cover
Contact Name
Istri Bartini
Contact Email
istribartini@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riadiniwahyutami@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science)
ISSN : 23382848     EISSN : 25799428     DOI : -
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Pregnancy Labor Post Partum Pathology Midwifery community Family planning Reproduction health.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1: Maret 2018" : 7 Documents clear
Pola Asuh Demokratis dengan Sibling Rivalry pada Anak Usia Pra Sekolah Endang Khoirunnisa; Berliana Kartikasari
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 6, No 1: Maret 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v6i1.83

Abstract

ABSTRACTBackground: The birth of a baby is usually attractive to the parents,but not for the eldest child. The eldest child will feel jealous, especially when he or she saw his little brother or sister were in the arms of their parents like the eldest child’s experience. The eldest child would feel threatened by the presence of the baby that may receive more attention. Sibling rivalry or jealousy to his little brother could make the eldest child hates or even hostile to his little brother. The factor that affecting sibling rivalry is type of parenting that applied by the parents. Purpose: to know the relationship between democratic parenting with sibling rivalry in preschool children in TK Kuncup Harapan Pang- gungharjo Sewon Bantul.Method: this research is a kind of analytic survey with cross sectional method. Population in this research are par- ents of the children in TK Kuncup Harapan, to decide the sampling using purposive sampling method and there are 35 respondents. Instruments of this research using two questionnaires, democratic parenting questionnaires and sibling rivalry among the preschool children. The data analysis using chi square.Result: The analysis result using chi square method is x1 2count > x2table = 6,818> 3,84 and p value 0,024 <0,05 and prevalence ratio 3 (CI 1.2815 - 7.3386) so the H0 is rejected.Conclusion: There is a relationship between democratic parenting with sibling rivalry in preschool age children and the children whose parents apply democratic parenting have risk three times higher to have sibling rivalry than children whose parents apply democratic parenting.Keywords: democratis parenting, sibling rivalry  INTISARI Latar Belakang: Lahirnya bayi biasanya menarik bagi orang tua, tetapi belum tentu bagi anak sulung. Anak sulung akan merasa cemburu dan kehilangan, khususnya saat melihat adiknya berada dalam gendongan orangtua seperti yang dialami anak sulung dulu. Anak sulung akan merasa terancam dengan kehadiran bayi yang mungkin lebih banyak memperoleh perhatian. Kecemburuan atau sibling rivalry terhadap adiknya bisa membuat anak sulung membenci adiknya atau bahkan memusuhinya. Faktor yang mempengaruhi terjadinya sibling rivalry ini diantaranya adalah jenis pola asuh yang diterapkan orang tua.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pola asuh demokratis dengan sibling rivalry pada anak usia prasekolah di TK Kuncup Harapan Panggungharjo Sewon Bantul.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah orang tua dari murid TK Kuncup Harapan dengan cara pengambilan sampel dengan metode purposive sampling sejumlah 35 responden. Instrumen penelitian menggunakan 2 kuesioner yaitu kuesioner pola asuh demokratis dan sibling rivalry pada anak prasekolah. Analisis data menggunakan chi square.Hasil: Analisis data diperoleh nilai X3 4 hitung=6,818 > X2tabel= 3,84, dengan p value 0,024 < 0,05 dan rasio prevalensi 3 (CI= 1.2815 - 7.3386). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak.Kesimpulan: Ada hubungan antara pola asuh demokratis dengan sibling rivalry pada anak prasekolah dan anak yang orang tuanya menerapkan pola asuh tidak demokratis berisiko 3 kali lebih tinggi terjadi sibling rivalry daripada anak yang orang tuanya menerapkan pola asuh demokratis.Kata Kunci: Pola asuh demokratis, Sibling rivalry   
Dukungan Keluarga dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Margaretha Putri Sariningrum; Yuni Fitriana; Sri Susilowati
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 6, No 1: Maret 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v6i1.88

Abstract

ABSTRACTBackground: Standard low of suckle on the breast in some countries because decrease of support breastfeeding for mother in around area. The problem often come at 2012, in global giving exclusive breastmilk still under 50%. Family support for breastfeeding that know breastmilk good food for baby is better supported for success breasfeeding. Study preface in Sidoarum Village mention one of factor about giving exclusive breastmilk is a family support.Goal: The goal of the research to know about the relation of family support with sucessful giving exclusive breastmilk in Sidoarum Village Godean Sleman 2016.Method: This research is quantitative research, design with descriptive correlation, use cross sectional research. The subject of the study is mother who has baby between 6 to 11 month at February 2016. In selecting sample, its research use cluster random sampling with 48 respondents. It is analyzed by chi-square and the instrument is used questionnaire.Result: The result from 48 responden family support at offer bresfeeding exclusive there are 26 respondent (54,2%). The mother was success give breastfeeding such as 38 responden (79,2%). There is any relation between family support with sucessful giving exclusive breastmilk (p-value=0.000).Conclusion: There is any relation between familly support to sucessful giving exclusive breastmilk in Sidoarum Village Godean Sleman 2016. The expect familly giving motivation mother for breasfeeding in order to sucessful giving exclusive breastmilk.Keyword: Family Support, exclusive breastmilk. INTISARILatar Belakang: Rendahnya tingkat menyusui di beberapa negara disebabkan karena kurangnya dukungan untuk ibu menyusui dari lingkungan sekitar. Pada tahun 2012 secara global pemberian ASI eksklusif masih dibawah 50%. Dukungan keluarga yang mengerti bahwa ASI adalah makanan yang baik untuk bayi merupakan pendukung yang baik demi keberhasilan menyusui. Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Sidoarum mengatakan salah satu faktor pemberian ASI eksklusif adalah dukungan dari keluarga dekat.Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Desa Sidoarum Godean Sleman tahun 2016.Metode Penelitian: Jenis Penelitian ini kuantitatif, desain deskriptif korelasi, pendekatan yang digunakan cross sectional. Subjek penelitian ibu yang memiliki bayi berusia 6-11 bulan di Desa Sidoarum Godean Sleman pada bulan Febuari 2016. Teknik sampling adalah Cluster Random Sampling dengan jumlah sampel 48 responden. Dianalisis dengan Chi square. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner.Hasil penelitian: Hasil penelitian dari 48 responden dukungan keluarga pada pemberian ASI eksklusif sebanyak 26 responden (54,2%). Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif sebanyak 38 responden (79.2%). Hasil analisis menunjukan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif (ρ-value= 0.000).Kesimpulan: Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Desa Sidoarum Godean Sleman tahun 2016. Keluarga diharapkan mampu memotivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif agar keberhasilan ASI eksklusif dapat tercapai.Kata kunci: Dukungan keluarga, ASI eksklusif
Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) pada PIK-R dan Non PIK-R Dewi Puspita Sari; Eny Retna Ambarwati; Reni Tri Lestari
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 6, No 1: Maret 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v6i1.84

Abstract

ABSTRACTBackground: Adolescents are the future of a nation and ensuring their high capacity is crucial for country development. However, the phenomenon of early marriage is common and is one of the major adolescents’ concerns in Indonesia. Youth Information and Counselling Centre (PIK-R) is a container-managed preparation of family life program activitiesof, by and for youth to provide information and counseling about PKBR (Preparation of Family Life For Adolescents) and other support activities. From the results of a preliminary study in the Purwomartani village still many marriages at a young age and the high divorce rate that occurred in the region.Objective: To determine differences in the level of adolescents knowledge about preparation of family life for adolescents at PIK-R and no PIK-R.Methode: This research uses study comparative design with cross sectional approach models. Respondents in this research is adolescents aged 18-21 years of the total 78 respondents. There is 39 from PIK-R and 39 from no PIK-R. The instrument used in this research is the questionnaire. Bivariate analysis using Man Whitney test.Results: The level of adolescents knowledge about PKBR at PIK-R in good categories were 21 (55.26%), while at no PIK-R in good categories as much as 9 (23.68%). Man Whitney analysis with p-value 0.000 (<0.05).Conclution: There are significant differences in the level of adolescents knowledge about preparation of family life for adolescents (PKBR) at PIK-R and no PIK-R.Key Words: Knowledge, adolecents, PKBR, PIK-R INTISARILatar Belakang: Remaja adalah modal bagi pembangunan bangsa di masa depan yang mempersiapkan dirinya mencapai cita-cita termasuk merencanakan kehidupan berkeluarganya. Fenomena remaja yang menikah atau kawin muda terjadi dan mendapat perhatian yang cukup besar di Indonesia. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang PKBR serta kegiatan penunjang lainnya. Hasil studi pendahuluan di Desa Purwomartani masih banyak pernikahan diusia muda dan angka perceraian masih tinggi.Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan remaja tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) pada PIK-R dan non PIK-R.Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi komparatif, dengan model pendekatan secara cross sectional. Responden pada penelitian ini adalah remaja usia 18-21 tahun sebanyak 78 orang, terdiri dari 39 remaja PIK-R dan 39 remaja non PIK-R. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis bivariat menggunakan uji Man Whitney.Hasil: Tingkat pengetahuan remaja tentang PKBR pada PIK-R dalam kategori baik sebanyak 21 (55,26%), sedangkan pada non PIK-R dalam kategori baik sebanyak 10 (25.6%). Dengan hasil uji statistik Mann Whitney p-value 0.000 (<0.05).Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) pada PIK-R dan non PIK-R di Desa Purwomartani.Kata kunci: Pengetahuan, remaja, PKBR, PIK-R 
Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Yampa Eksa Daidella Ghilari; Trisno Agung; Isabella Rahmawati
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 6, No 1: Maret 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v6i1.85

Abstract

ABSTRACTBackground: Diarrhea is a disease with a high incidence in the world. One risk factor for diarrhea is that the mother does not give exclusive breastfeeding to her baby. The coverage of exclusive breastfeeding in Banguntapan I Health Center Bantul from 302 infants as many as 197 (90%) infants who received exclusive breastfeeding.Objective: To determine the relationship and calculate the risk of exclusive breastfeeding with the incidence of diarrhea in Banguntapan I health center, Bantul.Method: This study is a type of quantitative research using methods analytical survey with crossectional approach. The population is mothers who have babies aged> 6-12 months in Banguntapan I Health Center, Bantul. The sampling technique used purposive sampling, with a total sample of 75 respondents.Results: From 75 samples there were 51 exclusively breastfed babies and 24 infants who were not given exclusive breastfeeding. Babies with exclusive breastfeeding and having diarrhea as many as 3 babies (4.0%), while babies with no breast milk exclusive and experienced diarrhea of 6 babies (8.0%). With the chi-square test obtained p value of 0.026 (p> 0.05). The Prevalence Ratio value (RP) obtained a value of 4,250 (interval 90% trust).Conclusion: There is a relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of diarrhea. Mothers who do not give exclusive breastfeeding are 4,250 times more likely to be babies to experience diarrhea compared to mothers who give exclusive breastfeeding, and on a regular basis statistically significant (0.026).Keywords: Exclusive breastfeeding, incidence of diarrhea. INTISARILatar Belakang: Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia. Salah satu faktor risiko diare adalah ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Banguntapan I Bantul dari 302 bayi sebanyak 197 (90%) bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.Tujuan: Mengetahui hubungan dan menghitung risiko pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare di puskesmas Banguntapan I Bantul.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan crossectional. Populasinya adalah ibu yang memiliki bayi umur >6-12 bulan di puskesmas Banguntapan I Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden.Hasil Penelitian: Dari 75 sampel terdapat 51 bayi yang diberikan ASI eksklusif dan 24 bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Bayi dengan diberikan ASI eksklusif dan mengalami diare sebanyak 3 bayi (4,0%), sedangkan bayi dengan tidak diberikan ASI eksklusif dan mengalami diare sebanyak 6 bayi (8,0%). Dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,026 (p>0,05). Nilai Ratio Prevalensi (RP) diperoleh nilai 4,250 (Interval kepercayaan 90%).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare. Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif 4,250 kali lebih besar kemungkinan bayinya untuk mengalami diare dibanding dengan ibu yang memberikan ASI eksklusif, dan secara statistik bermakna (0,026).Kata Kunci: Pemberian ASI eksklusif, kejadian diare
Determinan Pemilihan Tempat Persalinan oleh Ibu Bersalin Lisda Handayani; Elvine Ivana Kabuhung; Yunita Afriani
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 6, No 1: Maret 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v6i1.86

Abstract

ABSTRACTBackground : One reason why maternal mortality rate still high is deivery not at health care facilities. Information of north tapin health center said there had been 470 delivery and while non health facilities about 43,2 %. For which figures obtained conclude that delivery in Tapin did not reach target years 2016 who was targeted delivery service at health facilities appropriate standard 100 %.Objective : analysis determinant factors of delivery election at North Tapin central public health.Methods : Quantitative researched by approach cross sectional, taken by total sampling about 62 delivered in january 2017 .The stastik used chi square and simple logistic regression.Result : there are 43,5 % mother who has deivery at health care facilities, while non health care facilities are 56.5 %. Correlation factors of cultural (p value = 0,000), ANC (p value = 0,001), knowledge (p value = 0,000), delivery fees (p value = 0,001), income (p value = 0,154), access to health care facilities (p value = 0,315), and support family (p value = 0,411). Dominant determine factors of delivery selection is delivery fee (p=0,008, OR=11,712).Conclusion : bivariate analysis result shown there are relation between cultural factors , a pregnancy , knowledge , and the delivery fee with selection of delivery at haealth care facilities. The most dominant determine is delivery fees.Keywords : delivery , culture , ANC, knowledge , income , delivery fee , access healt care , support family.INTISARILatar Belakang : Salah satu indikator persalinan bersih dan aman adalah pertolongan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (faskes). Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan tahun 2016 menyatakan target persalinan sesuai standar adalah 100%, sedangkan data Puskesmas tapin Utara menyebutkan persalinan di faskes sebesar 56,8% dan non faskes Sebanyak 43,2%. Dari data yang didapat disimpulkan bahwa persalinan di wilayah puskesmas Tapin Utara belum mencapai target SPM bidang kesehatan.Tujuan : Menganalisis determinan pemilihan tempat persalinan oleh ibu bersalin diwilayah puskesmas Tapin Utara.Metode : Penelitian Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan tekhnik total sampling sebanyak 62 ibu bersalin selama januari 2017. Analisis bivariat digunakan Uji chi square dan analisis multivariat regresi lostik berganda.Hasil : Gambaran pemilihan tempat persalinan oleh ibu bersalin diwilayah puskesmas tapin utara adalah ibu bersalin di faskes (43,5%) dan non faskes (56,5%). Determinan pemilihan tempat persalinan adalah budaya (p=0,000), Pemeriksaan Kehamilan (p=0,001), pengetahuan(p=0,000), dan Biaya persalinan (p=0,001), sedang yang bukan merupakan determinan pemilihan tempat persalinan adalah pendapatan (p=0,154), akses ibu ke faskes (p=0,207) dan dukungan keluarga (p=0,439). Determinan paling dominan adalah biaya persalinan (p=0,008, OR=11,712).Simpulan : Determinan pemilihan tempat persalinan di wilayah puskesmas tapin utara adalah budaya, pemeriksaan kehamilan, pengetahuan dan biaya sedangkan yang bukan determinan adalah pendapatan, akses ke faskes dan dukungan keluarga. Determinan paling dominan adalah biaya persalinan.Kata kunci : Tempat Persalinan, Budaya, Pemeriksaan Kehamilan, Pengetahuan, Pendapatan, Biaya Persalinan, Akses ibu ke Faskes dan dukungan keluarga.
Efektivitas Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kontrasepsi IUD pada Wanita Usia Subur Atik Ismiyati
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 6, No 1: Maret 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v6i1.87

Abstract

Background: Family planning is a direct effort aimed at reducing birth rates. The majority of acceptors use injecting contraception, whereas IUD acceptors are in the umpteenth order, whereas in terms of the various things actually IUD contraceptive devices are much more profitable. There are many things that influence the acceptors in choosing contraceptives include the level of knowledge, the number of children, and the behavior of mother using contraception.Objective: To identify the level of knowledge about IUD contraception in women.Research Method: Quasi experiment with Non-Equivalent Control Group with “one group pretest-posttest design” design. The population of all women are married. Sampling technique using purposive sampling. Data collection using questionnaires with closed question types. The questionnaire was distributed to the respondents before the counseling and a month after the counseling.Result: Based on statistical test show p = 0,000; p-value <0.05 means that counseling can increase the level of knowledge about IUD contraception in women.Conclusion: Counseling about IUD contraception effectively improves knowledge of IUD contraceptives.Keywords: Knowledge, IUD Contraception INTISARILatar Belakang: Keluarga berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan mengurangi tingkat kelahiran. Mayoritas akseptor menggunakan KB suntik, sedangkan akseptor IUD berada diurutan kesekian, padahal ditinjau dari berbagai hal sebenarnya alat kontrasepsi IUD jauh lebih menguntungkan. Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara lain tingkat pengetahuan, jumlah anak yang dinginkan, dan perilaku ibu ber-KB.Tujuan: meningkatkan pengetahuan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur (WUS) dengan memberikan penyuluhan.Metode: Eksperimen semu (Quasi Eksperiment) dengan Non-Equivalent Control Group dengan rancangan “one group pretest-postest design”. Populasinya seluruh wanita usia subur yang menikah. Tehnik sampling menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup. Kuesioner tersebut dibagikan kepada responden sebelum penyuluhan dan sebulan setelah penyuluhan.Hasil: Berdasarkan uji statistik menunjukkan p=0,000; yaitu p-value < 0,05 artinya pemberian penyuluhan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi IUD pada wanita usia subur (WUS).Simpulan: Penyuluhan kontrasepsi IUD efektif meningkatkan pengetahuan tentang kontrasepsi IUD.Kata Kunci: Pengetahuan, Kontrasepsi IUD
Pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dengan status gizi remaja Hanik Malikhatin; Christina Pernatun Kismoyo; Masyi Wimmy Johandika
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 6, No 1: Maret 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v6i1.80

Abstract

Background: The age of adolescents is the most vulnerable age to experience reproductive health problems. Basic Health Research Results (2013) showed in DIY the prevalence of adolescents with malnutrition status was 2.4%, underweight nutrition at 4.9%, and obesity by 4.2%. The health status of today's adolescents will determine the picture of the health status of the adult population in the following decade, therefore adolescent health occupies an important position on a global scale.Objective: To find out the relationship between the knowledge of young women about reproductive health and nutritional status in SMA Negeri 1 Srandakan.Research Methods: Quantitative research, with analytic survey design, cross-sectional approach, population 148 and samples taken 66 using stratified random sampling techniques, data collection tools using questionnaires, univariate analysis with frequency distribution and bivariate analysis using Kendal-tau.Results: Knowledge of young women about reproductive health with a good category (53.1%) with normal nutritional status. Knowledge of good categories (34.7%) with underweight nutritional status and good level of adolescent knowledge (12.2%) with overweight nutritional status. There is no significant relationship between the level of knowledge of reproductive health with adolescent nutritional status p-value (0.313)> significant level (0.05).Conclusion: There is no relationship between the knowledge of young women about reproductive health and nutritional status in SMA Negeri 1 Srandakan  INTISARI Latar Belakang: Usia  remaja  merupakan  usia  paling  rawan  mengalami  masalah kesehatan reproduksi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukkan di DIY prevalensi remaja dengan status gizi kurang sebesar 2,4%, gizi kurus sebesar 4,9%, dan obesitas sebesar 4,2%. Status kesehatan remaja masa kini akan menentukan gambaran status kesehatan penduduk dewasa dalam dekade berikutnya, oleh sebab itu kesehatan remaja menempati posisi penting dalam skala global.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dengan status gizi di SMA Negeri 1 Srandakan.Metode Penelitian: Penelitian kuantitatif, dengan rancangan  survey  analitik,  pendekatan  cross-sectional, jumlah populasi 148 dan sampel yang diambil 66 menggunakan teknik stratified random sampling, alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Kendal-tau.Hasil : Pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dengan kategori  baik (53,1%)  dengan status gizi normal. Pengetahuan kategori baik (34,7%) dengan  status gizi kurus dan tingkat pengetahuan remaja  baik  (12,2%)  dengan  status gizi  gemuk. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan status gizi remaja p-value (0,313) > taraf signifikan (0,05).Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dengan status gizi di SMA Negeri 1 Srandakan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7