cover
Contact Name
Rahmad Ridwan
Contact Email
rahmadridwan@uinsu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
sukiatisugiono@uinsu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Medan Agama
ISSN : 16930673     EISSN : 26552663     DOI : -
Jurnal Penelitian Medan Agama merupakan Jurnal yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, yang memuat kajian tentang Keislaman, baik tentang politik islam, pendidikan islam, hukum islam, perbandingan agama islam, komunikasi islam, dll. di terbitkan 2 kali dalam setahun pada bulan Juni dan bulan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018" : 7 Documents clear
Hukum Memakai Cadar (Studi Komparatif Terhadap Putusan Hukum Lajnah Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Dengan Majelis Tarjih Dan Tajdid Muhammadiyah) Fitrotunnisa, Silmi
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018
Publisher : Jurnal Penelitian Medan Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hukum memakai cadar menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam penggunaan dalil hukum memakai cadar. Cadar merupakan suatu problematika di Indonesia yang ramai diperbincangkan oleh antar masyarakat. Terjadi perbedaan pendapat dalam hukum memakai cadar ini, ada kelompok yang membolehkan pemakaiannya, dan adapula yang menolak pemakaian cadar itu sendiri. Perbedaan itu terjadi karena terdapat perbedaan pandangan dalam memahami dan menggunakan suatu nash. Di kalangan fuqaha sendiri sudah ada perdebatan mengenai batas aurat perempuan, perdebatan tersebut berkisar antara wajah dan telapak tangan apakah termasuk aurat atau bukan. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan dua lembaga terbesar di Indonesia yang pengikutnya cukup banyak dan putusan hukumnya dapat diikuti oleh masyarakat Indonesia, dalam hal ini Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah berbeda pendapat dalam mengeluarkan suatu putusan tentang hukum memakai cadar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menggunakan metode dan penggunaan dalil yang berbeda dalam mengeluarkan fatwa hukum memakai cadar. Nahdlatul Ulama menggunakan metode qauliy, yaitu mengikuti pendapat-pendapat ulama mazhab dengan merujuk kepada kitab Maraqil Falah Syarh Nurul Idhah dan kitab Bajuri Hasyiyah Fathul Qarib yang akhirnya memutuskan dua pendapat mengenai hukum memakai cadar yakni mewajibkan dan tidak mewajibkan memakai cadar, sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode ijtihad bayani, yang mana ijtihad ini berdasarkan kepada dalil yang ditafsirkan oleh akal manusia berdasarkan dalil al-Qur’an dan Hadis, sehingga memutusakan bahwa tidak ada suatu nash yang menyebutkan tentang hukum memakai cadar, maka hukum memakai cadar menjadi tidak wajib.
Kritik Konsep Hadis Shahih dalam Perspektif Syi’ah Nasution, Al Hafidh
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018
Publisher : Jurnal Penelitian Medan Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini secara umum mencoba memaparkan urgensi hadis sahih di kalangan sunni dan syiah. Para muhaddisin telah menentukan kriteria hadis sahih, akan tetapi terdapat perbedaan hadis sahih di kalangan sunni dan syiah.  Oleh karena itu penelitian menggunakan pendekatan Pembatasan periwayatan dari imam inilah yang menarik untuk dikaji lebih dalam, karena dampak dari konsep yang mereka pahami ini akan berakibat pada banyaknya Hadis Rasul yang ada pada kitab-kitab Sunni tidak akan dapat diaplikasikan dalam menetapkan hukum, karena anggapan mereka Hadis hanya diterima jika disandarkan pada Imam yang ma’shum Saja, tidak dari jalur diluar paham Imamiyah.  Berbeda dengan golongan Sunni. periwayatan hadis lebih utamakan menggukan metode Jarh wa Ta’dil, jika seorag periwayat memiliki kualifkasi ke sahihan tanpa cela ata cacat, maka periwayatannya diterima meski berasal dari golonggan sekalipunPernyataan yang berbeda dengan pemahaman Sunni inilah yang akan dijelaskan, dengan tujuan mengetahui dan memahami bagaimana konsep Hadis Shahih dalam pandangan Syi’ah, yang kemudian dianalisis dengan konsep mereka yang ada dalam kitab-kitab Hadis syi’ah  seperti al Kafi oleh al Kulaini, Biharul an War, dan lain sebagainya.
Hukum Keluarga Islam Di Tunisia Bancin, Ratih Lusiana
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018
Publisher : Jurnal Penelitian Medan Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasca-kolonial, Tunisia melaksanakan law reform, dengan membuat hukum Islam dengan birokrasi modern. Islamic law reform ini terutama dimulai dari wilayah hukum personal dan hukum keluarga. Sebagai Negara yang berpendudukannya mayoritas muslim, Tunisia adalah yang paling radikal dalam pembaharuan hukum keluarga islam. Hal ini dapat dilihat dalam undang-undang yang diberlakukan di negara tersebut yang kemudian disebutCode of Personal Status Tunisia (CPST). Pembaharuan hukum yang terjadi di Tunisia tidak terlepas dari aspek historitas yang melatarbelakanginya. Selain itu, peran pendidikan dan para pejuang nasionalis sebagai pelaku pembaharuan juga ikut menentukan.Kehadiran CPST tidaklah berjalan mulus. Akan tetapi, memicu pro-kontra yang cukup sengit di Tunisia dan dunia Arab saat itu, karena sejumlah pasalnya dinilai sebagian kalangan bertentangan dengan hukum-hukum fikih tradisional yang telah mapan. Hal itu dapat dilihat misalnya pada pasal pelarangan poligami, otoritas isteri dalam talak, penghapusan hak ijbar dan kebolehan adopsi, karena itulah CPST dinilai sebagai hukum keluarga yang paling progressif di Dunia IslamTulisan ini akan memaparkan tentang Hukum keluarga islam di Tunisia secarasingkat.Pasca-kolonial, Tunisia melaksanakan law reform, dengan membuat hukum Islam dengan birokrasi modern. Islamic law reform ini terutama dimulai dari wilayah hukum personal dan hukum keluarga. Sebagai Negara yang berpendudukannya mayoritas muslim, Tunisia adalah yang paling radikal dalam pembaharuan hukum keluarga islam. Hal ini dapat dilihat dalam undang-undang yang diberlakukan di negara tersebut yang kemudian disebutCode of Personal Status Tunisia (CPST). Pembaharuan hukum yang terjadi di Tunisia tidak terlepas dari aspek historitas yang melatarbelakanginya. Selain itu, peran pendidikan dan para pejuang nasionalis sebagai pelaku pembaharuan juga ikut menentukan.[1]Kehadiran CPST tidaklah berjalan mulus. Akan tetapi, memicu pro-kontra yang cukup sengit di Tunisia dan dunia Arab saat itu, karena sejumlah pasalnya dinilai sebagian kalangan bertentangan dengan hukum-hukum fikih tradisional yang telah mapan. Hal itu dapat dilihat misalnya pada pasal pelarangan poligami, otoritas isteri dalam talak, penghapusan hak ijbar dan kebolehan adopsi, karena itulah CPST dinilai sebagai hukum keluarga yang paling progressif di Dunia IslamTulisan ini akan memaparkan tentang Hukum keluarga islam di Tunisia secarasingkat.[1]Siti Munadziroh, “Pembaruan Hukum Keluarga Tunisia”, dalam Khoiruddin Nasution dkk., Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim Modern, (Yogyakarta: Penerbit ACAdeMIA, 2012), hlm. 43.
Metodologi A. Mukti Ali Dalam Penafsiran Al-Qur’ān: Analisis Terhadap Kitab Tafsir Al-Qur’ān di Nusantara Safran, Abdurrahim bin
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018
Publisher : Jurnal Penelitian Medan Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alquran dan tafsirnya karya A.Mukti Ali merupakan salah satu kitab tafsir di Indonesia, dan merupakan satu-satunya kitab tafsir yang dirasmikan oleh pemerintah dengan surat keputusan No. 26 tahun 1967 sebagi kitab rujukan utama dalam memahami isi dan kandungan Alquran.  Metode yang digunakan sepanjang kajian ini ialah metode pengumpulan data. Kajian ilmiah ini mendedahkan secara terperinci latar belakang penulis, rehlah ilmiah dalam menuntut ilmu, guru-guru yang mashur, serta karya-karya yang sempat beliau tulis sepanjang hidupnya. Penumpuan dilakukan terhadap kitab tafsir al-qur’ān dan tafsirnya bagi mengetahui apakah metode penulisan yang digunakan oleh A.Mukti Ali, serta pembuktian tafsir ini dikategorikan sebagai salah satu tafsir bi al-ma’tsūr dan tafsir bil ra’yī, kelebihan dan kekurangan yang ada dari sudut pemerhatian dan pembacaan penulis. Hasil daripada dapatan kajian ini, penulis memberikan cadangan bahawa setiap pihak memainkan peranan yang penting dalam menghidupkan suasana ilmiah, serta bertanggung jawab dalam melahirkan individu yang tinggi ilmu pengetahuannya khususnya dalam bidang tafsir
Anak Susuan Dalam Hadis Nabi dan Pandangan Ulama Sari, Fitri
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018
Publisher : Jurnal Penelitian Medan Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah yang didiskusikan dalam tulisan ini adalah bagaimana pandangan hadis Nabi saw. terhadap anak susuan, kemudian seberapa banyak atau berapa kali si anak menyusu untuk timbulnya hubungan susuan yang pada akhirnya akan menyebabkan haramnya menikahi saudara sepersusuan. Karena terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai berapa banyak kadar menyusui hinggak dikatakan bahwasanya anak tersebut menjadi anak susuan. Pertama, menurut Daud az-Zahiri (tokoh fikih Mazhab az-Zahiri) kadar susuan yang mengharamkan nikah itu minimal tiga kali hisap, dan jika kurang dari itu tidak haram bagi lelaki menikahi perempuan tempat ia menyusu. menurut ulama Mazhab Syafi’I dan Mazhab Hanbali, kadar susuan yang mengharamkan nikah adalah lima kali susuan atau lebih, dan dilakukan secara terpisah. Ketiga, menurut ulama Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki, kadar susuan yang mengharamkan seorang lelaki menikahi wanita tempat ia menyusu itu tidak ada batasan yang tegas, dan yang penting adalah air susu yang diisap itu sampai ke perut anak, sehingga memberikan energi dalam pertumbuhan anak. Maka dari itu penulis akan melihat hadis-hadis yang berkaitan mengenai anak susuan, gamabaran umum tentang pengertian anak susuan, kemudian pendapat ulama mengenai anak susuan
Sikap Masyarakat Kampus (Mahasiswa dan Dosen) Tentang Kebersihan Lingkungan Kampus Uin Sumatera Utara Neliwati, N
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018
Publisher : Jurnal Penelitian Medan Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pertama, Sikap Dosen dan Mahasiswa terhadap kebersihan trotoar jalan dan halaman sekitar kampus UIN Sumatera Utara. Kedua, Sikap dosen dan mahasiswa terhadap kebersihan toilet (kamar mandi) di UIN Sumatera Utara. Ketiga, Sikap dosen dan mahasiswa terhadap kebersihan ruangan kelas selama berlangsungnya proses perkuliahan di UIN Sumatera Utara.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, wawancara dan pengkajian dokumen. Subjek penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa UIN Sumatera Utara yang diambil melalui tehnik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Adapun langkah-langkah analisis data yaitu: Inductive analysis dan Interim analysis. Selanjutnya, teknik penjaminan keabsahan data yang peneliti gunakan adalah: kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas  dan konfirmabilitas.
Konsep Masjid Ramah Anak Dalam Pandangan Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Pakpahan, Rustam
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, Vol. 9, No. 2, 2018
Publisher : Jurnal Penelitian Medan Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Since the introduction of child-friendly in 1990, the concept has been widespread in some aspects of people’s life. The concepts of child-friendly school, child-friendly space, and child-friendly city have been more popular. However, the concept of child-friendly has not much so far related to houses of worship. The present research aims at exploring how the caretakers of mosques perceive the concept of child-friendly mosque. The study suggests that children are subject to physical and verbal violence in the mosque. In addition, many mosques are also not convenient for children due to the policies and physical structures of the mosques which are not child friendly, and the absence of facilities designed for the best interest of the child. The mosque caretakers are aware of the messages in Islamic teaching to protect the children and behave softly to them. However, violence continues.

Page 1 of 1 | Total Record : 7