cover
Contact Name
pramesti
Contact Email
fadesti@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fadesti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Gelar : Jurnal Seni Budaya
ISSN : 14109700     EISSN : 26559153     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Gelar focuses on theoretical and empirical research in the Arts and Culture.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2016)" : 9 Documents clear
BENTUK TARI TEPAK KERATON DI KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN Surti Jiwanti; I Nyoman Chaya
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.858 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1755

Abstract

Penelitian dengan judul “Bentuk Tari Tepak Keraton Di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan” adalahpenelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan teori koreografi. Metodepengumpulan data dengan observasi, studi pustaka, dan wawancara.Tari Tepak Keraton merupakan bentukkoreografi kelompok yang berfungsi sebagai penyambutan tamu di Kota Palembang Sumatera Selatan. Dalamkoreografinya menyuguhkan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun yaitu sekapur sirih. Sekapursirih merupakan simbol penghormatan dan penghargaan terhadap tamu kehormatan. Tema tari yang mengangkatkejayaan Kesultanan Palembang Darussalam sebagai kerajaan Islam di Palembang dan adanya gerakan silatmenjadikan tari ini lebih istimewa daripada tari penyambutan lainnya.Kata Kunci: bentuk, tari Tepak Keraton.
ESENSI DAN NILAI SENI POSTER PAGELARAN WAYANG KULIT KARYA GESTISUTIS Ryan Sheehan Nababan; G., Guntur; Aton Rustandi Mulyana; D., Dharsono
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.365 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1745

Abstract

Poster tidak hanya sebagai media publikasi acara maupun media kampanye. Poster dapat menjadi mediaekspresi estetis yang mencitrakan pengalaman dan ideologi seniman. Poster Pagelaran Wayang Kulit merupakansalah satu bentuk poster yang diciptakan atas dasar persepsi, pengalaman estetis, serta ideologi dari kelompokGestiSutis. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana latar belakang pengalaman, ragambentuk visual poster, serta esensi dan nilai dari pengalaman GestiSutis dalam karya-karya posternya. Penelitianini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan analisis fenomenologi persepsi dari Merleau-­Ponty. Hasil menunjukkan bahwa: pertama, dalam pembentukan persepsi dan pengalamannya terhadap duniaseni tradisi pertunjukan wayang kulit dan dunia seni poster, GestiSutis dipengaruhi oleh faktor historisitas dantemporalitas. Kedua, ragam bentuk Poster Pagelaran Wayang Kulit disusun oleh GestiSutis atas dasar prosespersepsinya yang kreatif, yaitu imajinasi, ekspresi, gaya visual, dan bahasa visual. Ketiga, GestiSutis memilikipengalaman estetis terhadap dunia pewayangan dan dunia poster. Dalam kontruksi nilai, GestiSutis memaknaiPoster Pagelaran Wayang Kulit sebagai kualitas ekspresi estetis, kualitas dokumentasi dan informasi budaya,kualitas edukasi, dan kualitas artist merchandise.Kata kunci: seni poster, wayang kulit, fenomenologi persepsi, Merleau-Ponty.
MENGENAL KERAJINAN PAKAIAN ADAT PENGANTIN PAK SANGKONG DI SUMATERA SELATAN S., Susilawati; Bagus Indrayana
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.787 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1757

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembuatan dan makna motif hias pada pakaian pengantinPak Sangkong di Desa Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Metode penelitian menggunakandeskriptif analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, telaah visual, dan studipustaka.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakaian pengantin Pak Sangkong di Tanjung Batu merupakankarya seni tradisional yang menjadi kebanggaan daerah dan bangsa Indonesia. Pakaian pengantin tersebutsampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat Tanjung Batu sebagai pakaian adat perkawinan, bahkanmeliputi masyarakat Palembang, Sumatera Selatan. Pembuatan pakaian pengantin Pak Sangkong awalnyadidesain menurut pemesan. Namun, dalam proses pembuatannya, produk budaya itu tidak terlepas dari dayacipta, kepekaan rasa, dan karsa pembuatannya. Makna motif hias pada baju pengantin Pak Sangkong terlihatmelalui bahan, warna, struktur, dan bentuk motif yang bersumber pada objek di lingkungan sekitar, yangmenonjolkan kemewahan, kemegahan, kesucian, kerukunan, kebebasan, dan keluhuran budi warisan budayamasa lampau.Kata kunci: kerajinan, pembuatan pakaian, makna motif.
STRATEGI VISUAL PADA PROMOSI DESA WISATA BATU AKIK MELALUI DESTINATION BRANDING DI DESA TIRTOMOYO WONOGIRI Andreas Slamet Widodo; Jazuli Abdin Munib; Ercilia Rini Octavia
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1849.191 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1749

Abstract

Penelitian ini bertujuan merumuskan rancangan strategi visual bagi desa Tirtomoyo Wonogiri sebagai salahsatu daerah penghasil batu akik terbaik di dunia. Hasil rancangan ini akan diimplementasikan dalam bentukmedia, sehingga desa Tirtomoyo Wonogiri dijadikan sebagai destinasi wisata batu akik. Untuk mencapaitujuan ini, kegiatan penelitian akan dilaksanakan selama satu tahun. Kuartal I merupakan Tahap PerancanganStrategi Visual yaitu tahap untuk merancang strategi visual destinasi wisata batu akik unggulan di daerahTirtomoyo Wonogiri berdasar dari pemetaan aset wisatanya. Kuartal II merupakan Tahap PerancanganProgram Destination Branding yaitu tahap untuk merancang program destination branding berdasar dari analisisstrategi pengelolaan wisata yang telah dilakukan oleh Pemkab Wonogiri dan lembaga terkait sertamendeskripsikan tingkat keberhasilannya. Kuartal III merupakan Tahap Implementasi Rancangan yaitu tahapuntuk mengimplementasikan hasil rancangan ke dalam media komunikasi visual melalui destination brandingpada desa Tirtomoyo Wonogiri menuju desa wisata batu akik.Agar dapat menarik segmen wisatawan yangyang lebih luas, maka perlu adanya perancangan strategi visual melalui destination branding. Hal ini diharapkandapat memberikan dampak positif bagi perkembangan perekonomian daerah Wonogiri khususnya di desaTirtomoyo.Tujuan yang dicapai pada penelitian ini adalah merancang visual branding sebagai salah satu bagiandari program destination branding sebagai upaya promosi meningkatkan daya tarik wisatawan terhadap potensiyang dimiliki oleh desa Tirtomoyo di Kabupaten Wonogiri.Kata kunci: strategi visual, destinasi wisata, destination branding, desa wisata batu akik.
MAKNA RAGAM HIAS MOTIF NAGO BESAUNG PADA KAIN SONGKET PALEMBANG Decky Kunian; Nanik Sri Prihatini
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.382 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1735

Abstract

Penelitian yang berjudul “Makna Ragam Hias Motif Nago Besaung pada Kain Songket Palembang” ini,dimaksudkan untuk melihat makna simbolik motif nago besaung dalam pernikahan masyarakat Palembang.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan simbol. Dalam pendekatan simbol penelitimemandang motif nago besaung sebagai sebuah teks. Untuk memahami teks tentang motif nago besaung,peneliti menggunakan konsep pemahaman masyarakat Palembang untuk mendukung hasil penelitiannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbolisasi dari motif nago besaung merupakan unsur kepercayaan darimasyarakat Palembang yang di dalamnya mengadung pemahaman dan kepercayaan akan kekuatan nagakarena mengganggap naga sebagai lambang yang memiliki nilai-nilai magis, spiritual, kebaikan, perlindungan,ke makmuran, dan kebijaksanaan. Konsep tersebut dituangkan dalam visual songket yang mengharapkanakan memiliki kesamaan sifat dari unsur naga itu sendiri untuk pemakainya.Kata kunci: makna simbolik, motif nago besaung, kain songket.
PROSES KREATIF PENCIPTAAN TARI SEDULANG SETUDUNG H., Heriyandi; Nanik Sri Prihartini
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.359 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1751

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kreatif penciptaan tari Sedulang Setudung. Mengungkappermasalahan tersebut digunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulandata lapangan menggunakan metode etnokoreologi Kurath. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakangpenciptaan tari Sedulang Setudung berasal dari permintaan Bupati Banyuasin dan Pemangku Adat KabupatenBanyuasin yang menginginkan adanya tari penyambutan tamu di Kabupaten Banyuasin. Sumber ide penciptaantari Sedulang Setudung karya Raden Gunawan adalah tari tradisional di Propinsi Sumatera Selatan yaitu tariGending Sriwijaya, tari Tanggai, tari Setabik, dan tari Putri Seluang Mudik dengan mempertimbangkan aspekgerak, busana dan properti tari yang kemudian dikembangkan oleh Raden Gunawan. Proses kreatif penciptaantari Sedulang Setudung melalui lima tahap, yaitu tahap persiapan, tahap konsentrasi kreatif, bermain dengangagasan atau stimulasi pengilhaman, tahap menyilang beberapa konsep, dan mengukur kelayakan ide.Kata kunci: tari Sedulang Setudung, kreativitas.
PERBANDINGAN ORNAMEN PATUNG LIONG PADA ATAP KELENTENG DI JAWA TENGAH DAN YOGYAKARTA Khairul Mustaqin; R., Rustopo
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1256.605 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1739

Abstract

Objek kajian ini adalah ornamen patung Liong pada atap Kelenteng di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yaituKelenteng Tay Kak Sie di Semarang, Kelenteng Tien Kok Sie di Surakarta, dan Kelenteng Tjen Liong Kiong diYogyakarta. Rumusan masalah yang diangkat yaitu, 1) Bagaimana bentuk ornamen Liong pada atap kelentengdi Jawa Tengah dan Yogyakarta?; 2) Bagaimana perbedaan ornamen Liong pada atap kelenteng di JawaTengah dan Yogyakarta?; 3) Mengapa ornamen Liong pada atap kelenteng di Jawa Tengah dan Yogyakartamemiliki perbedaan? Seni patung dapat dikaji dari unsur seni bentuk, tekstur, posisi, warna, gaya, dan ekspresi.Cara penelitian ini dengan prosedur penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian inimenemukan perbandingan dan perbedaan ornamen patung Liong pada atap Kelenteng di Jawa Tengah danYogyakarta, dipengaruhi oleh faktor seniman, kebudayaan, Dinasti Ming, lokasi, dan kepercayaan.Kata kunci: Tionghoa, Liong, kelenteng.
IWA, SEMANGAT NASIONALISME TOKOH TRIPAMA M., Marjono
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.285 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1753

Abstract

Jiwa, semangat kepahlawanan (nasionalisme) yang tersimpul dalam tokoh Tripama menjadi suatu teladanyang patut dimiliki oleh seorang prajurit. Jiwa pengabdian Sumantri, Karna dan Kumbakarna sebagai prajurittelah ditunjukkan dalam bentuk kerelaan berkorban demi bangsa dan negara dengan tanpa pamrih. Sumantrimerupakan tokoh yang konsekuen dan energik sehingga mampu mencapai tataran tertinggi dalampengabdiannya di Maespati dan rela mengorbankan jiwanya untuk kepentingan Maespati. Basukarna (Karna)adalah tokoh yang cerdas, bersemangat tinggi dan teguh dalam memperjuangkan prinsip hidup. Ia relamengorbankan jiwa dan raga untuk bangsa dan negara Ngastina melawan saudaranya sendiri seibu tanparagu. Tokoh Kumbakarna berjiwa luhur (berbudi luhur) yang lebih mengedepankan kebenaran sebagaiidealismenya, meskipun dalam membela bangsa dan negara sudah terlambat dalam mana negara sudahdalam keadaan darurat, tetapi tetap berjibaku mempertahankan eksistensi bangsa dan negara Ngalengkabukan semata-mata membela kehendak rajanya.Kata kunci: jiwa, semangat, nasionalisme.
ESTETIKA FORMALISME RITA WIDAGDO Marah Adiel; D., Dharsono
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.3 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i1.1741

Abstract

Tulisan yang berjudul Estetika formalisme Rita Widagdo, menganalisis bagaimana estetika karya patung RitaWidagdo yang terdapat di Palembang. Tujuan untuk menjelaskan estetika formalism patung karya Rita Widagdodi Palembang, dengan metode kualitatif data diperoleh menginterpretasi analisis patung karya Rita Widagdoyang terdapat di Palembang. Rita Widagdo salah seorang pematung wanita yang konsisten dengan karyapatung abstraknya. Pada tahun 1973 ia mulai dipercaya oleh pimpinan PT Pusri Palembang untuk merancangdan membangun patung-patung monumen pabrik Pupuk Sriwijaya, seperti patung Harapan (1974), patungTaqwa (1976), Patung Syukur (1976), dan monumen PON XVI-2004, patung Tugu Prameswara (2004). Keempatpatung monumen tersebut berukuran besar, mengguna berbagai medium, karakter estetika yang tidak samadan wujud yang ditampilkan abstrak formal dengan prinsip-prinsip dasar geometris; garis, bidang, dan ruangditata dengan kesatuan bentuk yang sempurna, tingkat kesungguhan dan intensitas yang menghasilkan karyaakhir yang sempurna.Kata Kunci: Patung, Abstrak, Rita Widagdo, Palembang.

Page 1 of 1 | Total Record : 9