cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
ISSN : 25023896     EISSN : 25812254     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2017)" : 7 Documents clear
Tafsir Esoterik Kiai Shaleh Darat Tentang Salat Ahmad Aly Kaysie; Indal Abror
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.619 KB) | DOI: 10.32495/nun.v3i2.43

Abstract

Menjadi satu dari tiga ulama-pejuang kepercayaan Pangeran Diponegoro dan mendapat gelar “guru para ulama Jawa” dengan tiga muridnya menjadi pahlawan nasional (Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Ahmad Dahlan, Raden Ajeng Kartini) menjadikan Kiai Shaleh Darat tokoh yang penting dikaji (untuk kemudian diteladani) pemikirannya. Dari sekian banyak karya beliau, Faid} al-Rah}ma>n fi> Tarjamah Kala>m Malik al-Dayya>n dan Kitab Lat}a>if al-T}aha>ra wa Asra>r al-S|ala>h adalah dua kitab yang menjelaskan salat secara sufistik-lokalistik. Dikatakan sufistik karena terdapat usaha serius untuk mengungkap makna isyari, dan lokal karena ada ungkapan ‘atine ... ingdalem pasar’ dan beberapa lainnya dalam usaha melakukan ‘pembumian’ makna ayat. Terlebih lagi, kedua kitab tersebut ditulis dengan aksara pegon yang jika dihubungkan dengan track record beliau baik dalam penyebaran Islam dan perlawanan kolonialisme akan memunculkan indikasi vernakularisasi dan penumbuhan anti-kolonialisme. Dengan itu, penulis memiliki beberapa pertanyaan untuk ditindak lanjuti; bagaimana pemikiran Kiai Shaleh Darat mengenai salat? Bagaimana dinamika pemikiran beliau dalam memaknai salat? Dalam menjawab keduanya, penulis akan dibantu oleh teori Hermeneutika Filosofis
Ishlah dalam Pandangan Ibn Asyur dan Signifikansinya dalam Upaya Deradikalisasi (Telaah Penafsiran Q.S al-Hujurat: 9 dalam Kitab Al-Tahrir wa Al-Tanwir) Alif Jabal Kurdi
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.621 KB) | DOI: 10.32495/nun.v3i2.49

Abstract

Permasalahan radikalisme masih menjadi trending topic yang menghiasi wajah keberagaman umat Islam. Kesalahpahaman dalam memaknai ayat-ayat Alquran masih menjadi permasalahan utama yang melahirkan pemahaman yang radikal (radikalisme) dan tindakan yang destruktif (terorisme). Maka penting untuk menggali lebih dalam nilai-nilai perdamaian dalam Alqurandengan mengeksplor ayat-ayat yang mencerminkan jati diri ajaran Islam sebagai din al-salam. Q.S al-Hujurat[49]: 9 merupakan salah satu representasi ayat Alquran yang menegaskan bahwa Islam adalah agama yang solutif bukan provokatif. Melaui penafsiran salah satu cendekiawan muslim kontemporer yang masyhur dengan teori maqashidnya, Ibn ‘Asyur, penulis akan berusaha menemukan cara pandang baru dalam membaca ishlah dari kacamata tafsir maqashidi. Selain itu, tulisan ini juga diproyeksikan untuk melihat konsistensi teori maqashid Ibn ‘Asyur dalam tafsirnya serta mengambil intisari metodologis dan konten penafsirannya sebagai perwujudan bagi upaya menghadirkan penjelasan Islam yang rahmah dan menanggulangi radikalisme.
Telaah Kitab Tafsir Firdaus Al-Na’im Karya Thaifur Ali Wafa Al-Maduri Moh Azwar Hairul
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.519 KB) | DOI: 10.32495/nun.v3i2.44

Abstract

This article aimed to describe one of the Tafsir which compiled by Ulama Madura named Thaifur Ali Wafa. He is the son of famous Ulama Madura named KH. Ali Wafa. Thaifur’s capacity as the Ulama could not be doubted. Inherited the expertise of his father, now he has produced a number of books. One of His magnum opus is Tafsir Firdaus al-Na’im. The Tafsir classified as the unpublished tafsir, so that his Tafsir considerend unnoticed on the studies of The Alquran in Indonesia. Tafsir Firdaus al-Na’im consist complete commentary of Alquran within 30 Chapter and written by Arabic language. It took approximately three year to complete his written. The Methodology of the Tafsir is using the Tahlili method. althought that, the way its explanation not totally as the same Tahlili ways. It viewed with the aspect of interpretation using ijmali analysis with simple explanation, it’s feature interpretation could not be affilated to any special pattern. The existance of the Tafsir Firdaus al-Nai’m in the modern era showed the dynamics development of interpretation of the Alquran in Indonesia. at least, this Tafsir could add the treasury of literature interpretation of the Alquran in Nusantara.
Karakteristik Manuskrip Mushaf H. Abdul Ghaffar Di Madura Tati Rahmayani
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.358 KB) | DOI: 10.32495/nun.v3i2.45

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik manuskrip mushaf Alquran H. Abdul Ghaffar baik dari segi kodikologi maupun tekstologi. Bagian penting yang akan dibahas adalah aspek rasm, qirā’at, tanda baca, waqaf dan juga aspek pernaskahan. Rasm yang digunakan dalam mushaf kuno biasanya menggunakan rasm imlai dibandingkan dengan rasm Utsmani. Dalam mushaf kuno masih banyak yang belum menggunakan simbol – simbol untuk menunjukkan tanda waqaf. Sedangkan Qira’at yang digunakan kebanyakan mengunakan Qira’at Hafs. Selain dari aspek teksnya dari aspek naskah, banyak naskah kuno yang ditulis di atas kulit pohon ataupun kulit binatang. Seluruh gambaran tersebut dapat diperoleh dengan menggunaka metode deskriptif analisis dan juga komparasi. Dari sanalah dapat diperoleh gambaran mengenai karakteristik sebuah mushaf kuno.
Polemik Alquran Berwajah Puisi: Tinjauan Terhadap Alquran Karim Bacaan Mulia Karya H. B. Jassin Fatikhatul Faizah
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.965 KB) | DOI: 10.32495/nun.v3i2.46

Abstract

Keberagaman karya tafsir tidak akan pernah lepas dari metode dan pendekatan yang digunakan sang mufasir. Metode dan pendekatan yang digunakan, menjadikan masing-masing karya penafsiran maupun terjemahan memiliki ciri khas. Salah satunya adalah Alquran berwajah puisi karya H. B. Jassin yang merupakan literatur terjemahan karya umat Muslim Indonesia yang terbit pada tahun 1977. Terjemahan Alquranpuitis yang dikarang oleh H.B. Jassin ini menuai berbagai kontroversi. Sebagian pembaca menilai bahwa terjemaha AlquranH.B. Jassin lebih tepat dari pada terjemah yang disusun oleh Kemenag, adapun sebagian lainnya menilai bahwa Jassin tidak sepantasnya menerjemahkan Alqurandengan melangkahi terjemahan AlquranKemenag, yang dinilai sebagai standar terjemahan di Indonesia, sebab dari sisi intelektual H.B. Jassin tidak memiliki perangkat-perangkat keilmuan yang memadai untuk menerjemahkan Alquran. Tulisan ini akan mencoba mendiskusikan lebih dalam mengenai polemik-polemik yang terjadi seputar terbitnya karya “AlquranKarim Bacaan Mulia” karangan H. B. Jassin.
Menakar Hermeneutika Fusion of Horizons H.G. Gadamer dalam Pengembangan Tafsir Maqasid Alquran Rahmatullah Rahmatullah
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.861 KB) | DOI: 10.32495/nun.v3i2.47

Abstract

Gadamer merupakan salah satu tokoh hermeneutika yang cukup populer dengan gagasannya fusion of horizons. Tawaran tersebut menjadi salah satu tawaran alternatif untuk memahami teks secara proporsional dan dapat diaplikasikan untuk memahami setiap teks termasuk teks kitab suci. Tulisan sederhana ini mencoba memahami gagasan fusion of horizons dan hubungannya dengan penafsiran Alquran. Melalui pembacaan hermeneutika Gadamer, sikap terbaik untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif adalah pertama, kemauan terbuka untuk menerima gagasan dan wawasan baru. Hal ini penting untuk memperluas cakrawala seseorang sehingga ia dapat menjangkau hal-hal yang lebih luas lagi. Kedua, menghasilkan pemahaman baru atau memproduksi sesuatu yang baru. Meski demikian, perlu digarisbawahi bahwa kebaruan gagasan tidak dapat diperoleh tanpa memahami sejarah masa lampau. Ketiga, pemahaman yang efektif bukanlah pemahaman yang berdiri sendiri, justru pemahaman yang valid adalah pemahaman yang bersumber dan ditopang dari horizon-horizon yang beragam. Semakin luas horizon, semakin luas pula pemahamannya. Keempat, semangat fusion of horizon dapat dikembangkan dalam konteks memahami Alquran dengan menggunakan tafsir maqasid Alquran, sehingga nilai-nilai Alquran dapat selaras dengan waktu dan tempat, shalih li kulli zaman wa makan.
Resepsi Terhadap Alquran Dalam Riwayat Hadis Nilna Fadlillah
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.88 KB) | DOI: 10.32495/nun.v3i2.48

Abstract

Pembacaan Alquran yang dilakukan oleh umat Islam tidak hanya bertujuan untuk beribadah atau kepentingan akhirat semata, akan tetapi juga memiliki kepentingan lain. Di satu sisi terdapat pembacaan yang bersifat formal-subtantif yaitu pembacaan yang dilakukan dalam konteks ibadah yang lebih berorientasi pada keuntungan atau pahala akhirat. Di sisi lain, pembacaan Alquran juga dilakukan secara fungsional yang orientasi keuntungannya lebih bersifat duniawi. Fenomena pembacaan Alquran dalam berbagai bentuknya ini masuk dalam salah satu bidang kajian living Qur’an atau resepsi Alquran. Dalam tulisan ini, peneliti akan berusaha melihat beragam resepsi dalam Alquran dengan menjadikan hadis sebagai objek formal penelitian. Dengan memetakan riwayat-riwayat tentang resepsi Alquran yang dilakukan oleh generasi awal Islam yang terekam dalam riwayat hadis, selanjutnya tulisan ini juga akan melihat proses transmisi dan tranformasi riwayat hadis sehingga sampai saat ini resepsi Alqurantetap eksis dan variatif.

Page 1 of 1 | Total Record : 7