cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kajian Wilayah
ISSN : 20872119     EISSN : 2502566x     DOI : -
Core Subject : Social,
Submit Manuscript Journal Help User Username Password Remember me Notifications View Subscribe Information For Readers For Authors For Librarians Current Issue Atom logo RSS2 logo RSS1 logo Visitor Statistics Web Analytics View My Stats ID 4723 US 925 MY 192 PH 103 AU 59 SG 56 GB 51 JP 50 DE 47 EU 45 Newest: DJ You: ID Today: 16 Month: 341 Total: 7264 Supercounters.com Home / Vol 9, No 1 (2018) Jurnal Kajian Wilayah Jurnal Kajian Wilayah (JKW) is an authoritative source of information and discussion on area studies, particularly Southeast Asian studies, Asia Pacific studies, as well as European and African studies. It publishes original research papers, review articles, book reviews and research summary on various perspectives and disciplines (history, anthropology, sociology, literature, politics, international relation, economics, philosophy and religion). JKW is an open access and peer reviewed journal published by Research Center for Regional Resources, the Indonesian Institute of Sciences, twice in a year (July and December).
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah" : 9 Documents clear
CRISIS, GROWTH AND CHANGES IN SUB SAHARA AFRICA: EVIDENCE FROM KENYA Ahmad Helmy Fuady; Erwiza Erman; Muzzar Kresna; Saiful Hakam
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.038 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.780

Abstract

Since 2008, the world economy has been overshadowed by a heavy pressure from the global financial crisis. With a relatively strong global relationship, it is difficult for Kenya to fully escape the global financial crisis. Kenya has also gone through a food crisis, the post-election political crisis and the security crisis. In fact, the Kenyan economy, since the early 2000s, continues to grow without much affected by the crises. With history and economics approach, this study departs from a simple curiosity, to know how Kenya’s economic development is during the crises. This study examines three sectors that survive and thrive during times of crisis, namely agricultural sector (tea, coffee and cut flowers), infrastructure, and financial technology. In addition, this study also describes the increasing role of China in the Kenyan economy, when other donor countries are in crisis.Keywords: Crisis, agricultural sector, infrastructure development, financial technology, ChinaAbstrakSejak 2008, perekonomian dunia telahdibayangi oleh tekanan krisis keuangan global. Dengan hubungan global yang relatif kuat, sulit bagi Kenya untuk sepenuhnya keluar dari krisis tersebut. Kenya juga mengalami krisis pangan, krisis politik pasca pemilu dan krisis keamanan. Namun, ekonomi Kenya, sejak awal tahun 2000an, terus bertumbuh tanpa banyak terpengaruh oleh krisis. Dengan pendekatan sejarah dan ekonomi, penelitian ini berangkat dari keingintahuan yang sederhanatentangbagaimana perkembangan ekonomi Kenya selama krisis. Studi ini meneliti tiga sektor yang bertahan hidup dan berkembang selama masa krisis, yaitu sektor pertanian (teh, kopi dan bunga potong), infrastruktur, dan teknologi keuangan. Selain itu, studi ini juga menggambarkan peningkatan peran China dalam perekonomian Kenya, ketika negara-negara donor lainnya berada dalam krisis.Kata kunci: Krisis, sektor pertanian, pembangunan infrastruktur, teknologi keuangan, China 
Preface Jurnal Kajian Wilayah Vol. 8 No.2 (2017) Ahmad Helmy Fuady
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.058 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.792

Abstract

GERAKAN MASYARAKAT ADAT SAMI DAN KONTESTASI SUMBER DAYA ALAM Manggala Ismanto
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.431 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.775

Abstract

The main agenda of the indigenous movement is fighting for political and cultural rights of ethnic minority communities in accordance with unique historical and cultural practices that they have. As Kymlicka said, minority rights must also be fought because they are on a system that is governed by the majority who pretend to produce injustice. Sami Indigenous Movement in Norway is a form of a long struggle to obtain the right independently to manage natural resources. Currently Sami struggling to maintain the uniqueness of the cultural identity and living practices that have been owned for generations. This paper would like to see the establishment of indigenous peoples' movement Sami in Norway as well as the practice of social movements committed to demanding social change related to self-governance and autonomy of management of natural resources.Keywords: Indigenous Movement, Sami People, Identity,  Otonomy,Natural Resource ManagementAbstrakAgenda utama dalam gerakan adat atau indigenous movement adalah memperjuangkan hak politik dan budaya komunitas etnis yang menjadi minoritas sesuai dengan keunikan historis serta praktik budaya yang mereka miliki. Seperti yang dikatakan oleh Kymlicka, bahwa hak-hak minoritas juga harus diperjuangkan karena mereka berada pada sistem yang diatur oleh mayoritas yang berpretensi menghasilkan ketidakadilan. Gerakan Masyarakat Adat Sami di Norwegia merupakan bentuk perjuangan panjang untuk memperoleh hak secara mandiri untuk mengelola sumber daya alam. Saat ini masyarakat Sami berjuang untuk mempertahankan keunikan identitas budaya dan praktik hidup yang telah dimiliki secara turun temurun. Tulisan ini ingin melihat pembentukan gerakan masyarakat adat Sami di Norwegia serta praktik gerakan sosial yang dilakukan untuk menuntut perubahan sosial terkait dengan self-governancedan otonomi pengelolaan sumber daya alam.Kata kunci: Gerakan Masyarakat Adat, Sami, Identitas, Otonomi, Pengelolaan Sumber DayaAlam 
CHINA BELT ROAD INITIATIVE: PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PERLUASAN HEGEMONI EKONOMI TIONGKOK DI DUNIA Paulus Rudolf Yuniarto
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.673 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.781

Abstract

POVERTY DEBATES IN THE DEWAN RAKYAT OF THE MALAYSIAN PARLIAMENT Nazli Aziz
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.342 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.776

Abstract

This article highlights the nature of parliamentary debates in the Dewan Rakyat (House of Representatives) of the Malaysian Parliament related to the poverty issues in Malaysia. Using qualitative research technique, it focuses on the untold story of poverty in Malaysia that buried in the Dewan Rakyat Hansard. Analysing poverty issues qualitatively, however, can be ambiguous and open to challenge. Despite the success story of poverty eradication in Malaysia, poverty issues have always been debated in almost every parliament proceeding in the Dewan Rakyat. If Malaysia is so successful in eradicating poverty, why the Members of Parliament (MPs) are still debating the issue in the Dewan Rakyat to date? To understand this issue, it uses Hansard records of the Dewan Rakyat (1990-2012) to narrate the multifaceted of poverty issues in both rural and urban consistencies in Malaysia, qualitatively. It reevaluates the previous works on poverty in Malaysia by examining the debates extracted from the Dewan Rakyat Hansard. The aim is to understand whether and to what extent the poverty eradication agendas have benefited communities and spilled over throughout the constituencies in Malaysia.Key words: The Malaysian Parliament, Hansard, Members of Parliament, Dewan Rakyat; poverty eradication AbstrakArtikel ini menyajikan prediksi perdebatan tentang isu kemiskinan di Malaysia yang diungkapkan di Dewan Perwakilan Rakyat, Parlemen Malaysia. Dengan menggunakan teknik penelitian kualitatif, fokus utamanya adalah masih adanya isu kemiskinan di Malaysia yang disematkan dalam Pernyataan Resmi (Hansard) Dewan Perwakilan Rakyat. Namun demikian, menganalisis isu kemiskinan secara kualitatif akan mengundang keabsahan, dan bersifat ambigu serta terbuka terhadap tantangan. Terlepas dari keberhasilan pemberantasan kemiskinan di Malaysia, masalah kemiskinan selalu diperdebatkan hampir di setiap sidang parlemen di Dewan Rakyat. Jika Malaysia berhasil memberantas kemiskinan, mengapa anggota parlemen masih memperdebatkan isu kemiskinan di Dewan Rakyat sampai sekarang? Untuk memahami masalah ini, catatan Pernyataan Resmi, Hansard, Dewan Rakyat (1990-2012) digunakan untuk menggambarkan komposisi isu kemiskinan di daerah perkotaan dan pedesaanndi Malaysia secara kualitatif. Kajian-kajian sebelumnya mengenai kemiskinan di Malaysia dievaluasi kembali dengan meninjau kembali perdebatan yang dikutip dari Pernyataan Resmi, Hansard, Dewan Perwakilan Rakyat. Tujuan utamanya adalah untuk memahami apakah ada dan sejauh mana pengentasan kemiskinan menguntungkan masyarakat dan menyebar ke seluruh wilayah di Malaysia.Kata kunci: Parlemen Malaysia, Hansard (Pernyataan Resmi), Anggota Parlemen, Dewan Perwakilan Rakyat, pengentasan kemiskinan. 
THE LIFE OF MUSLIM INDONESIAN STUDENTS IN GERMANY: CHALLENGES AND OPPORTUNITIES Gilang Maulana Majid
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.258 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.778

Abstract

Immigration of people attached to a certain religion in a country where most of the population do not embrace the same religion has always been an interesting topic to explore, especially when it is regarding the discourse of student mobility in higher education world. A lot of factors must be taken into account before one makes a decision on which country to continue the study. As Muslims adhere to certain religious values, any factor that supports one’s piousity would be ideally weighed. This study explores the life of Muslim Indonesian students studying in Germany. Departing from the study motivation, the concept of push and pull factor is then enriched with religious perspectives. The research findings show that even though there are challenges that these students face as a Muslim, there is still an interesting opportunity that they have experienced when residing in Germany and later deem most significant in relation to their Islamicity. Realizing the importance of this kind of discourse for Indonesian immigrants, be it student or non-student, a suggestion of further research under the same topic is emphasized. Keywords: Germany, Hajj, higher education,Muslim Indonesian student, push-pull factor AbstrakImigrasi orang-orang yang melekat pada agama tertentu di negara yang mana sebagian besar penduduknya tidak memeluk agama yang sama selalu menjadi topik yang menarik untuk dieksplor, terutama ketika menyangkut wacana mobilitas siswa di dunia pendidikan tinggi. Banyak faktor harus diperhitungkan sebelum seseorang membuat keputusan ke negara mana untuk melanjutkan studi. Sebagai umat Islam yang mematuhi nilai-nilai agamanya, setiap faktor yang mendukung kesalehan seseorang akan dipertimbangkan. Studi ini mengeksplorasi kehidupan pelajar Indonesia Muslim yang belajar di Jerman. Studi ini berangkat dari motivasi belajar, konsep push dan pull factor yang kemudian diperkaya dengan perspektif agama. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan yang dihadapi para siswa ini sebagai seorang Muslim, namun masih ada peluang menarik yang mereka alami ketika tinggal di Jerman yang kemudian dianggap sangat penting dalam kaitannya dengan keislaman mereka. Menyadari pentingnya wacana semacam ini bagi para imigran Indonesia, baik itu mahasiswa maupun non-pelajar, maka perlu penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.Kata kunci: Mahasiswa Muslim Indonesia, Jerman, push-pull factor,pendidikan tinggi, Haji
THE EUROPEAN UNION’S ROLE AS AN INTERNATIONAL ACTOR IN THE ACEH MONITORING MISSION indriana kartini
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.04 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.777

Abstract

The European Union (EU) involvement in the Aceh Monitoring Mission (AMM) was one of the successful story in the peaceful conflict settlement. In this mission, the EU has been able to show the world that it is one of significant actor in international politics. Admittedly, the EU represents uncertain image in international politics as if it can not be seen at the same level of sovereign-states. This article examines whether the EU played a significant role as an international actor in the peace process in Aceh through an indepth-look at the work of the AMM. By viewing the EU as an evolving entity which engaged in particular issues and by addressing its international presence in the context of its involvement in the AMM, it can be concluded the EU has played significant role as an international actor. Keywords: the European Union, international actor, the Aceh Monitoring Mission (AMM), Gerakan Aceh Merdeka (GAM) AbstrakKeterlibatan Uni Eropa (UE) dalam Aceh Monitoring Mission (AMM) merupakan salah satu cerita sukses dalam penyelesaian konflik secara damai. Dalam misi ini, UE mampu menunjukkan kepada dunia bahwa mereka merupakan salah satu aktor signifikan dalam politik internasional. Harus diakui bahwa UE merepresentasikan uncertain image (gambaran yang kurang jelas) dalam politik internasional yang tingkatannya tidak dapat disejajarkan dengan negara-bangsa. Artikel ini menganalisis apakah UE memainkan peran signifikan sebagai aktor internasional dalam proses perdamaian di Aceh melalui pendalaman terhadap kerja AMM. Dengan memandang UE sebagai entitas yang terlibat dalam isu-isu khusus dan dengan menekankan pada kehadiran UE di kancah internasional melalui keterlibatannya dalam AMM, maka dapat disimpulkan bahwa UE memainkan peran siginifikan sebagai aktor internasional.Kata kunci: Uni Eropa, aktor internasional, Aceh Monitoring Mission (AMM), Gerakan Aceh Merdeka (GAM) 
AGAMA KHONGHUCU DAN BUDDHA DALAM LINTASAN SEJARAH KOREA Zainal Abidin Eko Putro; Cahyo Pamungkas
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.207 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.779

Abstract

South Korean society has a plural society with its different religious background. Khonghucu (Confucianism) and Buddhism have grown in the country for the last several centuries. Khonghucu teaches philosophy and thingking about politics and culture which form identity and ethic of Korean society. Likewise, Buddhism has a role in establishing basic identity and culture of Korean society. Other religions such as Catholic, Islam, Protestant, and shamanism are also followed by Korean. This article tries to respond the question about religious environment among Korean society, especially the question for the ground of Confucianism and Buddhism in Korean history. This article is resulted from a desk literature research which also aims at describing the current development of Confucianism and Buddhism and their role in forming culture as well as identity of Korean people.Keywords: Confucianism, Buddhism, shamanism, Xu she scripture, and mass culture.AbstrakMasyarakat Korea Selatan merupakan masyarakat yang heterogen dari sisi agama. Agama Khonghucu dan Agama Buddha telah berkembang di Korea sejak berabad lampau. Agama Khonghucu sangat mengandung unsur-unsur filsafat pemikiran, politik, dan kebudayaan yang berakar dan berpengaruh ke dalam pembentukan etika dan identitas bangsa Korea. Agama Buddhajuga berperan dalam pembentukan dasar-dasar identitas dan kebudayaan Korea. Selain Agama Kristen, Islam dan Katholik, agama setempat atau shamanisme juga tetap dipeluk sebagian masyarakat Korea Selatan. Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah situasi kehidupan beragama di Korea Selatan dan bagaimanakah kedudukan Agama Khonghucu dan Buddha dalam sejarah perjalanan bangsa Korea. Tulisan yang dihasilkan dari penelitian literature ini ini juga dimaksudkan untuk mendeskripsikan bagaimanakah kondisi Agama Khonghucu dan Buddha di Korea pada masa kini dan bagaimana perannya dalam membentuk kebudayaan dan identitas nasional Bangsa Korea.Kata Kunci: Agama Khonghucu, Agama Buddha, shamanisme, teks-teks Xu she, dan budaya massa.
Cover Jurnal Kajian Wilayah Vol. 8 No. 2 (2017) Ahmad Helmy Fuady
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.656 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.791

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9