cover
Contact Name
Dani Saepuloh
Contact Email
danie_saepuloh@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
lydiadesmaniarirwan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kelautan Nasional
ISSN : 1907767X     EISSN : 26154579     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Kelautan Nasional (JKN) ISSN 1907-767X, e-ISSN 2615-4579 adalah jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) adalah nomenklatur baru, sejak tahun 2017, untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP). Jurnal Kelautan Nasional, sebelum dikelola oleh Pusriskel maupun P3SDLP, adalah dikelola oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP). Pada tahun 2016, P3TKP kemudian merger ke P3SDLP.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER" : 9 Documents clear
Ekowisata Terintegrasi Situs Kapal Tenggelam di Tidore Kepulauan, Maluku Utara Guntur Adhi Rahmawan; Nia Naelul Hasanah Ridwan; Ulung Jantama Wisha; Ilham Ilham; Wisnu Arya Gemilang; Fitria Wahyu Andriani; Agus Sudaryadi; Irwansyah Irwansyah
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.523 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.10189

Abstract

Kota Tidore Kepulauan mempunyai sejarah penting dibuktikan dengan adanya peninggalan historis dan arkeologis di darat maupun di bawah air. Ekowisata terintegrasi situs kapal tenggelam dapat dikembangkan dengan konsep wisata sejarah maritim dan arkelogi bawah air yang bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan perairan, memperhatikan keutuhan budaya setempat, dan memberi manfaat secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keberadaan situs kapal tenggelam beserta Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang dikandungnya, inventarisasi tempat bersejarah di Tidore, serta menilai kesesuaian lingkungan perairan untuk pengembangan ekowisata terintegrasi situs kapal tenggelam di Tidore. Survei arkeologi maritim dilakukan melalui penyelaman SCUBA untuk observasi situs dan mencari BMKT, pemetaan batimetri, dan observasi biota laut. Analisis artefaktual dilakukan untuk mengetahui jenis, umur, tempat asal artefak, dan konteks sejarah maritim. Analisis spasial untuk melihat posisi keletakan situs bawah air di antara tempat bersejarah dilakukan untuk pengembangan Heritage-Trail. Penilaian kualitas air disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VIII. Berdasarkan hasil survei, ditemukan 2 (dua) situs bawah air yaitu Soasio di kedalaman 10-20m dan Tongowai di kedalaman 38-42m dengan temuan artefak keramik China masa Dinasti Ming abad 16 Masehi, guci gerabah yang diduga produksi Singburi, Thailand, dan meriam Portugis produksi Macao. Nilai parameter kualitas perairan situs sesuai dengan standar baku mutu perairan untuk wisata bahari dan biota laut. Temuan situs dan BMKT di Soasio dan Tongowai memperkuat bukti pentingnya Tidore di Jalur Rempah dan Sutra Laut dan dapat dimanfaatkan untuk ekowisata sejarah situs kapal tenggelam yang terintegrasi dengan lingkungan perairannya dan juga dengan destinasi wisata sejarah lainnya di Tidore Kepulauan.
Pengaruh Perubahan Lingkungan Terhadap Stok Karbon pada Ekosistem Lamun di Pulau-Pulau Kecil, Studi Kasus: Gugusan Kepulauan Seribu Agustin Rustam; Yusmiana Puspitaningsih Rahayu; Devi Dwiyanti Suryono; Hadiwijaya Lesmana Salim; August Daulat; Mariska Astrid Kusumaningtyas
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.244 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9099

Abstract

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir karbon biru, yang mampu memanfaatkan CO2 dan menyimpan dalam bentuk karbon organik dalam biomassa dan sedimen yang dipengaruhi oleh lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret dan Oktober 2014 di perairan pulau-pulau kecil Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini mendapatkan stok karbon pada ekosistem lamun berdasarkan perubahan lingkungan, serta pengaruhnya terhadap perubahan iklim. Metode penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara disengaja mewakili seluruh lokasi penelitian yang terbagi menjadi tiga zona lokasi berdasarkan pengaruh lingkungannya, kemudian  menganalisis besarnya kandungan karbon dalam biomassa dan sedimen dari tiap zona lingkungan. Hasil penelitian menunjukan lamun jenis Enhalus acoroides di Pulau Burung (Zona A) memiliki nilai karbon tertinggi dari tujuh spesies lamun yang ditemukan dengan 2,58 MgC/ha, sedangkan total biomassa lamun tertinggi adalah di Pulau Panggang (Zona B) sebesar 4,39 MgC/ha dan terendah di Pulau Kotok Besar (Zona C) dengan 0,56 MgC/ha. Nilai rata-rata biomassa karbon lamun sebesar 1,81±0,32 Mg C/ha dengan komposisi terbesar di bagian bawah permukaan sebesar 75 % dari total karbon biomassa. Total stok karbon dalam sedimen ekosistem lamun berkisar antara 751,2 – 1490,4 MgC/ha sampai kedalaman satu meter. Pengaruh lingkungan berdasarkan zona lokasinya menunjukkan bahwa besaran nilai stok karbon semakin tinggi mengarah ke daratan, dengan jumlah jenis lamun yang lebih sedikit dibandingkan dengan zona yang jauh dari pengaruh daratan.Kata Kunci : Lamun, pulau-pulau kecil Kepulauan Seribu, karbon biru, lingkungan
Korelasi antara Konduktivitas dengan Jumlah Mineral Terlarut pada Perairan Selatan Pulau Madura Hari Prihatno; Rizal F Abida; Sophia L Sagala
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.336 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9975

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah mineral terlarut (Total Disolved Solid/TDS) berdasarkan data konduktivitas (Electrical Conductivity/EC) pada perairan Selatan pulau Madura. Data EC diperoleh dari pengukuran in-situ pada tanggal 24 – 26 April 2013. Penelitian ini dilakukan di perairan Selat Madura pada 7°18’53,1”LS-7°8’58,1”LS dan 113°11’43,4” BT-113°56’14”BT, yang memiliki karakteristik berbeda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Perhitungan korelasi antara salinitas dan EC sebesar 0,64, yang diperoleh melalui uji statistik dan menjadi acuan sebagai penentu tingkat kandungan TDS pada keseluruhan badan perairan Selat Madura. Berdasarkan perhitungan kandungan TDS di Selat Madura berkisar antara 33,8 ppm – 35.1 ppm. Hasil analisis diperoleh bahwa tingkat salinitas mempengaruhi daya hantar listrik, serta salah satu komponen dari mineral terlarut merupakan garam-garam yang terdapat pada air laut, hal ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi tingkat salinitas maka semakin tinggi pula kandungan mineral terlarutnya.
Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai untuk Pencegahan Abrasi di Pantai Utara Karawang Roberto Patar Pasaribu; Asep Irwan; Chrisoetanto Pattirane
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.54 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9831

Abstract

Pantai Karawang adalah pantai yang dipengaruhi aktifitas hidro-oseanografi yang terjadi disepanjang pantai seperti arus, gelombang dan pasang surut. Akibat dari himpasan gelombang laut dan transport sedimen mengakibatkan terjadinya abrasi dan sedimentasi yang menimbulkan kerusakan disepanjang pantai. Untuk  melindungi pantai dari kerusakan yang diakibatkan abrasi dilakukan dengan membuat bangunan pelindung pantai. Bangunan pelindung pantai adalah infrastruktur yang dibangun di garis pantai yang berfungsi sebagai pelindung pantai. Bangunan ini berfungsi untuk mengurangi besarnya gelombang yang sampai di pantai. Beberapa contoh bangunan pelindung pantai adalah Breakwater dan Groin. Penelitian ini bertujuan merencanakan bangunan pelindung pantai untuk mecegah abrasi yang terjadi di pantai utara kabupaten Karawang. Data yang digunakan adalah data hidro-oseanografi seperti gelombang, arus, pasang surut dan batimetri, sedangkan untuk pengolahan data digunakan program GENESIS. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data serta kondisi pantai, bangunan pelindung pantai yang direncanakan adalah Breakwater dengan letak dan dimensi bangunan adalah: jarak bangunan dari pantai 50 meter, tinggi bangunan 6 meter, panjang bangunan 100 meter, jarak antara bangunan 20 m.
Mitigasi Bencana Gunungapi Anak Krakatau (GAK) di Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Berbasis Tempat Evakuasi Sementara (TES) Dini Purbani; Tubagus Solihuddin; Semeidi Husrin; Hadiwijaya Lesmana Salim; Muhammad Ramdhan; Aida Heriati; August Daulat; Budianto Ontowirjo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.57 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.10275

Abstract

Kecamatan Rajabasa yang berada di pesisir Kabupaten Lampung Selatan mengalami tsunami akibat longsornya GAK pada 22 Desember 2018. Kejadian tersebut menyebabkan kematian 431 jiwa, lebih dari 7200 jiwa luka dan kehilangan tempat tinggal 46.646 jiwa. Waktu penjalaran di Kecamatan Rajabasa 35 menit dengan tinggi gelombang 4 meter. Menurut data BMKG tahun 2018 diperoleh data inundasi yang terjauhdi Kecamatan Rajabasa lokasi Desa Waymuli dari 152, 5 m-348, 3 m.Untuk mengantisipasi jumlah korban dilakukan upaya mitigasi bencana dengan menggunakanaplikasi network analysis  dari perangkat lunak SIG (Sistim Informasi Geografis).Data yang digunakan dalam proses network analysis adalah data jalan yang diperoleh dari Open Street Map tahun 2019 dan diperkuat dengan waktu penjalaran serta waktu kecepatan menuju TES. Penelitian ini menggunakan waktu kecepatan 0,751 m/detik, waktu yang diperlukan untuk orang tua berkelompok. Hasil dari proses network analisis menghasilkan rute yang terbaik menuju usulan Tempat Evakuasi Sementara (TES). Jumlah usulan TES dari hasil analisis berjumlah lima lokasi yaitu Usulan TES 1 : NN shop (Desa Betung), Usulan TES 2 :  Mesjid Nurul Islam (Desa Canggung), Usulan TES 3 :  bangunan rumah (Desa Banding), Usulan TES 4 : bangunan rumah (Desa Rajabasa) dan Usulan TES 5 : bangunan rumah (Desa Waymuli). Ke lima usulan tersebut berada di jalan Pesisir. Pasca tsunami Pemda menyediakan hunian sementara dan hunian tetapbagi korban bencana.
Respon Hujan Lebat dan Kenaikan Tinggi Muka Laut Terhadap Prediksi Luasan Banjir Rob di Semarang (Studi Kasus Tanggal 3 – 5 Desember 2018) Usman Efendi; Aries Kristianto; Bayu Edo Pratama
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.549 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9634

Abstract

Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang menyimpan beragam kekayaan hayati dan non hayati. Disisi lain, wilayah pesisir juga memiliki kerentanan bencana alam yang tinggi, salah satunya adalah banjir pesisir atau banjir rob. Banjir rob disebabkan akibat kenaikan Tinggi Muka Laut (TML) sehingga menggenangi daerah rendah di sekitar pantai. Luas wilayah yang tergenang banjir rob semakin bertambah apabila bersamaan dengan terjadinya hujan lebat. Salah satu wilayah di Indonesia yang rentan terhadap dampak banjir rob adalah kota Semarang. Banjir rob menyebabkan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat di wilayah pesisir menurun drastis. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi banjir rob berbasis model Hidrodinamika LISFLOOD FP di pesisir Semarang. LISFLOOD FP menggunakan pendekatan difusi gelombang persamaan St Venant dengan data raster Digital Elevation Model (DEM) sebagai domain serta data detail aliran air untuk menyimulasikan dinamika banjir. Model LISFLOD FP menggunakan data prediksi tinggi muka laut dari model Delft3D dan prediksi intensitas hujan dari model WRF untuk memprediksi banjir rob. Model banjir rob dijalankan dengan 2 variasi skema, pertama model tanpa memperhitungkan data intensitas hujan dan kedua model dengan memperhitungkan data intensitas hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model banjir rob untuk kedua skema menunjukkan kedalaman banjir yang hampir sama sekitar 0,2 - 1,5 m. Model banjir rob dengan memperhitungkan data intensitas hujan menunjukkan luasan banjir yang lebih tinggi sebesar 5,6% dibandingkan dengan model banjir rob tanpa memperhitungkan data intensitas hujan.
Cover Belakang Vol 16, No 3, Desember 2021 Joko Subandriyo, ST
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.703 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.10925

Abstract

Sebaran dan Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan Kangean Anwar Rizal; Hendry Siagian; Wanda Farahdita
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.65 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9890

Abstract

Sebagai negara kepulauan dan memiliki iklim tropis membuat keberadaan terumbu karang  tersebar hampir diseluruh wilayah kepulauan Indonesia. Ekosistem terumbu karang memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan dan masyarakat di Indonesia, akan tetapi aktifitas manusia dan perubahan iklim di dunia menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang terancam. Perairan di wilayah Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep memiliki potensi untuk dijadikan sebagai area konservasi dan rehabilitasi terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan kondisi terumbu karang di beberapa pulau di wilayah Kepulauan Kangean. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dengan pendekatan penginderaan jauh (remote sensing) terhadap area luasan tutupan terumbu karang di perairan Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep. Hasil analisis spasial menunjukan bahwa jumlah tutupan ekosistem terumbu karang di wilayah studi mencapai 7944,64Ha Ha atau 79,92 km2, jumlah tersebut tersebar di 15 pulau yang tersebar di wilayah Kepulauan Kangean.
Cover Depan Vol 16, No 3, Desember 2021 Joko Subandriyo, ST
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4650.971 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.10924

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9