cover
Contact Name
Reksiana
Contact Email
reksiana@iiq.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
qiroah@iiq.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Qiro'ah: Jurnal Pendidikan Agama Islam
ISSN : 20850115     EISSN : 26563819     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Qiroah Journal invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researchers in the areas related to Islam and Muslim society which covers textual and fieldwork investigation with various perspectives science of the Qur'an and Tarbiah.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue " Vol 1 No 1 (2018)" : 6 Documents clear
Konsep Pendidik dalam Perspektif Alquran dan hadis Syafei, Ahmad
Jurnal Qiroah Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.371 KB) | DOI: 10.33511/qiroah.v1i1.51

Abstract

Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiannya. Karena itu pendidikan berarti upaya membantu manusia untuk menjadi apa, mereka dapat apa? Dan menyadarkan manusia bahwa kedudukan mereka sangat mulia di bandingkan dengan makhluk Allah Swt. yang lainnya. Maka pendidik perlu memahami hakikat manusia. Manusia di tuntut memiliki kesiapan dan kemampuan daya adaptasi terhadap nilai-nilai baru, kreatifitas untuk melakukan upaya inovasi dan daya saing untuk tetap eksis di tengah arus global yang terjadi. Kemampuan dasar di atas dipersiapkan dan dibentuk dalam proses pendidikan. Dengan sendirinya ketika kita berbicara konsep pendidikan tidak bisa dilepaskan dari penggambaran tentang sosok ideal manusia (insan kamil). Dalam praktek pendidikan Islam, salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam perspektif agama (Islam) mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah barisan yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang harus langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Oleh karena itu guru (pendidik) harus mempunyai kompetensi yang baik untuk mengajar.
Mengemas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang Bermakna Hude, Muhammad Darwis
Jurnal Qiroah Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.457 KB) | DOI: 10.33511/qiroah.v1i1.52

Abstract

Seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dituntut memiliki kompetensi serta bisa lebih kreatif dan inovatif agar pembelajaran PAI menjadi lebih bermakna, interaktif, inovatif, menyenangkan, serta sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Suatu proses pembelajaran yang membutuhkan seorang guru yang bisa menjadi Uswatun Hasanah serta dapat mendidik secara profesional, kreatif, dan inovatif sehingga membuat para siswa mencintai pelajaran PAI, sebagai manifestasi dari kecintaan terhadap agamanya yang tentunya akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kebermaknaan suatu pendidikan agama Islam akan dilihat pada konsistensi dalam pengamalannya, bukan pada seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki. Banyak orang langsung mengamalkan apa yang diketahuinya meskipun sedikit, tentu lebih berharga daripada yang banyak tahu tapi minim pengamalan. Model materi pendidikan agama Islam yang ideal adalah sentrifugal dengan mengetahui dan mengamalkan hal-hal sederhana/dasar kemudian dari waktu ke waktu berkembang menjadi pengetahuan luas yang terus diamalkan secara konsisten.
Penanggulangan Dampak Riba Melalui Pendekatan Pendidikan Shidiq, Sapiudin
Jurnal Qiroah Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33511/qiroah.v1i1.53

Abstract

The usury is more and more act violently and arbitrarily in society. Its effect not only damages the economic system but also damages the mentality of agent. The  pressing, egoism and individulism are sign of the usury   badness. If its current can't be minimalized, the usury  will cause  to collapse  the society  harmony. Clearly, Islam  forbids the usury. The function of Islamic education is doing  preventif and kuratif stride
Memaknai pendidikan Karekter dalam Pemikiran Ibn Miskawaih Zaimudin, Zaimudin
Jurnal Qiroah Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.722 KB) | DOI: 10.33511/qiroah.v1i1.54

Abstract

The basic potential (the talent and capacity) of human that will develop optimally if process of education and environment appropriate affectively and eficient. This process of education and environmental are the basis of educational thought Ibn Miskawayh based on the moral development of welded with various scientific of the world and the hereafter. In the theoretical framework, needs to be built theory of middle way from a variety of extreme in order to take the maximum benefit for the creation of Insan al-Kamil because his soul rising from the lowest level to the highest heading of the psych the human being (al-nafs al-insaniyah). For that we need a method of education that is appropriate to the application in accordance with the circumstances of psychology learners. It’s to empowering this human characters needs capitalized with a variety of knowledges and sciences in accordance with the talent and capacity of learners. The sciences are offered ranging from religious sciences, social sciences, and natural sciences, and technology even in enhanching competitiveness in the global competition.
Pendidikan karakter dalam Pandangan Islam Herman, Herman
Jurnal Qiroah Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.001 KB) | DOI: 10.33511/qiroah.v1i1.55

Abstract

Pendidikan karakter sekarang ini sangat mutlak diperlukan bukan hanya disekolah saja tapi di rumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini tapi juga untuk  dewasa karena mutlak untuk keperluan bangsa ini. Karakter dalam bentuk psikomotorik yang menggerakan seseorang untuk bertindak. Sesorang yang dalam proses pembentukan karakter akan memilih cara-cara yang baik bagi dirinya. Manusia harus meniru atau mencontoh orang yang memiliki karakter yang sempurna yaitu sosok kepribadian nabi Muhammad Saw. Karakter atau akhlak mulia itu harus dibangun. Sedangkan membangun akhlak mulia adalah melalui pendidikan, baik pendidikan di rumah (keluarga), di sekolah,  maupun di masyarakat. Untuk membentuk karakter atau akhlak mulia memerlukan pendidikan karakter dan pendidikan agama. Pembentukan karakter harus dimulai sejak dini supaya menjadi kebiasaan sepanjang hayat. Banyak ayat atau hadits nabi menjelaskan pendidikan karakter dan urgensinya dalam kehidupan, agar manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi.
Menerapkan pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Kuliah ISD Menuju Mahasiswa Pembelajar (Student Centered Learning) Hairani, Esi
Jurnal Qiroah Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.462 KB) | DOI: 10.33511/qiroah.v1i1.56

Abstract

Belajar berbasis masalah pada mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD) menuntut mahasiswa mampu secara mandiri dan terus aktif mengembangkan diri. Membangun pengetahuannya sehingga mencapai pemahaman pengetahuan sosial yang mendalam. Karena mahasiswa adalah pusat kegiatan belajar. Mahasiswa memiliki wawasan komprehensip dan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan dan mampu meningkatkan kualitasnya baik dalam sosial dan budaya. Sehingga paradigma pembelajaran akan bergeser dan berpusat pada mahasiswa. Belajar berbasis masalah merupakan suatu proses dimana mahasiswa belajar menggunakan stimulus untuk menemukan informasi apa yang dibutuhkan untuk memahami dan memudahkan pemecahan masalah, masalah dihadapkan tepat pada awal proses belajar, atau setelah pembahasan materi dilanjutkan dengan pembahasan masalah factual yang berhubungan materi tersebut. Focus bahasan biasanya berupa masalah yang meliputi gejala yang membutuhkan penjelasan (Fenomena that need explanation). Untuk mencari informasi yang diperlukan dan menggunakan berbagai sumber informasi seperti buku, jurnal, laporan, informasi online dan berbagai narasumber yang ahli dalam bidangnya.

Page 1 of 1 | Total Record : 6