cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
dekon@gunadarma.ac.id
Editorial Address
Jalan Margonda Raya 100, Depok, Jawa Barat
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi
Published by Universitas Gunadarma
ISSN : 02164086     EISSN : 2089807X     DOI : http://dx.doi.org/10.35760/dk.
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun, Juni dan Desember. Jurnal memuat artikel ilmiah hasil penelitian tentang sipil, konstruksi, dan arsitektur, yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Jurnal ini diterbitkan oleh Bagian Publikasi Universitas Gunadarma.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 2 (2020)" : 7 Documents clear
PENINGKATAN NILAI MANFAAT AIR MELALUI PAMDES DI DESA PANGALENGAN, KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG Nugroho, Joko; Susanto, Arif; Irawan, Dasapta Erwin
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.3491

Abstract

Di Daerah Pangalengan terdapat banyak mata air yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan dan pemenuhan kebutuhan domestik.  Dari penelitian terdahulu, diketahui ada beberapa mata air yang telah dimanfaatkan penduduk dan layak untuk digunakan sebagai air baku, diantaranya adalah mata air Cidurugdug. Di daerah studi terdapat sekitar 300 KK yang memanfaatkan air dari sumber mata air.  Namun demikian kondisi distribusi yang ada secara teknis memiliki banyak kekurangan, antara lain memiliki kehilangan energi yang cukup tinggi.  Karena debit aliran yang menuju ke pengguna sangat kecil maka pengguna cenderung membuka secara menerus sambungan mereka. Hal ini mengakibatkan kehilangan air yang relatif besar. Debit yang tersedia berdasarkan hasil pengamatan lapangan adalah 2 l/s. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh sistem distribusi air secara gravitasi yang sesuai dengan topografi serta sebaran populasi, sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.  Selain itu pemanfaatan air bisa lebih efektif dan tidak banyak air yang terbuang, serta sistem ini dapat dikelola secara berkelanjutan. Metodologi dalam pelaksanaan studi ini adalah dengan melakukan pengumpulan data, survei lapangan, analisis kebutuhan air domestik, evaluasi kondisi eksisting, dan pemodelan sistim distribusi dengan menggunakan perangkat lunak EPANET.  Dari data dan hasil pemodelan diperoleh sistem yang ideal, untuk kemudian akan disesuaikan dengan kondisi lapangan dalam hal penerapannya. Hasil dari penelitian ini berupa skema jaringan transmisi dan distribusi air baku yang saat ini telah diterapkan di kawasan penelitian (RW 13 dan 14, Desa Pangalengan). Dengan adanya jaringan distribusi melalui Pengelolaan Air Minum Pedesaan (PAMDES) maka nilai manfaat air di Desa Pangalengan dapat ditingkatkan secara merata dan berkelanjutan. 
PENENTUAN PRIORITAS INFRASTRUKTUR JALAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) EXPERT CHOICE STUDI KASUS: JALAN RAYA DEMAK-GODONG Yuliani, Uppit
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.2521

Abstract

Proses penentuan proyek jalan pada pembangunan infrastruktur jalan, disusun berdasarkan skala kebutuhan dan kemendesakan seperti yang ada dalam Daftar Usulan Rencana Proyek (DURP). Pada penerapannya di lapangan ditemukan perbedaan antara DURP dengan rencana proyek yang telah disetujui seperti pada Daftar Isian Proyek (DIP). Studi penelitian menggunakan kasus jalan raya Demak – Godong Jawa Tengah yang dibangun oleh Dinas Bina Marga. Pendekatan ilmiah perlu dilakukan sebagai bahan untuk memutuskan penanganan proyek jalan sehingga dapat mengurangi unsur subyektivitas para pembuat kebijakan. Metode ilmiah yang digunakan adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP), metode yang cukup dikenal dan banyak digunakan dalam pengambilan keputusan dan manajemen. Melalui studi ini dapat dibuktikan bahwa metode AHP cukup handal dalam membantu para pembuat kebijakan dalam proses pengambilan keputusan yang obyektif. Metode AHP yang digunakan adalah Expert Choice untuk menentukan manakah prioritas jalan yang tepat, apakah beton atau aspal melihat dari beberapa faktor seperti daya tahan konstruksi serta dari segi penilaian kualitatif berupa perbandingan tingkat kenyamanan, dampak lingkungan, dampak sosial, ketersediaan bahan & peralatan dilokasi, serta metode & teknologi pelaksanaan. Dari hasil penelitian dapat diketahui faktor teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor daya tahan terhadap cuaca sebagai prioritas dengan nilai 0,493, faktor non teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor ketersediaan sumber daya dengan nilai prioritas 0,298 terhadap cuaca, 0,356 terhadap pergerakan tanah dan 0,363 terhadap perubahan lalu lintas. Konstruksi jalan beton unggul pada empat faktor yaitu daya tahan terhadap cuaca, daya tahan terhadap pergerakan tanah, daya tahan terhadap lalu lintas dan jangka waktu perawatan dengan tingkat keunggulan rata-rata enam kali dibanding konstruksi aspal. Keunggulan konstruksi aspal terdapat pada faktor-faktor kenyamanan permukaan jalan, kemudahan pelaksanaan pembangunan, ketersediaan sumber daya dan teknologi serta biaya dengan yang perbandingan keunggulannya dengan konstruksi beton adalah rata-rata empat kali. Dari berbagai aspek tersebut menunjukkan jalan beton rata-rata lebih unggul dibanding dengan jalan aspal.
SURVEY TEKNIK PENGKLASIFIKASIAN GAYA ARSITEKTUR PADA FASAD BANGUNAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEEP LEARNING CNN Sutomo, Edy
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.2619

Abstract

Teknik pengklasifikasian gaya arsitektur pada fasad bangunan menjadi bagian penting pada dunia perancangan, guna mempercepat proses dalam melakukan kajian tipologinya. Dewasa ini dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, sangat memungkinkan bila seiring waktu dengan berbagai kemajuan metode dalam mengekstraksi obyek bangunan utamanya fasad bangunan. Penelitian dalam pengklasifikasian fasad bangunan banyak dilakukan untuk menelusuri jenis bangunan maupun aspek estetika lainnya. Demi tujuan tersebut studi survey ini dimaksudkan untuk mengetahui teknik komputasi Deep Learning (DL) yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi fasad bangunan secara lebih akurat dengan membedakan dan mengelompokkannya agar lebih mudah dikenali tipe bangunannya. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik seleksi dan eliminasi, berasal dari penelitian di berbagai jurnal yang relevan terhadap pengklasifikasian gaya arsitektur bangunan. Hasil survey literatur menunjukkan bahwa terdapat  kesenjangan, hasil akurasi dari yang tertinggi ke terendah sebesar 48,19 % sehingga diperlukan adanya inovasi pada perangkat sistemnya. Teknik DL paling banyak digunakan dengan pendekatan Convolutional Neural Network (CNN) yang dikombinasikan dengan sistem perangkat lain, daripada fiturnya sendiri guna meningkatkan nilai akurasi.
PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROLOGI DI DAS SAMPEAN KABUPATEN BONDOWOSO Pribadi, Arif Darmawan; Kusumawati, Rita Dwi; Firdausi, Atika Audia
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.3492

Abstract

DAS Sampean di Kabupaten Bondowoso memiliki luas 1.248 km2. Selama 20 tahun terakhir, perkembangan ekonomi yang pesat telah menyebabkan konversi lahan dari area hijau ke lahan pengembangan yang menyebabkan kemampuan infiltrasi tanah menurun. Data yang tercatat periode waktu tahun 2002-2017 terjadi kenaikan debit harian sebesar 4 m3/s dan debit maksimum tahunan harian sebesar 42 m3/s, sedangkan kondisi curah hujan yang tercatat pada wilayah DAS Sampean mengalami tren penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perubahan tutupan lahan terhadap debit aliran sungai, disimulasikan menggunakan model SWAT (Soil and Water Assesment Tools). Perubahan tutupan lahan juga mengakibatkan penurunan aliran dasar sebesar 104,99 mm. Data debit pengamatan, curah hujan, dan tutupan lahan dari Tahun 2003 hingga 2016 digunakan untuk kalibrasi model dan verifikasi. Hasilnya menunjukkan perubahan tutupan lahan yang terjadi selama tiga belas tahun terakhir di DAS Sampean mengakibatkan  peningkatan aliran permukaan (SUR_Q) 35.81 mm, total air sungai (WYLD) meningkat 114 mm, debit maksimum per bulan meningkat 15,93 m3/s. Studi ini menggarisbawahi pentingnya faktor tutupan lahan sebagai Daerah Resapan Air (DRA) dalam perencanaan dan pengelolaan infrastruktur kawasan di masa depan pada DAS Sampean, Kabupaten Bondowoso.
HUBUNGAN SEJARAH DAN PENGARUH BUDAYA TERHADAP PROSES AKULTURASI ARSITEKTUR MASJID-MASJID TUA ABAD XVI-XX DI JAKARTA Fitriandini, Sumaiyah
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.2825

Abstract

Masjid-masjid tua di Jakarta, diketahui telah mengalami proses akulturasi arsitektur yang berasal dari kelompok masyarakat yang ada, atau datang ke Jakarta. Maksud dari penelitian ini adalah menganalisis sebaran masjid-masjid tua abad XVI-XX di Jakarta berdasarkan abad berdiri, lokasi, proses akulturasinya, dan menemukan hubungannya terhadap sejarah dan pengaruh budaya yang berkembang di Jakarta pada masa tersebut, melalui pendekatan kuantitatif, dengan teknik analisis deskriptif. Penyebaran agama islam yang sudah masuk ke Jakarta (Jayakarta-Batavia) mulai abad XVI, diiringi dengan keberadaan Suku Jawa di Jakarta pada abad XVI, menjadi simbol kuatnya pengaruh budaya Jawa pada bentuk arsitektur masjid di Jakarta. Masjid-masjid tua yang mengalami proses akulturasi arsitektur adaptasi Jawa paling banyak ditemukan pada abad XVIII-XIX. Terbentuknya komunitas muslim dan pemukiman warga pendatang di Jakarta pada abad XVIII-XIX telah menjadikan kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat sebagai kawasan yang paling banyak memiliki peninggalan bangunan masjid-masjid tua di Jakarta. Terbukanya pintu perdagangan maritim yang sedemikian luas, telah membuka peluang besar terjadinya akulturasi budaya di Jakarta pada abad XVIII-XIX. Masjid- masjid tua yang memiliki akulturasi bentuk arsitektur Jawa sebagian besar berada di Kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Proses akulturasi arsitektur yang mengadopsi bentuk arsitektur non lokal (Timur Tengah, Modern, dan Kolonial Belanda), juga mulai banyak muncul di abad XVIII-XIX, keberadaan masjid-masjid tua yang mengadopsi bentuk arsitektur Timur Tengah-Modern, juga ditemukan sebagian besar berlokasi di kawasan Jakarta Barat. Eksistensi masjid-masjid tua tersebut merepresentasikan simbol sejarah Islam yang tumbuh, berkembang dari masa ke masa sesuai dengan konteks ruang dan waktunya.
PENGEMBANGAN HIETOGRAF HUJAN RENCANA DI KOTA BEKASI Ginting, Segel
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.3441

Abstract

Hietograf hujan rencana memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan besarnya puncak dan volume banjir. Umumnya, prediksi banjir berdasarkan hujan rencana dibutuhkan hietograf hujan, dan biasanya dipenuhi dengan menggunakan pola yang dihasilkan dari wilayah lain, sehingga memberikan hasil yang kurang tepat. Untuk itu, maka dibutuhkan pola pola hietograf yang sesuai dengan kondisi setempat, khususnya di Kota Bekasi. Kajian ini bertujuan untuk mengembangkan pola hietograf hujan rencana di Kota Bekasi, supaya membantu perencana dalam merencanakan dimensi saluran drainase yang tepat. Berbagai variasi tipe data hujan dibutuhkan untuk kajian. Data hujan durasi pendek dengan interval pencatatan 5 menit berhasil dikumpulkan. Data tersebut diolah menjadi data hujan durasi 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam sampai dengan 3 jam. Metode menggunakan analisis statistik terhadap data historis dengan membentuk grafik yang menghubungkan antara pesentase akumulasi hujan ( dengan persentase durasi hujan . Hasilnya, telah terbentuk pola hietograf di Kota Bekasi untuk durasi 60 menit sampai 180 menit. Pola hietograf yang dihasilkan memiliki bentuk early peak dan berbeda dengan pola distribusi hujan yang telah banyak digunakan seperti metode Mononobe, metode Chicago, metode SCS dan metode Huff
PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMODELAN MATEMATIS DAN LIDAR DALAM PENGELOLAAN RESIKO BANJIR DAS WAI RUHU AMBON Putriasri, Anggun Etika; Hermawan, Yandi; Jaya, Irene; Kosasih, Budhi
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.3620

Abstract

Daerah aliran sungai Wai Ruhu merupakan kawasan memprihatinkan terkait fenomena banjir di Ambon. Pada tahun 2012 dan 2013, kota Ambon mengalami banjir akibat sungai Wai Ruhu yang menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar. Memasuki era digital, penyajian analisa hidrologi dan hidraulik menggunakan aplikasi komputer sudah menjadi suatu kebutuhan dalam perencanaan pengendalian banjir. Dalam analisa ini, aplikasi HEC-HMS dan HEC-RAS digunakan untuk simulasi limpasan air dan area genangan banjir. Dalam penggunaannya, penyajian model HEC-RAS 2D mewajibkan adanya DEM (Digital Elevation Model). DEM LIDAR yang digunakan mempunyai ketelitian vertikal 0.25 m dengan interval kontur 0.5 m. Data lain yang digunakan adalah data curah hujan dan informasi kejadian serta lamanya banjir aktual yang didapat dari hasil survei lapangan. Parameter dari model HEC-HMS dan HEC-RAS secara terintegrasi dikalibrasikan dengan survei lapangan genangan banjir pada kejadian bencana. Hasil dari kalibrasi parameter model sungai Wai Ruhu mencapai 89%. Melalui simulasi hidraulik menggunakan beberapa parameter seperti penempatan sejumlah checkdam, pemilihan kedalaman pengerukan dan tinggi tanggul sungai dapat dihasilkan rancangan optimal pengendalian debris dan luas genangan banjir. Pemodelan dengan rencana penanganan menempatkan 4 checkdam, pengerukan sungai sedalam 1 m, penempatan tanggul setinggi 2 m menghasilkan pengurangan genangan 94% dan pengendalian debris sebesar 97%. Rencana bangunan diuji kembali dengan pemodelan HEC-RAS untuk mengetahui bahwa bangunan air yang direncanakan telah efektif mengendalikan banjir.

Page 1 of 1 | Total Record : 7