cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kajian Wilayah
ISSN : 20872119     EISSN : 2502566x     DOI : -
Core Subject : Social,
Submit Manuscript Journal Help User Username Password Remember me Notifications View Subscribe Information For Readers For Authors For Librarians Current Issue Atom logo RSS2 logo RSS1 logo Visitor Statistics Web Analytics View My Stats ID 4723 US 925 MY 192 PH 103 AU 59 SG 56 GB 51 JP 50 DE 47 EU 45 Newest: DJ You: ID Today: 16 Month: 341 Total: 7264 Supercounters.com Home / Vol 9, No 1 (2018) Jurnal Kajian Wilayah Jurnal Kajian Wilayah (JKW) is an authoritative source of information and discussion on area studies, particularly Southeast Asian studies, Asia Pacific studies, as well as European and African studies. It publishes original research papers, review articles, book reviews and research summary on various perspectives and disciplines (history, anthropology, sociology, literature, politics, international relation, economics, philosophy and religion). JKW is an open access and peer reviewed journal published by Research Center for Regional Resources, the Indonesian Institute of Sciences, twice in a year (July and December).
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah" : 9 Documents clear
POTENSI DAN TANTANGAN ONE BELT ONE ROAD (OBOR) BAGI KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA DI BIDANG MARITIM Samti Wira Wibawati; Marina Ika Sari; Yuli Ari Sulistyani
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1725.537 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.801

Abstract

OBOR is one of the globalization phenomena which causes borderless effect for every country passed by it. OBOR is China’s ambitious connectivity project through infrastructure development and also sea and land transportation route which connect China with Asia, Europe, and Africa. Global connectivity as a goal of OBOR has created opportunities and challenges for Indonesia because it intersects with Indonesia’s national interests. In analyzing the opportunities and challenges of OBOR for Indonesia, the researchers used qualitative method with the concept of national interest and maritime security. The results of this study show that the challenges of OBOR for Indonesia are that OBOR is in line with the Global Maritime Fulcrum related to maritime connectivity and development. On the other hand, OBOR has become a challenge for Indonesia such as in economic sector, in which there are competition between local product and China’s product, and also competition between domestic labors and China’s labors; in defense sector especially in maritime, the challenges are in Malacca Strait, Natuna Islands, South China Sea, and transnational crimes which becomes threats for maritime security.Keywords: Opportunity, Challenge, One Belt One Road, National Interest, MaritimeAbstrakOBOR adalah salah  satu bentuk dari fenomena globalisasi yang menciptakan efek borderless bagi setiap negara yang dilaluinya. OBOR merupakan proyek konektivitas ambisius Tiongkok melalui pembangunan infrastruktur dan jalur transportasi darat dan laut yang menghubungkan negaranya dengan kawasan Asia, Eropa, dan Afrika. Konektivitas global sebagai tujuan OBOR telah menciptakan potensi dan tantangan tersendiri bagi Indonesia karena bersinggungan dengan kepentingan nasional. Untuk menganalisis potensi dan tantangan OBOR bagi Indonesia, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan konsep kepentingan nasional dan keamanan maritim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi OBOR bagi Indonesia yaitu OBOR dapat sejalan dengan kebijakan Poros Maritim Dunia terkait dengan konektivitas dan pembangunan infrastruktur maritim. Namun, di sisi lain, OBOR juga menjadi tantangan bagi Indonesia antara lain; di bidang ekonomi yakni persaingan produk lokal dengan produk asal Tiongkok dan tenaga kerja domestik dengan tenaga kerja asal Tiongkok; di bidang pertahanan maritim yaitu di Selat Malaka, Kepulauan Natuna, Laut Tiongkok Selatan, ancaman transnasional crimebagi keamanan maritim.  Kata kunci: Potensi, Tantangan, One Belt One Road, Kepentingan Nasional, Maritim
ANALISIS WACANA DIASPORA INDONESIA: TINJAUAN KONSEPTUAL DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Hana Naufanita; Raden Maisa Yudono; Ani Soetjipto
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.301 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.796

Abstract

Diaspora is commonly used term. Its discursive nature makes diaspora means everything, adjusted to whoever articulates it. The idea of Indonesian diaspora has been spread since 2012. Diaspora is articulated by non-state actors, the expatriate group. This group change the perception of the state against expatriates from traitors to state assets. State and non-state actors aim to maximize capital through skills, remittance and investment. This is confirmed in The Presidential Decree No. 76 Year 2017 on Facilities for Indonesian Society Abroad. We argue that the Indonesian diaspora is a discourse articulated by interest groups and supported by the state to maximize capital. Whereas diaspora is a continuously created, transformed and maintained metaphor to redefine identity of a nation. This article analyzes power relations within Indonesian diaspora discourse and also review the concept of national identity in IR which commonly use state-centric perspective that seen state as unitary and sovereign entity.Keywords: constructivism, discourse analysis, diaspora Indonesia, nation-state, national identityAbstrakDiaspora merupakan istilah yang umum digunakan. Sifatnya yang diskursif membuat diaspora dapat bermakna apa saja disesuaikan dengan siapa yang mengartikulasikan. Gagasan diaspora Indonesia marak diperbincangkan sejak 2012. Diaspora diartikulasikan oleh aktor non negara yang umumnya adalah ekspatriat. Kelompok ini mengubah persepsi negara terhadap ekspatriat yang awalnya pengkhianat menjadi aset negara. Aktor negara dan non negara memiliki motif memaksimalkan kapital melalui keahlian, remitansi dan investasi. Hal ini dikukuhkan dalam Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2017 tentang Fasilitas Masyarakat Indonesia di Luar Negeri. Peneliti berargumen bahwa diaspora Indonesia merupakan wacana yang diartikulasikan oleh kelompok kepentingan dan didukung negara untuk meraup kapital. Padahal diaspora adalah metafora yang secara kontinu diciptakan, ditransformasikan dan dipertahankan untuk mendefinisikan kembali identitas suatu bangsa. Tulisan ini menganalisis relasi power dalam wacana diaspora Indonesia, serta meninjau konsep identitas nasional dalam HI yang umumnya berbasis negara sebagai aktor tunggal dan berdaulat.Kata kunci: analisis wacana, diaspora Indonesia, identitas nasional, konstruktivisme, negara-bangsa
AKTIVITAS MENGISI WAKTU LUANG UNTUK LANSIA DI TIONGKOK : STUDI KASUS HONG KONG Wabilia Husnah
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.566 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.799

Abstract

Ageing society has become a serious issue for many countries in the world, and China is no exception. Hong Kong is one of the regions that has the most elderly population in China. The elderly’s preference of leisure activities is affected by the local culture. Through a qualitative approach, this study will discuss the cultural influences on the type of activities prefered by senior citizens of Hong Kong. This paper ends by concluding that Hong Kong has a unique culture. This region is a melting pot of Chinese and western cultures. The distinctive culture of Hong Kong leads to a unique preference of acivities performed by the elderly. There is a mixture of Chinese tranquility and western pleasure in every activity. All of these activities have something in common, a mixture of Chinese and western cultures.Keywords: ageing society, culture, ederly, leisure activity, leisure time AbstrakMasyarakat menua sedang menjadi masalah penting bagi berbagai negara di dunia, termasuk Tiongkok. Di Tiongkok sendiri, Hong Kong menjadi salah satu region yang jumlah penduduk lansianya paling banyak. Aktivitas mengisi waktu luang dibutuhkan oleh lansia untuk meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan hidup, serta menjaga kesehatan fisik dan mental. Aktivitas yang dipilih untuk mengisi waktu luang ini dipengaruhi oleh budaya suatu daerah. Penelitian ini akan melihat pengaruh budaya terhadap jenis aktivitas yang dilakukan lansia Hong Kong dalam mengisi waktu luang. Di akhir, tulisan ini menyimpulkan bahwa Hong Kong memiliki budaya yang unik. Merupakan Special Administrative Region di Tiongkok dan pernah dikuasai Inggris telah membuatnya memiliki budaya dengan perpaduan budaya Tiongkok dan budaya Barat. Kekhasan budaya Hong Kong membuat aktivitas yang dipilih oleh lansia dalam mengisi waktu luang pun sangat unik. Ada nuansa ketenangan ala Tiongkok dan kesenangan ala Barat dalam setiap aktivitas yang dipilih oleh lansia Hong Kong untuk mengisi waktu luang. Semua kegiatan tersebut selalu memiliki ciri khas yang sama: perpaduan antara budaya Tiongkok dan Barat.Kata Kunci: aktivitas mengisi waktu luang, budaya, lansia, masyarakat menua, waktu luang
LANJUT USIA (LANSIA) DALAM KEBIJAKAN PARIWISATA DI HONG KONG (TIONGKOK): TAHUN 1978-2016 Erlita Tantri
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.237 KB) | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.797

Abstract

Hong Kong is one of the special administrative regions of China which is very well known as a tourist destination. The increasing number of elderly in someregions ofChinaand the growth of elderly’s interest in tourismhaveencouraged the development of tourism in Hong Kong asthe populartourist destinations for any ages including the elderly. Then, What wasthe tourism policy that had been taken by China, especially the Hong Kong administrationin order to attract tourists from various ages, regions, ethnicities and cultures? What weretourism offers that suppliedby Hong Kongadministrationto tourists including the elderly? Through literature studies and in-depth interviews, this study tries to lookthe tourism policies in China, especially Hong Kong for elderly tourists. China, especially Hong Kongwerevery concerned regarding totourism policiessince the beginning of China's reform or when Hong Kong washeld by the British government. These were related to the role of tourism as one of the money machines for state or regional income. Hong Kong has offereda variety of interesting entertainment for tourists, both young and old. Various offers of tourist entertainment have spoiled visitors, including the elderly. In addition, there are many facilities, tourist infrastructures, and the convenience forgetting any kindsof entertainmentthatintended for elderly tourists. These are that haveled to the increasing number of elderly people to visit Hong Kong tourism.Keywords: elderly, tourism, policy, historyAbstrakHong Kong merupakan salah satu wilayah administrasi khusus Tiongkok yang sangat terkenal sebagai tujuan wisata. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia di sejumlah wilayah di Tiongkok serta berkembangnya minat lansia dalam beriwisata, telah mendorong perkembangan pariwisata di Hong Kong yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit bukan hanya bagi kaum muda, anak-anak dan dewasa, namun juga bagi lansia. Lalu, Bagaimana kebijakan pariwisata yang diambil oleh pemerintah Hong Kong dalam rangka menarik wisatawan dari berbagai segmen usia, wilayah, etnis, dan budaya? Bagaimana dengan pariwisata yang ditawarkan Hong Kong kepada wisatawan termasuk lansia? Melalui studi literatur dan wawancara mendalam, studi ini berusaha melihat kebijakan pariwisata di Tiongkok khususnya Hong Kong bagi wisatawan lansia. Tiongkok, khususnya Hong Kong memperlihatkan bahwa pemerintah sangat peduli dengan kebijakan pariwisatanyasejak awal reformasi Tiongkok bahkan sejak di pegang oleh pemerintahan Inggris. Hal ini terkait dengan peran pariwisata sebagai salah satu mesin uang bagi pendapatan negara atau wilayah. Hong Kong sendiri menawarkan beragam hiburan menarik bagi wisatawan, baik muda maupun tua. Berbagai tawaran hiburan wisata telah memanjakan pengunjung termasuk lansia. Selain itu, telah banyak fasilitas, infrastruktur wisata, dan kemudahan untuk mendapatkan jenis hiburan yang ditujukan bagi wisatawan lansia. Hal ini yang mendorong bagi meningkatnya jumlah lansia mengunjungi pariwisata Hong Kong. Kata kunci: lansia, pariwisata, kebijakan, sejarah
Cover Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No.2 (2018) Journal editor
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.820

Abstract

Preface Jurnal Kajian Wilayah Vol.9, No. 2 (2018) Journal Editor
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.821

Abstract

IDENTITAS, HARAJUKU STYLE, PROVOKASI SENSIBILITAS GENDER Chintya Anggraini
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.804

Abstract

Fashion is one the many ways that can be mobilized to form self-identity through the use of various signs which are deliberately chosen to create a particular narration of the self through citations and repetions of other signs understood by the society at large. Through fashion, these signs are understood to distinguish one occupational identity (such as mechanical worker), position (superior, staff and others), origin, and others, or in other words through the axis of class, race and gender, usually stereotypically used and performed to create the identity of the fashion consumers.Harajuku style is one of the most famous fahion style in the world originated and flourished in Harajuku in the center of Tokyo, Japan, and can be distinguished by their choice of styles, brands, colors and compositions which some observers call as anti-fashion. In this paper, Harajuku style that developed since the end of 1980s is seen as a style that provide space and freedom to conform, to exaggerate, to mock, or even completely to reject fashion signs commonly understood in mainstream fashion. By analyzing pictures from the FRUiTS magazine, and through semiotic and gender analyses, this paper is focused on how Harajuku style opens the space for their consumers to exaggerate feminine or masculine images through particular use of styles and accessories, and there a number of those who are aimed to mock or even create gender anomaly (gender bending) to challenge existing gender stereotypes. Keywords: Fashion, Harajuku, Japan, Gender bendingAbstrakGaya berpakaian (fashion) adalah salah satu cara yang biasa digunakan untuk membentuk identitas diri melalui pemakaian serangkaian tanda yang sengaja dipilih untuk menciptakan ‘narasi’ tertentu tentang pemakainya melalui sitasi dan pengulangan dari tanda lain yang dipahami oleh masyarakat. Dalam fashion maka tanda-tanda ini dipahami secara berbeda untuk membentuk identitas pekerjaan (misal, pekerja bengkel), posisi (pimpinan dan bawahan),  asal daerah, dan sebagainya, atau dengan kata lain, menurut sumbu-sumbu kelas, ras, dan gender yang seringkali bersifat stereotip dan dipakai dan digunakan (performed) untuk menciptakan identitas pemakainya. Harajuku style adalah salah satu fashion yang paling dikenal di dunia yang awalnya berkembang di daerah Harajuku di tengah kota Tokyo, Jepang, dan dikenal dengan pilihan gaya, warna, brand, dan komposisi pemakaiannya yang oleh beberapa pengamat kadang disebut sebagai anti-fashion. Dalam tulisan ini, Harajuku style yang berkembang sejak akhir 1980-an, dilihat sebagai satu gaya yang memberi ruang dan kebebasan yang sangat luas untuk meneguhkan, melebih-lebihkan, mempermainkan, atau bahkan menolak sama sekali tanda-tanda fashion yang lazim dipahami dalam gaya berpakaian yang konvensional (mainstream). Dengan menggunakan foto-foto yang ada di majalah FRUiTS, dan dengan analisa semiotik dan analisa gender, tulisan ini memfokuskan pada bagaimana Harajuku style membuka ruang bagi pemakainya untuk melebih-lebihkan citra feminitas atau maskulinitas dengan menggunakan gaya dan aksesori tertentu, dan tidak kurang pemakai yang mencoba untuk mempermaikan sensibilitas gender, atau bahkan menciptakan anomali gender (gender bending) untuk mengacaukan stereotip yang ada. Kata Kunci: Fashion, Harajuku, Jepang,  Gender bending
RINGKASAN HASIL PENELITIAN: PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN DI SUB-SAHARA AFRIKA: PENGALAMAN ETHIOPIA Muzzar Kresna; Saiful Hakam; Ahmad Helmy Fuady; Erwiza Erman
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.805

Abstract

Ethiopia’s economy heavily depending on agriculture sector, especially coffee. Though the rapid rate of economic growth since 2004 has been due to an increase in the service sector and industry (mainly construction and energy). To sustain its economic growth, Ethiopia adopted several policy strategies including: developing light manufacturing industries (garments, leather products and footwear) by utilizing the Africa Growth & Opportunity Act (AGOA) scheme, developing Ethiopian Airlines airlines, utilizing the Africa Single Aviation Market scheme, and the construction of a Dry Port. Meles Zenawi's understanding of the developmental state model embodied in infrastructure-based development is not only supported by international institutions such as the World Bank and African Development Bank but also encouraged by China's increasing role in Africa. Not surprisingly, the level of infrastructure development in Ethiopia, such as roads, railroads, bridges, power plants and irrigation channels, has risen sharply with funding from multilateral and bilateral donors, especially with China's involvement in its development. Compared to other countries, Ethiopia has benefited because of its relationship with China, especially with the shift in global economic power after the global financial crisis. This research seeks to explain how economic growth and development in Ethiopia is caused by changes in development orientation in the country.Keywords: infrastructure, economic growth, ChinaAbstrakEthiopia merupakan negara dengan basis perekonomian adalah sektor pertanian, terutama komoditas kopi. Tetapi, pesatnya tingkat pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2004 lebih disebabkan oleh peningkatan sektor jasa dan industri (terutama konstruksi dan energi). Untuk menopang pertumbuhan ekonominya, Ethiopia menempuh beberapa strategi kebijakan antara lain: pengembangan industri manufaktur ringan (garmen, produk kulit dan alas kaki) dengan memanfaatkan skema  Africa Growth & Opportunity Act (AGOA), pengembangan maskapai Ethiopian Airlines, pemanfaatan skema Africa Single Aviation Market, dan pembangunan Dry Port.  Pemahaman Meles Zenawi tentang model developmental state yang diwujudkan dalam pembangunan berbasis infrastruktur, tidak hanya didukung oleh lembaga internasional seperti World Bank dan African Development Bank, namun juga didorong dengan naiknya peran China di Afrika. Tidak mengherankan tingkat pembangunan infrastruktur di Ethiopia, seperti jalan raya, rel kereta, jembatan, pembangkit listrik, dan saluran irigasi meningkat tajam dengan pendanaan dari donor multilateral dan bilateral, terutama dengan keterlibatan China dalam pembangunannya. Dibandingkan dengan negara-negara lain, Ethiopia menjadi negara yang diuntungkan karena hubungannya dengan China, terutama dengan pergeseran kekuatan ekonomi global setelah adanya krisis finansial global. Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Ethiopia disebabkan oleh perubahan orientasi pembangunan di negeri tersebut.Kata kunci: Infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, China 
TINJAUAN BUKU: PARIWISATA HALAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF MULTIDIMENSI Rita Pawestri Setyaningsih
Jurnal Kajian Wilayah Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Kajian Wilayah
Publisher : Research Center for Regional Resources-Indonesian Institute of Sciences (P2SDR-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jkw.v9i2.803

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9