cover
Contact Name
Rochmat Aldy Purnomo
Contact Email
purnomo@umpo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
istawa@umpo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : 25025732     EISSN : 25410970     DOI : -
ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam (IJPI) [Journal of Islamic Education] is an International Education Journal published by Postgraduate Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Indonesia. The journal publishes empirically grounded and multidisciplinary work on Islamic Education and its related issues: spanning the history, quranic studies, exegesis, tradition, education, curriculum, politics, sufism, etc. It is a peer-reviewed journal of Education. The journal is published twice a year.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam" : 8 Documents clear
Teachings of Violence in Education: Review of War Material on Islamic Cultural History Subjects at the Elementary Level Muhamad Tisna Nugraha
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.043 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2036

Abstract

Education is one of the instruments considered the most effective in preparing students before entering real life. Education is also considered as a vehicle that can solve social problems, instilling religious and humanitarian values. For this reason, in school, there is no place for material that presents violent content and or material that contains radical notions. However, the existence of several articles about warfare in the subjects of the History of Islamic Culture (SKI), causing anxiety that gave birth to the idea to replace the material content, because it was feared could foster fanaticism and religious intolerance. This paper departs from library research (library research) using a qualitative approach. Library research referred to in this paper is a study that makes library materials as the primary source of research. Also, in this paper observation and documentation techniques are also used which are processed using qualitative analysis to find out the teachings of violence in education on war material in the subjects of the history of Islamic culture at the elementary level. Based on the results of the study it can be seen that no teachings or content contain violence, radicalism, fanaticism and religious intolerance in the material of warfare in the subject of Islamic Cultural History at the primary level. The proportion of SKI subjects turned out to only have 2 hours (JP) in 1 week or equal to 4.65% of the total 43 JP learning loads in the curriculum structure of Madrasah Ibtidaiyah (MI) in grades 4, 5 and 6. Whereas in grade 3, the proportion of SKI subjects is slightly higher by 0.35% or reaches 5% of the total 40 JP study load in one week in the MI curriculum structure. Pendidikan merupakan salah satu instrumen yang dianggap paling ampuh dalam mempersiapkan peserta didik sebelum memasuki kehidupan nyata. Pendidikan juga dianggap sebagai wahana yang dapat memecahkan masalah-masalah sosial, menanamkan nilai-nilai keberagamaan dan kemanusiaan. Untuk itu, dalam pendidikan tidak ada tempat bagi materi-materi yang menyajikan konten-konten kekerasan dan atau materi yang berisi paham-paham radikalisme. Namun adanya sejumlah materi tentang peperangan di mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam (SKI), menimbulkan kegelisahan yang melahirkan gagasan untuk mengganti muatan materi tersebut, karena dikhawatirkan dapat menumbuhkan sikap fanatisme dan intoleransi beragama. Tulisan ini berangkat dari studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Penelitian pustaka yang dimaksud dalam tulisan ini adalah suatu penelitian yang menjadikan bahan pustaka sebagai sumber utama penelitianya. Selain itu, dalam tulisan ini juga digunakan teknik observasi dan dokumentasi yang diolah dengan menggunakan analisa kualitatif dengan tujuan untuk mengetahuai ajaran kekerasan dalam pendidikan pada materi peperangan di mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam tingkat dasar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada ajaran atau muatan yang berisi kekerasan, radikalisme, fanatisme dan intoleransi beragama pada materi peperangan di mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tingkat dasar. Bahkan, proporsi mata pelajaran SKI ternyata hanya memilki bobot 2 jam pelajaran (JP) dalam 1 minggu atau setara dengan 4,65% dari total 43 JP beban belajar dalam struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) di kelas 4, 5 dan 6. Sedangkan di kelas 3, proporsi mata pelajaran SKI sedikit lebih tinggi 0,35% atau mencapai angka 5% dari total 40 JP beban belajar dalam satu minggu di struktur kurikulum MI.
Mosque Institutions in Malaysia: what is the concept of the lyrics? Mohd Aderi Che Noh; Ismail Jaafar
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.973 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2186

Abstract

This article comprises discussions related to the concept of the Mosque in Malaysia, as far as conforming to the idea of rahmatan lilalamin, which is the primary basis of the Prophet Muhammad SAW. Contrary to the concept of rahmatan lilalamin then came Rahmah Mosque, which is concerned with the unification and peace of the universal ummah. This also repels a narrow understanding of the function of the mosque. In this paper, the author discusses the challenge of establishing a mosque institution that conforms to the concept of rahmatan lilalamin to expose readers to fend off all the extreme views of mosque functions. At the end of the writing, it is reiterated that the role of the mosque should be in line with the concept of lilalalmin's grace. This is based on the management, supervision, infrastructure facilities and mosque environment that can create the love of one's fellow Muslims and have a different society.Artikel ini terdiri dari diskusi yang berkaitan dengan konsep Masjid di Malaysia, sejauh sesuai dengan gagasan rahlatan lilalamin, yang merupakan dasar utama Nabi Muhammad SAW. Bertentangan dengan konsep rahmatan lilalamin kemudian muncul Masjid Rahmah, yang berkaitan dengan penyatuan dan kedamaian ummah universal. Ini juga mengusir pemahaman sempit tentang fungsi masjid. Dalam makalah ini, penulis membahas tantangan mendirikan lembaga masjid yang sesuai dengan konsep rahmatan lilalamin untuk mengekspos pembaca untuk menangkis semua pandangan ekstrem fungsi masjid. Di akhir tulisan, ditegaskan kembali bahwa peran masjid harus sejalan dengan konsep rahmat lilalalmin. Ini didasarkan pada manajemen, pengawasan, fasilitas infrastruktur dan lingkungan masjid yang dapat menciptakan kecintaan sesama Muslim dan memiliki masyarakat yang berbeda.
Political Policy Analysis of the National Education Budget In Islamic Education Studies Firman Mansir
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.779 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.1992

Abstract

This research reviews about national education budget in the study of Islamic education policy. The federal education budget is part of the political education policy in Indonesia. The politic of education budget can be realized through systems made in a country. Government policy regarding education budget allocation of 20% is by the mandate of the 1945 constitution as included in the Draft State Revenue and Expenditure Budget (RAPBN). It is explained explicitly in the Statute of National Education System No.20 Year 2003 in article 49. This policy also becomes a lantern which can ease the economic burden of the poor to send their children to school because they have received funding from the government. However, the realization of the budget education of 20% may not be disbursed according to the benchmark percentage. Besides, there is Islamic education which has its institution in managing educational practices. This research was qualitative by collecting literature data from various primary and secondary references. Politic in education budget can make people more eager if all policy can protect other educational components, especially in the realm of Islamic education.Penelitian ini mengulas tentang anggaran pendidikan nasional dalam studi kebijakan pendidikan Islam. Anggaran pendidikan federal adalah bagian dari kebijakan pendidikan politik di Indonesia. Politik anggaran pendidikan dapat diwujudkan melalui sistem yang dibuat di suatu negara. Kebijakan pemerintah tentang alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% adalah dengan mandat UUD 1945 sebagaimana tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Hal ini dijelaskan secara eksplisit dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dalam pasal 49. Kebijakan ini juga menjadi lentera yang dapat meringankan beban ekonomi orang miskin untuk menyekolahkan anak-anak mereka karena mereka telah menerima dana dari pemerintah. Namun, realisasi anggaran pendidikan 20% tidak dapat dicairkan sesuai dengan persentase patokan. Selain itu, ada pendidikan Islam yang memiliki institusi dalam mengelola praktik pendidikan. Penelitian ini adalah kualitatif dengan mengumpulkan data literatur dari berbagai referensi primer dan sekunder. Politik dalam anggaran pendidikan dapat membuat orang lebih bersemangat jika semua kebijakan dapat melindungi komponen pendidikan lainnya, terutama di bidang pendidikan Islam.
Madrasah Transformation Into Modern Educational Institutions During The New Order Basri Ibrahim
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.198 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2006

Abstract

Madrasah is an Islamic educational institution growing rapidly and significantly in Indonesia to become one of the modern educational institutions. Madrasah in the early period of growth and development is a single educational institution for the community which aims to explore the basics of Islam. However, with advances in the thinking of Islamic scholars, the madrasah undergoes a transformation both of institutional and educational system, the change is very significant madrasa occurred in the new order. The conversion was evident in three (3) ways, namely (a) the system overhauls madrasa changed to be a gap system and classical; (B) a blend of everyday materials and curriculum between religious elements; and (c) the variety of institutional models madrasah with unique features and characteristics. As a result of this transformation is made while positioning the madrassa parallel with other educational institutions in Indonesia. Thus the madrasa has a strategic role for improving the quality of Islamic education, which has its colour of other educational institutions in Indonesia.Madrasah adalah lembaga pendidikan Islam yang berkembang pesat dan signifikan di Indonesia menjadi salah satu lembaga pendidikan modern. Madrasah pada periode awal pertumbuhan dan perkembangan adalah lembaga pendidikan tunggal bagi masyarakat yang bertujuan untuk mengeksplorasi dasar-dasar Islam. Namun, dengan kemajuan pemikiran para cendekiawan Islam, madrasah mengalami transformasi baik dari sistem kelembagaan maupun pendidikan, perubahan madrasah sangat signifikan terjadi pada masa orde baru. Konversi tersebut terbukti dalam tiga (3) cara, yaitu (a) sistem perbaikan madrasah berubah menjadi sistem kesenjangan dan klasik; (B) perpaduan bahan sehari-hari dan kurikulum antara unsur-unsur agama; dan (c) ragam model kelembagaan madrasah dengan fitur dan karakteristik unik. Sebagai hasil dari transformasi ini dibuat sambil memposisikan madrasah sejajar dengan lembaga pendidikan lainnya di Indonesia. Dengan demikian madrasah memiliki peran strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam, yang memiliki warna lembaga pendidikan lain di Indonesia.
Integration of Islamic Values in Learning M. Zainal Arif
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.311 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2067

Abstract

This research on the Development of the Model of Integration of Islamic Values in Learning is a contribution to the thought given to the leaders of the Iqra Islamic Boarding School 'Barung-Koto Pulai Koto XI Tarusan, West Sumatra Province, and the results were presented in and disseminated at the Iqra Islamic Boarding School curriculum development workshop. The point is that curriculum development that is integrated with Islamic values in all subjects in learning is an absolute thing to do in PP Iqra '. To strengthen Islamic values, it becomes the soul of the entire academic community. The critical issue that is accommodated by the curriculum is educators and educators who do not yet understand about the boarding school problems, and this is what encourages leaders to provide guidance specifically through workshops, specialized training on nursing, with the intention of uniting the vision and mission, so that the boarding school program can succeed well . Another support that is no less important is the availability of facilities and infrastructure as well as the components needed in building Islamic boarding schools.Penelitian tentang Pengembangan Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran ini merupakan sumbangan pemikiran yang diberikan  kepada pimpinan Pondok Pesantren Iqra’ Barung-Koto Pulai Koto XI Tarusan Propinsi Sumatera Barat, dan hasilnya disampaikan  dalam dan diseminarkan dalam acara workshop pengembangan kurikulum Pondok Pesantren Iqra'. Intinya bahwa penyusunan kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam diseluruh mata pelajaran dalam pembelajaran merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan di PP Iqra’.  Sebagai upaya memperkokoh nilai-nilai Islam menjadi jiwa seluruh sivitas akademika. Persoalan yang penting disampung kurikulum adalah  tenaga pendidik dan kependidikan yang belum memahami tentang persoalan Pondok Pesantren, dan hal ini yang mendorong pimpinan melakukan pembinaan secara khusus melalui  workshop, pelatihan khusus tentang kepesantrenan, dengan maksud menyatukan visi dan misi, sehingga program pesantren dapat berhasil dengan baik. Pendukung lain yang tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan sarana dan prasarana serta komponen yang diperlukan dalam membangun Pondok Pesantren.
Evaluation of the Development of Multicultural Education Curriculum in Modern Darul Hikmah Tulungagung Islamic Boarding School Imam Saerozi
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.007 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2070

Abstract

The phenomenon of students studying in Islamic boarding schools comes from various regions of Indonesia and even from foreign countries. The multicultural aspect also appears in the diversity of potentials and talents possessed by students. To minimize the friction between students leading to more significant conflict, presumably, the development of a multicultural education curriculum is a solution that can be developed at Islamic boarding schools. Evaluations are carried out to check or supervise multicultural curriculum programs that have been implemented. This research uses a qualitative approach using a case study design. Data collection techniques are in-depth interviews (in-depth interviews), participant observation, study documentation. Data analysis techniques are data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The results showed that: Evaluation of multicultural education curriculum development at Darul Hikmah Tulungagung Islamic Boarding School was carried out by 1) Boarding school curriculum material, KMI curriculum evaluation (kuliyatul mualimin al-Islamiyah) was carried out every year, by bringing in teachers, foundations, caregivers and experts to knowing whether the curriculum is still relevant or not, needs to be added or not decided at the meeting. And 2) Madrasa curriculum material, madrasa curriculum evaluation is carried out every year to find out the shortcomings in accommodating input on the curriculum by presenting caregivers, madrasa principals, teachers and education experts who discuss curriculum objectives, curriculum material, curriculum methods and curriculum evaluation. 3) evaluating the achievement of behaviours related to multicultural issues by monitoring and observing internally and externally. Fenomena santri-santri yang belajar di pondok pesantren berasal dari berbagai daerah wilayah Indonesia bahkan dari manca negara. Fenomena multikultural juga nampak pada keragaman potensi dan talenta yang dimiliki santri. Dalam rangka meminimalkan gesekan antara santri yang mengarah pada konflik yang lebih besar kiranya adanya pengembangan kurikulum pendidikan multikultural adalah solusi yang dapat dikembangkan pada pondok pesantren. Evaluasi dilaksanakan untuk mengecek ataupun mengawasi program kurikulum multikultural yang telah dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam (in depth interview), observasi partisipan, studi dokumentasi. Teknik Analisis datanya adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data displays), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing atau veriffication). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Evaluasi pengembangan kurikulum pendidikan multikultural di Pondok Pesantren Darul Hikmah Tulungagung dilakukan dengan jalan: 1) materi kurikulum pondok, evaluasi kurikulum KMI (Kuliyatul Mualimin Al Islamiyah) dilakukan setiap tahun, dengan mendatangkan para guru, yayasan, Pengasuh serta pakar untuk mengetahui masih relevan atau tidak kurikulum, perlu ditambah atau tidak akan diputuskan dalam pertemuan. dan 2) materi kurikulum madrasah Evaluasi kurikulum madrasah dilakukan setiap tahun untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam menampung masukan mengenai kurikulum dengan menghadirkan pengasuh, kepala madrasah, guru dan pakar pendidikan yang membahas mengenai tujuan kurikulum, materi kurikulum, metode kurikulum dan evaluasi kurikulum. 3) evaluasi pencapaian perilaku terkait isu multikultural melakukan dengan monitoring dan observasi secara internal dan eksternal.
Revitalizing the Method of Repetition in the Recitation of the Qur'an Muhamad Ali Anwar
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.042 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.1995

Abstract

Al Quran is the word of God, which is worth a miracle, which was revealed to the closing of the Prophets and Apostles. One of the wonders is one of the books that was recited continuously without ever stopping from the beginning announced, also a worthy reward for memorizing the Koran, so do not be surprised if Muslims race to learn it. One of the critical efforts in remembering is the method used, there are a lot of memorization methods, to improve the quality of memorization of the Qur’an, repetition is one of the essential ways to facilitate memorization that is already owned. Thus, the hope to have quality rote learning will be achieved. In the research resulted: memorization of Al-qur’an students become smoother, student becomes more disciplined with the implementation of repetition schedules, the results of the quality of memorization of these students can be seen during weekly Repetition activities, namely every Friday; when students recite their memorization by one juz on average, they are able and fluent in their memorization, students become more useful in their time.Al-Quran ialah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul. Salah satu kemukjizatannya adalah salah satu kitab yang dibacakan terus menerus tanpa pernah berhenti dari sejak awal diturunkan, juga pahala yang tanpa henti bagi penghafal Al Quran, sehingga tidak heran jika umat Islam berlomba-lomba menghafalkannya. Salah satu upaya penting dalam menghafal adalah metode yang digunakan, ada banyak sekali metode menghafal, untuk meningkatkan kualitas hafalan Al Quran, muroja’ah menjadi salah satu metode yang sangat penting guna memperlancar hafalan yang telah dimiliki. Dengan demikian, harapan untuk memiliki hafalah yang berkualitas akan tercapai. Dalam penelitian dihasilkan: hafalan Al Quran santri menjadi lebih lancar, santri menjadi lebih disiplin dengan diterapkannya jadwal-jadwal muroja’ah, hasil kualitas hafalan santri ini bisa dilihat saat kegiatan muroja’ah pekanan yaitu setiap hari jum’at, saat santri melafalkan hafalannya satu juz rata-rata mampu dan lancar dalam hafalannya, santri menjadi lebih bermanfaat waktu-waktunya.
In Forming Religious Behavior and Entrepreneurship Abdul Ghofur; Miftakhurozaq Miftakhurozaq; Hendri Maryanto
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.442 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2183

Abstract

This research journal aims to find out the implementation of Gusjigang's local wisdom-based character education in shaping religious behavior and entrepreneurship at High School Hasyim Asy'ari 3 and High School Mawaqi'ul Ulum Kudus. This research method is a qualitative study with research subjects as Head of High School Hasyim Asy'ari 3 and High School Mawaqi'ul Ulum Kudus. Data collection techniques using the method of observation, interviews, documentation, data triangulation. Data analysis techniques using the theory of Miles and Huberman then validated the validity with triangulation. This research journal produces a description and analysis: First, the content of the implementation of Gusjigang's local wisdom-based character education in shaping religious behavior and entrepreneurship starts from the formulation of the madrasa curriculum, character component development, applied through learning and character culture of madrasas. Second, the pattern of implementation of character education based on Gusjigang's local wisdom in shaping religious behavior and entrepreneurship by developing the core values of Good Commerce into the character component, implementing them through madrasa cultural activities, self-development and life skills training, then followed up with an internship program. Third, the impact of the implementation of Gusjigang character education in shaping religious behavior and entrepreneurship shows a positive response marked by the emergence of religiosity, independence, creativity, and marketing spirit of students. Jurnal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan di SMA Hasyim Asy'ari 3 dan SMA Mawaqi'ul Ulum Kudus. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek penelitian sebagai Kepala SMA Hasyim Asy'ari 3 dan SMA Mawaqi'ul Ulum Kudus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman kemudian memvalidasi validitas dengan triangulasi. Jurnal penelitian ini menghasilkan deskripsi dan analisis: Pertama, isi dari implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan dimulai dari perumusan kurikulum madrasah, pengembangan komponen karakter, diterapkan melalui pembelajaran dan budaya karakter madrasah. Kedua, pola penerapan pendidikan karakter berdasarkan kearifan lokal Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan dengan mengembangkan nilai-nilai inti dari Perdagangan Baik ke dalam komponen karakter, menerapkannya melalui kegiatan budaya madrasah, pengembangan diri dan pelatihan keterampilan hidup, kemudian diikuti dengan program magang. Ketiga, dampak implementasi pendidikan karakter Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan menunjukkan respons positif yang ditandai dengan munculnya agama, kemandirian, kreativitas, dan semangat pemasaran siswa.

Page 1 of 1 | Total Record : 8