cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
putuayub.simpson@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat
ISSN : 25487868     EISSN : 25487558     DOI : https://doi.org/10.46445/ejti
Core Subject : Religion,
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat menitikberatkan pada penyampaian informasi hasil penelitian, analisa konseptual dan kajian dalam bidang Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat oleh para sivitas akademika internal dan eksternal STT Simpson Ungaran dengan rasio 30:70. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan Januari (Batas penerimaan naskah pada bulan Oktober) dan Juli (Batas penerimaan naskah pada bulan Mei). Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat telah terdaftar pada Google Schoolar, BASE (Bielefeld Academic Search Engine), One Search. ISSN 2548-7868 (cetak), 2548-7558 (online)
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2019): Juli" : 12 Documents clear
Indeks Subjek, Penulis, Mitra Bestari K Katarina
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.834 KB)

Abstract

Tema-Tema Theologis Khotbah Yesus Di Bukit Dalam Injil Matius 5:1-7:29 Yohanes Enci Patandean; Bambang Wiku Hermanto
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.728 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.140

Abstract

The Kingdom of God is the main teaching Jesus teached trough the Sermon on the mountain.  Jesus’ sermon on the mountain may called a basic teaching of Jesus.  All teachings, advices and answers from someone or people group afterward consist to His teachings in the sermon on the mountain.  The Christians are well known to the text of the sermon on the muntain but did not hold the teaching as a foundation in thinking dan deeds in daily life.  Jesus’ main teaching is transformation.  The listener in the ancient time or the reader today, who confess as a citizen of the Kingdom of God couraged ti live not only obey the law literally, but must have deepest acknowledgment about the law and live according to the new deepest sight about the law.  The transformation that become Jesus’ most important teaching are about transformation in personal life, social life, personal spirituality life and communal spirituality life. Kerajaan Allah adalah inti dari khotbah Tuhan Yesus yang disampaikan di atas bukit, atau yang lebih dikenal dengan Khotbah di Bukit.  Khotbah di Bukit dapat juga disebut sebagai inti atau dasar pengajaran Tuhan Yesus.  Semua pengajaran, nasihat dan jawaban yang diberikan atas pertanyaan orang-orang secara pribadi maupun kelompok orang, bersesuaian dengan pengajaran-Nya melalui Khotbah di Bukit.  Orang Kristen tidak asing dengan pengajaran dalam Khotbah di Bukit, tetapi belum semua orang Kristen menjadikan ajaran dalam Khotbah di Bukit sebagai dasar pijakan dalam hidup dan tindakan sehari-hari.  Inti dari jaran Tuhan Yesus dalam Khotbah di Bukit adalah pembaruan.  Para pendengar dan pembaca masa kini, yang mengaku sebagai “warga Kerajaan Allah” didorong untuk hidup bukan saja berpatokan pada hukum yang tertulis; dalam hal ini Hukum Taurat, tetapi pada pemahaman yang lebih dalam dan mendasar atau hakiki dari hukum Tuhan tersebut.  Pembaruan yang menjadi tekanan Tuhan Yesus meliputi kehidupan pribadi, dalam kehidupan bersosial, kerohanian pribadi dan kerohanian komunal atau hidup keagamaan. 
Kepemimpinan Hamba Tuhan Menurut Matius 20:25-28 Hannas Hannas; Rinawaty Rinawaty
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.306 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.156

Abstract

Abstract: The leadership of God's servant raises a polemic because there are still those who think about God's servant being only servant and not being leader, however, in that opinion it is true. The researcher found a superior idea from Matthew 20:25-28 that placed God's servant not only as servant but also as leader. The method used in this research is the research developed by Walter C. Kaiser, Jr. in the book Towards Exegetical Theology: Biblical Exegesis for Teaching and Teaching, which addresses: contextual analysis, syntactic analysis, verbal analysis, theological analysis and homiletical analysis. The researchers, after observing the principle of exegesis presented by Kaiser, Jr., found that the text of Matthew 20: 25-28 could be discussed the themes of the leadership of God's servant who studied contextual and syntactical analysis providing support for the theme. Researchers also pay attention to verbal analysis, theological analysis and homiletical analysis, the results of which support the characteristics of God's servant leadership in Matthew 20:25-28, namely: communicative, assertive, gentle, humble, serving, willing to sacrifice.
Implikasi Konteks Perempuan Yahudi dalam Penerapan Gereja Masa Kini Maria Shintia Kapojos; Randy Frank Rouw; Hengki Wijaya
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.959 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.142

Abstract

As people who had chosen by God, Israelites already have a concept about how to treat women in their culture. Laws in Jewish culture had organized the attitude that women must play to preserve life as God's chosen people. This article is wrote using descriptive methods. As a result, in Jewish culture, women’s role was down under men (inferior). However, besides their primary task in their family, as the progress is women join in worship and leadership. This age, women have the same opportunities to involved in it.Sebagai masyarakat yang dipilih Allah, bangsa Israel telah memiliki konsep tentang bagaimana memperlakukan perempuan dalam kebudayaannya. Peraturan-peraturan dalam kebudayaan Yahudi telah mengatur bagaimana sikap yang harus diperankan kaum perempuan dalam memelihara kehidupan sebagai umat pilihan Tuhan. Sebagai kesimpulan, dalam kebudayaan Yahudi, peran perempuan menjadi lebih di bawah dibandingkan pria (inferior). Meskipun demikian, selain tugas utamanya dalam kehidupan keluarga, dalam perkembangannya perempuan terlibat dalam peribadatan dan kepemimpinan. Saat inipun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat di dalamnya.
Budaya Betangkant Anak Dalam Suku Dayak Keninjal Sebagai Upaya Kontektualisasi Kasih Allah H Herwinasastra
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.607 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.147

Abstract

The purpose of this paper is to analyze a culture of Betangkant Children of the Keninjal Dayak tribe as an effort to contextualize the good news. The study of the meaning and cultural aspects of raising children in an effort to apply the gospel or good news in the context of the life of the Dayak Keninjal community. Through the culture of Betangkant Children in the Keninjal tribe, Madyaraya Village gives meaning and an entrance to evangelism for Dayak Keninjal to accept Jesus Christ as Savior in his life and figure of a Father who loves His Son. God created humans with creativity to be cultured, and with the framework of human culture looking at God and accepting God's self-revelation through filters and a framework that was intact in culture. Sustainability of God's covenant relationship with His people in all times and in all contexts. The culmination of this agreement is the Lord Jesus, who brought a new covenant to His people. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis sebuah budaya Betangkant Anak Dayak Keninjal sebagai upaya kontekstualisasi kabar baik. Pengkajian aspek arti dan nilai budaya mengangkat anak dalam upaya penerapan Injil atau kabar baik dalam kontek kehidupan masyarakat Dayak Keninjal. Melalui budaya Betangkant Anak di suku Keninjal, desa Madyaraya memberikan makna dan pintu masuk penginjilan bagi suka Dayak Keninjal untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dalam kehidupanya dan figure seorang Bapa yang mengasihi Anak-Nya. Allah menciptakan manusia dengan kreatifitas untuk berbudaya, dan dengan kerangka budaya manusia memandang Allah dan menerima penyataan diri Allah melalui filter dan kerangka yang utuh budaya. Keberlangsungan hubungan perjanjian Allah dengan umat-Nya di segala waktu dan segala konteks. Puncak dari perjanjian ini adalah Tuhan Yesus, yang membawa perjanjian baru bagi umat-Nya. 
Model Gaya Hidup Nazir Sebagai Refleksi Gaya Hidup Hedon Pengkotbah Pada Zaman Milenial Timotius Haryono; Daniel Fajar Panuntun
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.544 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.146

Abstract

Pada abad ke-21 ini, media baik media cetak maupun media elektronik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sumber ide dan opini secara global dipengaruhi oleh media. Hal ini berimbas kepada masalah gaya hidup (life style). Manfaat emosional dari gaya hidup yang lebih utama daripada manfaat fungsional terjadi pada kalangan konsumen masyarakat Indonesia. Gaya hidup ini juga berdampak pada kehidupan hamba Tuhan. Gaya hidup hamba Tuhan pada masa kini di tengah zaman milenial perlu di kaji ulang sehingga kehidupan hamba Tuhan dapat dijadikan teladan yang baik, benar, dan tepat oleh seluruh orang percaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  mengetahui  gaya hidup hamba Tuhan pada zaman milenal. Melalui  penelitian ini didapatkan model gaya hidup hamba Tuhan pada zaman milenial. Model gaya hidup tersebut dideskripsikan  berdasarkan prinsip, langkah-langkah, dan motivasinya. 
Sola Experientia: Suatu Analisis Terhadap Teologi Schleiermacher Marde Christian Stenly Mawikere
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.878 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.145

Abstract

This article is an overview of the theology of Friedrich Schleiermacher, known as the Father of Modern Theology. By using qualitative research methods on various available literature that review the life and theological thinking of Schleiermacher, the author tries to reveal that the unique thinking of FriedrichSchleiermacher's theology is strongly influenced by his spiritual background, parental influence, church origin and tradition, educational patterns and the thought of his theological education and zeit geist (the spirit of the times) who were carrying the current of modern thought when Schleiermacher lived. On the one hand, Schleiermacher's theology is often considered to be liberal in the theological paradigm of reform and evangelicalism because it departs from feeling, not from the spirit of Sola Scriptura. But on the other hand, Schleiermacher's theology makes a positive contribution because it gives a place to the experience of faith (Sola Experientia) with a living God who can not only be reached with philosophia or wisdom. Artikel ini merupakan Tinjauan terhadap Teologi dari Friedrich Schleiermacher, yang dikenal sebagai Bapak Teologi Moderen.Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif terhadap berbagai literatur yang telah tersedia yang mengulas mengenai kehidupan dan pemikiran teologi dari Schleiermacher, maka penulis mencoba untuk mengungkapkan bahwa keunikan pemikiran Teologi FriedrichSchleiermacher sangat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan rohaninya, pengaruh orangtua, asal dan tradisi gereja, pola pendidikan dan pemikiran pendidikan teologinya serta zeit geist (semangat zaman) yang sedang membawa arus pemikiran moderen pada waktu Schleiermacher hidup. Pada satu sisi, Teologi Schleiermacher kerap dianggap liberal dalam paradigma teologi reformasi dan evangelical karena ia berangkat darifeeling, bukan dari semangat Sola Scriptura.  Namun pada sisi lain, Teologi Schleiermacher memberikan kontribusi positif sebab memberikan tempat kepada pengalaman iman (Sola Experientia) dengan Allah yang hidup yang tidak hanya dapat dijangkau dengan philosophia atau wisdom.
Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal Pendidikan Karakter Unggul David Eko Setiawan
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.672 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.135

Abstract

David Eko Setiawan, Superior character education is a conscious and planned effort that aims to internalize moral values, character which materialized in the implementation of good attitudes and behavior. To achieve these goals, it is necessary to think of an important event that must occur in human life. The event is called new birth. New birth is a spiritual event that can only be done by God through the Holy Spirit to people who believe in the preaching of the gospel. When the event occurs, God will give him a new life. At that time the old nature will be replaced with a new nature so that believers could be able to express a new life. The correlation of the new birth with superior character education is through new birth individuals experience very significant changes. These changes touch aspects such as mind, feeling and will so that one can have superior qualities in him. This is the key to radical change in a person so that eventually he can have a superior characterDavid Eko Setiawan, Pendidikan karakter unggul adalah usaha sadar dan terencana yang bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral, akhlak sehingga terwujud dalam implementasi sikap dan perilaku yang baik.  Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dipikirkan sebuah peristiwa terpenting yang harus terjadi dalam kehidupan manusia.  Peristiwa itu disebut kelahiran baru. Kelahiran baru merupakan peristiwa spiritual yang hanya dapat dikerjakan oleh Allah melalui Roh Kudus  kepada manusia yang percaya kepada pemberitaan Injil.  Ketika peristiwa tersebut terjadi, maka Allah akan memberikan kehidupan baru kepadanya.  Saat itu juga kodrat lama digantikan dengan kodrat yang baru sehingga orang percaya dapat dapat mengungkapkan hidup yang baru.  Korelasi kelahiran baru dengan pendidikan karakter unggul adalah melalui kelahiran baru individu mengalami perubahan yang sangat signifikan. Perubahan tersebut menyentuh aspek pikiran, perasaan dan kehendak sehingga seseorang dapat memiliki sifat-sifat unggul pada dirinya.  Ini  menjadi kunci perubahan yang radikal di dalam diri seseorang sehingga akhirnya dia dapat memiliki karakter unggul.
Karya Allah Pada Masa Intertestamen Yanto Paulus Hermanto
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5678.481 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i2.148

Abstract

From the word submitted by the prophet Malachi (432 BC) to the angel of God speaking to the priest Zechariah, his father John the Baptist, is estimated to be about 400 years. And over that long period of time, what really happened? Is God indeed dwelling? Or is God preparing for the coming of the Messiah? Or God is angry with His people, who continue to sin? These questions are certainly the mainstays of the theologians to do research. The author tries to collect data from previous studies of historical events, archeological results, and Biblical text. Thus it can be deduced a conclusion, what is actually happening in the grace period of 400 years. Research begins from the years before, during the intertestament and thereafter. The most likely to be studied is the history of Persian media, Greek (Hellenistic), Jews regain Jerusalem (Maccabees struggle) and the formation of the Roman empire. After doing research it turns out in history and events it is found that God plays an active role. The fulfillment of Daniel, Hosea and Malachi's prophecies occurred during the intertestament. Even supernatural things, which would not have been possible if God had not intervened, had occurred. This research will certainly convince all readers, that God is still working and in control in every age. Dari perkataan nubuat nabi Maleakhi (432 SM) hingga malaikat Tuhan berbicara kepada Imam Zakaria, bapaknya Yohanes pembaptis diperkirakan 400 tahun.Dan sepanjang periode waktu yang panjang tersebut, apakah yang terjadi?Apakah Allah berdiam diri? Atau apakah Ia sedang mempersiapkan kedatangan Mesias? Atau Allah marah terhadap umat-Nya yang terus hidup dalam dosa?Pertanyaan-pertanyaan ini yang seringkali menjadi perdebatan para teolog.Penulis mencoba mengumpulkan dari peristiwa-peristiwa sejarah yang telah diteliti sebelumnya, hasil-hasil arkelogi, dan teks Alkitab yang berkaitan. Kemudian dapat diambil suatu kesimpulan, apa yang sebenarnya trjadi dalam periode 400 tahun tersebut. Penelitian dimulai dari tahun-tahun sebelum, selama dan setelah masa intertesmen.Hal-hal yang dipelajari meliputi sejarah Media Persia, Yunani (Helenisasi), kembalinya orang Yahudi ke Yerusalem (pemberontakan Makabe) dan terbentuknya kerajaan Romawi.Setelah melakukan penelitian, maka diperoleh realitas bahwa Allah berperan secara aktif dalam masa tersebut.Penggenapan Nubuat dalam Daniel, Hosea dan Maleaki terjadi pada masa intertestemen.Bahkan hal-hal yang supranatural, yang tidak mungkin terjadi, jika bukan Allah yang mengintervensi hal-hal yang terjadi tersebut.Hasil penelitianini tentu menyakinkan para pembaca bahwa Allah masih dan sedang bekerja dan mengontrol dalam segala zaman.
Dewan Redaksi dan Daftar Isi Volume 3, Nomor 2, Juli 2019 K Katarina
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 2 (2019): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.416 KB)

Abstract

Page 1 of 2 | Total Record : 12