cover
Contact Name
Lalan Ramlan
Contact Email
lalan_ramlan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Seni Makalangan
ISSN : 23555033     EISSN : 27148920     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
TARI JAIPONGAN GAYANA KARYA GONDO DI KLINIK TARI GONDO ART PRODUCTION Gustari Tri Andini; Risa Nuriawati
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2707

Abstract

Agus Gandamanah (Gondo) adalah seorang kreator muda Jaipongan sekaligus pemilik sanggar Klinik Tari Gondo Art Production (GAP). Ia banyak menciptakan tari Jaipongan dengan gayanya sendiri. Salah satu karya uniknya adalah Tari Jaipongan Gayana. Nama tarinya dipandang, terdiri atas suku kata ‘gaya’ dan ‘na’ yang memiliki arti ‘gayanya’ Gondo. Gerak-geraknya tidak hanya khas Jaipongan, tetapi memiliki gerak-gerak esensi robotik dan etnik kreatif. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk melakukan pengkajian (penelitian), khususnya kreativitas Gondo dalam penciptaan Tari Jaipongan Gayana. Untuk mengkaji kreativitas Gondo tersebut, digunakan konsep pemikiran Rhodes 4P yaitu: person, process, press, dan product. Penelitian kualitatif dipakai dengan menggunakan dengan pendekatan deskripsi analisis. Adapun hasil yang dicapai yaitu terungkapnya proses kreatif Gondo dalam menciptakan Tari Jaipongan Gayana. Penciptaan tari tersebut, didorong oleh faktor internal dan faktor eksternal, Dilakukan melalui suatu proses yang cukup panjang dan melibatkan seniman lain. Karya tari tersebur dibangun dengan tiga unsur estetika utama yaitu: koreografi, musik, dan rias-busana. ABSTRACT JAIPONGAN GAYANA DANCE BY GONDO AT THE GONDO ART PRODUCTION DANCE CLINIC, June 2023. Agus Gandamanah (Gondo) is a young creator of Jaipongan and the owner of Gondo Art Production (GAP) Dance Clinic. He has created many Jaipongan dances with his own style, one of his unique works is Jaipongan Gayana dance. Some of the unique factors that are interesting among others; Its unique name is taken from the words 'gaya (style)' and 'na' which means Gondo's 'style', and its movements that are not only typical of Jaipongan movements but also having the essence of robotic and creative ethnic movements. This interests the author to do a study (research), especially focusing on Gondo's creativity in creating Jaipongan Gayana dance. In order to achieve optimum results in the study of Gondo's creativity in the creation of the Jaipongan Gayana dance, the author uses the basis of Rhodes' concept of thought (4Ps namely person, process, press, and product). In line with this concept of thought, this qualitative research uses the method of a descriptive analysis approach. The results achieved from this study are the disclosure of Gondo's creative process in the creation of Jaipongan Gayana dance, that is started from himself who is aware of his dancing style which became the conceptual idea in the creation of Jaipongan Gayana dance, which is also supported by internal and external factors, carried out through a quite long process and involved other artists, so that a form of Jaipongan Gayana dance is created which is built with three main aesthetic elements, namely; choreography, musical accompaniment, and make-up and costume. Keywords: Gondo, Creativity, Jaipongan Gayana Dance.
TARI PIRING DALAM KESENIAN RANDAI DI SANGGAR PALITO NYALO KOTA PADANG SUMATERA BARAT Julia Halimah Tusakdiah; Turyati Turyati
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2702

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Tari Piring dalam Kesenian Randai di Sanggar Palito Nyalo. Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat yang diajarkan dan dipopulerkan oleh Sanggar Palito Nyalo. Sanggar tersebut terkenal dengan Kesenian Randainya, dan sudah diperlombakan serta ditampilkan di banyak festival ataupun perlombaan-perlombaan seni, baik yang diadakan di Kota Padang maupun di daerah lainnya di Sumatera Barat. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan struktur Tari Piring dengan menggunakan landasan teori struktur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Pada operasionalnya, metode ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: studi lapangan (observasi, wawancara, studi dokumentasi) dan studi pustaka. Diketahui bahwa bentuk penyajian dari tarian tersebut berupa Tari Berpasangan, dengan nama-nama gerak yaitu Salam, Ma-amba, Pilin, Rantak Sewah, Angka delapan, dan Ayun. Alat musik yang digunakan ialah Talempong Pacik, Gandang, Pupuik Batang Padi, Sarunai. Busananya terdiri atas Baju Taluak Balango, Celana Galembong, Sisampiang, Destar (Desta), dan Ikat Pinggang. Tarian ini menggambarkan masyarakat Pauh yang tengah bertani seperti mencangkul, memanen, mengeringkan dan sebagainya, serta menggambarkan rasa syukur masyarakat kepada Dewi Padi. ABSTRACT THE PLATE DANCE IN RANDAI ART AT THE PALITO NYALO STUDIO, PADANG CITY, WEST SUMATRA. June 2023. This paper discusses Tari Piring in Randai Arts at the Palito Nyalo Studio. Tari Piring (Plate Dance) is a dance originated from Minangkabau, West Sumatra. Tari Piring in the Randai Arts is taught and popularized by the Palito Nyalo Studio. This Studio is famous for its Randai Art, and it has been contested and performed in many art festivals or competitions, both held in the city of Padang, West Sumatra, and other areas. The purpose of this study is to describe the structure of Tari Piring in Randai Arts at the Palito Nyalo Studio, using the structural theoretical basis by Iyus Rusliana. This study uses a qualitative research method with a descriptive analysis approach. In its implementation, this method uses the following steps: field studies (observations, interviews, documentation studies) and literature study. The results obtained from this study are that the form of presentation of this dance is in pairs, with the names of the movements are Salam, Ma-amba, Pilin, Rantak Sewah, Angka 8, and Ayun. The musical instruments used in this dance are Talempong Pacik, Gandang, Pupuik Batang Padi, Sarunai. Meanwhile, the costume are Taluak Balango shirt, Galembong pants, Sisampiang, Destar (Desta), belt. This dance depicts the Pauh community as farming such as hoeing, harvesting, drying and so on, as well as depicts the people's gratitude to the Goddess of Rice. Keywords: Tari Piring, Art, Palito Nyalo Studio.
PEMBELAJARAN SENI TARI MELATIH KECERDASAN KINESTETIK ANAK Otin Martini
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2708

Abstract

Pembelajaran seni tari untuk anak usia dini bertujuan untuk melatih motorik anak, melatih perkembangan kognitif, afektif, melatih perkembangan sosial emosi, komunikasi, melatih minat, bakat dan kreativitas anak untuk dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi kecerdasan kinestetik anak sebelum mengikuti proses pembelajaran seni tari, bagaimana proses penerapan pembelajaran seni tari untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak, bagaimana kecerdasan anak setelah diterapkannya pembelajaran seni tari. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pembelajaran seni tari dengan judul Tari “Balonku” kepada lima orang anak yang berusia 4-5 tahun di TK Aryandini 3 yang berlokasi di Margahayu Raya, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung. Metode yang yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan berdasarkan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil anak-anak sebelum mengikuti pembelajaran seni tari yang mengacu pada unsur wiraga, wirahma dan wirasa, diperoleh nilai rata-rata unsur wiraga 61.6, rata-rata unsur wirahma 59.8, serta rata-rata unsur wirasa 55. Setelah dilakukan penerapan pembelajaran seni tari, nilai rata -rata wiraga menjadi 89.9, wirahma menjadi 87.2, dan nilai wirasa menjadi 80. Dari hasil penilaian tersebut ada peningkatan untuk rata-rata perolehan wiraga naik 28 poin, wirahma naik 27.4 poin dan wirasa naik 25 poin. Hasil menyimpulkab bahwa pembelajaran seni tari mempunyai dampak untuk melatih kecerdasan kinestetik anak melalui penilaian wiraga, wirahma dan wirasa. ABSTRACT LEARNING THE ART OF DANCE TRAINING CHILDREN'S KINESTHETIC INTELLIGENCE, June 2023. Learning the art of dance for early childhood aims to train children's motor skills, train cognitive, affective, train development of social-emotional, communication, train children's interests, talents and creativity to be able to improve children's kinaesthetic intelligence. This study aims to find out how the condition of children's kinaesthetic intelligence before participating in the dance learning process, how the process of applying dance learning to improve children's kinaesthetic intelligence, how the children's intelligence after the application of dance learning. This research has been conducted on the application of dance learning with the dance title is “My Balloon” to 5 children aged 4-5 years at Aryandini 3 Kindergarten located in Margahayu Raya, Sekejati, Buah Batu District, Bandung City. The method used in this research is descriptive analysis using a qualitative approach. The techniques of collecting data are interviews, observation and documentation. The analysis of this research has been carried out through collecting data, reducing data, presenting data and drawing conclusions. The results of this study indicate that the results of the assessment of children before the application of dance learning which refers to the assessment of wiraga, wirahma and wirasa elements, obtained the average score of wiraga is 61.6, the average score of wirahma is 59.8, and the average score of wirasa is 55. Meanwhile after the application of dance learning, the average score of wiraga is 89.9, the average score of wirahma is 87.2, and the average score of wirasa is 80. The result of this assessment shows the increase in the average of wiraga to 28 points, wirahma to 27.4 points, and wirasa to 25 points. The conclusion of the result of dance learning study shows that the result of the assessment of children before and after participating in dance learning has improved. The impact of learning dance art to train children's kinaesthetic intelligence through assessments wiraga, wirahma and wirasa increases. Keywords: Learning, My Balloon Dance, Kinaesthetic Intelligence, Children Aged 4-5 Years.
EKSISTENSI KESENIAN PENCAK SILAT BANDRONG DI PADEPOKAN SAMPURNANING JAYA BOJONEGARA, SERANG-BANTEN Divia Agustiani Muttaqin; Alis Triena Permanasari; Dwi Junianti Lestari; Syamsul Rizal
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2703

Abstract

Kehadiran kesenian dalam kehidupan masyrakat dapat berupa hiburan, upacara adat maupun acara lain seperti hajatan dan sebagainya. Seriing dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kesenian dan kebudayaan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal tersebut terjadi dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan tata kehidupan masyrakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Eksistensi Kesenian Pencak Silat Bandrong di Padepokan Sampurnaning Jaya, Bojonegara, Serang, Banten yang meliputi sejarah, perkembangan dan faktor-faktor yang mendukung eksistensi kesenian pencak silat Bandrong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Subjek penelitian adalah anggota atau pelaku kesenian Pencak Silat Bandrong di Padepokan Sampurnaning Jaya, tokoh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Serang. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian Eksistensi kesenian Padepokan Sampurnaning Jaya dipengaruhi oleh tiga unsur eksistensi yaitu: kelahiran karya seni, prestasi serta promosi yang dilakukan. ABSTRACT THE EXISTENCE OF BANDRONG PENCAK SILAT ARTS AT PADEPOKAN SAMPURNANING JAYA BOJONEGARA, SERANG-BANTEN, June 2023. The presence of art in people's lives can be in the form of entertainment, traditional ceremonies and other events such as celebrations and so on. Along with the development of technology and science, art and culture are always changing from time to time. This happens in the context of adjustment to the development of community life. This study aims to describe the existence of Bandrong Pencak Silat art in Padepokan Sampurnaning Jaya, Bojonegara, Serang, Banten which includes history, development and factors that support the existence of Bandrong Pencak Silat art. The object of this research is Bandrong Pencak Silat Art in Padepokan Sampurnaning Jaya, Bojonegara, Serang, Banten. This research uses descriptive qualitative. The research subjects were members or performers of the Bandrong Pencak Silat arts in Padepokan Sampurnaning Jaya, community leaders and the Serang Regency Government. Data collection techniques using observation, interviews and documentation. Data analysis used data reduction, data description and conclusion drawing. The validity of the data was obtained by using the source triangulation technique. The results of the study the existence of Padepokan Sampurnaning Jaya art is influenced by three elements of existence, namely: the birth of the work of art, achievements and promotions carried out. Keywords: Existence, Bandrong Pencak Silat Art, Padepokan Sampurnaning Jaya.
GUBAHAN REPERTOAR TARI DOGER KONTRAK Angeline Azhar; Ria Dewi Fajaria
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2709

Abstract

Tari Doger Kontrak merupakan salah satu repertoar tari yang termasuk dalam rumpun tari rakyat. Tariannya menceritakan para ronggeng yang menari di pemanggungan perkebunan teh untuk menghibur masyarakat penggemarnya. Bentuk tarinya digarap sebagai tarian kelompok yang baru dengan tanpa menghilangkan identitas sumbernya. Penyajiannya menggunakan pendekatan metode gubahan tari. Tahapan proses gubahan dilakukan melalui tahap eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Tujuan dari penyajian tarinya adalah untuk mewujudkan tari kelompok yang baru tanpa menghilangkan identitasnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang lebih menarik dan memberi kesan berbeda. Gubahan tari Doger Kontrak ini dilakukan dengan adanya pengembangan pada koreografi, iringan musik, dan artistik tarinya. ABSTRACT COMPOSITION OF DOGER KONTRAK DANCE REPERTOIRE, June 2023. Doger Kontrak Dance is one of the dance repertoires that is included in genre of the folk dance. The dance tells the ronggeng who are dancing on a tea plantation stage to entertain their fans. The form of the dance is worked out as a new group dance without losing the identity of the source. The presentation uses a dance composition method approach. The phases of the composition process are carried out through exploration, evaluation, and composition. The purpose of presenting the dance is to create a new group dance without losing its identity in order to produce more attractive added value and give a different impression. The composition of this Doger Kontrak dance has been carried out by developing the choreography, musical accompaniment and the artistic of dance. Keywords: Doger Kontrak Dance, Dance Composition, Dance Performance.
TARI TOPENG TUMENGGUNG BARANGAN DI SANGGAR SENI PANGGELAR BUDHI Intan Rosnia; Lina Marliana Hidayat
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2704

Abstract

Keberadaan Tari Topeng Tumenggung Barangan di Sanggar Seni Panggelar Budhi pimpinan Mbah Karta tentunya penting untuk dikaji. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa permasalahan, yaitu struktur Tari Topeng Tumenggung Barangan berbeda dengan topeng Tumenggung lainnya, karena di dalamnya tidak memiliki Dodoan, namun hanya menampilkan bagian Rancagan dan Munggah Terusan. Tari Topeng Tumenggung dianggap memiliki kekhasan tersendiri di antara wanda lainnya yang dapat terlihat dari segi busana serta alat pengiringnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kejelasan mengenai struktur Tari Topeng Tumenggung Barangan. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan konsep pemikiran bersifat teoritis dari Iyus Rusliana dengan metode deskriptif analisis melalui tahap penggalian data berupa studi lapangan dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, struktur Tari Topeng Tumenggung Barangan dibentuk oleh dua elemen pokok yaitu “Isi Tari” yang mencakup tentang latar belakang cerita, gambaran dan tema, nama atau judul tarian, karakter tari serta unsur filosofisnya dan “Bentuk Tari” yang meliputi bentuk penyajian, koreografi, karawitan dan pedalangan, rias dan busana, properti dan yang berkaitan dengan tata pentas. ABSTRACT TUMENGGUNG BARANGAN MASK DANCE AT THE PANGGELAR BUDHI ART STUDIO, June 2023. The existence of the Barangan Tumenggung Mask Dance at Panggelar Budhi Art Studio led by Mbah Karta is certainly important to study. This is due to several problems, namely the structure of the Barangan Tumenggung Mask Dance is different from the other Tumenggung dances, because it does not have a Dodoan, but only performs Rancagan and Munggah Terusan. The Tumenggung Mask Dance is considered to have its own uniqueness among other wanda which can be seen in terms of the costume and musical accompaniment. In addition, Tumenggung Mask Dance is an inspiration source of dances in Priangan and has never been studied before. Based on these problems, the purpose of this research is to have an explanation on the structure of Barangan Tumenggung Mask Dance. This qualitative research uses a theoretical framework of Iyus Rusliana with a descriptive analysis method through the steps of collecting data in the field and literature studies. Based on the results of the research, the structure of Barangan Tumenggung Mask Dance is formed of two main elements, namely "Dance Content" which includes the background of the story, description and theme, name or title of the dance, character and its philosophical elements, and "Dance Form" which includes the form of performance, choreography, music (karawitan) and puppetry (pedalangan), make-up and costume, properties and those related to stage design. Keywords: Barangan Tumenggung Mask Dance, Panggelar Budhi Studio, Dance Structure.
TARI GATOTKACA GANDRUNG KARYA R. ONO LESMANA KARTADIKOESOEMAH DI PADEPOKAN SEKAR PUSAKA SUMEDANG Dewi Nurjanah; Meiga Fristya Laras Sakti
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2710

Abstract

Tari Gatotkaca Gandrung karya R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah diciptakan pada tahun 1957. Dalam pertunjukannya terdapat empat tokoh, yaitu; Gatotkaca, Pergiwa Pergiwati, dan Cakil. Struktur pertunjukan terbagi menjadi tiga adegan dengan bentuk tari pethilan yang menggambarkan kegandrungan Gatotkaca kepada Pergiwa Pergiwati sebagai jelmaan dari Cakil. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan mengenai bagaimana estetika tari Gatotkaca Gandrung karya R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah di Padepokan Sekar Pusaka Sumedang. Landasan konsep pemikiran mengunakan teori estetika instrumental, karena dianggap relevan sebagai pisau bedah dalam membahas permasalahan. Untuk mengimplementasikan teori digunakan metode deskriptif analisis. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi dan analisa data. Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan bahwa ditinjau dari estetika, tarian ini terdiri atas wujud tari, bobot tari, dan penampilan. Wujud tari meliputi bentuk dan struktur, di antaranya struktur koreografi, struktur iringan tari, tata rias tari, tata busana tari dan properti tari. Bobot tari meliputi gagasan penciptaan, suasana, dan pesan tari. Penampilan meliputi bakat, keterampilan, dan sarana. Ketiga unsur tersebut berkesinambungan menjadi sebuah pembentuk estetika tari yang menjadi identitas tari Gatotkaca Gandrung. ABSTRACT GATOTKACA GANDRUNG DANCE BY R. ONO LESMANA KARTADIKOESOEMAH AT PADEPOKAN SEKAR PUSAKA SUMEDANG, June 2023. Gatotkaca Gandrung Dance by R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah was created in 1957. In the show there are four characters, namely; Gatotkaca, Periwa Perwati, and Cakil. The structure of the performance is divided into three scenes in the form of a pethilan dance which depicts Gatotkaca's passion for PeriwaPergiwati as the incarnation of Cakil. This research is limited to the problem of how the aesthetics of the Gatotkaca Gandrung dance by R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah at Padepokan Sekar Pusaka Sumedang. The basis of the concept of thought is using instrumental aesthetic theory, because it is considered relevant as a scalpel in discussing problems. To implement the theory used descriptive analysis method. This research is qualitative in nature with data collection carried out through literature, observation, interviews, documentation and data analysis. Based on the results of the analysis, it can be concluded that in terms of aesthetics, this dance consists of dance form, dance weight, and appearance. The form of dance includes form and structure, including choreographic structures, dance accompaniment structures, dance make-up, dance dress and dance properties. The weight of the dance includes the idea of creation, atmosphere and message of the dance. Appearance includes talents, skills, and means. These three elements continue to form a dance aesthetic which is the identity of the Gatotkaca Gandrung dance. Keywords: Gandrung Gatotkaca Dance, R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah, Instrumental Aesthetics.
PENCAK SILAT SEBAGAI MEDIA BELA DIRI BAGI PESINDEN ERA 70-AN Rita Tila
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2705

Abstract

Pencak Silat merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia yang berkembang sejak berabad-abad yang lalu. Objek material dari penelitian ini adalah Pencak Silat dan objek formalnya adalah fenomena Pencak Silat sebagai seni dan media beladiri bagi pesinden era 70-an. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi Pencak Silat yang berperan sebgai seni dan juga media bela diri bagi pesinden era 70-an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan historis faktual. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis sintesis dan interpretasi terhadap data yang ditemukan dari berbagai literature dan hasil wawancara. Kesimpulannya, Pencak Silat hadir sebagai kesenian dibuktikan melalui beberapa tarian seperti dalam kesenian Ketuk Tilu yang mengadaptasi dari jurus-jurus Pencak Silat sebagai bentuk tarian. Ditemukan pula fakta, bahwa di daerah Sukabumi terdapat pesinden yang mahir Pencak Silat. Hal itu cukup menjadi alasan mengapa Ronggéng harus belajar Pencak Silat selain sebagai pertunjukan seni juga sebagai perlindungan diri. ABSTRACT PENCAK SILAT AS A SELF-DEFENSE MEDIA FOR SINGERS IN THE 70S ERA, June 2023. Pencak Silat is part of the culture from the Indonesian which has developed centuries ago. The material object of this research is Pencak Silat and the formal object is the phenomenon of Pencak Silat as an art and a medium of self-defence for singers in the 70s era. This study aims to describe the existence of Pencak Silat which acts as an art and also a medium of self-defense for singers in the 70s era. The method used in this study is qualitative with a factual historical approach. The data collection technique used is the technique of analysis, synthesis and interpretation of the data found from various literature and interview results. In conclusion, Pencak Silat exists as an art form, proven through several dances, such as Ketuk Tilu, which adapts the moves of Pencak Silat as a form of dance. It was also found that in the Sukabumi area there are singers who are proficient in Pencak Silat. That was enough reason why Roggéng or singer had to learn Pencak Silat not only as performance but also as self-protection. Keywords: Pencak Silat, Dance, Self Defense, Singer.
ANISYCHOS KARYA PENCIPTAAN TARI KONTEMPORER Anisa Zulva Mirazqi; Desya Noviansya Suherman
Jurnal Seni Makalangan Vol 10, No 1 (2023): Menguak Seni Tradisi Di Era Globalisasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v10i1.2706

Abstract

Karya penciptaan tari dengan judul “ANISHYCOS” merupakan karya tari inovasi baru yang berangkat dari fenomena-fenomena sebuah sekte satanik yang marak terjadi di dunia. Karya ini menonjolkan sebuah proses kelabilan anak muda, yang rentan terkena ajakan-ajakan menyesatkan, karena fase remaja masih banyak yang belum memiliki pedoman keagamaan. Karya tari “ANISHYCOS” diangkat melalui sebuah karya tari kontemporer bertipe dramatik dengan konsep tari kelompok. Pada karya ini digarap dalam empat tahapan yaitu, eksplorasi, improvisasi, evaluasi dan pembentukan, kemudian hasil yang diperoleh karya tari ini mewujudkan ekspresi yang ingin disampaikan menurut tafsir penulis. ABSTRACT ANISYCHOS THE CREATION OF CONTEMPORARY DANCE, June 2023. The creation of dance work entitled "ANISHYCOS" is a new innovative dance work that comes from the phenomena of a satanic sect that are rife in the world. This work highlights the process of youth instability, which is vulnerable to misleading invitations, because many adolescents do not have religious guidelines. The dance work "ANISHYCOS" is elevated through a contemporary dance work of a dramatic type with the concept of group dance. This dance is worked on in four stages of the process of working method, namely: exploration, improvisation, evaluation, and formation, then the results obtained of this dance work embody the expression to be conveyed on the author's interpretation. Keywords: Anishycos, Satanic, Adolescents.

Page 13 of 13 | Total Record : 129