cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
ISSN : 25023896     EISSN : 25812254     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2015)" : 5 Documents clear
TAFSIR AL-QUR’AN DI INDONESIA: SEJARAH DAN DINAMIKA Islah Gusmian
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3127.097 KB) | DOI: 10.32459/nun.v1i1.8

Abstract

Artikel menjelaskan tentang sejarah dan dinamika penulisan tafsir Al-Qur’an di Indonesia. Unsur-unsur yang diuraikan terdiri dari keragaman basis identitas sosial penulis tafsir Al-Qur’an, latar belakang keilmuan, bahasa serta aksara yang digunakan dalam penulisan tafsir Al-Qur’an, serta produk penafsiran. Dari sudut sejarah, basis identitas sosial penafsir di Indonesia cukup beragam: mulai dari ulama, akademisi, sastrawan, dan birokrat. Basis sosial penulisannya juga beragam: ada basis pesantren, akademik, dan masyarakat umum. Dari sisi aksara dan bahasa yang dipakai juga beragam: selain bahasa Indonesia dan aksara Latin, tafsir di Indonesia juga ditulis dengan bahasa dan aksara lokal, seperti aksara Jawi, Pegon, dan Lontara. Adapun dari sisi isi, tafsir Al-Qur’an di Indonesia juga mengkontestasikan problem-problem sosial-politik yang terjadi ketika tafsir ditulis. Kajian ini menunjukkan bahwa sejarah tafsir Al-Qur’andi Indonesia dari berbagai sudutnya, cukup dinamis
TEOLOGI BENCANA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Abdul Mustaqim
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3129.817 KB) | DOI: 10.32459/nun.v1i1.9

Abstract

 Teologi bencana adalah suatu konsep tentang bencana dengan berbagai kompleksitasnya yang didasarkan pada pandangan al-Qur’an. Menurut al-Qur’an term bencana dapat terwakili dengan beberapa istilah, yaitu bala’ yang secara bahasa dapat berarti jelas, ujian, rusak. Bencana yang diungkapkan dengan term bala’ mempunyai aksentuasi makna bahwa bencana itu merupakan bentuk ujian Tuhan yang sengaja diberikan Tuhan untuk menguji manusia, agar tampak jelas keimanan. Bala’ dapat berupa hal-hal yang menyenangkan , dapat pula hal-hal yang tidak menyenangkan. Sementara itu, bencana dengan term mushîbah lebih merupakan segala sesuatu yang menimpa manusia yang umunya berupa hal-hal yang tidak menyenangkan. Ketika terkait dangan hal-hal yang baik, maka al-Qur’an menisbatkannya kepadaAllah, sementara ketika musibah itu terkait dnegan hal-hal yang menyengsarakan, al- Qur’an menyatakannya, bahwa hal itu akibat kesalahan manusia. Maka musibah itu sesungguhya bisa sebagai ujian, bisa pula sebagai teguran, bahkan juga bisa sebagai siksaan. Sedangkan bencana disebut dengan fitnah, maka kecenderungan maknanya adalah untuk menguji manusia. Bencana yang diungkapkan dengan term fitnah lebih merupakan ujian untuk mengetahui kualitas seseorang. 
ASPEK LOKALITAS TAFSIR AL-IKLĪL FĪ MA’ĀNĪ AL-TANZĪL KARYA KH MISHBAH MUSTHAFA Ahmad Baidhowi
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3646.511 KB) | DOI: 10.32459/nun.v1i1.10

Abstract

Sebagai sebuahkitab tafsir yang ditulis dan ditujukan untuk masyarakat Islamyang menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya,keberadaan kitab tafsir ini menjadi sangat penting. Dalam khasanahkemasyarakatan, tafsir ini akan sangat membantu masyarakat Islammemahami pesan-pesan yang ada di dalam al-Qur’an, dan menjadisalah satu kitab tafsir alternatif selain kitab-kitab tafsir yang sudahada sebelumnya. Bagi masyarakat akademik, keberadaan kitab tafsir al-Iklīl fīMa’ānī al-Tanzīl juga menjadi khasanah tersendiri, di mana kitab inimerupakan salah satu bentuk karya tafsir yang menggunakan metodeanalitis (al-manhaj al-taḥlīlī) yang memberikan cukup perhatianterhadap persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan
RESEPSI HERMENEUTIKA DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN OLEH M. QURAISH SHIHAB: Upaya Negosiasi Antara Hermeneutika dan Tafsir al-Qur’anuntuk Menemukan Titik Persamaan dan Perbedaan. Muzayyin Muzayyin
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3142.631 KB) | DOI: 10.32459/nun.v1i1.11

Abstract

posisiQuraish Shibah dalam merespon perdebatan hermeneutika beradadi antara dua kubu mereka yang menolak hermeneutika secarakeseluruhan dan kubu yang menerima hermeneutika secara totalitas.Sebagaimana diakui oleh Shihab tidak semua ide yang diketengahkanoleh berbagai aliran dan pakar hermeneutika merupakanide yangkeliru atau negatif.Pasti ada di antaranya yang baik dan baru serta dapatdimanfaatkan untuk memperluas wawasan, bahkan memperkayapenafsiran, termasuk penafsiran al-Qur’an. Hermeneutika danTafsir, keduanya sama-sama sebagai kaidah penafsiran. Terlepasdari perbedaan pada segi objek (al-Qur’an sebagai kalam Allah,Sedangkan Bibel hasil karya manusia).
ŪLŪ AL-‘AMR PERSPEKTIF HAMKA DAN NEGARA BERDASARKAN ISLAM DI INDONESIA Ulya ulya
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3179.821 KB) | DOI: 10.32459/nun.v1i1.12

Abstract

  Manusia hidup membutuhkan pedoman. Pedoman hidup bagi umat muslim adalah Alquran, kitab suci yang berbentuk teks dan berbahasa Arab. Agar Alquran bisa memberikan pedoman maka harus membacanya. Membaca dalam arti menafsirkannya dengan tujuan untuk mendapatkan makna. Upaya untuk mendapatkan makna ini menuntut peran aktif pembaca, dalam hal ini adalah penafsir. Imam Ali pernah mengatakan bahwa al-Qur’ān baina daftayī al-muṣḥafi lā yanṭiqu wa innamā yatakallamu bihi ar-Rijāl. Tanpa manusia, Alquran selamanya akan bungkam, tak bersuara. Alquran butuh agen manusia yang menyuarakannya.Tatkala penafsir menafsirkan alquran tidaklah bisa terlepas dari konteks yang melingkupinya, ideologi, tujuan yang ingin dicapai, masalah yang sedang dihadapi, dan seterusnya. Pendekatan posmodernisme menyatakan tidak ada fakta yang telanjang. Semua serba dikonstruksi dan representasional. Dalam konteks inilah, penulis mengasumsikan bahwa tafsir juga hasil konstruksi dari penafsirnya, merepresentasikan ideologinya, kepentingannya, sudut pandangnya, dan lain-lain.  Demikian pula tatkala dibaca tafsir ūlū al-amr Q.S. an-Nisā’ [4]: 59 versi Hamka yang telah terdokumentasikan dalam karya tafsirnya, Tafsir al-Azhar, sebuah tafsir yang telah ditulisnya untuk Indonesia di rentang tahun 1958-1966, yakni di era konstituante dan Demokrasi Terpimpin. Di tengah rentang tahun ini, Hamka mengintroduksi ūlū al-amr sebagai orang-orang yang berkuasa atau penguasa atau pemimpin. Penguasa atau pemimpin harus minkum atau insider, artinya berada dalam satu group dengan yang komunitas yang memilihnya. Jika kata minkum dikembalikan pada siapa yang diajak komunikasi, maka ūlū al-amr seharusnya seagama dan seiman. Mengingat setting penyusunan tafsir itu di tengah sidang konstituante yang memperdebatkan dasar negara, Islam vs Pancasila, maka dengan melalui situs tafsirnya, Hamka berkepentingan untuk mengarahkan dan menggiring agar umat muslim memilih pemimpin yang islami, yang mendukung usulan negara berdasarkan Islam .

Page 1 of 1 | Total Record : 5