cover
Contact Name
Sopyan Tsauri
Contact Email
sopyan_tsauri@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
admin@fai-umj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat
ISSN : 08546460     EISSN : 27156931     DOI : -
Misykat Al Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat is a nationally accredited peer-reviewed scientific journal published by the Faculty of Islamic Studies University of Muhammadiyah Jakarta. The focus and scope of this journal are limited to the Islamic studies in particularly of tarbiya (Islamic education), da'wah (Islamic communication) and sharia (Islamic law and economics) that related to society in Indonesia and the Islamic world.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 27, No 1 (2016)" : 7 Documents clear
TASAWUF DAN KECERDASAN SPIRITUAL Basith, Abdul
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.956 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Kehidupan tasawwuf bukan mengajak manusia untuk menjauhi dunia apalagi bermalas-malasan yang waktunya habis dengan obat terlarang, minuman keras dan dugem dengan lainnya hilang, mereka menyibukkan diri dengan aktivitas ibadah. Tetapi sebaliknya, dunia dijadikan alat untuk memperoleh hidup seoptimal mungkin. Sebaiknya kita benar-benar di Indonesia mampu membuka diri kotanya dipenuhi oleh para pelaku hidup sufi. Sebab ini mrupakans alah satu upaya peningkatan sumber daya manusia yang komplit. Pola hidup konsumtif, sela jabatan, korupsi, tidak disiplin dapat dikikis secara lambat laun yang pada akhirnya menghasilkan manusia yang berakhlakul karimah.
MANHAJ TARJIH MUHAMMADIYAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM HISAB ARAH KIBLAT DAN WAKTU-WAKTU SALAT Sopa, Sopa
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.321 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Ijtihad yang dilakukan oleh Majelis Tarjih bukan ijtihad fardî (ijtihad individual) sebagaimana telah dilakukan oleh para imam mujtahid terdahulu seperti Imam Abu Hanifah, Malik bin Anas, Syafi‟I dan Ahmad bin Hambal, tetapi ijtihad jama‟î (ijtihad kolektif) yang melibatkan ulama dari berbagai disipilin ilmu. Oleh karena itu, keanggotaan majelis ini tidak ekslusif dimonopoli oleh ulama-ulama yang menguasi ilmu agama Islam saja, tetapi juga terbuka bagi ulama-ulama yang menguasai bidang-bidang ilmu non-agama seperti ilmu hukum, filsafat, dan sebagainya. Mengenai hisab arah kiblat dan hisab waktu-waktu salat yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak keluar dari rel manhaj tarjih Muhammadiyah. Hasilnya sudah dapat diterima oleh kaum muslimin di negara kita.
PESANTREN, TRANSFORMASI SOSIAL DAN KEBANGKITAN INTELEKTUALISME ISLAM Sudin, Mahmuddin
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.424 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional dalam arti bahwa ia dalam menyelenggarakan pengajaran dan pendidikannya masih terikat secara kuat kepada pemahaman; ide, gagasan, pemikiran-pemikiran ulama fiqih, tafsir, tauhid dan tasawuf pada Abad Pertengahan. Pesantren bukan sekedar merupakan fenomena local ke-Jawaan, akan tetapi merupakan fenomena yang juga terdapat di seluruh Nusantara. Artinya pesantren dapat di jumpai di luar jawa. Pesantren dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangannya ternyata tidak dapat dipisahkan dari berkembangnya proses pemahaman keagamaan yang mendahului Islam (Agama Hindu) maupun Islam itu sendiri yakni pengajaran tarekat dan sorogan oleh para wali songo. Lembaga pesantren dapat dikatakan sebagai lembaga Islam tertua yang dalam sejarah Islam Indonesia lembaga ini mempunyai peran dalam proses berkelanjutan pendidikan nasional. Para kiai dan ulama berperan pula dalam memobilisasi masyarakat Muslim lapisan bawah untuk berpartisipasi dalam program-program yang dilakukan pemerintah. Fatwa-fatwa agama yang mereka keluarkan telah ikut meligitimasi kebijakan pemerintah dalam melaksanakan bebrbagai kebijakan pembangunan, yang atas dasar itu masyarakat Muslim akan menerima kebijakan dan program pembangunan yang diagendakan oleh pemerintah. Hal ini memperjelas peran kiai dan ulama dalam proses transformasi social ditengah-tengah kehidupan masyarakat, terutama di daerah-daerah pedesaan. Peran pesantren di era global seperti sekarang ini sebagai “garda terdepan” pengamal dan pengawal ajaran dan akhlak Islam tetap di efektifkan. Era globalisasi dengan segala aspek positif dan negatifnya telah di antisipasi oleh pesantren dengan melakukan transformasi di berbagai bidang dan tidak kalah ketinggalannya dengan sekolah-sekolah umum lainnya melakukan penyesuaian belajar dengan teknologi canggih.
STRATEGI PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF (Studi BAZ Kabupaten Sukabumi Jawa Barat) Jajuli, Sulaiman
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.014 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Pendayagunaan zakat dapat dilaksanakan dengan pengembangan terhadap delapan asnaf, misalnya zakat untuk fakir miskin dapat dimanfaatkan untuk fasilitas umum bagi mereka, seperti balai pengobatan cuma-cuma, klinik bersalin gratis, pembuatan pabrik yang mempekerjakan merka dan lain-lain.Selain pendistribusian zakat secara konsumtif dapat juga digunakan model pendistribusian secara produktif yaitu memberikan uang zakat kepada fakir miskin dalam bentuk modal usaha, atau berbentuk alat-alat untuk usaha yang dapat mereka gunakan sebagai sumber mata pencaharian mereka.
ANALISIS FIKIH KALENDER HIJRIYAH GLOBAL Iman, Muhammad Makrifat
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.611 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Penentuan Kalender Islam/Hijriyah harus bersifat global, bukan bersifat lokal atau regional yang hanya berlaku di suatu negara tertentu atau hanya berlaku pada beberapa negara. Selanjutnya, dalam menentukan kalender metode rukyat tidak bisa dijadikan landasan, karena penampakan hilal di suatu tempat berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Penentuan awal bulan qamariyah hanya bisa dilakukan dengan menggunakan metode hisab, yang lebih bersifat pasti dan tidak bertentangan dengan landasan syar‟i serta perkembangan ilmu pengetahuan.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF MAHMUD YUNUS Rohmah, Siti
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.391 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Pendidikan Islam menurut Mahmud Yunus terdiri dari pendidikan akal, pendidikan akhlak, dan pendidikan masyarakat. Pemikiran Mahmud Yunus dalam karya-karyanya merupakan penjabaran dari pemahamannya tentang berbagai aspek ajaran Islam, yang berkisar pada masalah yang berkaitan dengan ajaran tauhid dan kedudukan manusia, kerasulan, akal dan wahyu, kehidupan akhirat dan pembalasan, tugas hidup manusia, dan pengetahuan. Dengan demikian pemikiran Mahmud Yunus merupakan salah satu bentuk pemahaman terhadap ajaran Alqur’an dan Sunnah serta cara-cara pemasyarakatannya yang perlu mendapat perhatian para pemikir muslim.
DARUL ISLAM CITA-CITA POLITIK KENEGARAAN KAUM MUSLIMIN Haris, Abdul
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.02 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Keberadaan umat Islam sebagai mayoritas dalam sebuah negara tidak dengan sendirinya menjadikan negara itu sebagai Negara Islam, kalau mereka tidak menerapkan hukum Allah dalam menjalankan pemerintahan. Itulah yang terjadi pada kebanyakan negeri kaum Muslimin. Dan itulah yang dikeluhkan oleh Al-Qardhawi maupun Al-Maududi. Al-Qardhawi merasa aneh bahwa komunisme bisa mendapatkan sebuah negara dan memperoleh dukungan dana yang besar, juga Fasisme mendapatkan bangsa yang mensucikan faham itu dan mau berjuang untuk kepentingannya, sedangkan Islam tidak mendapatkan pemerintahan yang mau melaksanakan kewajiban dakwah kepada Islam. Sementara itu Al-Maududi merasa tidak mendapatkan alasan mengapa Hukum Islam tidak boleh menjadi hukum negara di suatu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Mengapa hanya karena mempertimbangkan minoritas non-Muslim, sehingga dalam suatu negara yang multi agama semua masyarakatnya harus menjadi tidak beragama. KATA KUNCI : Darul Islam, politik kenegaraan

Page 1 of 1 | Total Record : 7