cover
Contact Name
Istri Bartini
Contact Email
istribartini@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riadiniwahyutami@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science)
ISSN : 23382848     EISSN : 25799428     DOI : -
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Pregnancy Labor Post Partum Pathology Midwifery community Family planning Reproduction health.
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Siti Robiatun; Henri Soekirdi; Christina Pernatun Kismoyo
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 1: Maret 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i1.36

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan kesehatan reproduksi remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun, tak terke- cuali penyakit menular seksual. Perilaku hubungan seksual pranikah makin sering terjadi dan amat disayang- kan tidak sedikit remaja melakukan tindakan aborsi. Penyakit Menular Seksual (PMS) selalu menjadi salah satu masalah yang tak kunjung habis untuk dibahas. Setiap tahunnya selalu meningkat jumlah pengidap penyakit PMS, oleh karena itu peningkatan pengetahuan dan persepsi penyakit menular seksual perlu ditekankan terutama pada kelompok remaja.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan persepsi remaja tentang penyakit menular seksual pada siswa MTs Hasyim Asy’ari Piyungan Bantul Yogyakarta.Metode: Penelitianini merupakan penelitian analitik-korelasi dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling, dengan kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan uji statistik pearson product moment.Hasil: Tingkat pengetahuan dikategorikan baik sebanyak 15 responden (37,5%), sebanyak 19 responden (47,5%)mempunyai pengetahuan cukup serta sebanyak 6 responden (15%) mempunyai pengetahuan kurang. Persepsi tentang PMS 13 responden (32,5%) mempunyai persepsi baik tentang PMS, sebanyak 23 responden (57,5%)mempunyai persepsi cukup serta sebanyak 4 responden (10%) mempunyai persepsi kurang. Hasil uji kendall-taumempunyai p-value sebesar 0.612 dengan tingkat signifikan 0.000.Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dan persepsi remaja tentang penyakit menular seksual di MTsHasyim Asy’ari Piyungan Bantul Yogyakarta Tahun 2011.Background: Adolescent reproductive health problems are increasing from year to year, not to mention sexually transmitted diseases. Premarital sexual behavior occurs more frequently and very unfortunate many teen abortion- saction. Sexually Transmitted Diseases (STDs) has always been one endless problems to be discussed. Every year has increased the number of people with the disease PMS, there fore an increase in knowledge and perceptions of sexually transmitted diseases should be emphasized, especially in the adolescent group.Objective:To determine the relationship between knowledge and perceptions of adolescents about sexually trans- mitted diseases at Hasyim MTs students Piyungan Bantul, Yogyakarta.Methods:This research is analytic-correlation using cross sectional research design. Purposive samplingtechnique, with the enclosed questionnaire. Statistical data analysis using Pearson product moment test.Results:The level of knowledge categorized by 15 respondents (37.5%), a total of 19 respondents (47.5%) have sufficient knowledge as well as 6 respondents (15%) had less knowledge. Perceptions of STDs 13 respondents(32.5%) had a good perception about STDs, as many as 23 respondents (57.5%) had sufficient perception and by 4respondents(10%) perceiveless. Kendall-tau test results have p-value of 0612 with a significant level of 0.000.Conclusion: There is a relationship between knowledge and perceptions of adolescents about sexually transmitteddiseases at Hasyim MTs Piyungan Bantul,Yogyakarta in 2011.
PERAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA Ni Luh Putu Veronica E. D. S.; Fitriani Mediastuti; Andina Vita S.
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 2: Agustus 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i2.43

Abstract

Latar belakang: Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seksual remaja adalah faktor peran orang tua. Rema- ja sangat sedikit mendapatkan informasi mengenai pendidikan seksualitas dari orang tua mereka. Di Bantul terda- pat 135 kasus pernikahan dini (LPA 2012). Hasil survei data kejadian pernikahan dini di Desa Terong sejumlah 21 kasus pada tahun 2012.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan peran orang tua terhadap sikap seksual remaja di Dusun Pencitrejo, De- saTerong, Kecamatan Dlingo kabupaten Bantul.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 60 remaja dan 60 orang tua remaja. Jenis data primer dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data dengan uji chi square.Hasil: Orang tua yang memiliki peran tinggi terhadap remaja ada 18 responden dan remaja yang memiliki orang tua dengan peran yang tinggi memiliki sikap seksual positif yaitu sikap remaja yang tidak memiliki penyimpangan dalam perilaku seksual. Orang tua yang memiliki peran cukup ada sejumlah 34 responden dengan remaja yang memiliki sikap seksual positif sejumlah 32 remaja (94,1%) dan sikap seksual negatif sejumlah 2 remaja (5,9%), se- dangkan orang tua yang memiliki peran kurang sejumlah 8 responden dengan remaja yang memiliki sikap seksual positif 1 remaja (12,5%) dan sikap seksual negatif 7 remaja (87,5%). Analisis dengan chi square diperoleh nilai p= 0,000.Simpulan: Ada hubungan antara peran orang tua terhadap sikap seksual remaja di Dusun Pencitrejo, Desa Te-rong, Kecamatan Dlingo, dan secara statistik bermakna (p=0,000).Background: one of factors which influence adolescent sexual attitudes is role of parents. Teens get very little information about the sexuality education from their parents. Bantul has 135 cases of early marriage (LPA, 2012). The survey data of early marriage incidence in Terong Village indicate 21 cases in 2012.Objective: To determine the relationship of parents to adolescent sexual attitudes in Pencitrejo Hamlet, Terong Vil- lage, Dlingo Sub-district.Methods: The study quantitative method with cross sectional design. Sampling used purposive sampling with as many as 60 respondents of teens and 60 respondents of parents of teens. Types of primary data with research instrument using questionnaire. Data analysis used chi square.Results: There were 18 respondents of parents have high role for adolescent and teenagers who has parents with high role has positive sexual attitudes. Positive sexual attitudes is adolescent who do not have the attitudes devia- tion in sexual behavior. Parents who has quite role for adolescent, there were34 respondent, and teenagers with positive sexual attitudes as many as 32 respondents of teens (94,1%) and negative sexual attitudes as many as 2 respondents of teens ((5,9%). Whereas parents who has less role for adolescent, there were 8 respondents, with teenagers who has positive sexual attitudes as many as 1 respondent (12,5%) and negative sexual attitudes as many as 7 respondents (87,5%). Chi square analysis with p value= 0,000.Conclusion: there is a relationship between role of parents to adolescent sexual attitudes in Pencitrejo Hamlet, Terong Village, Dlingo Sub­district and statistically significant (p=0,000).
SUMBER-SUMBER INFORMASI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE Endang Khoirunnisa
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 1: Maret 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i1.48

Abstract

Latar Belakang: Remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.SD Negeri Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul terdapat 60% siswi belum mengerti tentang masalah kesehatan reproduksi khususnya kesiapan menghadapi menarche.Tujuan: untuk mengetahui hubungan sumber-sumber informasi tentang kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche di SD Negeri Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif korelasi . Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas V dan VI SD Negeri Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul. dengan sampel sebanyak 46 siswi. Pemelihan sampel dengan cara Pengumpulan data menggunakan lembar kuisoner dilaksanakan pada bulan mei 2013.Hasil: Dari 46 sampel diperoleh data berdasarkan umur siswi 12 tahun 51.0%, dan 11 tahun 49.0%, Sumber- sumber tentang kesehatan reproduksi pada siswi kelas V dan VI SD Negeri Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul yang memiliki sumber baik yaitu sebanyak 24 responden dengan persentase 70,6%. Dan siswi yang mempunyai kesiapan menghadapi menarche baik yaitu 35 responden dengan persentase 76,5%.Simpulan: Terdapat hubungan sumber-sumber informasi tentang kesehatan reproduksi dengan kesiapan mengh-adapi menarche pada siswi kelas V dan VI SD Negeri Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul.ABSTRACTBackground: Adoslescents are a unique transitional period and is characterized by a variety of physical changes, emotional and psychological. Adolescence is the age of 10-19 years, a period which is special and important, be- cause it is a period of maturation of the human reproductive organs, and is often called the future state pubertas. Elemantry school Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul there are 60% students do not understand about reproductive health issues in particular preparedness menarche.Objective: To know the relationship of the sources of information about reproductive health preparedness for me- narche in primary school Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul.Method: Research of method used is a descriptive approach to correlation. The population used in this study were fifth and sixth grade students of SD Negeri Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul. with a sample of 46 students. Pe- melihan sample by using a data collection sheet questionnaire was conducted in May 2013.Results: Of the 46 samples obtained data based on student age 12 years 51.0%, and 49.0% 11 years, sources of reproductive health in fifth and sixth grade students of SD Negeri Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul who have a good source of as many as 24 percent of respondents with 70.6%. And girls who had menarche good preparedness that 35 respondents with the percentage of 76.5%.Conclusion: There is a relationship sources of information about reproductive health preparedness at menarche grader V and VI Elementary School Wojo 2 Bangunharjo Sewon Bantul.
FENOMENA KECEMASAN WANITA DALAM MENGHADAPI MASA KLIMAKTERIUM Yuni Fitriana
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 2: Agustus 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i2.54

Abstract

Latarbelakang: Wanita pada masa klimakterium akan terjadi perubahan-perubahan tertentu yang dapat me- nyebabkan gangguan-gangguan ringan sampai berat. Sebagian besar wanita tidak mengetahui masa klimakterium yaitu suatu proses perubahan yang alami menjelang menopause. Mereka khawatir dan bingung mengenai gejala- gejala yang menyertai, oleh karena itu perlu persiapan diri menghadapi masa klimakterium dengan pengetahuan yang memadai.Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena kecemasan wanita dalam menghadapi masa klimakte- rium.Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu masa klimakterium yang tinggal di RT 01 RW 01 Kelurahan Candi Kota Semarang. Subjek penelitian sebanyak 4 informan. Pengumpulan data dengan indept interview.Hasil: penelitian menunjukkan bahwa semua subjek pada umumnya telah memahami tentang masa klimakterium dan menopause. Pada tiga informan mengalami kecemasan terhadap masa klimakterium yang ditandai dengan beberapa gejala seperti pusing, susah tidur, rasa panas, takut, dan sebagainya. Pada subjek pertama hal tersebut tidak dirasakan, dan hal ini wajar karena subjek pertama telah melewati masa menopause.Simpulan : Para subjek penelitian umumnya memiliki cara-cara tersendiri dalam menghadapi kecemasan. Cara- cara koping yang baik dilakukan oleh para subjek untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pada masa klimak-terium.ABSTRACTBackground: Women climacterium will occur during certain changes that can cause disturbances in mild to severe. Most women climacterium not know that this change was a process of natural menopause. They were worried and confused about the symptoms that accompany therefore face the need to prepare themselves with sufficient knowl- edge about climacterium.Objective: The purpose of this study was to determine the phenomenon of anxiety in the face of the climacterium woman .Method: The method in this research is qualitative by using a phenomenological approach. This study used the research subjects were four informants were all the climactrium mothers who live in Candi subdistrik Semarang. Data was collected by indept interview.Results: showed that all subjects in general have to understand what was meant the climacterium and menopause. In the three informants experiencing anxiety about the advent of this climacterium which was marked by several symptoms such as dizziness, insomnia, burning sensation, fear, and so forth. At the first subject the matter was not felt, and this was reasonable because the first subject has passed through menopause.Conclusion: The research subjects generally had their own ways in dealing with anxiety. Ways of coping were either done by the subject can finally solve the various problems well too.
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING Henik Istikhomah; Indarto A.S; Dewi Tustika P.S
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 2: Agustus 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i2.59

Abstract

Latar belakang :Menurut survey pendahuluan pada bulan Januari 2014, mahasiswa DIV Kebidanan Pendidik me- nyatakan e-learning merupakan terobosan yang bagus dalam proses pembelajaran karena dapat memanfaatkan teknologi jarak jauh dan simple bisa belajar dimana saja maupunTujuan penelitian: Mengungkap persepsi mahasiswa tentang media pembelajaran e-learning pada mata kuliah teknologi pendidikan dan media pembelajaran di Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta.Metode penelitian: Menggunakan rancangan kualitatif, teknik pengumpulan sampel secara purposive sampling, jenis sampling maximum variation sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik Diskusi Kelompok Terarah dan Wawancara Mendalam. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.Hasil penelitian: Informan mengetahui pengertian e-learning adalah sebagai sarana pembelajaran menggunakan internet. Pada mata kuliah teknologi pendidikan dan media pembelajaran e-learning sudah mulai digunakan. Pe- nerapan e-learning belum maksimal karena kurangnya minat dan teknis penggunaan media e-learning. Manfaat e- learning bagi mahasiswa, dosen dan institusi adalah untuk memudahkan dalam proses pembelajaran. Hambatan- hambatan e-learning terdiri dari hambatan internal dan hambatan eksternal. Kerugian penggunaan e-learning tidak ada interaksi antara dosen dan mahasiswa.Simpulan: E-learning adalah media pembelajaran yang memanfaatkan internet. Penerapan e-elearning pada mata kuliah teknlogi pendidikan dan media pembelajaran belum maksimal karena kurang adanya partisipasi dan motivasi mahasiswa. Manfaat e-learning memudahkan mahasiswa, menghemat biaya, waktu yang fleksible, meningkatkan reputasi kampus. Hambatan-hambatan e-learning adalah minat mahasiswa yang kurang, admin yang belum cepat, sosialisasi yang kurang.Kekurangan dari media e-learning adalah kurang adanya interaksi dosen dan mahasiswasehingga penilaian hanya bersifat obyektif.Background: According to preliminary survey in January 2014, students of DIV Midwifery Educator expressed e-learning is a great breakthrough in the learning process because it can use technology and we are able to learn everytime everywhere.Objective: Unconvering the student’s perceptions about media e-learning on educational technology adn instruc- tional media course in Obstetrics Department at Surakarta Health PlytechnicMethods: Using a qualitative design, sample collection techniques by purposive sampling, types of sampling maxi- mum variation sampling. Collecting data using techniques focus group discussions adn in-depth interviews. The validity of data using triangulation techniques.Result: Informans knowing e-learning is to use the internet as a learning tool. In the course of educational technol- ogy and e-learning media has begun to be used. The implementation of e-learning is not maximized due to lack of interest and technical use of the medium of e-learning. Benefits of e-learning for students, faculty and istitutions is to facilitate the learning process. Barriers to e-learning consists of interal barriers and external barriers. The disadvat- age of use e-learning is no interaction between faculty adn students.Conclusion: The implementation of the e-elearning in the course of education technology and instructional media is not maximized due to lack of participation and motivation of students. Benefits of e-learning if easier for students, save costs, time flexible, enhancing the reputation of the campus. Barriers to e-learning is the lack of interest of students, the admin is not competent yet, less socialization. Disadvantages of e-learning media is the lack of inter- action of faculty and students that are objective assessment only.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR Novita Lusiana; Miratu Megasari
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 3: Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i3.64

Abstract

Latar belakang:Dampak dari bayi lahir dengan berat badan lahir rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat. Faktor – faktor risiko yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR antara lain adalah karakteristik sosial demografi ibu, risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR, dan status pelayanan antenatal. Tujuan Penelitian adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD Arifin Achmad Prov Riau tahun 2013-2014.Metode:Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kasus kontrol (Case Control Study). Kasus yaitu bayi yang lahir dengan BBLR di RSUD Arifin Achmad Prov Riau tahun 2013-2014 dan Kontrol yaitu bayi yang lahir dengan berat badan normal di RSUD Arifin Achmad Tahun 2013-2014.Analisis data untuk bivariat dengan uji Chi-Squre dan multivariate dengan uji Regresi Logistik Ganda.Hasil:Hasil penelitian ibu yang Hb < 11 gr% lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 14 kali dibandingkan ibu yang memiliki Hb > 11 gr% (OR = 13,895 (CI 95% 8,061-23,950), ibu yang memiliki jarak kelahiran < 2 tahun lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 15 kali dibandingkanibu yang memiliki jarak kelahiran ≥ 2 tahun (OR = 15,138 (95%CI: 9,024-25,392), ibu yang termasuk kategori umur beresiko (umur< 2tahun dan umur > 35 tahun)lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 5 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori umur yang bere- siko (umur 20 tahun sampai dengan umur 35 tahun) (OR = 5,266 (95%CI: 3,423-8,100), ibu yang termasuk kategori paritas beresiko (paritas 0 dan paritas > 4) lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 8 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori paritas yang beresiko (paritas 0 dan paritas >4), OR = 7,606 (95%CI: 4,847 – 11,936), ibu yang tidak sekolah, pendidikannya SD, SMP lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 7 kali dibandingkan ibu yang pendidikannya SMA dan PT, OR = 6,921 (95%CI: 4,426-10,823).Simpulan:Faktor ibu dengan HB<11gr%, pendidikan SD dan SMP, Jarak Kelahiran < 2 tahun, paritas 0 dan >4, danumur > 35 tahun lebih beresiko memiliki bayi dengan BBLR.Background: Impact of babies born with low birth weight is the growth rate will slow. Factors - risk factors that affect the incidence of LBW among other things is the social characteristics of maternal demographic, medical risk mo- thers before pregnancy also contribute to the incidence of LBW, and the status of antenatal care. The research goal is to know the factors associated with the incidence of LBW in Riau Prov Arifin Achmad Hospital in 2013-2014.Method: This type of study is a case-control study design (Case Control Study). Cases of infants born with LBW in Riau Prov Arifin Achmad Hospital in 2013-2014 and Control of babies born with normal weight at the Arifin Achmad Year 2013-2014.Result: The study maternal Hb <11 g% more at risk of having a baby with low birth weight 14 times compared to mothers who have a Hb> 11 gr% (OR = 13.895 (95% CI 8.061 to 23.950), mothers who have a spacing of <2 years are more at risk of giving birth low birthweight infant 15 times compared to mothers who have a spacing of ≥ 2 years(OR = 15.138 (95% CI: 9.024 to 25.392), including women who are at risk age category (age <2 years and age> 35 years) were more at risk of having a baby with LBW 5 times compared to mothers who did not include at-risk age category (age 20 to age 35 years) (OR = 5.266 (95% CI: 3.423 to 8.100), mothers classified as at risk parity (parity 0 and parity> 4) more at risk of having a baby with low birth weight 8 times compared to mothers who did not belong to the category of risky parity (parity 0 and parity> 4), OR = 7.606 (95% CI: 4.847 to 11.936), mothers who never attended school, elementary education, junior high is more risky gave birth to babies with low birth weight 7 times compared to women whose education high school and PT, OR = 6.921 (95% CI: 4.426 to 10.823).Conclusion: The study maternal Hb ,11gr%, mothers who never attended school elemenary education and junior high school, mothers who have a spacing op > 2 years, mothers classified as at risk parity 0 and parity 4, including woman age category>35 years old were more at risk of having a baby with LBW.
PENGARUH PENYULUHAN HIV/AIDS TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS Gusti Ayu Indraswari; Retno Heru Setyorini; Wahyu Widi Astuti
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 3, No 1: Maret 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v3i1.69

Abstract

Latar Belakang: Data Statistik Indonesia tahun 2014 untuk kasus HIV/AIDS menunjukan peningkatan dengan me- laporkan jumlah penderita HIV/AIDS dari1Januari sampai dengan 30 September 2014 berjumlah 22.869 untuk pen- derita HIV dan1.876 untuk penderita AIDS. Jumlah kumulatif paling tinggi terdapat pada usia 20–29 tahun dan 9.796 penderita sudah mengalami kematian. Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini telah menempati urutan ke 14 sebagai Provinsi yang memiliki penderita HIV/AIDS terbesar di Indonesia. Jumlah komulatif pertanggal 1 April 1987 sampai dengan 30 September 2014 sebanyak 2.611 pada fase HIV dan 916 sudah masuk fase AIDS.Tujuan:Mengetahui pengaruh penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap peningkatan pengetahuan tentang HIV/ AIDS pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta.Metode Penelitian: Metode penelitian ini adalah Pre-Eksperimental. Rancangan dalam penelitian ini adalah one group pre-test post-test. Tehnik penentuan sampel menggunakan proportional random sampling. Perhitungan be- sar sampel di peroleh sebesar 46 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil dari setiap kelas dengan nomor absen ganjil, 3 kelas di ambil 12 orang dan 1 kelas diambil 10 orang.Hasil Penelitian:Hasil pre-test tentang pengaruh penyuluhan HIV/AIDS terhadap peningkatan pengetahuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kretek, Bantul Yogyakarta tentang HIV/AIDS, sebagian besar siswa memiliki pengetahuan kurang yaitu 40 siswa (87 %). Hasil post-test setelah dilakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap peningka- tan pengetahuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kretek, Bantul Yogyakarta, sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu 34 siswa (73,9 %).Simpulan: Pengaruh penyuluhan tentang HIV/AIDS sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV/ AIDS pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kretek, Bantul Yogyakarta. Dibuktikan dengan ada perbedaan yang sig- nifikan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kretek,Bantul Yogyakarta yaitu 0,000 < 0,05, nilai signifikansinya 0,000 (p<0,05).ABSTRACTBackground: Based on Statistics Indonesia in 2014 for HIV/AIDS cases showed an increase in the reported number of HIV/AIDS from January 1 to September 30, 2014 amounted to 22 869 people living with HIV and 1.876 for people with AIDS. The cumulative number is highest at age 20-29 years and 9796 patients already have death. Yogyakarta Special Region has now ranks 14th as a province that has people living with HIV/AIDS in Indonesia’s largest. Total cumulative from 1 April 1987 to 30 September 2014 as many as 2,611 in phase HIV dan 916 has entered the phase of AIDSObjective: To determine the effect of education on HIV/AIDS to increase knowledge about HIV/AIDS in class XI student of SMAN 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta.Methods: This research method is Pre-Experimental. The design of this study is one group pre-test post-test. The sampling technique using proportional random sampling. Calculation of sample size was obtained by 46 respon- dents. The samples in this study was taken from each class with absent odd number, take 3 classes in a class of 12 people and one taken 10 people.Results: The results of pre-test counseling about the effects of HIV/AIDS to increase knowledge of students of class XI SMA Negeri 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta on HIV/AIDS, most students have less knowledge of 40 students(87%). Results of the post-test after counseling on HIV/AIDS to increase the knowledge class XI SMA Negeri 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta, most respondents have enough knowledge to 34 students (73.9%).Conclusion: The effect of counseling on HIV/AIDS is very effective for increasing knowledge about HIV/AIDS in class XI student of SMAN 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta. Evidenced by no significant difference before and after counseling on HIV/AIDS in class XI student of SMAN 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta, ie 0.000 <0.05 significance value of 0.000 (p <0.05).
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI PADA PENANGANAN DISMENOREA PRIMER DENGAN KOMPRES HANGAT Elvika Fit Ari Shanti; Leni Luvita Yanuarti
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 3, No 2: Agustus 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v3i2.74

Abstract

Latar Belakang Masalah: Di Indonesia 55 % perempuan produktif tersiksa oleh dismenorea, dengan prevalensi kejadian berkisar 45-95% di kalangan usia produktif. Wanita dengan dismenorea mempunyai lebih banyak hari libur kerja dan prestasinya kurang begitu baik di sekolah dari pada wanita yang tidak mengalami dismenorea. Peng- gunaan kompres hangat merupakan cara untuk menghilangkan atau menurunkan rasa nyeri tanpa memberikan efek samping.Tujuan Penelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri pada penanganan dismenorea primer dengan kompres hangat secara khusus meliputi pengertian menstruasi, pengertian dismenorea, penyebab dismenorea, gejala dismenorea, dan penanganan dismenorea primer.Metode Penelitian: Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Populasi penelitian berjumlah 50 respon- den yaitu seluruh remaja putri Kelas XI IPA Di SMA N 1 Mlati Sleman. Teknik pengambilan sampel menggunakantotal sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat yang digambarkan dalam bentuk presentase.Hasil Penelitian: Pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea primer dengan kompres hangat se- bagian besar adalah kategori baik (76%),yang meliputi tentang pengertian menstruasi dalam kategori baik (100%), pengertian dismenorea dalam kategori baik (70%), penyebab dismenorea sebagian besar adalah dalam kategori kurang (64%), gejala dismenorea dalam kategori kurang (60%), dan penanganan dismenorea primer dalam kate- gori baik (76%).Simpulan: Pengetahuan remaja putri pada penanganan dismenorea primer dengan kompres hangat Kelas XI IPA Di SMA N 1 Mlati SlemanYogyakarta adalah baik sebesar 76%.ABSTRACTBackground: 75% of Indonesian women have ever used femininity liquid cleaning soap that was In Indonesia, 55% of productive woman had tormented by dysmenorrhoea, with pravelence ranging from 45­95% in productive age (Proverawati and Misaroh, 2009). The womenhad dysmenorrhoea more bad in achievement than the women had not dysmenorrhoea. The usage of warm compresses were a way to eliminated or decreaced the pain without side effetcts.Objective: Knowing the knowledge of young women in the handling of primary dysmenorrhoea with warm com- presses in especially include menstruation comperhension, the cause of dysmenorrhoea, dysmenorrhoea indica- tion, and handling of primary dysmenorrhoea.Method: Descriptive as the kind of research with survey in approach. The research population amounted to 50 respondents was all young women in Class XI IPA of 1 Mlati Senior High School, Sleman,. The sampling technique of sample. The tool of collection used questionnaires. The data analysis used univariant and described in precent- age.Results: The young women knowledge about handling of primary dysmenorrhoea with warm compresses were mostly good category (76%), that includes about menstruatuon comperhension were mostly good category (100%), dysmenorrhoea comperhension were mostly good category (70%), the cause of dysmenorrhoea were mostly less category (64%), dysmenorrhoea indication were nostly less category (60%), handling of primary dysmenorrhoea were mostly good category (76%).Conclusion: The young women knowledge about handling of primary dysmenorrhoea with warm compresses in Class XI IPA in 1 Mlati Senior High School, Sleman, Yogyakarta were good at 76%.
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL Tri Maryani; Magdalena Vonni Lestari
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 3, No 3: Desember 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v3i3.3

Abstract

Latar Belakang: Kejadian anemia di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 21,7% sedangkan kejadian anemia di DIY pada tahun 2011 sebesar 18,90%. Kabupaten Bantul menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 25,60%. Puskesmas Dlingo II merupakan puskesmas yang mengalami peningkatan kejadian anemia dari tahun 2012 se-banyak 56,46% menjadi 70,94% pada tahun 2013. Pendidikan masyarakat sebagian besar adalah SD sebanyak 3.716 orang (2,3%) dengan pendidikan SMP sebanyak 1.903 orang (1,2%) mengindikasikan kurangnya penge-tahuan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kadar hemoglobin di Puskes-mas Dlingo II Bantul tahun 2014. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Dlingo II Kabupaten Bantul. Subjek penelitian adalah seluruh ibu hamil yang datang ke Puskesmas Dlingo II Kabupaten Bantul yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel sebanyak 80 orang. Instrumen penelitian tingkat pengetahuan dengan kuesioner dan kadar Hb dengan Portabel Hemoglobin Digital Analyzer. Hasil: Hasil penelitian dari tingkat pengetahuan responden tentang anemia cukup baik (53,7%) dan kadar hemo-globin tidak anemia sebanyak 42,5%. Hasil uji Chi square didapatkan X2 yaitu 2,6711 dengan p-value 0,045 (< 0,05). Simpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR Ika Wahyu Mayangsari; Retno Heru Setyorini; Cahyaning Setyo Hutomo
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 3: Desember 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i3.9

Abstract

Latar Belakang: Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi jangka pendek. Salah satu alasan adalah mengenai pengetahuan tentang KB, pengetahuan dapat dilihat dari tingkat pendidikan serta informasi dari petugas kesehatan. Alasan yang lain karena usia, efek samping, jumlah anak, alasan karena agama, alasan karena sosial ekonomi yaitu biayanya terlalu mahal. Sehingga banyak faktor yang menjadi alasan akseptor menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek. Tujuan: Untuk mengetahui penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur di Dusun Wonocatur Desa Banguntapan Bantul tahun 2013. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam peneli-tian ini adalah Pasangan Usia Subur di Dusun Wonocatur. Sampel yang digunakan sebanyak 105 responden. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian di Dusun Wonocatur yang menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang 45.7% dan jangka pendek 54.3%. Pasangan Usia Subur dengan tingkat pendidikan tinggi memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang yaitu 11.4% sedangkan pendidikan dasar memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek yaitu 25.7%. Pasangan Usia Subur dengan tingkat pendapatan tinggi memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang yaitu 40% dan untuk pendapatan rendah menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek yaitu 33.3%. Pasangan Usia Subur dengan usia reproduksi sehat memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek yaitu 21.9% dan usia reproduksi tidak sehat yang menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang sebesar 33.3%. Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak lebih dari satu memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek yaitu 44.8%. Kesimpulan: Pasangan Usia Subur di Dusun Wonocatur masih banyak menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek.

Page 1 of 13 | Total Record : 129