5 hari, a4 = setiap 7 hari.Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi AMF berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, serapan P, volume akar, persentase akar terinfeksi dan berat kering bulir bawang per rumpun. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara perlakuan inokulasi AMF dan frekuensi penyiraman.
KAJIAN KARBON DAN HARA TANAH GAMBUT AKIBAT ALIH FUNGSI LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN BARAT Nusantara, Rossie Wiedya
PedonTropika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.313 KB)

Abstract

Alih fungsi hutan alami menjadi lahan pertanian, perkebunan dan hutan produksi dapat mengancam keberadaan ekosistem gambut alami dan berdampak terhadap lingkungan. Kerusakan lahan gambut terbesar terjadi melalui drainase dalam dan pembakaran tak terkendali. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan-perubahan hara dan C-organik tanah gambut akibat alih fungsi lahan. Lokasi kajian merupakan lahan gambut di Kabupaten Kubu-Kalimantan Barat dan terdapat 5 (lima) tipe gambut, yaitu hutan gambut primer (HP), hutan gambut sekunder (HS), semak belukar (SB), kebun sawit (KS) dan  kebun jagung (KJ). Analisis sampel tanah meliputi Nitrogen-total, Posfor-tersedia, Kalium-dd, Carbon organik tanah dan kadar abu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi lahan dari hutan alami menjadi lahan pertanian dan semak belukar dan pengelolaan lahan menyebabkan penurunan P-tersedia (53,7%), K-dd (80,6 %), N-total (30,9%), C-organik (4,4%) dan peningkatan kadar abu tanah (81,5%). P-tersedia tanah gambut pada HP lebih tinggi daripada HS, KS, KJ, SB. K-dd pada HP lebih tinggi daripada SB, HS,KJ, KS. N-total pada HS lebih tinggi daripada SB, HP, KS, KJ. C-organik pada HP lebih tinggi daripada HS, SB, KS, KJ. . Perubahan penggunaan lahan berarti merubah ekosistem alami yang bersifat anaerob menjadi aerob sehingga mempercepat proses dekomposisi atau penguraian bahan organik dan pencucian hara  tanah gambut.

Page 1 of 1 | Total Record : 6