cover
Contact Name
Unitomo
Contact Email
fs@unitomo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
rahadiyan.duwi@unitomo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra
ISSN : 24068268     EISSN : 25802984     DOI : -
Jurnal AYUMI adalah jurnal budaya, bahasa dan sastra yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal ini memuat hasil penelitian, artikel ilmiah, dan studi pustaka tentang budaya, bahasa, dan sastra Jepang. Kami mengundang para dosen prodi bahasa dan sastra Jepang, peneliti dan praktisi untuk mengirimkan karyanya baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, yakni setiap bulan Maret dan September. Batas akhir pengiriman naskah untuk edisi Maret adalah bulan Januari dan untuk edisi September pada bulan Juli.
Arjuna Subject : -
Articles 162 Documents
Struktur Dake dan Nomi dalam Karya Sastra Seinen Zaman Meiji dan Rashoumon Zaman Taisho Hadiutomo, Dwi Anggoro
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 1 (2021): AYUMI : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.309 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i1.3918

Abstract

Penelitian terkait bahasa tidak hanya dapat dilakukan dengan mengambil objek bahasa di masa kini saja. Penelitian dengan objek bahasa di masa lalu juga sangat menarik untuk dilakukan, dan hingga saat ini masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian mengenai kajian penggunaan bahasa Jepang di masa lalu dengan menjadikan dua karya sastra, yakni Seinen yang merupakan karya Mori Ogai dari zaman Meiji dan Rashoumon yang merupakan karya Akutagawa Ryunosuke dari zaman Taisho sebagai sumber data. Kedua sastrawan tersebut merupakan sastrawan terkemuka pada masanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pola ungkapan dake dan nomi digunakan pada masa lalu. Hasilnya akan sangat berguna untuk mengidentifikasi perkembangannya hingga pemakaiannya saat ini. Penelitian dengan teori linguistik bandingan historis yang dipadukan dengan teori tata bahasa terkini tentang pola ungkapan dake dan nomi seperti ini dapat dilakukan terhadap karya yang dihasilkan oleh masyarakat pengguna bahasa pada masa lalu dalam kurun waktu tertentu. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik bagi unsur langsung untuk melihat dengan detail struktur penggunaan kedua pola ungkapan. Analisis penggunaan kedua pola ungkapan dalam kalimat-kalimat di kedua karya sastra tersebut dapat ditemukan dan dipahami bagaimana keduanya digunakan dalam struktur kalimat di masa tersebut. Sebagai hasilnya, kedua karya sastra tersebut lebih banyak menggunakan pola ungkapan dake dan nomi dalam gaya penulisan tidak formal. Kata kunci: dake; karya sastra; nomi; Rashoumon; Seinen
Inkarnasi Manusia Pemberontak pada Tokoh Toru Okada dalam Novel Nejimaki Dori Kuronikuru Karya Haruki Murakami Kuncoro, Yohanes Arif; ningsih, Listyaningsih
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 1 (2021): AYUMI : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.207 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i1.3919

Abstract

Filsafat eksistensialisme absurditas memandang hidup manusia tidak bermakna, sia-sia, namun bukan berarti manusia harus pasrah, melainkan harus melawan untuk mendapatkan eksistensi. Mereka yang melawan disebut manusia pemberontak. Novel Nejimaki Dori Kuronikuru karya Haruki Murakami menceritakan hal serupa tentang itu. Tokoh Toru Okada berusaha memberontak terhadap absurditas yang dialaminya dan menjadi manusia pemberontak. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan faktor-faktor pemicu pemberontakan Toru Okada dalam novel Nejimaki Dori Kuronikuru dan mendeskripsikan bentuk-bentuk inkarnasi manusia pemberontak pada diri tokoh tersebut. Manfaat penelitian ini berupa sumbangsih bagi apresiasi dunia kesusastraan Jepang dan dapat menjadi acuan dalam kajian filsafat eksistensialisme absurditas dalam karya sastra. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan filsafat eksistensialisme absurditas Albert Camus. Sumber data berupa novel berjudul Nejimaki Dori Kuronikuru jilid 1-3 karya Haruki Murakami yang dirilis pada rentang waktu 1994-1995. Data penelitian berupa narasi atau tindak tutur dalam novel yang berkaitan dengan teori filsafat eksistensialisme absurditas Albert Camus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Simpulan penelitian ini yakni, faktor-faktor yang memicu Toru Okada berupa akumulasi kondisi-kondisi absurd berupa kontradiksi dunia irasional dan naluri akan kejelasan, keterbatasan nalar manusia dengan temuan bahwa kontradiksi dunia irasional dan naluri akan kejelasan menjadi penyebab paling dominan dengan menyumbangkan data terbanyak. Selain itu, Toru Okada dapat dikatakan menyandang predikat sebagai inkarnasi manusia pemberontak. Hal tersebut dikarenakan ia telah memberontak secara metafisik maupun historis. Saran penelitian selanjutnya, novel ini dapat diteliti dengan teori psikologi abnormal, karena terdapat banyak tokoh seperti Kanou bersaudara, Kasahara Mei dan Kumiko Okada yang memiliki kelainan kepribadian. Kata kunci: absurditas; eksistensialisme; inkarnasi; manusia pemberontak
Strategi Penguasaan Makna Leksikon Meishi Kategori Gutaitekina Mono oleh Tokoh Yotsuba Ainie, Isnin; Ingrida, Rizka Nadia
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 2 (2021): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.159 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i2.4068

Abstract

In General, meishi or noun is by far the most mastered lexicon for children especially those in the pre-operational stage (2-7 years old) where several strategies are used to increase the retention of vocabulary significantly. This study aims to identify the strategies used by Yotsuba, a 5-year-old protagonist of Yotsubato! in his journey to acquire the meaning of meishi, specifically, gutaitekina mono (concrete noun). This descriptive qualitative study used data from volume 1-10 of Yotsubato!. 30 data related to gutaitekina mono were extracted and further analysed using the framework by Gollinkof (in Dardjowidjojo, 2008:262-263). The finding shows that Yotsuba used 6 strategies to acquire the meaning of gutaitekina mono: novel nameless strategy (11 data) reference (10 data), extendibility (4 data), conventionality (2 data), object scope (2 data), and categorical scope (1 data). Novel name-nameless category is found to be the most used strategy while categorical scope was the least used. Keywords: gutaitekina mono; lexicon; meishi; strategies.
Reikai Kanyouku Idiom “Kuchi” Dalam Website Kotobank.jp Himawan, Aditya; Andari, Novi
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 2 (2021): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.401 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i2.4088

Abstract

Kanyouku is a phrase that only has an idiomatic meaning, the meaning cannot be known even if we understand the meaning of each word that makes up the phrase. The focus of this research is on classifying kanyouku using the word kuchi on the kotobank.jp website into the classification of the meaning of kanyouku. The method used is descriptive qualitative with data collection techniques used taking note method. The data found are 35 data which are empirical data. The results of this study show that based on 5 classifications of kanyouku meaning, in kankaku, kanjou wo arawasu kanyouku (感覚・感情を表す慣用句) found 4 data. In karada, seikaku, taido wo arawasu kanyouku (体・性格・態度を表す慣用句) 16 data were found. In Joutai, teido, kachi wo arawasu kanyouku (状態・程度・価値を表す慣用句) no data were found related to this kanyouku classification. In koui, dousa, koudou wo arawasu kanyouku (好意・動作・行動を表す慣用句) 15 data were found. In Shakai, bunka, seikatsu wo arawasu kanyouku ) no data were found related to this kanyouku classification. The meaning of kanyouku contained in the data source states things related to social life in society where there are individuals with various characters, emotions, activities or movements carried out by community members both individually and in small groups in it. The use of idioms in conversation as an indirect form of satire.
Kelas Utama Tanda Tanda Nonverbal pada Iklan PayPay Sunjaya, Theresa; Irmayanti, Desy
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 2 (2021): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.809 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i2.4100

Abstract

This study discusses the classification of the ten classes of nonverbal signs in Japanese video advertisement from PayPay. A nonverbal sign is a sign in the form of a picture or a gesture. In video advertising, the nonverbal signs are designed with the purpose to implicate a recommendation of the product shown. Therefore, it is suggested that using it as an object of research would be befitting. The nonverbal signs found in the advertisement will be classified into ten classes of signs through Peirce's semiotic theory. The result of this study is PayPay have many class types of ten classes of signs that contain the Firstness philosophy foundation. In PayPay, there is a total of five of ten classes of signs realized by 38 signs. The percentages of the classes are inclined toward Qualisign.
Fenomena Kasus Bunuh Diri akibat Ijime pada Anak SMP di Jepang Yenny Aristia Nasution
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 7 No 2 (2020): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.026 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v7i2.2697

Abstract

Ijime adalah sebuah fenomena yang terbentuk akibat ditemukannya fenomena seseorang yang mem-bully dan seseorang yang menjadi korban dari ijime tersebut. Di Jepang, ijime menjadi salah satu masalah serius dalam dunia pendidikan sejak tahun 1970-an dan alasan utamanya dilatarbelakangi oleh kenaikan angka persentase bunuh diri anak usia sekolah. Hal ini dapat dilihat pada persentase jumlah kasus ijime yang terjadi pada setiap tahunnya dan juga berdasarkan dari bentuk ijime sekolah yang sering dilaporkan ke media massa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk bunuh diri yang diakibatkan oleh ijime pada anak SMP di Jepang, memaparkan alasan kasus bunuh diri akibat ijime yang banyak terjadi pada anak SMP di Jepang, dan memaparkan penyebab perilaku ijime yang mengakibatkan bunuh diri pada anak SMP di Jepang. Peneliti menggunakan teori strukturisasi yang dikemukakan oleh Anthony Giddens dalam menganalisis tindakan anak yang di-bully atau mendapat perlakuan ijime yang menyebabkan keinginan untuk melakukan tindakan bunuh diri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kajian pustaka. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa ijime lebih banyak terjadi pada anak-anak di kalangan SMP, karena masa SMP adalah suatu masa anak-anak mulai menginjak usia remaja dan para korban ijime lebih banyak melakukan tindakan bunuh diri dengan cara menggantung diri dan terjun dari atas atap apartemen. Jenis bunuh diri yang banyak terjadi pada kasus ini adalah bunuh diri anomik dan jenis bunuh diri yang paling sedikit terjadi pada kasus ini adalah bunuh diri egoistik dan bunuh diri anomik, dan para korbannya banyak meninggalkan surat (suicide note) sebelum melakukan bunuh diri. Kata kunci: anak SMP; bunuh diri; ijime; suicide note
Konteks Kemunculan Kata-Kata Baru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang dalam Situasi Wabah Covid-19 Urano Takao
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 7 No 2 (2020): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.042 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v7i2.3248

Abstract

Sejak awal tahun 2020, virus corona bentuk baru/covid-19 telah menyebar di seluruh dunia. Hal ini mengakibatkan ancaman besar terhadap masyarakat di seluruh dunia. Ancaman wabah covid-19 telah mengubah gaya hidup manusia seiring merebaknya penyakit menular ini, hingga begitu berdampak terhadap perekonomian dunia. Bersamaan dengan situasi covid-19 yang belum pernah dialami, muncul berbagai kata baru dan mengakar pada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam artikel ini, peneliti ingin mengeksplorasi arti dan konsep kata-kata baru tersebut sambil membandingkannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang serta mengkaji bagaimana kata-kata baru tersebut lahir dan tersebar. Situasi covid-19 merupakan fenomena yang terus berlanjut. Ada kemungkinan situasi akan terus berubah antara waktu penulisan artikel ini dengan situasi waktu ke depan. Oleh karena itu, peneliti berharap meskipun artikel ini masih dalam proses penelitian, semoga dapat berlanjut pada pendalaman penelitian berikutnya. Kata kunci: covid-19; kata baru bahasa Indonesia; kata baru bahasa Jepang; sosiolinguistik
Representasi Budaya Omotenashi Melalui Komik Hanasaku Iroha Karya P.A. Works Anisa Galuh Mayang Paramita; Cicilia Tantri Suryawati
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 7 No 2 (2020): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.254 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v7i2.3249

Abstract

Penelitian ini membahas tentang representasi budaya omotenashi melalui komik Hanasaku Iroha karya P.A.Work. Hanasaku Iroha menceritakan tentang kehidupan sehari-hari tokoh-tokohnya ketika bekerja di ryokan. Komik dan anime Hanasaku Iroha merupakan karya sastra yang di dalamnya mengandung unsur-unsur budaya khususnya budaya omotenashi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penampilan, perilaku, dan tutur kata dalam komik Hanasaku Iroha karya P.A.Work. Untuk menjawab permasalahan penelitian ini menggunakan teori omotenashi menurut Ichijou dan Muraki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil analisis diketahui bahwa terdapat tiga macam omotenashi pada bentuk penampilan, yaitu penampilan dari segi ryokan, tokoh, dan makanan. Terdapat enam macam omotenashi pada bentuk perilaku, yaitu ojigi, senyum, cara duduk, cara berjalan, cara membuka dan menutup pintu geser, tindakan profesional. Terdapat dua macam omotenashi pada bentuk tutur kata, yaitu aisatsu dan bahasa sopan.Kata kunci: Hanasaku Iroha; komik; omotenashi
Budaya Joseigo dalam Anime Ginga Eiyuu Densetsu Talin Salisah; Nani Sunarni
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 7 No 2 (2020): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.267 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v7i2.3250

Abstract

Salah satu kajian yang digunakan dalam menganalisis bahasa pada suatu daerah disebut etnolinguistik. Bahasa Jepang yang memiliki joseigo atau bahasa perempuan adalah salah satu objek penelitiannya. Artikel ini bertujuan untuk membuktikan ciri-ciri dari bahasa perempuan pada era perang yang diucapkan oleh tokoh bernama Hilda dan Evangeline dalam animasi Ginga Eiyuu Densetsu tersebut hadir dalam suatu percakapan. Metode yang digunakan adalah metode simak terhadap video berisi percakapan tokoh Hilda dan Evangeline. Hasil analisis menunjukkan bahwa Tokoh Hilda dan Evangeline dalam Ginga Eiyuu Densetsu menggambarkan zaman joseigo era perang di wilayah Jepang yang sopan serta elegan terhadap lawan bicaranya, khususnya kepada sosok laki-laki yang berada pada lingkaran terdekat. Kata kunci: ginga eiyuu densetsu; joseigo; perang
Dajare (駄洒落) dalam Animasi Shirokuma Café Episode 1-10 Karya Higa Aloha Titien Wahyu Andarwati; Devinta Anastasia Fransiska
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 7 No 2 (2020): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.843 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v7i2.3251

Abstract

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk saling berinteraksi. Bahasa dapat secara sengaja maupun tidak disengaja diubah menjadi sebuah permainan kata. Salah satu permainan kata dalam bahasa Jepang adalah dajare. Dajare dikenal sebagai banyolan yang hambar. Dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang, jarang ditemukan percakapan dengan menggunakan dajare. Hal ini dikarenakan dajare dianggap sebagai lelucon orang tua. Namun, dalam animasi Shirokuma Cafe terdapat dajare hampir di setiap episode. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dajare dalam animasi Shirokuma Café karya Higa Aloha, khususnya Near-homophonic dajare. Penelitian ini menggunakan klasifikasi dajare yang dikemukakan oleh Takashi Otake. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang ditemukan adalah 10 cuplikan percakapan yang di dalamnya terdapat 34 dajare. Setelah dianalisis diketahui dari 34 dajare, 30 dajare termasuk ke dalam Near-homophonic dajare yang pembentukannya dilakukan dengan mengubah segmen, yaitu mengubah vokal (V-Change), konsonan (C-Change), dan mora (M-Change). Kata kunci: dajare; Near-homophonic dajare ; Shirokuma Cafe