cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Dakwah
ISSN : 16938054     EISSN : 2581236X     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
FOCUS The focus is to provide readers with a better understanding of dakwah knowledge and activities the life on Indonesian Muslims. SCOPE The subject covers textual and fieldwork studies with various perspectives of communication and broadcasting Islam, guidance and counseling Islam, management dakwah, development of Islamic societies and many more. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 41, No 2 (2021)" : 7 Documents clear
Rekonstruksi dakwah era revolusi media studi kasus pergolakan Front Pembela Islam Muchammad Machrus Zaman; Ahmad Nurchois
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v41.2.9420

Abstract

This research that is Islam in Indonesia is a religion in great demand by the public (the majority). This at the same time brings Islamic da'wa to various kinds of developments. The dynamics of the development of da'wa from time to time also experienced significant changes from various aspects. In addition, many Community Organizations (Ormas) were established to strengthen resilience. Where should be with the frills of the majority of Muslims, able to preach very freely and easily accepted by the community? However, in reality, people are increasingly afraid because many community organizations (Ormas) have different opinions and blame each other. The Islamic Defenders Front (FPI) is one of the Islamic community organizations (Ormas) that emerged because of its controversial preaching. This study uses a qualitative method with a historical approach, while the research specifications used are descriptive. The results of the study show that da'wa in the current era is experiencing a setback due to the pros and cons of Islamic community organizations (Ormas). Because the majority of Muslims in Indonesia are only concerned with the social status of each individual, not mutually reinforcing one another. Therefore, this incident can be overcome with Islamic community organizations (Ormas) who preach according to Islamic law, not by violence, both verbally and physically, and mutually reinforcing towards an Indonesian Islam that is Rahmatan Lil Alamin.***Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa agama Islam di Indonesia menjadi agama yang banyak diminati oleh masyarakat (Mayoritas). Hal ini sekaligus membawa dakwah Islam menuai berbagai macam perkembangan. Dinamika perkembangan dakwah dari masa ke masa pun mengalami perubahan yang signifikan dari berbagai aspek. Selain itu, banyak Organisasi Masyarakat (Ormas) yang didirikan guna memperkuat ketahanan. Di mana seharusnya dengan embel-embel mayoritas umat Muslim, mampu berdakwah dengan sangat leluasa dan mudah diterima oleh masyarakat. Namun kenyataannya, masyarakat semakin takut karena banyaknya Organisasi masyarakat (Ormas) yang berbeda pendapat dan saling menyalahkan satu sama lain. Front Pembela Islam (FPI) menjadi salah satu Organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang muncul karena dakwahnya yang kontroversial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif  dengan pendekatan historis, sedangkan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah di era saat ini mengalami kemunduran yang diakibatkan pro-kontra Organisasi masyarakat (Ormas) Islam itu sendiri. Karena mayoritas Muslim di Indonesia hanya mementingkan status sosial setiap individu, bukan saling menguatkan satu sama lain. Oleh karenanya kejadian ini bisa diatasi dengan Organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang berdakwah sesuai syari’at Islam, tidak dengan kekerasan baik secara verbal maupun fisik dan saling menguatkan untuk menuju Islam Indonesia yang Rahmatan Lil Alamin. 
Etika stand up comedy dalam proses penyampaian dakwah nurul kifayah; moh abdulwahib tsalatsa
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v41.2.9361

Abstract

The Islamic da’wah method has undergone many innovations as it adapts to the needs of mankind, especially supported by the presence of increasingly sophisticated technology and provides many conveniences for the activities of human life. Stand-up comedy da’wah is one form of innovation from the Islamic da’wah method as well as a virtual public space product that has now been in great demand by the public. Nevertheless, the presence of stand-up comedy invites pros and cons. Some scholars argue that stand-up comedy is not allowed because it looks like playing with religion, while some other scholars consider that it is permissible with due regard to limitations. This study aims to review the effectiveness of stand-up comedy da’wah amid the globalization era and discusses the ethics of stand-up comedy da’wah when delivering da’wah messages. This research uses the descriptive qualitative method. The data in this study were taken from documentation and audiovisual data in the form of youtube shows. The research results show that stand-up comedy da’wah, a product of virtual public spaces, has been successfully favored by the community, especially rural communities. In addition, preachers who have brought stand-up comedy as a way of da’wah can be seen from the method used by preachers in conveying messages through jokes. Even so, the message of da’wah is not entirely conveyed using jokes. That is, da’i uses ethics in preaching through stand-up comedy, by providing joke limits in conveying da’wah’s message. Stand-up comedy in da’wah must have ethical and aesthetic standards that must be met in carrying out da’wah. ***Metode dakwah Islam seiring berjalannya waktu telah mengalami banyak inovasi baru sebagaimana menyesuaikan dengan kebutuhan umat manusia, terlebih didukung dengan hadirnya teknologi yang semakin canggih dan memberikan banyak kemudahan bagi aktivitas kehidupan manusia. Stand up comedy dakwah merupakan salah saatu bentuk inovasi dari metode dakwah Islam sekaligus menjadi produk ruang publik virtual yang kini telah banyak diminati oleh masyarakat. Meskipun demikian, kehadiran stand up comedy mengundang pro dan kontra. Beberapa ulama berpendapat bahwa tidak diperbolehkannya stand up karena terlihat seperti mempermainkan agama, sementara beberapa ulama lain menganggap bahwa hal tersebut diperbolehkan dengan tetap memperhatikan batasan-batasan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau efektifitas stand up comedy dakwah di tengah era globalisasi serta membahas tentang etika stand up comedy dakwah yang perlu diperhatikan ketika menyampaikan pesan dakwah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini diambil dari dokumentasi dan data audiovisual berupa tayangan youtube. Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa stand up comedy dakwah yang menjadi produk dari ruang publik virtual berhasil digemari masyarakat, terlebih masyarakat pedesaan. Selain itu, da’i yang telah membawakan stand up comedy sebagai jalan dakwah, hal ini terlihat dari cara yang digunakan da’i dalam menyampaikan pesan melalui selingan joke. Meskipun begitu, pesan dakwah tidak secara keseluruhan disampaikan menggunakan jokes. Artinya, da’i menggunakan etika dalam berdakwah melalui stand up comedy, dengan cara memberikan batasan lawakan dalam menyampaikan pesan dakwah. Stand up comedy dalam dakwah harus memiliki standar etis dan estetis yang harus dipenuhi dalam melakukan dakwah. 
Dakwah digital sebagai sarana peningkatan pemahaman moderasi beragama dikalangan pemuda Fathurrrahman 'Arif Rumata; Muh. Iqbal; Asman Asman
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v41.2.9421

Abstract

Digital da'wah was chosen to be one of the solutions in increasing understanding of religious moderation, giving a new color in world da'wah. Its effectiveness and easy access are the reasons for the existence of da'wah through digital. but behind the conveniences offered there are difficulties and challenges that must be faced. Lack of wisdom in the use of technology often has a serious impact on users. For example, the emergence within among others to the decline in awareness of moderation in religion. This paper wants to examine how big the impact of digital da'wah is in increasing the understanding of moderation in religion among youth, as well as how the etiquette is in digital da'wah. This research data is sourced from digital literature such as online news, journals, websites, online documents. The collected data is then reduced and constructed into a whole and fresh new concept. Data analysis was carried out using content analysis with intertextuality and meaning of creativity. The results of the study show that generational familiarity with social media opens up great opportunities for severe preachers, especially from the youth in spreading da'wah content digitally. This is very supportive in conveying the importance of religious moderation in order to prevent conflicts that arise in the life of a heterogeneous society.***Dakwah digital dipilih menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan pemahaman moderasi beragama telah memberikan warna baru dalam dunia dakwah. Efektivitas dan mudahnya akses menjadi alasan eksistensi dakwah melalui digital. namun dibalik kemudahan-kemudahan yang ditawarkan ternyata terdapat kesulitan-kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi. Kurang bijaknya dalam penggunaan teknologi kerapkali menimbulkan dampak serius bagi para user. Misalnya, timbulnya intoleran antar sesama sampai turunnya kesadaran akan moderasi dalam beragama. Tulisan ini ingin menguji seberapa besar dampak dakwah digital dalam meningkatkan pemahaman moderasi dalam beragama di kalangan pemuda, serta bagaimana adab-adab dalam berdakwah digital. Data penelitian ini bersumber dari literatur digital seperti, berita online, jurnal, website, maupun dokumen-dokumen online. Data-data yang terkumpul, kemudian direduksi dan di konstruksi menjadi konsep baru yang utuh dan fresh. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis isi yang mengedepankan intertextualities dan meaning creativity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keakraban generasi mudah dengan media sosial membuka peluang yang besar bagi parah pendakwah khususnya dari kalangan pemudah dalam menyebarkan konten dakwah secara digital. Hal ini sangat mendukung dalam penyampaian tentang pentingnya moderasi beragama guna mencegah konflik yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang heterogen.
Peran Kementerian Agama dalam mempromosikan moderasi beragama di era digital firmanda taufiq; ayu maulida alkholid
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v41.2.9364

Abstract

Religious moderation is an important key in the religious diversity landscape. This concept is one of the alternatives and solutions amid various conflicts and problems in the name of the division in the name of religion, especially in Indonesia. These problems must be responded to and find solutions so that religious problems in Indonesia can be unraveled. Especially during the digital era like today, promoting and actualizing religious moderation in the context of religion in Indonesia is an absolute must. This study seeks to explore and examine the role of the Ministry of Religion as one of the government institutions that functions as a policymaker in religious activities, especially in the issue of implementing religious moderation in Indonesia, especially in the context of the current digital era. This study uses a descriptive-analytical approach by taking some data and references sourced from several journal articles, books, and the Ministry of Religion website, as well as various kinds of literature that support the topic in the discussion of this research. Researchers found that the Ministry of Religion seeks to encourage religious moderation in its policies and programs, especially in dealing with religious conflicts in Indonesia, especially conflicts between religious believers, strengthening radicalism, and the emergence of transnational religious ideas that have begun to develop and enter Indonesia, as well as spreading understanding in a structured and massive manner. This is done to muffle and reduce the occurrence of various acts and acts of radicalism and extremism in Indonesia. ***Moderasi beragama merupakan kunci penting dalam lanskap keragaman agama. Konsep ini menjadi salah satu alternatif dan solusi di tengah berbagai konflik dan permasalahan yang mengatasnamakan pemecahbelahan atas nama agama, khususnya di Indonesia. Permasalahan-permasalahan tersebut harus direspon dan dicarikan solusi agar permasalahan keagamaan di Indonesia dapat terurai. Apalagi di tengah era digital seperti sekarang ini, menggalakkan dan mengaktualisasikan moderasi beragama dalam konteks beragama di Indonesia menjadi hal yang mutlak. Kajian ini berupaya menelusuri dan mengkaji peran Kementerian Agama sebagai salah satu lembaga pemerintah yang berfungsi sebagai pembuat kebijakan dalam kegiatan keagamaan, terutama dalam persoalan implementasi moderasi beragama di Indonesia, terutama dalam konteks era digital saat ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif-analisis dengan mengambil beberapa data dan referensi yang bersumber dari beberapa artikel jurnal, buku, dan website Kementerian Agama, serta berbagai literatur yang mendukung topik dalam pembahasan penelitian ini. Peneliti menemukan bahwa Kementerian Agama berupaya untuk mendorong moderasi beragama dalam kebijakan dan programnya, terutama dalam menangani konflik agama di Indonesia, khususnya konflik antarumat beragama, menguatnya paham radikalisme, dan munculnya ide-ide keagamaan transnasional yang sudah mulai berkembang dan masuk ke Indonesia, serta menyebarkan pemahamannya secara terstruktur dan masif. Hal ini dilakukan untuk meredam dan mengurangi terjadinya berbagai aksi dan tindakan radikalisme dan ekstremisme di Indonesia.
Kartun sebagai media dakwah bagi anak-anak: Studi pada tayangan Upin dan Ipin bima surya febbriyanto; samsul rifa'i
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v41.2.9362

Abstract

Da'wa through film media has been widely carried out, including cartoons. In general, Upin and Ipin animations incorporate more Islamic values into their shows, not just ordinary cartoon shows. In contrast to other cartoons, animation that makes children the target of the message must pay attention to the message, language, and context by the object. Making children mad’u da’wah requires special materials according to their needs and packaged lightly so that they are easily accepted. This study aims to explain how much Upin and Ipin shows contain da’wah messages in each episode, as well as what forms of da’wah material are contained in Upin and Ipin shows. The descriptive quantitative method was chosen as the approach to get a clear picture of the data. Data were taken randomly as many as 30 of 240 episodes. Data is analyzed simply by giving meaning to the numbers. The results showed that 90 % of the shows contained da’wah methods or elements of da’wah. Meanwhile, 10% of the rest shows that do not display da’wah messages. This shows that the Upin and Ipin shows, judging from the material, have three elements of da’wah. First, the show is very child-friendly, there is no element of violence or pornography in the show. Second, it contains an element of entertainment so that the material is easily accepted by children. The audio-visual presentation displayed by the program makes children more interested and not bored. Third, to meet the needs of children in terms of quality shows and full of noble values. Such as values about filial piety and respect for parents, please help fellow friends, respect differences, uphold a sense of tolerance, keep the environment clean, learn to explore nature, love the homeland, and have faith in Allah SWT.***Dakwah melalui media film telah banyak dilakukan, tak terkecuali film kartun. Bukan hanya tayangan kartun biasa seperti pada umumnya, animasi Upin dan Ipin lebih banyak memasukkan nilai-nilai keislaman ke dalam tayangannya. Berbeda dengan film kartun lainnya, animasi yang menjadikan anak-anak sebagai sasaran pesan harus memperhatikan pesan, bahasa, dan konteks yang sesuai dengan objeknya. Menjadikan anak-anak sebagai mad’u dakwah membutuhkan materi khusus sesuai dengan kebutuhannya serta dikemas dengan ringan agar mudah diterima. Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang seberapa besar tayangan Upin dan Ipin memuat pesan dakwah dalam setiap episodenya, serta apa saja bentuk materi dakwah yang terkandung dalam tayangan Upin dan Ipin. Metode kuantitatif deskriptif dipilih sebagai pendekatan agar mendapatkan gambaran yang jelas tentang data. Data diambil secara random sebanyak 30 dari 240 episode. Data dianalisis secara sederhana dengan memberikan makna atas angka-angka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 90% tayangan memuat metode dakwah ataupun unsur dakwah. Sedangkan 10% dari sisanya adalah tayangan yang tidak menampilkan pesan dakwah. Hal ini menunjukkan bahwa tayangan Upin dan Ipin, dilihat dari materi, memiliki tiga unsur dakwah. Pertama, tayangan yang sangat ramah pada anak-anak, tidak ada unsur kekerasan ataupun pornografi dalam tayangan. Kedua, mengandung unsur hiburan sehingga materi mudah diterima oleh anak-anak. Sajian audio visual yang ditampilkan oleh tayangan lebih membuat anak-anak tertarik dan tidak bosan. Ketiga, mencukupi kebutuhan anak-anak dalam hal tontonan berkualitas serta sarat akan nilai-nilai yang luhur. Seperti nilai tentang berbakti dan menghormati orang tua, tolong menolong pada sesama teman, menghargai perbedaan, menjunjung tinggi rasa toleransi, menjaga kebersihan lingkungan, belajar mengexplorasi alam, cinta pada tanah air, serta beriman kepada Allah Swt.
The contestation of da’wa on Youtube: Comparative study of Syubbanul Muslimin and At-Taufiq Salawat Group Diya Annisaul Fauziah; Bobby Rachman Santoso
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v41.2.9419

Abstract

In the development of da'wa, it is necessary to use media that is following the interests of the community, technology also plays an important role in the development of da'wa. Youtube is widely known by the public and can provide videos according to the wishes of customers so that they can provide Salawat services in the development of da'wa. The purpose of this journal is to find out that YouTube is the right da'wa medium to be used for the community, Salawat is the most emphasized in the da'wa media because Salawat is an art that the majority of people are interested in. The method used in this study is qualitative with a critical analysis approach, data collection techniques in this study are observation and interviews. This research was conducted so that the public understands the contestation between Syubbanul Muslimin and At-Taufiq in the development of da'wa and the impact of competition in the development of da'wa on netizens. With this journal, there will be problems. Why is there a contestation between Syubbanul Muslimin and At-Taufiq in the development of da'wa? And what is the impact of Syubbanul Muslimin and At-Taufiq competition in the development of da'wa for netizens? The results of this journal research explain that the two Salawat have healthy competition in providing attractiveness to the community, as one of the efforts in developing da'wa. Some netizens revealed that the competition between the two groups had a positive impact in the world of da'wa through youtube, that youtube was able to provide freedom of access to its followers, one of which was as an effective da'wa media. ***Pengembangan dakwah perlu menggunakan media yang mengikuti kepentingan masyarakat, teknologi juga berperan penting dalam pengembangan dakwah. Youtube dikenal luas oleh masyarakat dan dapat memberikan video sesuai keinginan pelanggan sehingga dapat memberikan layanan Salawat dalam pengembangan dakwah. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui bahwa youtube merupakan media dakwah yang tepat untuk digunakan bagi masyarakat, Salawat paling ditekankan dalam media dakwah karena Salawat merupakan seni yang diminati oleh sebagian besar masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan analisis kritis, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan agar masyarakat memahami kontestasi Syubbanul Muslimin dan At-Taufiq dalam pengembangan dakwah dan dampak persaingan dalam pengembangan dakwah pada netizen. Dengan jurnal ini, akan ada masalah. Mengapa ada kontestasi antara Syubbanul Muslimin dan At-Taufiq dalam pengembangan dakwah? Dan apa dampak kompetisi Syubbanul Muslimin dan At-Taufiq dalam pengembangan dakwah bagi netizen? Hasil penelitian jurnal ini menjelaskan bahwa kedua grup Salawat memiliki persaingan yang sehat dalam memberikan daya tarik kepada masyarakat, sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan dakwah. Beberapa netizen mengungkapkan bahwa persaingan antara kedua kelompok tersebut berdampak positif dalam dunia dakwah melalui youtube, bahwa youtube mampu memberikan kebebasan akses kepada para pengikutnya, salah satunya sebagai media dakwah yang efektif.
Strategi dakwah dalam meminimalisir penyebaran informasi hoax di media sosial Mahmuddin Mahmuddin; Siti Nasriah
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v41.2.8873

Abstract

This study aims to determine the da'wa strategy in minimizing the spread of hoax information on social media for UIN Alauddin Makassar students. Focused on how to recognize hoax information in the media, what factors caused the spread of hoax information and what strategic da'wa steps were taken to minimize the spread of hoax information on social media for UIN Alauddin Makassar students. This research is descriptive qualitative research using social media and da'wa approaches. The data sources of this research were students of UIN Alauddin Makassar using data collection methods through observation, questionnaires, interviews, and documentation. The results showed that the ways to recognize hoax information on social media were checking the site and article quality, checking the truth of the information, being aware of provocative titles, checking facts, checking the authenticity of photos, participating in anti-hoax discussion groups. The factors that caused the spread of hoax information on social media by UIN Alauddin Makassar students were prioritizing substance over news sources, liking to share and being lazy to read, being too anxious, and feeling threatened by danger, the most updated and wanting recognition. The strategic steps for da'wa in minimizing the spread of hoax information on social media for UIN Alauddin Makassar students are to be careful of news from wicked people, spreading hoax information is a sin, spreading hoax information can make others miserable. The implication of this research is the need for awareness to recognize hoax information and not spread it to irresponsible parties.***Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dakwah dalam meminimalisir penyebaran informasi hoax di media sosial bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Terfokus pada bagaimana cara mengenali informasi hoax di media, faktor-faktor apa yang menyebabkan tersebarnya informasi hoax dan langkah strategis dakwah apa yang dilakukan dalam meminimalisir penyebaran informasi hoax di media sosial bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan media sosial dan dakwah. Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa UIN Alauddin Makassar dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara mengenali informasi hoax di media sosial adalah memeriksa situs dan kualitas artikel, memeriksa kebenaran informasi, waspada dengan judul provokatif, memeriksa fakta, mengecek keaslian foto, ikut serta grup diskusi anti hoax. Adapun faktor-faktor penyebab tersebarnya informasi hoax di media sosial oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar adalah memprioritaskan substansi dari pada sumber berita, suka berbagi dan malas membaca, terlalu cemas dan merasa terancam akan terjadi bahaya, paling update dan ingin pengakuan. Adapun langkah strategis dakwah dalam meminimalisir penyebaran informasi hoax di media sosial bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar adalah  berhati-hati terhadap berita dari orang-orang fasik, menyebarkan informasi hoax adalah dosa, menyebarkan informasi hoax dapat menyengsarakan orang lain. Implikasi penelitian ini adalah perlunya ada kesadaran untuk mengenali informasi hoax dan tidak menyebarkannya kepada pihak yang tidak bertanggung jawab.

Page 1 of 1 | Total Record : 7