cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kajian Wilayah
ISSN : 20872119     EISSN : 2502566x     DOI : -
Core Subject : Social,
Submit Manuscript Journal Help User Username Password Remember me Notifications View Subscribe Information For Readers For Authors For Librarians Current Issue Atom logo RSS2 logo RSS1 logo Visitor Statistics Web Analytics View My Stats ID 4723 US 925 MY 192 PH 103 AU 59 SG 56 GB 51 JP 50 DE 47 EU 45 Newest: DJ You: ID Today: 16 Month: 341 Total: 7264 Supercounters.com Home / Vol 9, No 1 (2018) Jurnal Kajian Wilayah Jurnal Kajian Wilayah (JKW) is an authoritative source of information and discussion on area studies, particularly Southeast Asian studies, Asia Pacific studies, as well as European and African studies. It publishes original research papers, review articles, book reviews and research summary on various perspectives and disciplines (history, anthropology, sociology, literature, politics, international relation, economics, philosophy and religion). JKW is an open access and peer reviewed journal published by Research Center for Regional Resources, the Indonesian Institute of Sciences, twice in a year (July and December).
Arjuna Subject : -
Articles 158 Documents
EXAMINING THE PATTANI CENTRAL MOSQUE AMID THE SOUTHERN THAILAND CONFLICT Ridwan Ridwan
Jurnal Kajian Wilayah Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.31 KB)

Abstract

Generally speaking, mosques and pondok (Islamic boarding schools) in Southern Thailand are regarded as place for fostering Muslim militants. In Pattani, many mosques are taken for granted as places to recruit Muslim militants against the Thai Government. For instance, Kru-Ze Mosque incident in 2004 had raised various militant, Islamist activities against the central government. In this regard, I believe that Pattani Central Mosque has non-violenceelements that could be activated as a sanctuary to hinder the unjust violence. Therefore, this article will examine the real quality of Pattani Central Mosque in southern Thailand on the basis of its profile. Consequently, readers would grasp a general picture about those matters. Thus, by analyzing the religious practices within the mosque,I conclude that Pattani Central Mosque seems to be composed of a fairly equal mixture of moderate and more conservative Muslims instead of those with radical and extreme tendencies.Keywords: Mosque, Islamic teaching practices, Salafy-Wahaby
The Dutch Science (Rangaku) and its Influence on Japan Erlita Tantri
Jurnal Kajian Wilayah Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.105 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v3i2.276

Abstract

Pada tahun 1609, Belanda memperoleh izin memasuki Jepang bersama armada dagangnya VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie-Dutch East India Company) dan menempati wilayah di pelabuhan perdagangan Hirado hingga tahun 1940. Pada tahun 1639 Jepang menutup negaranya untuk berhubungan dengan dunia luar (era sakoku). Namun, Jepang masih mengijinkan Belanda untuk tinggal dan memindahkan perusahaannya (untuk mudah mengontrolnya) ke Pulau Deshima pada tahun 1941. Meskipun Jepang sangat melarang masyarakatnya berhubungan dengan Belanda atau sebaliknya, kecuali orang yang ditentukan dan pada kondisi dan waktu tertentu, namun rasa keingintahuan negeri ini terhadap perkembangan ilmu dan teknik Barat telah membawa keterbukaan Jepang untuk menggalinya melalui Belanda. Dimulai dengan mempelajari ilmu kedokteran, Jepang terus menggali dan mengembangkan pengetahuaan Barat, yang proses ini dikenal dengan era Rangaku. Melalui proses Rangaku, Belanda secara tidak langsung telah menjadi pintu pengetahuan bagi Jepang dan Jepang secara perlahan berhasil mengembangkan berbagai ilmu untuk kemajuan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan militer hingga Jepang siap berkembang ketika kembali membuka diri pada tahun 1853.Kata kunci: Sakoku, sistem Rangaku, studi Barat, Jepang, Belanda, VOC.
DINAMIKA RESPONS NGO TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DI REPUBLIK CEKO Kurnia Novianti
Jurnal Kajian Wilayah Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3778.218 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v6i1.70

Abstract

This study focuses on the dynamic responses of some of environmental NGOs in Prague, the Republic of Czech related to the development of renewable energy. Their responses are varied. Some of them support the government policy on renewable energy development, but some others express their disagreement to its policy by demonstration or protest in some media. These responses show that NGOs have their own interpretations and interests about dynamic condition of renewable energy development. They are not always having the same perception with the government policy. They argue that the governments policies somehow contradict with the effort to develop renewable energy in the Republic of Czech. This study itself borrows a resistances perspective to analyze the data and information that were collected through a fild research in Prague. It concludes that the environmental NGOs responses to the effort of renewable energy development are varied based on their methods and strategies inflenced by their ideologies. Keywords: responses, environmental NGO, resistance, renewable energy, the Republic of Czech
CRISIS, GROWTH AND CHANGES IN SUB SAHARA AFRICA: EVIDENCE FROM KENYA Ahmad Helmy Fuady; Erwiza Erman; Muzzar Kresna; Saiful Hakam
Jurnal Kajian Wilayah Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.038 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v8i2.780

Abstract

Since 2008, the world economy has been overshadowed by a heavy pressure from the global financial crisis. With a relatively strong global relationship, it is difficult for Kenya to fully escape the global financial crisis. Kenya has also gone through a food crisis, the post-election political crisis and the security crisis. In fact, the Kenyan economy, since the early 2000s, continues to grow without much affected by the crises. With history and economics approach, this study departs from a simple curiosity, to know how Kenya’s economic development is during the crises. This study examines three sectors that survive and thrive during times of crisis, namely agricultural sector (tea, coffee and cut flowers), infrastructure, and financial technology. In addition, this study also describes the increasing role of China in the Kenyan economy, when other donor countries are in crisis.Keywords: Crisis, agricultural sector, infrastructure development, financial technology, ChinaAbstrakSejak 2008, perekonomian dunia telahdibayangi oleh tekanan krisis keuangan global. Dengan hubungan global yang relatif kuat, sulit bagi Kenya untuk sepenuhnya keluar dari krisis tersebut. Kenya juga mengalami krisis pangan, krisis politik pasca pemilu dan krisis keamanan. Namun, ekonomi Kenya, sejak awal tahun 2000an, terus bertumbuh tanpa banyak terpengaruh oleh krisis. Dengan pendekatan sejarah dan ekonomi, penelitian ini berangkat dari keingintahuan yang sederhanatentangbagaimana perkembangan ekonomi Kenya selama krisis. Studi ini meneliti tiga sektor yang bertahan hidup dan berkembang selama masa krisis, yaitu sektor pertanian (teh, kopi dan bunga potong), infrastruktur, dan teknologi keuangan. Selain itu, studi ini juga menggambarkan peningkatan peran China dalam perekonomian Kenya, ketika negara-negara donor lainnya berada dalam krisis.Kata kunci: Krisis, sektor pertanian, pembangunan infrastruktur, teknologi keuangan, China 
European Internal Market of Electricity and Energy Transition in Czech Republic Fahmi Taftazani
Jurnal Kajian Wilayah Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.446 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v4i2.267

Abstract

Bergabungnya Negara-negara Eropa Tengah dan Timur ke dalam Uni Eropa merupakan titik tolak untuk melihat evolusi kebijakan energi antarkawasan. Copenhagen Criteria kemudian disusun oleh Uni Eropa sebagai instrumen politik dan ekonomi untuk membantu calon negara anggota menyelaraskan urusan domestiknya dan mempersiapkan mereka menuju Pasar Bebas Energi yang terbuka melalui mekanisme Kompetisi Pasar Energi Listrik internal Uni Eropa. Energi merupakan salah satu sektor penting yang diatur dalam Pasar Internal Uni Eropa, terutama konsumsi listrik dan gas dari energi terbarukan. Kebijakan ini diatur dalam suatu kerangka hukum (the Directives) yang mengikat Negara Nasional. Setiap Negara secara sukarela menyerahkan kedaulatan ekonomi politiknya kepada entitas supranasional yang berdampak pada dinamika politik domestik dan penyusunan kebijakan energi antarkawasan.Bergabungnya Republik Ceko ke dalam Uni Eropa pada tahun 2004 secara tidak langsung memengaruhi kebijakan energi pada tingkat lokal. Setiap Negara Nasional merupakan obyek hukum dan dikenai kewajiban untuk mengimplementasikan legislasi yang telah disusun. Akan tetapi, legislasi tersebut acapkali berlawanan dengan preferensi kebijakan energi Negara Nasional, terkait kemampuan sumber daya alam serta sistem politik Negara tersebut yang telah berakar sejak lama. Hubungan antara Negara Nasional terhadap supranasional atas penetapan legislasi energi dapat dilihat sebagai bagian dari proses integrasi regional energi antarkawasan, keamanan energi regional, dan ketergantungan energi dari luar. Ceko merupakan negara yang berhasil mengembangkan energi terbarukan. Sisi lain, rencananya untuk melakukan diversifikasi kebutuhan energi listriknya ke tenaga nuklir dan menghentikan subsidi energi terbarukan pada tahun 2013 merupakan beberapa tantangan pengembangan energi masa depan.
INDONESIA’S CHAIRMANSHIP OF IORA 2015-2017 AND BEYOND Sigit Aris Prasetyo
Jurnal Kajian Wilayah Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.402 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v7i1.766

Abstract

Development of Indian Ocean Rim Association (IORA) as is still an underdevelopeda regional cooperation forum is still slow and underdeveloped, even though it has potential to become a strong international organization. This paper aims to analyze how and what are Indonesia’s role, as the chairman of IORA in 2015-2017, in addressing the challenges and opportunities for the next two years. These challenges are, for instance, the low level of enthusiasm of member countries, and how IORA create tangible or concrete results to its state members. This paper also provides several recommendations for Indonesia to revitalize its policy orientation, which should give greater attention to the Indian Ocean and IORA in line with the doctrine of maritime fulcrum. Keywords: IORA, Indian Ocean, challenges, opportunities, chairmanship, maritime fulcrum.Abstrak Perkembangan Indian Ocean Rim Association (IORA) sebagai forum kerja sama regional masih tergolong lambat dan belum maju, walaupun sebenarnya memiliki modalitas yang kuat, bahkan dapat menjadi salah satu forum kerja sama internasional yang kuat. Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana dan peran apa yang bisa dimainkan Indonesia sebagai ketua IORA selama periode tahun 2015-2017 dalam menjawab tantangan dan peluang dalam dua tahun ke depan. Tantangan-tantangan seperti masih minimnya antusiasme negara-negara anggota, dan belum fokusnya bidang kerja sama yang selama ini telah dilakukan perlu segera diselesaikan. Tulisan ini juga memberikan beberapa saran atau rekomendasi usulan bagaimana Indonesia sebagai ketua IORA dapat merevitalisasi orientasi kebijakannya, yang salah satunya yaitu dengan memberikan perhatian yang lebih kepada Samudera Hindia dan IORA sejalan dengan doktrin Poros Maritim. Kata kunci: IORA, Samudera Hindia, tantangan, peluang, keketuaan, poros maritim.
The Paper Industry in Japan: Its Development and Challenge Herman Hidayat
Jurnal Kajian Wilayah Vol 2, No 1 (2011): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.796 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v2i1.322

Abstract

Paper ini mendiskusikan peran stakeholder seperti pemerintahan Meiji, akademisi dan perusahaan swasta yang telah banyak memberikan kontribusi atas modernisasi Jepang. Pemerintahan Meiji (1868-1912) dapat digolongkan sebagai pemerintahan yang kuat. Raja Meiji yang masih muda dan mempunyai ambisi memajukan Jepang, disertai oleh para akademisi yang brilian, berpengalaman dan banyak dari mereka didikan universitas dari Barat seperti, Ito Hirobumi, Okuma Shigenobu, Mori Arinori, Fukuzawa Yukichi, Eiichi Shibusawa dan sebagainya. Peran akademisi yang didukung oleh masyarakat sangat signifikan dalam melancarkan program modernisasi Jepang dalam berbagai sektor misalnya stabilitas politik, demokratisasi, pembaruan institusi sosial (pendidikan dan kesehatan) dan mendirikan berbagai perusahaan. Di antara perusahaan strategis yang mereka mendirikan ialah perusahaan kertas. Industri kertas bertujuan mendorong masyarakat Jepang menjadi masyarakat terdidik, berbudaya dan menjadi bangsa maju. Paper ini mentelaah manajemen dua perusahaan kertas besar yakni Oji dan Nippon, dilihat dari perspektif strategi visi dan misi berdirinya, cara memperoleh bahan baku, mengembangkan R&D, inovasi teknologi, akses ke institusi per bankan dan pemasaran.Kata kunci: Pemerintahan Meiji, akademisi, pihak swasta, perusahaan kertas Oji dan Nippon, modernisasi dan tantangan
ANIME, PORNOGRAFI, DAN PELANGGARAN HAK CIPTA: ASPEK HUKUM DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN COOL JAPAN Rifki Indra Maulana
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.413 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v9i1.788

Abstract

"HERB FEITH: AKADEMISI DAN AKTIVIS" DARI WINA KE YOGYAKARTA: KISAH HIDUP HERB FEITH Dina Srirahayu
Jurnal Kajian Wilayah Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.878 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v7i2.751

Abstract

Dari Bangsal menuju Pergaulan Global: Perubahan Identitas Orang Maluku di Belanda Hatib Abdul Kadir
Jurnal Kajian Wilayah Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.011 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v3i1.308

Abstract

This paper describes the process of change in post-colonial migrants in the Netherlands such as identity, parenting, community, solidarity, weddings and fashion sense of nationhood that is constantly changing between generations. This paper is evolutionary, which saw communities that were initially confined in a room (ward) and nationalism without a nation in transition, which is a community that feels himself entirely at once instead of Dutch Moluccans. At the end of the third generation and beyond Maluku generation undergo a process of identity change in a more open and responsive to global changes. The question this paper as the background for what the process of identity change occurred? How people articulate their identity as Maluku migrant communities? how they maintain a sense of brotherhood with the people of Maluku in Indonesia and how the relationship with indigenous people and other migrants? The purpose of this paper is to find a model of learning the identity of political negotiations among the minorities, the learning of citizenship in a state and show that the formation of identity as an unstable between generations.Keywords: transformation of identity, intergenerational change, immigrant, minority

Page 1 of 16 | Total Record : 158