cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL PANGAN
ISSN : 08520607     EISSN : 25276239     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
PANGAN merupakan sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Pusat Riset dan Perencanaan Strategis Perum BULOG, terbit secara berkala tiga kali dalam setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN" : 7 Documents clear
Karakteristik Fisik dan Kimia Beras Indigenous dari Lahan Pasang Surut di Kalimantan Tengah Elmi Kamsiati
JURNAL PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v27i2.366

Abstract

AbstrakBeras merupakan bahan pangan pokok penting bagi penduduk dunia. Lahan pasang surut memiliki potensi untuk menjadi daerah penghasil beras. Varietas padi/beras yang tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada lahan pasang surut dapat dikembangkan pada program pemuliaan padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beras indigenous yang berasal dari lahan pasang surut di Kalimantan Tengah, terkait dengan sifat fisik dan kimianya. Ada delapan varietas beras yang dikarakterisasi yaitu Karang Dukuh, Siam Jurut, Siam Pandak, Siam Palun, Siam Palas, Bayar Pahit, Rantul dan Siam Unus. Sifat fisik yang dianalisis adalah dimensi, kekerasan dan derajat putih. Sedangkan sifat kimia yang diamati adalah kadar amilosa, lemak dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Siam Palas, Siam Pandak, Bayar Pahit, Rantul merupakan beras dengan bentuk medium, sedangkan empat lainnya merupakan beras dengan bentuk ramping (slender). Nilai derajat putih beras berkisar antara 45.3-50.9 yang setara dengan derajat sosoh 83-93%. Beras tersebut memiliki kadar amilosa berkisar antara 26.23-29.17%, yang termasuk beras dengan kadar amilosa tinggi. Sedangkan kadar lemaknya cukup rendah, berkisar antara 0,32-0,62%. Dari penelitian ini diketahui bahwa beras dari lahan pasang surut memiliki kadar amilosa yang tinggi yang memiliki potensi indeks glikemik yang rendah.  AbstractRice is one of important staple food of world’s population. Tidal swamp land have potential resouces to be rice production area. Rice varieties that grows and well adapted in tidal swamp land can be developed in breeding program. The aims of this study was to investigate the physical and chemical characteristics of indigenous rice from tidal swamp land in Central Kalimantan. Paddy got from paddy breeder in Central Kalimantan. There are eight indigenous varieties of rice which is characterized namely Siam Palas, Siam Jurut, Siam Pandak, Siam Palun, Bayar Pahit, Rantul, Karang Dukuh and Siam Unus. The physical properties that observed were dimensions, hardness and whiteness. Amylose, fat and moisture content were the chemical properties that analyses. The result showed that based on shape, Siam Palas, Siam Pandak, Bayar Pahit, Rantul varieties has moderate shape, and the others has slender shape. The whiteness degree of rice ranged between 45.3-50.9 which is equivalent to 83-93% milling degree. The rice had high amylose content ranged between 26.23-29.17. While the fat contents fairly low, ranged between 0.32-0.62%. From this research, rice from tidal swamp land has high amylose content that potential as rice with low glycemic index.  
Penerapan GHP dan GMP Pada Penanganan Pascapanen Padi Di Tingkat Penggilingan (GHP and GMP Implementations in Postharvest Handling of Rice at The Rice Mill Operator Level) Sarastuti Sarastuti; Usman Ahmad; Sutrisno Sutrisno
JURNAL PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v27i2.369

Abstract

AbstrakPenerapan Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) pada penanganan pascapanen padi di tingkat penggilingan di Indonesia masih rendah, bahkan sebagian besar operator tidak memperhatikan tentang standar mutu beras. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan GHP dan GMP pada penanganan pascapanen padi di tingkat penggilingan. Survey dilakukan terhadap enam penggilingan padi penyalur beras mitra Toko Tani Indonesia Center dalam kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM), di wilayah Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan, dan pengambilan sampel gabah dan beras sesuai berdasarkan metode SNI 19-0428-1998. Analisis mutu dilakukan berdasarkan metode SNI 01-0224-1987 untuk gabah dan SNI 6128:2015 untuk beras. Penilaian kesesuaian penerapan GHP dan GMP dilakukan berdasarkan praktek yang dilakukan responden, dibandingkan terhadap pedoman GHP dan GMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedoman GHP dan GMP belum sepenuhnya diterapkan oleh penggilingan padi. Tingkat kesesuaian penanganan pascapanen padi adalah 52.9% untuk GHP dan 66.7% untuk GMP. Ketidaksesuaian terhadap pedoman GHP dan GMP dibedakan menurut aspek fasilitas dan penanganan pascapanen padi. Ketidaksesuaian dari aspek fasilitas, yaitu: kondisi bangunan dan gudang penyimpanan tidak dilengkapi pengontrol suhu, tekanan, kelembaban udara, dan perlindungan dari debu, kotoran, binatang pengerat, hama, dan serangga. Ketidaksesuaian pada penanganan pascapanen padi, antara lain: operator penggilingan padi tidak melakukan proses sortasi, pembersihan, dan pemutuan gabah. Selain itu, pengemasan gabah tidak disesuaikan dengan standar kelas mutu. Kondisi tersebut menghasikan beras bermutu rendah berdasarkan persyaratan mutu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/PP.130/8/2017.kata kunci: beras, mutu, pascapanen padi, penggilingan AbstractsIn Indonesia, implementation of Good Handling Practices (GHP) and Good Manufacturing Practices (GMP) in postharvest handling of rice at the rice mill operator level is categorized low, and even most operators do not care about rice quality standards. This study aims to evaluate the application of GHP and GMP on postharvest handling of rice at the rice mill level. The survey was conducted on six rice mills as milled rice supplier to Toko Tani Indonesia Center in the Food Business Community Development (PUPM) activity, in West Java area. The data were collected through interview, field observation, and sampling of rice and milled rice according to SNI 19-0428-1998 method. Quality analysis was conducted based on SNI 01-0224-1987 method for rice and SNI 6128: 2015 for milled rice. Conformity assessment of GHP and GMP implementation was calculated based on respondents' practice, compared to GHP and GMP guidelines. The results show that GHP and GMP guidelines have not been fully implemented by rice mill operators. The postharvest handling conformity level was 52.9% for GHP and 66.7% for GMP. Non-compliance with GHP and GMP guidelines were grouped into two aspects, facilities and postharvest handling of rice. Non-conformity of the facilities aspect, namely: the condition of the building and storage warehouse was not equipped with temperature control, pressure, humidity, and protection from dust, dirt, rodents, pests, and insects. Non-compliance to postharvest handling of rice, among others are lacks of sorting, cleaning, and rice grading processes. In addition, the rice packaging was not adjusted to the quality standards. These conditions result milled rice with low quality according to the Regulation of the Minister of Agriculture Number: 31/ Permentan/PP.130/8/2017. keywords: milled rice, postharvest handling, quality, rice mill operator
ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU PADI PADA PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI dwi yuniarti
JURNAL PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v27i2.370

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur dan perilaku pemasaran padi gabah organik di Kabupaten Boyolali. Metode dasar penelitian ini adalah metode penelitian diskriptif analitik. Responden penelitian merupakan lembaga pemasaran yang terdiri dari petani produsen padi organik dan pedagang padi organik. Responden penelitian terdiri dari 50 petani, 6 penggilingan padi umum, 2 pedagang pengumpul desa dan 1 koperasi.  Tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan analisis pangsa pasar, konsentrasi pasar, Herfindahl-Hirschman index (HHI) dan statistik deskriptif. Analisis jumlah penjual dan pembeli di pasar padi organik menunjukkan bahwa banyak penjual dan beberapa pembeli, responden merupakan anggota asosiasi pemasaran, ada kebebasan keluar masuk pasar, ada arus informasi pemasaran di pasar beras organik, penetapan harga beras organik ditentukan oleh pedagang/pembeli dengan dasar pada harga yang berlaku saat ini. Responden memperoleh informasi pemasaran dari perantara/pedagang. Struktur pasar beras organik ditemukan adalah oligopsoni. Perilaku responden antara lain mayoritas responden menjual padi segera setelah panen, responden bergantung pada pendanaan koperasi atau asosiasi pasar, penjual tidak berkolusi untuk menentukan harga, serta tidak mengiklankan hasil panen untuk dijual, dan mayoritas responden rutin menghadiri pelatihan tentang budidaya atau pemasaran padi.
LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG TADJUDDIN BANTACUT
JURNAL PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v27i2.371

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk merumuskan gagasan Logistik 4.0 yang diaplikasikan pada manajemen rantai pasok beras, khususnya pada Perum BULOG yang mendapat mandat untuk dapat mengendalikan dan menjamin ketersediaan beras di Indonesia. Pengembangan Logistik 4.0 beras mencakup perencanaan sumberdaya, sistem manajemen gudang, sistem manajemen transportasi, sistem taransportasi cerdas, dan keamanan informasi. Berkaitan dengan hal ini, Perum BULOG perlu mengembangkan sistem pengelolaan yang telah ada mengikuti aspek tersebut dengan mengembangkan Sistem-Fisik-Cyber (Cyber-Physical-Systems) sebagai basis Logistik 4.0. Dalam perspektif ini, dua masalah terbesar yang dihadapi Perum BULOG saat ini adalah pengendalian persediaan beras di pasaran dan kinerja rantai pasok. Untuk itu perlu digunakan berbagai teknologi, agar kemampuan pengendalian dan rantai pasok beras Perum BULOG dapat memegang peranan yang strategis dengan memenuhi kualitas pangan (food quality), responsif (responsiveness), efisiensi (efficiency), dan fleksibelitas (flexibility). Diantara teknologi yang dapat digunakan adalah teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Penggunaan teknologi seperti RFID, diharapkan dapat menjadikan Perum BULOG lebih menguasai pasar, dan mampu mengendalikan rantai pasok beras sebagai perwujudan tanggung jawabnya sebagai penyedia dan pengendali logistik beras.
Analisis Mutu Produk Spaghetti Komersil dan Pengembangan Produk Spaghetti Berbasis Tepung Beras, Jagung, Mocaf, Kedelai Nur Kartika Indah Mayasti; Mirwan Ushada; Makhmudun Ainuri
JURNAL PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v27i2.373

Abstract

Produk spaghetti yang telah komersil di pasaran terbuat dari terigu durum dan ada pula yang terbuat dari tepung beras dan tepung jagung, namun proteinnya lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  mutu produk spaghetti komersil sebagai produk pembanding dan mengembangkan pspaghetti dari tepung beras, jagung, mocaf dan kedelai. Penambahan tepung kedelai diharapkan dapat meningkatkan kadar protein. Produk spaghetti ini mengandalkan gelatinisasi dan mekanisme retrogradasi dengan mesin ekstruder pemasak dan pencetak. Variasi penambahan tepung kedelai yaitu  0%, 5%, 10%, 15%, 20% untuk mensubstitusi tepung beras yang awalnya 40 %, sedangkan bahan yang lain adalah tepung mocaf 40 % dan tepung jagung 20 %. Sampel dianalisa kadar protein, cooking time, cooking weight, cooking loss, elongasi, kelengketan, kekerasan, biaya bahannya dan dipilih 3 sampel terbaik untuk diuji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spaghetti formulasi tepung kedelai 5 % adalah perlakuan yang terbaik dengan kadar protein 8,205 % bk yang lebih tinggi dibandingkan spaghetti non terigu yang telah komersil, cooking time 11 menit 30 detik, cooking weight 291,68%, cooking loss 22,70 %, elongasi 320,10 %, kelengketan -38,69, kekerasan  6089,79. Produk ini memiliki aroma, warna, rasa, kekerasan, kelengketan dan penerimaan keseluruhan yang agak disukai. Biaya variabel bahan untuk memproduksi spaghetti/1 kg bahan sebesar Rp 14.650,00.  
Penerapan Model Pertanian Ramah Lingkungan sebagai Jaminan Perbaikan Kuantitas dan Kualitas Hasil Tanaman Pangan Anicetus Wihardjaka
JURNAL PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v27i2.376

Abstract

Keberhasilan peningkatan produktivitas tanaman pangan yang diikuti dengan kelestarian lingkungan hidup merupakan prinsip penerapan sistem pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. Berbagai sistem pertanian ramah lingkungan telah dikembangkan dengan berpedoman pada budidaya pertanian yang baik melalui sinergis antar komponen teknologi, antara lain pengelolaan tanaman terpadu, jajar legowo super, sistem integrasi tanaman-ternak bebas limbah, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu. Melalui sinergi komponen teknologi secara terpadu, penerapan sistem pertanian ramah lingkungan memantapkan capaian produktivitas tanaman pangan, kualitas tanah terpelihara, dan emisi gas rumah kaca dapat tereduksi. Beberapa komponen teknologi yang mampu memberikan hasil tanaman tinggi, emisi gas rumah kaca rendah, dan rendah kontaminan antara lain pengairan berselang, penggunaan bahan organik matang (nisbah C/N rendah) dengan bantuan biodekomposer, pemupukan berimbang, pengendalian hama secara terpadu dengan mengandalkan pestisida nabati, jarak tanam legowo, dan varietas padi unggul rendah emisi.  Melalui pengelolaan tanaman terpadu, hasil padi sawah dapat meningkat hingga 47%, pendapatan petani meningkat 29-76%, dan emisi GRK turun sekitar 18-26%.
Efektivitas Kompos Limbah Jagung Menggunakan Dekomposer Bakteri dan Cendawan pada Tanaman Jagung faesal pate
JURNAL PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v27i2.378

Abstract

Utilization of maize waste as the organic matter sources in agricultural land couldn’t be directly applied, caused by late decomposition prosess. An effort to accelerate of maize waste decomposting needed bioactivator. The research was conducted in green house and Bajeng Research Intallation from March to August 2015. The research was arranged in randomized block design using isolate bacteria and fungus just one or theier combining ie: three bacteria  (B7.1,E7.7and E7.11), three fungus (M7, O5, P7), and four bacteria-fungus combining(B7.1+O5, B7.1+M7, E7.7+P7, B7.1+E7.7+O5), EM4 and N,P,K fertilizer(200,45,60) ha-1as the check treatment. Just one isolate fertilized by 75 percent N,P,K while combine isolate fertilized by 50 percent N,P,K recommended. The results indicated that just one decomposer E7.7 produced high enouugh grain yield not siqnificantly different by N,P,K (200,45,60) and five other just one treatment (E7.11,B7.1,M7 and O5), however siqnificantly different with combining decomposer (B7.1+O5, E7.11+M7, E7.7+P7, B7.1+E7.7+O5 and EM4). This mean that using stalk plus leaf waste maize compost could be subtitution in organic fertilizer untill 25 percent. Meanwhile combining decomposer was good enough for composting stalk and leaf of maize waste ie. isolate B7.1+O5 and E7.7+P7 although not significntly different with the other combine isolate including EM4. Thise case related by applied 50 percent N,P,K inorganic recommended fertilizer did not sufficient to supporting maize nutrient.Key Words: Decomposer, Bacteria, Fungus, Composting,Maize waste

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 32 No. 1 (2023): PANGAN Vol. 31 No. 3 (2022): PANGAN Vol. 31 No. 2 (2022): PANGAN Vol. 31 No. 1 (2022): PANGAN Vol. 30 No. 3 (2021): PANGAN Vol. 30 No. 2 (2021): PANGAN Vol. 30 No. 1 (2021): PANGAN Vol. 29 No. 3 (2020): PANGAN Vol. 29 No. 2 (2020): PANGAN Vol. 29 No. 1 (2020): PANGAN Vol 29, No 1 (2020): PANGAN Vol. 28 No. 3 (2019): PANGAN Vol 28, No 3 (2019): PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN Vol. 28 No. 2 (2019): PANGAN Vol 28, No 1 (2019): PANGAN Vol. 28 No. 1 (2019): PANGAN Vol 28, No 1 (2019): PANGAN Vol 27, No 3 (2018): Vol 27, No 3 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 3 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN Vol 27, No 2 (2018): PANGAN Vol 27, No 1 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 1 (2018): PANGAN Vol 26, No 3 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 3 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 2 (2017): PANGAN Vol 26, No 2 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 1 (2017): PANGAN Vol 26, No 1 (2017): PANGAN Vol. 25 No. 3 (2016): PANGAN Vol 25, No 3 (2016): PANGAN Vol 25, No 3 (2016): PANGAN Vol. 25 No. 2 (2016): PANGAN Vol 25, No 2 (2016): PANGAN Vol 25, No 1 (2016): PANGAN Vol. 25 No. 1 (2016): PANGAN Vol. 24 No. 3 (2015): PANGAN Vol 24, No 3 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 2 (2015): PANGAN Vol 24, No 2 (2015): PANGAN Vol 24, No 1 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 1 (2015): PANGAN Vol. 23 No. 3 (2014): PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN Vol 23, No 2 (2014): PANGAN Vol. 23 No. 2 (2014): PANGAN Vol. 23 No. 1 (2014): PANGAN Vol 23, No 1 (2014): PANGAN Vol. 22 No. 4 (2013): PANGAN Vol 22, No 4 (2013): PANGAN Vol 22, No 3 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 3 (2013): PANGAN Vol 22, No 2 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 2 (2013): PANGAN Vol 22, No 2 (2013): PANGAN Vol 22, No 1 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 1 (2013): PANGAN Vol. 21 No. 4 (2012): PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 3 (2012): PANGAN Vol 21, No 3 (2012): PANGAN Vol 21, No 2 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 2 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 1 (2012): PANGAN Vol 21, No 1 (2012): PANGAN Vol. 20 No. 4 (2011): PANGAN Vol 20, No 4 (2011): PANGAN Vol 20, No 3 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 3 (2011): PANGAN Vol 20, No 2 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 2 (2011): PANGAN Vol 20, No 1 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 1 (2011): PANGAN Vol. 19 No. 4 (2010): PANGAN Vol 19, No 4 (2010): PANGAN Vol 19, No 3 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 3 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 2 (2010): PANGAN Vol 19, No 2 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 1 (2010): PANGAN Vol 19, No 1 (2010): PANGAN Vol 18, No 4 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 4 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 3 (2009): PANGAN Vol 18, No 3 (2009): PANGAN Vol 18, No 2 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 2 (2009): PANGAN Vol 18, No 1 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 1 (2009): PANGAN Vol. 17 No. 3 (2008): PANGAN Vol 17, No 3 (2008): PANGAN Vol 17, No 2 (2008): PANGAN Vol. 17 No. 2 (2008): PANGAN Vol 17, No 2 (2008): PANGAN Vol 17, No 1 (2008): PANGAN Vol. 17 No. 1 (2008): PANGAN Vol 16, No 1 (2007): PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN Vol. 15 No. 2 (2006): PANGAN Vol 15, No 2 (2006): PANGAN Vol 15, No 1 (2006): PANGAN Vol. 15 No. 1 (2006): PANGAN More Issue