cover
Contact Name
Firda Zulivia Abraham
Contact Email
fird007@kominfo.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
fird007@kominfo.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
ISSN : 14108283     EISSN : 2527693X     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Journal of Press Research and Development Communicatarion is a journal aims to be a leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on Communication and Informatics as well as related topics that has neither been published elsewhere in any language, nor is it under review for publication anywhere
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan" : 5 Documents clear
Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Andika Bayu Saputra
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.382 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v19i3.33

Abstract

Implementation SIMRS currently still experiencing problems and obstacles level of user acceptance. This study analyzed the results of evaluation of the success factors SIMRS application using HOT-Fit Model (Organization Human Technology - Net benefits). The model have been selected for this model may provide an explanation and provide identification factor of the implementation of a system in terms of Technology, Human, Organization and Net benefit. The model included eight variables consist of System Quality, Information Quality, Service Quality, Use of the System, User Satisfaction, Organizational Structure, Environmental Organizations and Net benefits (the benefit system). Based on the results of data obtained from the RS PKU Muhammadiyah Temanggung, it can be concluded that the variables that affect the successful implementation SIMRS is on the side of the variable tehnology is the quality of the system, the quality of information and service quality, while from the variable human ie user satisfaction affects the use of the system, in terms of organization variables which greatly affect the structure of the existing organizational environment. The successful implementation of SIMRS at RS PKU Muhammadiyah Temanggung influenced by the support and encouragement from the managerial to the users SIMRS conditions and the availability of adequate facilities in the hospital environment for use SIMRS. Keywords: Information System, Managemen, Hospital ABSTRAK Penerapan SIMRS saat ini masih mengalami kendala dan hambatan ditingkat penerimaan pengguna Penelitian ini melakukan analisis terhadap hasil Evaluasi faktor-faktor keberhasilan penerapan SIMRS dengan menggunakan Model HOT-Fit (Human Organization Technology – Net benefits). Model ini dapat memberikan penjelasan dan memberikan identifikasi faktor penerapan sebuah sistem dari sisi Teknologi, Manusia, Organisasi dan Net benefit. Model ini melibatkan delapan variabel yang terdiri dari Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Layanan, Penggunaan Sistem, Kepuasan Pengguna, Struktur Organisasi, Lingkungan Organisasi dan Manfaat Sistem. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari RS PKU Muhammadiyah Temanggung, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS adalah dari sisi variabel teknologi yaitu kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan, sedangkan dari sisi variable manusia yaitu kepuasan pengguna mempengaruhi penggunaan sistem, dari sisi variabel organisasi yaitu struktur sangat mempengaruhi lingkungan organisasi yang ada. Keberhasilan penerapan SIMRS di RS PKU Muhammadiyah Temanggung dipengaruhi oleh adanya dukungan dan dorongan dari pihak manajerial kepada para pengguna SIMRS serta tersedianya kondisi fasilitas yang memadai di lingkungan rumah sakit untuk menggunakan SIMRS. Kata Kunci : Sistem Informasi, Manajemen, Rumah Sakit
Peran Expert Prescriber Dan Problem Solving Process Facilitator Humas Pemprov Kalsel Dalam Melayani Informasi Publik Belinda Devi Larasati Siswanto
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.08 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v19i3.34

Abstract

This study focuses PR government that has a function as an expert Presciber and Problem Solving Process Facilitator in strengthening the Government Relations function itself. This research was conducted with a qualitative approach with descriptive case study method, this research was conducted at the office of the Public Relations Bureau of the Regional Secretariat of South Kalimantan Province. Last data collection techniques dept interviews using a semi-structured interview, Determination Key Person who used informants in this study taking into-hatikan level of concordance (relevance) between the position / positions and Keter-informant involvement in the process of public information disclosure. The results showed the PR Bureau does not fulfill the role as an expert prescriber in the activities he does. Meanwhile, the role of problem solving process facilitator nothing visible in the PR Bureau, this is because the PR Bureau has not run verification and inventory information to be discussed by senior management. Suggestion of this study Public Relations Bureau of South Kalimantan province can utilize the human resources that already exist to have the ability to perform tasks as a public relations major government and PPID in South Kalimantan province, given the uneven coordination between the Bureau of Public Relations section. The next PR Bureau should be possible to plan a program of activities and their sustainable strategies for the acceleration of public disclosure. Keywords: Public Relations, Government, Expert prescriber, Problem Solving Facilitator precess ABSTRAK Penelitian ini menitikberatkan Humas pemerintah yang memiliki fungsi sebagai expert Presciber dan Problem Solving Process Facilitator dalam menguatkan fungsi Humas Pemerintah itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif, Penelitian ini dilakukan di kantor Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Teknik pengumpulan data terakhir yakni wawancara mendalam dengan menggunakan wawancara semi terstruktur, Penentuan Key Person yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini dengan memper-hatikan tingkat kesesuaian (relevansi) antara kedudukan/ jabatan dan keter-libatan informan dalam proses keterbukaan informasi public. Hasil penelitian menunjukan Biro Humas tidak memenuhi peran sebagai expert Prescriber dalam kegiatan yang dilakukannya. Sementara itu peran problem solving process facilitator tidak ada terlihat pada Biro Humas, hal ini dikarenakan Biro Humas belum menjalankan kegiatan verifikasi dan inventarisasi informasi untuk didiskusikan oleh pimpinan tingkat atas. Saran penelitian ini Biro Humas Provinsi Kalimantan Selatan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada untuk memiliki kemampuan menjalankan tugas sebagai Humas pemerintah maupun PPID utama di Provinsi Kalsel, mengingat tidak meratanya koordinasi antar bagian pada Biro Humas. selanjutnya Biro Humas harus segera mungkin merencanakan program kegiatan beserta strategi-strategi yang berkesinambungan untuk percepatan keterbukaan informasi publik. Kata Kunci: Humas, Pemerintah, Expert Prescriber, Problem Solving Process Facilitator
Imperialisme Budaya Dalam Media Noviana Sari
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2197.916 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v19i3.35

Abstract

Discourse is a production base of power, legitimacy and hegemony of the dominant classes that produce things such as the idea or knowledge that contains the ideology of which reproduces the discourse, as well as in families, schools, workplaces, social organization and activities of daily life, including in it is a lifestyle. The process of hegemonic discourse of lifestyle is one of the strategies of the dominant classes to do politics of cultural imperialism. With an attractive and persuasive language offered in the magazine, the political process of cultural imperialism obtain justification, because the magazine as an agent not only inform the lifestyle of a particular culture but were able to define where the lifestyle is considered correct. This research is based to unpack the meaning of discourse lifestyle offered in a franchise magazine USA to Indonesia, namely CosmoGirl! Indonesia, through the rubric of fashion The CG! Look: Celebrity Style and trend model as a form of cultural imperialism orientation of the west to the eastern culture. In the rubric The CG! Look: Celebrity Style, CosmoGirl! not only presents fashion-fashion fads and used by foreign artists recommended for adoption, but also hide explicit messages and unconsciously. The values ​​introduced by CosmoGirl! seen in themes at fashion rubric The CG Look: Style Celebrity look how CosmoGirl! presents a model that is a trend of fashion and of course backed up with strategies to show the positive side of the style of dress western style. These strategies are carried out by CosmoGirl! by attacking the image of ourselves as young women who definitely wants to appear as attractive as possible. Keywords: discourse analysis, Cultural Imperialism, lifestyle, fashion, magazines, rubrics. ABSTRAK Wacana merupakan basis produksi kekuasaan, legitimasi dan hegemoni dari kelas dominan yang memproduksi hal-hal seperti gagasan atau pengetahuan yang mengandung ideologi dari yang mereproduksi wacana, seperti halnya dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial dan aktivitas kehidupan sehari-hari, termasuk juga di dalamnya adalah gaya hidup. Proses hegemoni wacana gaya hidup adalah salah satu strategi dari kelas dominan untuk melakukan politik imperialisme budaya. Dengan bahasa yang menarik dan persuasif yang ditawarkan dalam majalah, proses politik imperialisme budaya memperoleh pembenaran, karena majalah sebagai agen tidak hanya menginformasikan gaya hidup dari suatu budaya tertentu tetapi mampu mendefinisikan mana pola hidup yang dianggap benar. Penelitian ini didasari untuk membongkar makna wacana gaya hidup yang ditawarkan dalam sebuah majalah franchise USA yang masuk ke Indonesia, yaitu Cosmogirl! Indonesia, melalui rubrik fashion The CG! Look: Gaya Seleb dan trend modelnya sebagai bentuk orientasi dari proses imperialisme budaya barat ke budaya timur. Dalam rubrik The CG! Look: Gaya Seleb, Cosmogirl! tidak hanya menyajikan fashion-fashion yang sedang menjadi trend dan digunakan para artis luar negeri yang disarankan untuk diadopsi, namun juga menyembunyikan pesan-pesan secara eksplisit dan tidak disadari. Nilai-nilai yang dikenalkan oleh Cosmogirl! terlihat dalam tema-tema pada rubrik fashion The CG Look: Gaya Seleb terlihat bagaimana Cosmogirl! menyajikan model fashion yang sedang trend dan tentu saja didukung dengan strategi-strategi yang menampilkan sisi positif dari gaya berbusana ala barat. Strategi-strategi tersebut dilakukan oleh Cosmogirl! dengan cara menyerang citra diri kita sebagai remaja wanita yang pastinya ingin tampil semenarik mungkin. Kata Kunci: analisis wacana, Imperialisme Budaya, gaya hidup, fashion, majalah, rubrik.
Adopsi Google Apps For Education Di Perguruan Tinggi: Sebuah Kolaborasi Real-Time Dosen Dan Mahasiswa Intan Putri Cahyani
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.259 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v19i3.36

Abstract

Cloud-computing technology present as an impact of the changing cultural environment and competitive ecosystem of Higher Education in the world, including Indonesia. Cloud computing is actually a combination use of computer technology ("computing") and the development of Internet-based ('cloud'). Higher education is considered ideal for the diffusion of innovation because they have a core that can encourage innovation and there are frequently changes in faculty or department’s level, pedagogical and technological. This study pointed out a uniqueness where lecturers (digital immigrant) and students (digital native) could collaborate in realtime by adopting cloud-computing technology, namely Google's Google Apps for Education (GAFE), in the learning system. Diffusion-innovation theory of Rogers will be in depth elaborated to explain the process of adoption of new kind of communication technologies which is currently becoming trendsetter. This type of study is qualitative descriptive with grounded theory method involving several universities in Central Java that are already using GAFE technology during the last three years, i.e. UNNES, UDINUS, and UNISSULA. This study used purposive sampling with total sample of 12 people who are lecturers and students, GAFE active users in learning system. The results showed lecturers especially junior lecturers have a central role as a facilitator of learning technologies in deciding what to use. Common interest is the main reason behind. Though lecturers and students came from different generation but both of them adopted GAFE Keywords : Difussion Innovation, Cloud Computing Technology, GAFE, Digital Immigrant, Digital Native ABSTRAK Teknologi komputasi awan atau sering dikenal dengan cloud computing hadir sebagai sebuah dampak perubahan lingkungan budaya dan ekosistem yang kompetitif pada Pendidikan Tinggi di dunia, termasuk Indonesia. Cloud computing ini sejatinya merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’). Pendidikan tinggi dianggap sangat ideal untuk difusi inovasi karena mereka memiliki jantung yang bisa mendorong inovasi dan selalu ada perubahan baik di level fakultas atau jurusan, pedagogis serta teknologi. Studi ini akan mengangkat keunikan dimana dosen (digital immigrant) dan mahasiswa (digital native) dapat berkolaborasi secara realtime dengan mengadopsi teknologi cloud computing milik Google yaitu Google Apps for Education (GAFE) dalam sistem pembelajaran. Teori difusi inovasi milik Rogers akan dielaborasi secara mendalam untuk menjelaskan proses adopsi teknologi komunikasi jenis baru yang sekarang tengah menjadi trendsetter ini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode grounded yang melibatkan beberapa Perguruan Tinggi di Jawa Tengah yang sudah menggunakan teknologi GAFE selama tiga tahun terakhir, yaitu UNNES, UDINUS, dan UNISSULA. Pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang yang merupakan dosen dan mahasiswa pengguna aktif GAFE dalam sistem pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan dosen terutama dosen junior memiliki peranan sentra sebagai fasilitator dalam memutuskan teknologi pembelajaran apa yang akan digunakan. Kesamaan kepentinganlah yang menjadi faktor utama mengapa walaupun berbeda generasi, namun dosen dan mahasiswa bisa mengadopsi GAFE. Kata Kunci: Difusi Inovasi, Teknologi Cloud Computing, GAFE, Digital Immigrant, Digital Native,
Dinamika Komunikasi Dalam Pembangunan Desa Wisata Brayut Kabupaten Sleman Muhammad Najih Farihanto
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.482 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v19i3.37

Abstract

Development of rural tourism in Yogyakarta lately very rapidly, in Sleman there are dozens of tourist villages and even some tourist villages has status independently. To be a tourist village that independent status, there are organizational communication that occurs between the managers of the tourist village. One is the tourist village Brayut. In the construction of tourist villages must be available to independent status communication dynamics that occur. This study showed that a lot of the dynamics of communication in the construction of a tourist village. One of them is the conflict that occurs when Brayut village will serve as a tourist village and also at host Ngayogjazz. Also found was also the dynamics of communication within the organization Brayut Tourist Village. This research is a qualitative deskripstif and using case studies for empirical issues raised regarding a case. It is intended to be more focused on the object of study and be able to explain the objects around the study. In this study using interviews motode, penelususan documents and direct observation in the data collection process. Keywords: Dynamics of Communication, Development, Tourism Village ABSTRAK Pembangunan desa wisata di Yogyakarta akhir-akhir ini sangat pesat, di Kabupaten Sleman terdapat puluhan desa wisata bahkan beberapa desa wisata sudah berstatus mandiri. Untuk menjadi desa wisata yang berstatus mandiri, terdapat komunikasi organisasi yang terjadi di antara para pengelola desa wisata. Salah satunya adalah desa wisata Brayut. Dalam pembangunan desa wisata hingga berstatus mandiri tentunya terdapat dinamika komunikasi yang terjadi. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa banyak terjadi dinamika komunikasi dalam pembangunan desa wisata. Salahsatunya adalah konflik yang terjadi pada saat desa brayut akan dijadikan sebagai desa wisata dan juga pada saat menjadi tuan rumah ngayogjazz. Selain itu ditemukan juga dinamika komunikasi dalam organisasi desa wisata brayut. Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kualitatif dan menggunakan studi kasus karena mengangkat masalah empiris mengenai suatu kasus. Hal ini dimaksudkan agar lebih terfokus kepada objek kajian serta mampu menjelaskan objek-objek di sekitar kajian. Dalam penelitian ini menggunakan motode wawancara, penelususan dokumen dan observasi langsung dalam proses pengumpulan data. Kata kunci: Dinamika Komunikasi, Pembangunan, Desa Wisata

Page 1 of 1 | Total Record : 5