cover
Contact Name
Arif Mustofa
Contact Email
disprotek@unisnu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
disprotek@unisnu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. jepara,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal DISPROTEK
ISSN : 25484168     EISSN : 25484168     DOI : -
Jurnal DISPROTEK e-ISSN 2548-4168 p-ISSN 2088-6500 Jurnal di publikasikan oleh Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Cakupan isi jurnal DISPROTEK dalam bidang teknik adalah : teknik elektro, teknik sipil, teknik industri; dalam bidang ilmu komputer adalah : teknik informatika dan sistem informasi serta dalam bidang perikanan adalah : budidaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2014)" : 8 Documents clear
PENGARUH SWADAYA MASYARAKAT PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN Mochammad Qomaruddin
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.732 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.148

Abstract

ABSTRACT Society participation toward territory infrastructure was very expected in order to give an income to region government for what definitely society needed to. It began in 2007 government declared the National Program of Society Endeavoring (PNPM) that had a target purpose for prosperity and urban society autonomy through the facilitators of PNPM Mandiri who were proactive, entering a field and making dialog directly with society. Due to the important role of facilitators of PNPM Mandiri, they were demanded to be sensitive of society response. To increase society response and autonomy in participation of infrastructure development, then PNPM Urban Autonomy particularly Jepara developed an approach or a participatory development methodology for instance PRA (Participatory Rural Appraisal. This approach emphasized to the changing of attitude and behavior. By guidance and direction from PNPM Mandiri, society autonomously was able to plan, to execute, and to evaluate infrastructure development in its region. Thus, the involvement of society endeavoring was very necessarily for its development. Not only particular parties, but people could also join in and get the outcome from the development. People would be happy and satisfied with the Program of PNPM Mandiri that could give a support for a success of execution of infrastructure development Keywords : PNPM Mandiri, road structure, society effort ABSTRAK Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur daerah sangat diharapkan guna memberikan masukan kepada pemerintah daerah apa sebenarnya yang mereka butuhkan. Mulai tahun 2007 Pemerintah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang mempunyai tujuan tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat perkotaan yaitu melalui tenaga fasilitator PNPM Mandiri yang bersifat pro-aktif, dengan cara terjun dan berdialog langsung dengan masyarakat. .Karena memiliki peranan yang sangat penting maka fasilitator PNPM Mandiri dituntut untuk peka terhadap respon masyarakat. Untuk meningkatkan respon dan kemandirian masyarakat dalam berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur maka PNPM Mandiri Perkotaan khususnya Kota Jepara mengembangkan pendekatan/metodologi pembangunan partisipatif yang salah satu di antaranya adalah PRA (Participatory Rural Appraisal). Pendekatan ini menekankan kepada perubahan sikap dan perilaku. Dengan adanya bimbingan dan arahan dari PNPM Mandiri, masyarakat dapat secara mandiri dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi pembangunan infrastruktur di wilayahnya. Dengan adanya keterlibatan swadaya masyarakat, maka suatu pembangunan akan bisa dirasakan secara merata, dan tidak hanya oleh pihak-pihak tertentu saja. Sehingga masyarakat merasa bahagia dan puas dengan adanya Program PNPM Mandiri yang mendorong keberhasilan pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Kata kunci : PNPM Mandiri, infrastruktur jalan, swadaya masyarakat
SENI KRIYA ETNIK KAJIAN SOSIOLOGIS PADA KARYA M. CHODY DI JEPARA Anang Pratama Widiarsa
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.981 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.149

Abstract

ABSTRACT Arts as a culture product would stay alive if it has a meaning for the supporting of society. Arts in a long journey of history performed with a variety of characteristics and prominent style, either collective creativity product or individual creativity. The development of arts with all about human action bring new arts. One of the factors of the changing and innovation was based on several things, for instance society involvement that definitely would enjoy the products to meet people needs. The art culture was an embodiment of a process, a think, a judgment, and a detail of human that had been changed into a shape that could be felt and exploited. As a part of one product of culture and a shape of art with substantive characteristic, art of an ethnic artwork of M. Chody was an alternative presentation in a market of artworks in Jepara and International market that directly or not were put a value of local culture convention into a corner, it could be called not in a good condition and tend to be disappear into epigonistic situation. To reach all of art passion and could release from that condition, many things could be done step by step until what people did gain a provision as a learning process to a base of work process on. Leaning on one faith that held tightly, and an ability of maintaining all deed brought the artworks of M. Chody among society. Through a view study revealed by Vera L. Zolberg in her book entitled Constructing a Sociology of The Art said that an art object as a social process, through this understanding, an artwork was comprehended on the base of the creator process until it could be defined as an art. In addition, an art itself became an object that had to be reconstructed to show social aspect structure and the process used whatever indicator resources were available. In this point of view, an art was considered as a collective work product among components that composed an artist and his work. This view had also dealings with Howard S. Becker??s it his book of Art World, said that an art as a social construction was comprehended well involving some actors, including some who had social authority possibly for them to emphasize a value into an object. From Zolberg opinion used as place to stand on analysis said that there were scholars found naturally an art social construction, they were an artist, a society, and a cultural institution. This theory was used as a particular approach, besides it used Becker too. Furthermore, it would be applied to review literature for instance an artist, an education institution, a gallery, a group of social of society, and so forth. In addition, another sociological theory or relevant theories were also considered as review of literature. Finally, it can be captured that sociologically an ethnical work of art of M. Chody is as the topic of this study. Keywords : Ethnical work, M.Chody, art, Sociology ABSTRAK Kesenian sebagai produk budaya akan tetap hidup bilamana kesenian itu memiliki makna bagi masyarakat pendukungnya. Kesenian sepanjang perjalanan sejarah tampil dengan berbagai corak dan gaya yang menonjol, baik hasil kreatifitas kolektif maupun ciptaan individual. Perkembangan kesenian dengan segala tindakan manusia mengakibatkan timbulnya kesenian baru. Salah satu faktor yang mendukung terjadinya perubahan dan inovasi didasari oleh beberapa hal, antara lain melibatkan masyarakat, karena masyarakatlah yang menikmati hasil-hasilnya yang berupa produk- produk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Produk-produk budaya tersebut merupakan perwujudan dari suatu proses, pemikiran, pertimbangan, serta perincian manusia yang telah diubah ke dalam wujud yang dapat dirasakan dan dimanfaatkan. Sebagai bagian dari salah satu produk budaya dan wujud kesenian yang bersifat bendawi, seni kriya etnik M. Chody merupakan suguhan alternatif pada pergulatan pasar kekriyaan di Jepara dan pasar internasional yang secara langsung maupun tak langsung dirasakan semakin menyudutkan nilai-nilai konvensi budaya lokal pada kondisi yang kurang menguntungkan, dan dapat dikatakan cenderung tenggelam pada suasana yang epigonistik. Untuk mencapai berbagai cita kesenimanannya dalam melepaskan diri dari kondisi tersebut, berbagai laku dijalani secara bertahap sehingga langkah demi langkah yang dilakukan mendapat pembekalan sebagai proses pembelajaran yang melandasi proses berkaryanya. Bersandar pada suatu keyakinan yang dipegang secara kuat, dan kemampuan mempertahankan semua laku yang dijalani membawa karya-karya M. Chody di tengah-tengah masyarakatnya tersebut. Melalui telaah pandangan yang dikemukakan Vera L. Zolberg, dalam buku Constructing a Sociology of The Art diungkapkan bahwa; objek seni sebagai proses sosial, melalui pengertian ini karya seni dipahami atas dasar proses penciptaannya sehingga suatu karya yang didevinisikan sebagai seni, selanjutnya seni sendiri menjadi sebuah objek yang harus di rekonstruksi untuk menunjukkan aspek struktur sosial dan proses menggunakan sumber-sumber indikator apapun yang tersedia. Pada pandangan ini suatu karya seni dianggap sebagai produk usaha bersama antara komponen-komponen yang membentuk seniman dan karyanya. Pandangan tersebut juga memiliki hubungan dengan pandangan Howard S. Becker., dalam buku Art Worlds, bahwa seni sebagai konstruksi sosial yang bisa dipahami secara baik dengan melibatkan beberapa aktor, termasuk beberapa yang kekuasaan sosialnya memungkinkan mereka untuk menekankan nilai pada objek. Dari pandangan Zolberg tersebut yang digunakan sebagai pijakan analisis adalah pendapatnya yang mengungkapkan bahwa; para sarjana menemukan secara alami kontruksi sosial seni yaitu; seniman, masyarakat, dan institusi budaya. Teori inilah yang dipakai sebagai pendekatan utamanya, disamping juga digunakan pandangan Becker, selanjutnya diaplikasikan untuk menelaah kajian seperti; senimannya, lembaga pendidikan, galeri, kelompok sosial masyarakat dan lain sebagainya. Teori sosiologis yang lain atau teori-teori yang dianggap relevan dalam pembahasan, juga akan ketengahkan sebagai alat kajian. Dengan demikian, dapat diketahui secara sosiologis yang membentuk seni kriya etnik M. Chody seperti topik tulisan ini.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KERAJINAN PATUNG MULYOHARJO JEPARA Sisno Riyoko
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.392 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.130

Abstract

ABSTRACT This research was conducted to determine the characteristics of SMEs Sculpture Mulyoharjo and development strategy. The area of research was held in the district of Jepara Mulyoharjo particularly in the village. The sample of research was SMEs art statue domiciled in Mulyoharjo with sample technique of purposive sampling. This study is a descriptive research used survey method directly through interviews and observation. As a variable of the study were educated respondents, age of respondents, capital for investment, and the asset of technology UKM, business partner and facilities and infrastructure. The result of study is many problems needed attention such as UKM that has a problem with capital, facilities and infrastructure, marketing network, an expert of human resource, technology master that was still low, and the uncondusive business set the tone for that time. Based on these problems, the development strategy that should be conducted was to increase possibility to get capital, business network, and marketing, and human resources, technology mastering access and how to embody a condusive business set the tone for this era. Keyword: characteristics of SMEs Sculpture Mulyoharjo, business network, a condusive business. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik UKM Seni Patung Mulyoharjo dan strategi pengembangannya. Adapun wilayah penelitian ini adalah di Kecamatan Jepara tepatnya di desa Mulyoharjo. Sampel penelitian adalah UKM seni Patung yang berdomisili di wilayah desa Mulyoharjo dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey secara langsung melalui wawancara, dan observasi. Sebagai variabel dalam penelitian ini yaitu pendidikan responden, usia responden, modal usaha, lama usaha asset yang dimiliki UKM teknologi, kemitraan dan sarana prasarana. Hasil penelitian mengambarkan bahwa banyak permasalahan yang perlu mendapat perhatian yaitu UKM kesulitan mendapatkan permodalan, sarana dan prasarana masih kurang, jaringan pemasaran yang masih kurang, sumber daya belum ahli, penguasaan teknologi masih rendah dan iklim usaha yang kurang kondusive. Berdasarkan permasahan tersebut strategi pengembangan yang perlu dilakukan yaitu peningkatan kemudahan untuk mendapatkan permodalan, peningkatan pembangunan sarana dan prasarana, peningkatan skala usaha, peningkatan jaringan usaha dan pemasaran, peningkata sumber daya manusia, peningkatan akses penguasaan teknologi dan mewujudkan iklim usaha yang kondusif.
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA UKM MEBEL ROTAN DI JEPARA Budi Lofian; Sisno Riyoko
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.736 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.131

Abstract

ABSTRACT This study aims to conduct a study on factors external and internal factors that affect the performance of SMEs in Jepara rattan furniture . As this area of research in Sub Welahan Jepara . Research variables studied were external factors and internal factors and the performance of SMEs Rattan furniture . This research was conducted by survey method through in-depth interviews with a range of other stakeholders in the development of SMEs as well as using a questionnaire instrument . Period of research to be conducted is 7 months .The results showed that the external faktror positive and significant effect on the value of internal factor β1 = 0.493 , t = 3.682 to 0.001 , which means significantly by external factors have a positive and significant effect on the internal factors The results of t-test is a test that other external factors that have a value of β1 = 0.535 , t = 2.612 to 0.012 , which means significantly by external factors have a positive and significant effect on the performance of SMEs in Jepara rattan furniture . Furthermore, the internal factors that have a value of β2 = 0.314 , t = 2.701 to 0.003 , which means a significant sebear internal factors have a positive and significant effect on the performance of SMEs in Jepara rattan furniture Keywords : external factors . Internal factors and performance . ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk melakukan penelitian berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yang berdampak pada SMEs mebel rotan di Jepara. Penelitian ini diambil di Sub Welahan Jepara. Studi variabel penelitian ini adalah faktor eksternal dan faktor internal serta performan SMEs mebel rotan. Peneitian ini dilakukan dengan metode survey wawancara secara intensif baik dengan jarak stakeholder perkembangan SMEs maupun penggunaan instrumen kuesioner. Waktu penelitian adalah 7 bulan. Hasil menunjukkan bahwa faktor eksternal memiliki nilai positive dan dampak yang sangat signifikan terhadap nilai faktor internal β1 = 0.493 , t = 3.682 to 0.001. dengan faktor eksternal tersebut, dampak yang dimiliki faktor internal menjadi sangat signifikan seperti tampak pada t-test dimana faktor eksternal yang dihasilkan memiliki nilai β1 = 0.535 , t = 2.612 to 0.012. Selanjutnya, nilai faktor internal yang dihasilkan adalah β2 = 0.314 , t = 2.701 sampai 0.003 memberikan dampak positif yang besar bagi internal faktor dalam performans SMEs pada mebel rotan di Jepara. Keywords : performan SMEs mebel rotan, mebel rotan, faktor eksternal dan faktor internal
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL SOROGAN BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN. Lilik Sulistyo; Priyo Priyo
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.001 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.161

Abstract

ABSTRACT Leaning model of sorogan is a traditional learning model used in ??pesantren?. This model is very popular in ??pesantren? community. The aim of this research is to implement the Mathematics Learning with Sorogan Model Supported by CD Learning to know the completeness of achievement of student learning, to know the difference between student learning achievement in mathematics learning using Sorogan Model Supported by CD Learning and Conventional Model, and to know the influence of student activities and the achievement of student learning. In this case, Sorogan Model Supported by CD Learning is an alternative way of learning model, focused on student by giving some opportunities to students to explore, to increase and to get experiences when they face some problems, especially their lessons. Otherwise the matematics teachers are expected to aply this kind of model as one of solution when they have no time to explain material of matematics in the class, particularly inner circle and outer circle of triagle subject, and pay attention to the activities of students to gain the maximal result. The Keywords: Sorogan, Sorogan Supported by CD Learning, Individual Learning. ABSTRAK Pembelajaran model sorogan adalah model pembelajaran tradisional di pesantren. Model pembelajaran ini sangat popular di kalangan (komunitas) pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplmentasikan pembelajaran matematika dengan model sorogan berbantuan CD pembelajaran, untuk mengetahui ketuntasan prestasi belajar siswa, untuk mengetahui perbedaan antara prestasi belajar siswa dalam matematika yang menggunakan pembelajaran model sorogan berbantuan CD pembelajaran dengan model konvensional, dan untuk mengetahui pengaruh aktivitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Dalam kasus ini pembelajaran model sorogan berbantuan CD pembelajaran, adalah sebagai model pembelajaran alternative, berpusat pada siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeskplorasi, mengembangkan dan mencari pengalaman ketika mereka menghadapi permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan pelajarannya. Sebaliknya guru matematika diharapkan menerapkan jenis pembelajaran model ini sebagai solusi ketika guru menghadapi keterbatasan waktu di dalam kelas. Guru harus jeli/cermat dalam menentukan materi yang memerlukan kehadiran guru dan yang tidak, terutama materi lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga, dan memperhatikan aktivitas siswa untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kata Kunci : Sorogan, Sorogan berbatuan CD pembelajaran, belajar mandiri
MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA GEBYOK RUMAH TRADISIONAL KUDUS Zainul Arifin
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.383 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.146

Abstract

ABSTRACT Gebyok of Kudus house is close related to culture value toward Kudus society, particularly in culture??s life that have a background of decoration of gebyok. Based on cultural perspective, the form and design of gebyok is not solely for aesthetics, but it is also related to meaning of decoration symbol. The decoration of Gebyok Kudus is a phenomenon of artifact that cannot be released from socio-cultural context and an art process as a qualitative paradigm. Thus, this research method used is qualitative method. The aim of this research is particularly an effort to how to utter the symbol decoration meaning from a complex phenomenon. Thus, this research is a descriptive qualitative to find accurate finding research. The meaning of decoration symbol as a cultural heritage artifact is expected to be a communication tool for cross generation that will have a deep meaning as a tool of communication for generation in the future. Thus, decoration in gebyok is not solely as element of decorative to meet aesthetics but also visual meaning as a learning media for society of Kudus culture??s life. Keywords : Symbol meaning, kind of decoration, Gebyok Kudus. ABSTRAK Gebyok pada rumah Kudus sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai budaya masyarakat Kudus, terutama dalam kehidupan budaya yang melatarbelakangi keberadaan ragam hias pada gebyok. Berdasarkan pada perspektif budaya, bentuk dan corak ragam hias pada gebyok bukan semata hanya untuk pemenuhan keindahannya saja, melainkan juga terkait dengan makna simbol ragam hiasnya. Ragam hias pada Gebyok Kudus merupakan fenomena artefak yang tidak dapat dilepaskan dari konteks sosio kultural dan proses kesenian, yang merupakan paradigma kualitatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu lebih ditekankan pada upaya mengungkap makna simbol ragam hias dari sebuah fenomena yang kompleks, maka penelitian ini ditekankan pada penelitian kualitatif deskriptif untuk mendapatkan temuan penelitian yang akurat. Makna simbol ragam hias sebagai artefak peninggalan budaya diharapkan dapat menjadi media komunikasi antargenerasi, di dalamnya terkandung makna yang sangat mendalam sebagai media bertutur untuk generasi mendatang. Sehingga ragam hias pada gebyok tidak hanya sebagai unsur dekoratif untuk pemenuhan nilai keindahan saja tetapi ada makna yang tervisualkan sebagai media pembelajaran untuk kehidupan budaya masyarakat Kudus Kata Kunci : Makna Simbol, Ragam Hias, Gebyok Kudus
ANALISIS PENGARUH KREDIT USAHA MIKRO TERHADAP EFEKTIVITAS PERMODALAN DALAM PEMBERDAYAAN IKM KERAJINAN UKIR DAN PATUNG DI JEPARA Sarwido Sarwido
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.757 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.162

Abstract

ABSTRACT Manufacture of wood-carving and sculpture in Jepara is the business sector that still has a very large optimistic amid many large companies out of this business field because of the impact of the global financial crisis. This is due to the uniqueness of the product specification and the result of wood-carving and sculpture, which will always attract foreigners from overseas. Small and Medium Industry empower wood-carving and sculpture become a very important and strategic business. Small and Medium Industries is shaped from economic field rather than people involved in, and Small and Medium Industry can empower the workforce and contribute foreign exchange to the government, particularly in Jepara regency. This study aims to determine the effect of micro credit to the effectiveness of working capital in the empowerment of Craft Small and Medium Industry in Jepara carving and sculpture. To face problems that occured in the Small and Medium Industry of wood- carving and sculpture in Jepara, craftsmen and enterpreneurs who work in this field will empower to wood-carving and sculpture in Jepara as their responsibility. This study is nn only as a discourse but also as an effort to increse Small and Medium Industries in order to keep growing and become a source of Jepara people??s livelihood Keywords: Small and Medium Industries, wood-carving and sculpture in Jepara, micro credit, Jepara people??s livelihood ABSTRAK Industri ukir dan patung di Jepara merupakan sektor bisnis yang masih memiliki rasa optimis yang besar di luar banyaknya kalangan perusahaan lainnya dikarenakan dampak krisis nilai mata uang dunia. Hal ini dikarenakan keunikan dari spesifikasi produk dan hasil ukir serta patung yang selalu akan menarik pembeli mancanegara. Kekuatan industri kecil dan menengah yang bergerak di bidang ukir dan patung menjadi hal yang sangat penting dan strategis. Industri kecil dan menengah terbentuk atas dasar ekonomi bukan jumlah orang. Industri kecil dan menengah memberi kekuatan para pekerja dan memberikan kontribusi nilai tukar mata uang asing kepada pemerintah, khususnya di Jepara. Studi ini bertujuan untuk menetukan efek kredit mikro terhadap keefektifan modal terhadap kekuatan Industri Kecil dan Menengah industri ukir dan patung Jepara. Menghadapi masalah yang terjadi di industri kecil dan menengah para penguasaha memberikan kekuatan terhadap industri ukir dan patung yang ada di Jepara sebagai bentuk kepedulian. Studi ini tidak hanya menjadi wacana tetapi usaha untuk meningkatkan industri kecil dan menengah supaya tetap berkembang dan menjadi sumber mata pencaharian penduduk Jepara.
SMALL RENEWABLE ENERGY BIOMASSA LIMBAH SAWIT SUMBER LISTRIK ALTERNATIF KAJIAN DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA V PROVINSI RIAU SAFRIZAL SAFRIZAL
Jurnal DISPROTEK Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.042 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v5i2.147

Abstract

ABSTRACT Problems of energy become the headline topic in the world since crises of oil energy happened in 1973. It happened because fossil energy sources such as earth oil and coal were running low. Even the reduction of oil electric power conducted by PT PLN inflicted a loss upon people. Moreover environment pollution as an impact of fossil source burning to produce electric energy was increasing an impact to global warming on the level that people have to worry about. The solution for global warming impact, one of them is reducing the use of electric energy of fossil fuel and increasing a renewable energy. PLN in Riau and Riau archipelago (WRKR) got electric deficit about 134,4 MW in which the need of electric in Riau when the maximum capacity reached 450,7 M, while the capacity of electric generator only reached 316,3 MW that it took turn in extinguish of electric in Riau and surrounding area. Riau province Provinsi Riau memerlukan teknologi terbarukan untuk dapat memanfaatkan sumber daya air PLTMH, gas, kincir angin, biomassa (bahan bakar limbah sawit), tenaga matahari dan biogas sampah. PT Perkebunan Nusantara V (PT PN V) wilayah Riau memiliki 12 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas produksi 565 Ton/jam. Potensi limbah padat, serat 406.800 Ton/Tahun, Cangkang 203.400 Ton/Tahun, Tanda Buah Kosong 779.700 Ton/Tahun, Total Potensi energy listrik yang mampu di bangkitkan 1.287 MW, lebih dari cukup untuk menutupi defisit listrik PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) 134,4 MW. Sekaligus mampu memenuhi kebutuhan beban puncak provinsi Riau 1024 MW hingga tahun 2020. Pembangunan Pembangkit Listrik Biomassa limbah sawit sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan hidup akibat timbunan sampah limbah padat di area sekitar pabrik kelapa sawit. Penggunaan generator sinkron dengan prime mover PLTBS sebagai Voltage Regulator Bus pada system Distributed Generation pada Smart Grid mampu memperbaiki drop tegangan, power factor controller, mengurangi losess daya listrik, peningkatan rasio kelistrikan serta perbaikan power quality dengan pemanfaatan jaringan distribusi exsiting. Kata Kunci: PLTU Biomassa Limbah Sawit (PLTBS), Provinsi Riau, Smart grid ABSTRAK Masalah energi menjadi topik utama dunia sejak krisis energi minyak melanda dunia tahun 1973, penurunan pasokan daya listrik PT. PLN telah membuat banyak pihak merasa dirugikan, hal ini terjadi karena sumber energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara kian menipis serta pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil untuk memproduksi energi listrik, telah menimbulkan dampak pemanasan global pada level yang sangat mengkhawatirkan. Penyelesaian dampak pemanasan global, yaitu salah satunya dengan mengurangi penggunaan energi listrik berbasis bahan bakar fosil serta peningkatan pemanfaatan energi yang dapat diperbarui (renewable energy). PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) mengalami defisit listrik sekitar 134,4 MW kebutuhan listrik di Riau pada waktu beban puncak sebesar 450,7 MW sedangkan kemampuan pembangkit listrik hanya 316,3 MW,sehingga terpaksa dilakukan pemadaman bergilir, di Kota Riau dan sekitarnya. Provinsi Riau memerlukan teknologi terbarukan untuk dapat memanfaatkan sumber daya air PLTMH, gas, kincir angin, biomassa (bahan bakar limbah sawit), tenaga matahari dan biogas sampah. PT Perkebunan Nusantara V (PT.PN V) wilayah Riau memiliki 12 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas produksi 565 Ton/jam. Potensi limbah padat, serat 406.800 Ton/Tahun, Cangkang 203.400 Ton/Tahun, Tanda Buah Kosong 779.700 Ton/Tahun, Total Potensi energi listrik yang mampu di bangkitkan 1.287 MW, lebih dari cukup untuk menutupi defisit listrik PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) 134,4 MW. Sekaligus mampu memenuhi kebutuhan beban puncak provinsi Riau 1024 MW hingga tahun 2020. Pembangunan Pembangkit Listrik Biomassa limbah sawit sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan hidup akibat timbunan sampah limbah padat di area sekitar pabrik kelapa sawit. Penggunaan generator sinkron dengan prime mover PLTBS sebagai Voltage Regulator Bus pada system Distributed Generation pada Smart Grid mampu memperbaiki drop tegangan, power factor controller, mengurangi losess daya listrik, peningkatan rasio kelistrikan serta perbaikan power quality dengan pemanfaatan jaringan distribusi exsiting

Page 1 of 1 | Total Record : 8