cover
Contact Name
Dr. Waras Nurcholis, MSi
Contact Email
jurnaljamuindonesia@apps.ipb.ac.id
Phone
+628179825145
Journal Mail Official
jurnaljamuindonesia@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
TropBRC, Gedung CRC Lantai 2, Kampus IPB Taman Kencana, Jl. Taman Kencana No. 3, 16128
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jamu Indonesia
ISSN : 24077178     EISSN : 24077763     DOI : 10.29244
Jurnal Jamu Indonesia (JJI) didedikasikan untuk pertukaran informasi dan pemahaman keilmuan yang meluas mengenai pengembangan dunia jamu melalui penerbitan makalah-makalah Ilmiah. Tema makalah ilmiah yang menjadi lingkup JJI meliputi tema riset jamu dari hulu kehilir yang tidak terbatas pada riset etnobotani dan pengetahuan lokal, eksplorasi, Konservasi, Domestikasi sumberdaya hayati terkait jamu, pemuliaan varietas, pengembangan Good Agricultural and Collection Practices (GACP) bahan baku jamu, pengembangan standar bahan baku dan produk jamu, pengembangan produk jamu, Identifikasi senyawa aktif serta sintesisnya, Mekanisme kerja bioaktivitas formula jamu, aspek sosial dan ekonomi terkait dengan pengembangan jamu.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 3 (2016): Jurnal Jamu Indonesia" : 5 Documents clear
Prediksi Senyawa Aktif Pada Tanaman Obat Berdasarkan Kemiripan Struktur Kimiawi untuk Penyakit Diabetes Tipe II Rizal Bakri; Hari Wijayanto; Farit Mochamad Afendi
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 1 No. 3 (2016): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839 KB) | DOI: 10.29244/jji.v1i3.18

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang dicirikan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah. Di Indonesia jumlah penderita diabetes menempati urutan keempat di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Cina dengan jumlah penderita mencapai lebih dari 12 juta jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi diabetes adalah mengkonsumsi obat herbal berupa jamu sebagai alternatif obat sintetik. Pusat Studi Biofarmaka Bogor sedang mengembangkan ramuan jamu untuk penyakit Diabetes Melitus Tipe II yang terdiri dari empat tanaman obat yaitu pare (Momordica charantia), sembung (Blumea balsamifera), bratawali (Tinospora crispa), dan jahe (Zingiber officinale). Kandungan senyawa keempat tanaman diduga memiliki aktivitas biologis yang mirip dengan senyawa sintetik. Pada prinsipnya, diasumsikan bahwa senyawa yang struktur kimiawinya mirip memiliki sifat biologis yang mirip. Kemiripan senyawa diukur menggunakan koefisien Modifikasi Tanimoto dengan sidik jari molekuler KR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Bratawali merupakan tanaman utama pada ramuan jamu untuk penyakit diabetes berdasarkan jumlah kandungan senyawa yang dominan mirip dengan senyawa sintetik yaitu senyawa N-trans-feruloyltyramine (B015) dan N-formylanonaine (B018). Selanjutnya, Senyawa-senyawa yang memiliki nilai kemiripan tinggi dengan senyawa sintetik diperoleh pula pada senyawa karaviloside I (P195) dari tanaman pare, senyawa xanthoxylin (S002) dari tanaman sembung, senyawa borneol (J207) dan (-)- isoborneol (J226) dari tanaman Jahe.
Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Lasianthus Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa R. Subekti Purwantoro; Hartutiningsih-M. Siregar; Sudarmono Sudarmono; Andria Agusta
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 1 No. 3 (2016): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.122 KB) | DOI: 10.29244/jji.v1i3.19

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat antibiotik dari ekstrak tumbuhan Lasianthus terhadap aktivitas bakteri Pseudomonas aeruginosa secara in-vitro. Ekstrak yang diuji adalah daun Lasianthus laevigatus, L. furcatus, dan L. obscurus. Ekstraksi tumbuhan dilakukan secara maserasi bertingkat dengan menggunakan ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol. Potensi eskstrak sebagai antibakteri diuji melalui penghambatan aktivitas bakteri P. aeruginosa dengan menggunakan metode kertas cakram pada media agar Mueller-Hinton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol pada daun L. furcatus memperlihatkan daya hambat tertinggi dengan zona hambat 12 mm (konsentrasi 50 μg), 19.5 mm (konsentrasi 100 μg), dan 20 mm (konsentrasi 200 μg), diikuti oleh L. obscurus dengan zona hambat 11 mm (konsentrasi 50 μg), 13 mm (konsentrasi 100 μg), dan 18.5 mm (konsentrasi 200 μg), sedangkan penggunaan ekstrak n-heksana dan etil asetat daya hambatnya rendah di bawah 10 mm, terkecuali ekstrak n-heksana pada daun L. obscurus daya hambat tinggi dengan zona hambat 11 mm (konsentrasi 50 μg).
Sineol dalam Minyak Kayu Putih sebagai Pelangsing Aromaterapi Irmanida Batubara; Irma Herawati Suparto; Fiqa Annisa Rakhmatika
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 1 No. 3 (2016): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.486 KB) | DOI: 10.29244/jji.v1i3.20

Abstract

Cajuput is one of plants containing essential oil with cineole as a major component. This aim of study is to separate cineole in cajuput oil and to analyze its potency as slimming aromatherapy through in vivo assay. The essential oil was fractionated by column chromatography resulting 23 fraction (F1-F23). Cajuput oil, cineole, and F9 were analyzed by gas chromatograph-mass spectrometer, and the slimming aromatherapy potency was studied on white adult male Sprague-Dawley rats. Inhalation result of cineole showed that the average body weight of rats after 5 weeks treatment period was lower than that of the normal and the control groups which consumed high cholesterol feed. In conclusion, cineole is a compound that is potential in slimming aromatherapy.
Penguraian Mekanisme Kerja Jamu Berdasarkan Jejaring Bahan Aktif-Protein Target-Gene Ontology Vitri Aprilla Handayani; Farit Mochamad Afendi; Wisnu Ananta Kusuma
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 1 No. 3 (2016): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.201 KB) | DOI: 10.29244/jji.v1i3.21

Abstract

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia. Pada dasarnya obat herbal yang dibuat dari bahan-bahan alami yang diambil dari beberapa bagian dari tanaman obat yang mengandung beberapa zat dan senyawa yang penting dan bermanfaat bagi tubuh. Sejauh ini, khasiat untuk beberapa jenis jamu secara empiris telah terbukti. Dalam peneitian ini, kami bermaksud untuk menguraikan mekanisme kerja jamu menggunakan pendekatan komputasi. Penelitian ini berfokus pada ramuan jamu type 2 diabetesyang terdiri dari empat tanaman, yaitu: jahe, bratawali, sembung, dan pare. Kerangka analisis awal dengan membentuk 3 komponen jejaring yang terdiri dari: (1) bahan aktif tanaman (diperoleh dari Knapsack: 58 senyawa aktif), (2) protein target (diperoeh dari database pubchem: 416 protein target), dan (3) gene ontoogy(diperoeh dari database DAVID: 3104 GO). Selanjutnya, kami menerapkan analisis klaster-klasterdengan menggunakan konsep graf tri-partite. Graf tri-partite digunakan untuk mengelompokkan komponen-komponen penyusun jejaring dari empat tanaman yang disebutkandiatas, sehingga diperoleh system bagian-bagian penyusun ramuan jamu. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan mekanisme kerja jamu. Menggunakan metode fuzzy clustering pada data jejaring, kami memperoleh 15 senyawa aktif yang diduga potensial sebagai antidiabetes berada dalam kelompok berbeda. Pada 15 senyawa aktif memiliki nilai peluang cukup tinggi terbagi dalam kelompok yang berbeda, setiap kelompok terdiri dari pasangan bahan aktif yang memiliki efek sinergis tinggi. Berdasarkan koneksi antara klaster-klasterprotein dan GO-BP, penelitianini memperoleh informasi protein-protein yang menyebabkan T2D dan mekanisme proses biologis yang terkait. T2D bukan hanya disebabkan oleh protein kelainan sekresi insulin (insulin-merendahkan enzim isoform 1) saja, tetapi juga disebabkan oleh protein lain yang terlibat dalam penghambatan insulin di pankreas.
Growth and Yield Response of Rodent Tuber (Typhonium flagelliforme (Lodd.) Blume) under Different Light Intensities and Concentrations of Paclobutrazol Noorwitri Utami; Lukita Devy; Arief Arianto
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 1 No. 3 (2016): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB; Tropical Biopharmaca Research Center - Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.84 KB) | DOI: 10.29244/jji.v1i3.22

Abstract

Rodent tuber (Typhonium flagelliforme (Lodd) Blume) is one of the medicinal plants used for anticancer treatment, but the information on the cultivation of the plant is limited. The objectives of this research was to study the effect of light intensity and concentration level of paclobutrazol on growth and yield of rodent tuber. This research was conducted at Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia. This experiment arranged in a split plot design with three replications. The main plot is light intensity (35, 55, and 100%). The sub plot is concentration level of paclobutrazol (0, 50, 100, and 150 ppm). Paclobutrazol applied as soil drench at one month after planting. In each application 500 ml solution was used. Variables observed consisted of plant height, number of leaves, leaf length, leaf width, leaf and tuber fresh weight; and leaf and tuber dry weight. Data were analyzed using analysis of variance and Duncan Multiple Range test at 5%. The result showed that interaction between light intensity and paclobutrazol affected the whole observed variable. Dry weight of tuber under 35% light intensity was lower than those in other light intensity for all treatments of paclobutrazol. Full sunlight intensity showed better dry weight in all treatments of paclobutrazol. However the dry weight decreasing significantly at 150 ppm paclobutrazol, but still higher than those in 35% light intensity. Therefore, rodent tuber is better cultivated under full sunlight and 55% light intensity with 100 ppm paclobutrazol.

Page 1 of 1 | Total Record : 5