cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Al-I´lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
ISSN : 25988883     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Komunikasi dan Dakwah merupakan isu yang saban hari semakin "panas". Komunikasi selalu menjadi panas karena isu-isu besar hari-hari ini muncul karena ulah. Komunikasi baik media, komunikator maupun konten komunikasi itu sendiri. Manakala dakwah merupakan "program agama" yang tidak mungkin lepas dari komunikasi maka tak berlebihan, jika komunikasi dan dakwah ibarat dua sisi mata uang yang berdampingan. Atas alasan inilah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Mataram merasa perlu menghadirkan Al-I'lam sebagai media untuk mengkaji dan menganalisa segala tetek bengek yang berkaitan dengan dua isu besar tersebut.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2020): September" : 6 Documents clear
Iklan Kecantikan dan Diskriminasi terhadap Kulit Hitam (Studi Iklan Rexona Women Whitening) Ishanan Ishanan
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 4, No 1 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v4i1.2958

Abstract

Abstrak:Ada dua persoalan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) Apa citra dan makna yang dibangun pada iklan rexona women whitening? (2) Bagaimana diskriminasi terhadap warna kulit dibangun pada iklan rexona women whitening?Untuk menjawab persoalan tersebut peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan pendekatan komunikasi massa dan teori budayaMarvin Defleur, peneliti berusaha menjelaskan bagaimana diskriminasi dilakukan oleh media iklan kecantikan. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Iklan Rexona women whitening dicitrakan sebagai sebuah produk yang mampu menjadi solusi bagi wanita-wanita yang kulit ketiaknya hitam. Tidak hanya itu, iklan ini didesain sedemikian rupa agar khalayak tertarik dan terpesona dengan mengahdirkan fantasi, menyentuh gaya hidup, bagaimana iklan dinarasikan, dan model yang memerankan iklan menjadi sesuatu yang tak terpisahkan di dalamnya. (2) Terjadi diskriminasi secara halus dalam iklan Rexona women whitening, di mana, masih ada kesan bahwa orang kulit hitam, dalam hal ini ketiak hitam, cenderung masih digambarkan sebagai orang yang tidak pantas mendapat pertolongan. Hal ini menambah kesan lama yang masih bertahan, ketika orang-orang kulit putih dulunya selalu memandang hina orang-orang kulit hitam.  Abstract:There are two problems that are examined in this research, namely: (1) What is the image and meaning that is built in the rexona women whitening ad? (2) How is discrimination against skin colors built in the rexona women whitening advertisement? To answer this problem, the researchers used descriptive qualitative methods. By using a mass communication approach and Marvin Defleur's cultural theory, the researcher tries to explain how discrimination is done by the beauty advertising media. The results of this research are: (1) Rexona women whitening advertisement is imaged as a product that can be a solution for women with black underarm skin. Not only that, this advertisement is designed in such a way that the audience is attracted and fascinated by presenting fantasy, touching the lifestyle, how the advertisement is narrated, and the model who plays the advertisement are inseparable in it. (2) There is subtle discrimination in Rexona women advertisements. Whitening, in which, there is still the impression that black people, in this case black underarms, tend to still be described as unworthy of help. This adds to the old, lingering impression, when white people used to always despise black people.
Kecemasan Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung Ni Putu Rizky Arnani
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 4, No 1 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v4i1.2959

Abstract

Abstrak:Lingkungan perguruan tinggi yang berbeda dari sebelumnya menimbulkan culture shock. Hal ini terjadi saat individu berada di daerah asing dan memutuskan untuk tinggal dalam durasi waktu yang tidak sebentar (lama). Perubahan lingkungan yang dialami oleh mahasiswa yang berbeda menimbulkan berbagai problematika. Penelitian ini bertujuan untuk  mendapatkan gambaran mengenai kecemasan komunikasi intepersonal mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung.  Penelitian ini dilakukan kepada 26 mahasiswa  Thailand di IAIN Tulungagung. Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pengukukuran kecemasan komunikasi interpersonal berdasarkan aspek unrewarding, uncontrol dan unwillingness.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan komunikasi interpersonal mahasiswa Thailand di IAIN berada dalam kategori sedang. Hal ini artinya bahwa masih merasakan kecemasan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Selanjutnya, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa partisipan wanita memiliki kecemasan komunikasi interpersonal dibandingkan dengan partisipan laki-laki Abstract:The higher education environment is different from the previous one causing culture shock. This happens when the individual is in a foreign area and decides to stay for a long duration. Environmental changes experienced by different students cause various problems. This study aims to obtain an overview of the anxiety of Thai students' interpersonal communication at IAIN Tulungagung. This research was conducted on 26 Thai students at IAIN Tulungagung. This study uses quantitative descriptive methods. Measurement of interpersonal communication anxiety based on aspects of unrewarding, uncontrol and unwillingness. The results showed that the Thai students' interpersonal communication anxiety at IAIN was in the moderate category. This means that you still feel anxiety in communicating with other people. Furthermore, the results of the study also showed that female participants had interpersonal communication anxiety compared to male participants
Dakwah Dan Pencak Silat: Mengenalkan Islam Melalui Jalan Hikmah Luthfi Ulfa Ni'amah; Tania Pramayuani
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 4, No 1 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v4i1.2960

Abstract

Dakwah adalah kegiatan amar ma’ruf nahimunkar. Kegiatan dakwah dapat diterapkan dalam bentuk olahraga. Salah satu olahraga yang digemari  dikalangan remaja yaitu Pencak Silat. Pencak Silat dapat digunakan sebagai media dakwah. Islam dikenal mulai dari kalangan santri maupun non santri. Salah satu pencak silat yang digunakan sebagai media dakwah adalah PORSIGAL (Pendidikan Olahraga Silat Indah Garuda Loncat). PORSIGAL merupakan pendidikan silat yang tidak hanya mengajarkan tentang tata cara menjaga kesehatan fisik, melainkan juga mengajarkan tata cara mengenal Tuhan melalui bentuk aktivitas dan ucapan yang dilakukan sehari-hari. Para guru PORSIGAL tidak menerapkan sistem paksaan dalam mengajarkan Islam, melainkan dilakukan dengan metode dakwah bil hikmah. Dakwah disampaikan secara tadarruj. Dengan adanya metode ini, para santri PORSIGAL mengenal Islam melalui pelajaran hidup sehari-hari dan nasehat dari para guru. Penjelasan lebih detail tentang PORSIGAL akan ditulis dengan metode penelitian observasi lapangan. Abstract:Dakwah is activity amar ma’ruf nahimunkar. Activities of Dakwah can be applied into sport media. One of the popular sports among teenagers is Pencak Silat. Pencak Silat can be used as a dakwah’s media. Islam is known starting from among santri and non-santri. Pencak silat whom used as a dakwah’s media is PORSIGAL (Silat Indah Garuda Skip Sport Education). PORSIGAL is a martial arts education that not only teaches about the procedures for maintaining physical health, but also teaches the procedures for knowing God through the forms of activities and speech that is done everyday. PORSIGAL’s teachers do not apply a system of coercion in teaching Islam, but rather it is done by the hikmahmethod. Dakwah can be teaching by tadarruj’s method. Using this method, PORSIGAL’s students know Islam through life lessons everyday and various advice from their teacher. A more detail about PORSIGAL will be written using the field observasion research method.
Analisis Siaran Berita Pada Drama Korea “Pinocchio” Dalam Perspektif Kode Etik Jurnalistik Darisy Syafaah; Nadila Anis Kusumawati
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 4, No 1 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v4i1.2961

Abstract

Abstrak:Penelitian terhadap drama korea Pinocchio bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika jurnalistik yang ditampilkan dalam drama korea Pinocchio. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis wacana Teun A. V Dijk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa adegan dengan aspek audio visual dalam drama Pinocchio. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya terdapat  pelanggaran kode etik jurnalistik yang telah dilakukan oleh stasiun televisi MSC News yang meliputi pelanggaran etik jurnalistentang  sikap independensi, akurat dan berimbang, cara profesional dalam pembuatan berita, pengujian informasi serta validasi dan tidak membuat berita bohong serta penyalahgunaan profesi dalam melakukan kegiatan jurnalistik dalam pemberitaan. Sedangkan ditinjau dari naskah alur cerita yang telah penulis bangun dari awal hingga akhir menyimpulkanadanya topik utama drama korea Pinocchio yang menggambarkan  realita kehidupan jurnalis yaitu motivasi menjadi seorang jurnalis demi membersihkan nama baik seseorang akibat pelanggaran kode etik jurnalistik. Analisis konteks sosial, kognisi dan teks penulis skenario membuat drama ini untuk menggambarkan pada para reporter agar jangan mudah membuat berita berdasarkan spekulasi dan rumor sehingga tidak merugikan orang lain. Abstract:The study of Korean drama Pinocchio aims to find out how journalistic ethics was displayed in Korean drama Pinocchio. This research is a qualitative research that uses discourse analysis Teun A. Van Dijk. The date used in this study are primary data form scenes with audio visual aspects in the drama Pinocchio.The results showed that there were violations of the journalistic code of ethics that had been committed by the MSC News television station, which included violations of journalists' ethics regarding independence, accuracy and balance, professional ways of making news, testing information and validation and not making fake news and professional abuse in doing journalistic activities in reporting. Meanwhile, in terms of the storyline script that the writer has built from beginning to end, it is concluded that the main topic of the Korean drama Pinocchio, which describes the reality of a journalist's life, is the motivation to become a journalist in order to clear one's good name due to violations of journalistic code of ethics. Analysis of the social context, cognition and text of the screenwriters made this drama to illustrate to reporters not to easily make news based on speculation and rumors so as not to harm others.
Media Sosial Sebagai Media Alternatif Manfaat dan Pemuas Kebutuhan Informasi Masa Pandemik Global Covid 19 (Kajian Analisis Teori Uses And Gratification) Nurliya Ni'matul Rohmah
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 4, No 1 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v4i1.2957

Abstract

Abstrak:Penelitian ini mengungkap media sosial sebagai media alternatif manfaat dan pemuas kebutuhan informasi di masa pandemik global Covid 19 menggunakan Analisis Teori Uses and Gratification. Ada dua permasalahan dalam penelitian ini yaitu apa sajakah peran penting manfaat dari media sosial yang diberikan di masa pandemic Covid-29 dianalisis menggunakan Teori Uses and Gratification  dan bagaimana media sosial dapat menjadi pemuas kebutuhan pilihan masyarakat dalam proses komunikasi massa dianalisis menggunakan Teori Uses and Gratification. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis teori Uses and Gratification. Dari 50 orang sample acak di instagram menunjukkan hasil bahwa 80% orang menyetujui bahwa media sosial bermanfaat sebagai sosial informasi, 93%  orang  menyetujui media sosial sebagai media informasi Covid 19, 83%  orang  menyetujui bahwa informasi di media sosial dapat membantu sesama, 80%  orang menyetujui bahwa media sosial mampu memuaskan sebagai pelarian dari rutinitas dan masalah pribadi di masa Covid-19, 85% menyetujui media sosial dapat memuaskan dalam pencarian informasi Covid-19 dan 92% menyetujui bahwa informasi di media sosial memuaskan untuk melakukan sesuatu. Abstract:This study reveals that social media as an alternative media of the uses and satisfaction of information needs in the global pandemic Covid-19, based on analysis of Uses and Gratification Theory. There are two problems in this research which are what are the important roles of the benefits of social media given during the pandemic Covid-19 analyzed using by Uses and Gratification Theory and how social media can be a satisfying choice of people’s needs in the process of mass communication analyzed using by Uses and Gratification Theory. To answer those questions researchers used quantitative research methods with the analysis approach to the theory of Uses and Gratification. From 50 people random sample in Instagram showed the result that 80% of people agreed that social media was useful as social information, 93% of  people  agreed to social media as information media Covid-19, 83% of  people agreed that information on social media could help others, 80% of  people  agreed that social media was able to satisfy as an escape from routine and personal problems during the Covid-19 period, 85% agreed that social media could be satisfying in information seeking Covid 19 and 92% agreed that information on social media was satisfying to do something.
Analisis Iklan Bulan Ramadhan Perspektif Advertising and Branding (Studi Kasus Iklan Im3, Axis dan XL) Ridho Rahmatullah; Hariya Toni; Robby Aditya Putra
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 4, No 1 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jail.v4i1.2962

Abstract

Abstrak:Logikanya, tujuan pengiklan mengiklankan produknnya adalah agar masyarakat “sadar merek” dan meningkatkan angka statistik penjualan produk tersebut. Untuk tujuan itu, perusahaan gencar meluncurkan ide-ide kreatif agar masyarakat tertarik. Pada bulan Ramadhan pengiklan berbondong-bondong menyerbu tema Islami. Sayangnya, kreatifitas itu sering kali kebablasan.  Padahal dalam UU Penyiaran disebutkan bahwa kewajiban pelaku usaha dalam mengiklankan produknya adalah mencerdaskan bangsa dan menciptakan masyarakat yang berimtaq. Dari uraian diatas, bagaimanakah iklan Im3, Axis dan XLdi bulan Ramadhan jika dilihat dari perspektif advertising and branding? Untuk menjelaskan permasalahan tersebut, teori yang dipakai dalam makalah ini adalah teori advertising and branding dari David Aaker. Setelah diamati, Iklan im3, axis dan Xl di bulan Ramadhan cenderung mengomodifikasi atribut Islam demi uang. Mereka menggunakan atribut Islam, untukmelipatgandakan keuntungan.  Hal ini dilakukan tanpa memperhatikankontinuitasaspek dakwahnya.   Abstract:Logically, the advertiser's goal of advertising its products is so that the community is "brand-aware" and increases the sales statistics for these products. For this purpose, the company is launching creative ideas so that people are interested. In the month of Ramadan advertisers flock to Islamic themes. Unfortunately, creativity is often excessive. Whereas in the Broadcasting Law, it is stated that the obligation of business actors to advertise their products is to educate the nation and create a society that believes. From the description above, how are the Im3, Axis and XL advertisements in the month of Ramadan when viewed from the perspective of advertising and branding? To explain this problem, the theory used in this paper is the advertising and branding theory of David Aaker. After observing, im3, axis and Xl ads in Ramadan tend to commodify the attributes of Islam for money. They use Islamic attributes, to double profits. This is done without regard to the continuity of the aspect of the da’wa

Page 1 of 1 | Total Record : 6