cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23375124     EISSN : 2089970X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Anestesiologi Indonesia (JAI) diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) dan dikelola oleh Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) cabang Jawa Tengah.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia" : 5 Documents clear
Tatalaksana Perioperatif Ventilasi Mekanik pada Pasien dengan Gagal Jantung Kiri Budi Nugroho; yudi hadinata
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.093 KB) | DOI: 10.14710/jai.v11i2.24450

Abstract

Penyakit gagal jantung merupakan suatu kondisi kelainan pada pasien dimana kemampuan pengisian dan fungsi pompa jantung mengalami gangguan.  Gagal jantung sendiri dapat terjadi secara akut atau kronis serta berpotensi mengancam jiwa.  Ketika kondisi tersebut memburuk maka dapat menyebabkan gangguan fungsi pernapasan dan perburukan kondisi hingga berakibat kematian.  Kondisi gagal jantung dapat terjadi selama tindakan perawatan perioperatif pembedahan yang membutuhkan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Salah satu modalitas terapi non farmakologi yang dapat membantu fungsi pompa jantung dalam kondisi gagal jantung adalah ventilasi mekanik. Tinjauan pustaka ini akan mengulas tentang terapi perioperatif ventilasi mekanik pada pasien dengan gagal jantung.
Gambaran Gastrointestinal Dysmotility pada Pasien Kritis Fauzana Fauzana; Prananda Surya Airlangga; Eddy Rahardjo
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.247 KB) | DOI: 10.14710/jai.v11i2.22115

Abstract

Latar Belakang: Gastrointestinal (GI) dysmotility merupakan kejadian yang sering ditemui di intensive care unit (ICU), dengan angka kejadian cukup besar mencapai 60% pada pasien kritis. Hal ini juga merupakan prediktor peningkatan mortalitas dan lama tinggal di ICU. GI dysmotility dapat merupakan kelainan primer seperti pada pasien dengan diabetes mellitus dan sepsis atau merupakan efek sekunder dari terapi yang diberikan seperti efek dari resusitasi cairan dalam jumlah besar, penggunaan vasopressor atau obat-obatan yang menurunkan motilitas usus seperti opioid. Manifestasi klinis GI dysmotility dapat sangat luas dan dibagi menjadi upper GI dysmotility dan lower GI dysmotility.Kasus: 2 laporan kasus berikut mewakili upper dan lower GI dysmotility. Kasus 1, laki laki 18 tahun dengan diagnosa guliian barre syndrome (GBS) yang mengalami infeksi berulang. Gastroparesis dan produksi cairan lambung yang massive, dicetuskan oleh sepsis dan mengakibatkan metabolik alkalosis yang berat, kesulitan memulai nutrisi enteral dan kesulitan weaning dari ventilasi mekanik.Kasus 2, wanita 56 tahun dengan diagnosa obesity hypoventilation syndrome (OHS) dan edema paru. Terdapat diare dan ileus paralitik selama perawatan di ICU yang menyebabkan peningkatan tekanan intrabadomen.Pembahasan: Diagnosa dini dan tatalaksana yang tepat sangat penting. Mencari dan mengatasi penyebab GI dysmotility, koreksi cairan, elektrolit dan asam basa harus segera dilakukan. Obat-obatan yang meningkatkan motilitas usus dan mobilisasi dini dapat diberikan pada upper dan lower GI dysmotility sedangkan dekompressi abdomen efektif dalam mengurangi tekanan intrabdomen pada lower GI dysmotility.Kesimpulan: Diagnosa dan penanganan dini pada GI dysmotility dapat memperbaiki outcome dan mengurangi komplikasi. Apapun penyebabnya GI dysmotility harus di terapi secara tepat dan sistematis.
Tatalaksana Perioperatif pada Pasien dengan Cardiac Implantable Electronic Devices (Cieds) atau Alat Elektronik Kardiovaskular Implan (Aleka) Cindy Elfira Boom; Ornella Widyapuspita
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.036 KB) | DOI: 10.14710/jai.v11i2.24714

Abstract

Jumlah pasien pengguna cardiac implantable electronic devices (CIEDs) atau alat elektronik kardiovaskular implan (ALEKA) hingga saat ini makin bertambah setiap tahunnya di penjuru dunia, namun masih banyak ahli anestesi yang belum nyaman dalam mengelola pelayanan perioperatif pada pasien-pasien tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman pemrograman alat untuk menatalaksana pasien. Alat elektronik kardiovaskular implan merupakan sebuah istilah yang mencakup penggunaan alat pacu jantung untuk bradiaritmia dan implantable cardioverter defibrilator (ICD)/defibrilator kadioverter implan (DKI) untuk takiaritmia, serta cardiac resynchronization therapy (CRT)/ terapi resinkronisasi jantung (TRJ) untuk disfungsi diastolik dengan hambatan konduksi. Hingga saat ini, tercatat setidaknya lebih dari 250.000 pasien dewasa maupun anak menjalani pemasangan alat pacu jantung tiap tahunnya, oleh karena itu, penting bagi seorang dokter anestesi untuk memahami dan mampu membuat perencanaan perioperatif dengan tim multidisiplin agar dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien. Tinjauan pustaka ini dibuat untuk memberikan info seputar ALEKA dengan berfokus pada manajemen perioperatif pasien dengan ALEKA, serta algoritma tatalaksana yang dapat diimplementasikan dalam praktik sehari-hari.
Perbandingan Teknik Insersi Triple Airway Maneuver dengan Teknik Laringoskopi Terhadap Keberhasilan Insersi dan Profil Hemodinamik Pemasangan Laryngeal Mask Airway (LMA) Klasik pada Operasi Elektif Bernhard Arianto Purba; Rose Mafiana; Yusni Puspita
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1503.45 KB) | DOI: 10.14710/jai.v11i2.24457

Abstract

Latar Belakang: Manajemen jalan napas merupakan aspek penting dalam anestesiologi. Alat bantu napas yang sering digunakan adalah laringeal mask airway (LMA). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari teknik yang dapat meningkatkan angka keberhasilan insersi LMA dan mengurangi komplikasi. Teknik insersi LMA triple airway maneuver (TAM) dan teknik laringoskopi merupakan teknik insersi yang sering dipakai dalam paktik sehari-hari namun keunggulan kedua tehnik ini perlu diketahui lebih lanjut.Tujuan: Mengetahui perbandingan keberhasilan dan profil hemodinamik insersi LMA klasik antara teknik TAM dengan teknik laringoskopi.Metode: Randomized post test only and comparison group design dilakukan di kamar bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan April 2019-Mei 2019 sampai jumlah sampel terpenuhi. Didapatkan total 62 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok teknik TAM dan teknik laringoskopi. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t-tidak berpasangan dan Chi-square test (p<0,05) dengan SPSS® versi 25.00.Hasil: Keberhasilan pemasangan LMA klasik dengan menggunakan teknik laringoskopi pada usaha pertama dan kecepatan insersi dengan teknik laringoskopi lebih baik daripada teknik TAM (p<0,05). Profil hemodinamik rerata tekanan sistolik pada teknik laringoskopi lebih rendah daripada teknik TAM (p<0,05), namun rerata tekanan diastolik, MAP, dan detak jantung tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05). Selain itu ditemukan keluhan sakit tenggorokan (22,6%) dan bercak darah pada LMA pasca ekstubasi (16,1%) pada teknik TAM.Kesimpulan: Keberhasilan dan tekanan darah sistolik pada teknik laringoskopi lebih baik daripada teknik TAM.
Epidural Labour Analgesia pada Pasien Hamil dengan Sindrom Eisenmenger Juni Kurniawaty
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1253.679 KB) | DOI: 10.14710/jai.v11i1.22899

Abstract

Sindrom Eisenmenger didefinisikan sebagai hubungan abnormal antara sirkulasi sistemik dan paru berupa pirau kiri ke kanan yang berbalik menjadi kanan ke kiri akibat tingginya resistensi vaskular paru. Wanita hamil dengan sindrom Eisenmenger disarankan untuk menghentikan kehamilan, tetapi jika pasien tetap memilih untuk melanjutkan kehamilan, maka sebaiknya masuk rumah sakit pada usia kehamilan 25 minggu, bed rest selama periode sisa kehamilan, diberikan oksigen selama periode sesak napas dan dilakukan pemeriksaan analisis gas darah serial untuk mendeteksi perubahan di dalam aliran shunt. Apabila pilihan mode persalinanannya adalah persalinan normal, maka pada onset dari persalinan, dilakukan insersi kateter epidural, dilakukan pemantauan dengan monitor hemodinamik invasif dan apabila terjadi penurunan tekanan darah seharusnya segera diterapi dengan pemberian vasopressor serta setiap kehilangan darah dilakukan transfusi. Pasien seharusnya tetap di dalam rumah sakit sampai 7-14 hari setelah persalinan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 2 (2023): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 14, No 3 (2022): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 14, No 2 (2022): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 14, No 1 (2022): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 13, No 3 (2021): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 13, No 3 (2021): Jurnal Anestesiologi Indonesia (Issue in Progress) Vol 13, No 2 (2021): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Anestesiologi Indonesia Publication In-Press Vol 12, No 3 (2020): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 12, No 2 (2020): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 11, No 3 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 11, No 1 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 10, No 3 (2018): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 10, No 2 (2018): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 9, No 3 (2017): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 9, No 2 (2017): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 9, No 1 (2017): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 8, No 3 (2016): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 8, No 1 (2016): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 7, No 3 (2015): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 7, No 2 (2015): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 6, No 3 (2014): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 6, No 2 (2014): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 5, No 3 (2013): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 5, No 2 (2013): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 5, No 1 (2013): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 4, No 3 (2012): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 4, No 2 (2012): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 3, No 3 (2011): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 3, No 2 (2011): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 3, No 1 (2011): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 2, No 3 (2010): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 2, No 2 (2010): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 2, No 1 (2010): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 1, No 3 (2009): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 1, No 2 (2009): Jurnal Anestesiologi Indonesia Vol 1, No 1 (2009): Jurnal Anestesiologi Indonesia More Issue