cover
Contact Name
Vincent Wenno
Contact Email
vincentkalvin@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.kenosis@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi
ISSN : 24606901     EISSN : 26564483     DOI : -
Jurnal Kenosis bertujuan untuk memajukan aktifitas dan kreatifitas karya tulis ilmiah melalui media penelitian dan pemikiran kritis analitis di bidang kajian Teologi serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Teologi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Institut Agama Kristen Negeri Ambon.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI" : 6 Documents clear
KRISTOLOGI "LOGOS" DAN KONTEKS PLURALISME AGAMA NELSON SEMOL KALAY
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.24

Abstract

Inkarnasi Logos merupakan suatu tema yang penting dalam wacana teologi Kristen. Dalam konteks pluralisme saat ini Kristologi ini ditinjau kembali secara kritis oleh para teolog (terutama teolog agama-agama) berdasarkan pada asumsi bahwa gagasan ini sangat eksklusif dan tidak mempromosikan dialog antar agama. Dalam artikel ini saya mencoba untuk menguji kembali asumsi ini dengan didasarkan pada investigasi biblis terhadap konsep Logos, terutama konsep Injil Yohanes. Menurut Yohanes, Logos memiliki tiga peran penting sebagai agen penciptaan, agen penyataan, dan agen penyelamatan. Sebagai agen penciptaan Logos diperkenalkan sebagai mitra Allah dalam penciptaan 'semua' (panta). Dalam hal peran penyataan dan penyelamatan, Logos ditampilkan sebagai yang berinkarnasi yang membebaskan orang dari penderitaan melalui "tanda-tanda" sebagaimana dicatat di dalam Injil Yohanes. Tiga ide yang menarik tentang Logos Yohanes ini – terutama gagasan universalitas Logos dan Kristologi pembebasan agama-agama – pada akhirnya akan direfleksikan dalam konteks pluralisme agama.
(BER) - TEOLOGI DARI FILM CA BAU KAN SJ BOTARA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.25

Abstract

Tulisan ini menguraikan tentang kekuatan Cinta yang mampu mengubah dendam dan kekerasan menjadi maaf dan pengampunan sebagaimana dikisahkan dalam film Ca Bau Kan karya Nia Dinata (based on a novel Remy Sylado).Menariknya adalah film Ca Bau Kan bukanlah film yang menceritakan success story orang-orang hebat, melainkan film yang menceritakan kisah pilu perempuan pekerja seks komersial yang acapkali dipandang sebagai sampah masyarakat. Film Ca Bau Kan adalah penggalan fragmen kehidupan yang diceritakan secara jujur dan penuh makna, dan tidak ada yang salah jika mau diambil sari-sari kehidupan yang diperjuangkan oleh orang-orang biasa yang biasanya diabaikan, namun pengalaman mencintanya yang dalam dan terlihat biasa-biasa saja itu menjadi sesuatu yang tidak biasa karena dalam penderitan mereka itulah wajah Yesus yang tersalib dapat disaksikan secara luar biasa. Upaya berteologi seperti ini bukanlah hal baru, sekalipun untuk sebagian kalangan masih saja terasa asing. Apalagi, film Ca Bau Kan yang syarat makna ditinjau dari perspektif teologi mistik Kristiani. Pilihan pendekatan sebagai kerangka kesadaran metodologis dalam upaya berteologi semacam ini pun mengundang tanya yang mendalam, sebab mistik terlanjur dimengerti secara parsial dan bernada negatif, sekalipun faktanya umat tidak asing dengan dunia mistik. Menjadi lebih repot apabila mistik disandingkan dengan teologi Kristiani menjadi teologi mistik Kristiani. Tinjauan terhadap film Ca Bau Kan dari perspektif teologi mistik Kristiani hendak memperlihatkan salah satu model berteologi yang meneguhkan keabsahan dan relevansi dari peziarahan hidup yang kebanyakan dilalui melalui jalan mistik.
SISTEM KASTA Kajian Teologi Sosial Terhadap Praktek Pelaksanaan Kasta di Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara MARTHINUS NGABALIN
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.26

Abstract

Sistem pelapisan sosial atau Kasta adalah bagian dari realitas hidup bermasyarakat di Kepulauan Kei. Melalui sistem Kasta masyarakat di kelompokkan dalam kelas-kelas sosial. Namun jika ditilik secara lebih mendalam, maka di dalam praktek pelaksanaan Kasta memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang basisnya adalah kebudayaan di dalam masyarakat.
MENILISIK POTENSI FEMINIS PARA LELAKI FIONA ANGGRAINI TOISUTA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.27

Abstract

Penganiayaan masih terjadi dan dialami oleh perempuan. Di jalanan atau di rumah masih saja ada perempuan-perempuan muda yang dicaci maki, ditampar, ditendangi, dijambak, dan dipukuli hingga babak belur oleh suami atau bahkan oleh pacar lelaki mereka. Bukan saja kekerasan fisik yang dialami oleh perempuan, namun kekerasan secara verbal juga telah dialami perempuan.Rata-rata perempuan telah menikah dan memiliki anak khususnya para perempuan yang bekerja pada ranah publik memiliki beban kerja yang melebihi laki-laki dan umumnya hampir tidak punya waktu untuk diri mereka. Perempuan telah turut menjadi tulang punggung keluarga dan sekaligus menjadi ibu rumah tangga seutuhnya bagi suami dan anak-anak mereka, mereka telah hidup dengan beban kerja yang menguasai diri mereka. Dengan kata lain, perempuan telah menjadi seperti budak dalam kontruksi budaya patriarkhi. Meskipun mereka sadar bahwa mereka adalah pribadi yang otonom, namun patriarki telah begitu kuat mengikat mereka dalam suatu kewajiban sebagai perempuan dan ibu atas keluarga mereka.Terlepas dari laki-laki dan kontruksi budaya patriarkhi yang telah menghadirkan dan menjadi pelaku utama kekerasan dan penganiayaan kepada perempuan, bagi penulis laki-laki adalah juga manusia biasa yang memiliki perasaan dan moralitas kemanusiaannya atau bahkan memiliki potensi feminis dalam dirinya.Dan kemanusiaan laki-laki yang mestinya dirangsang untuk membuat mereka lebih peka dan tersadarkan bahwa perjuangan untuk membebaskan perempuan dari tindakan kekerasan bukan hanya menjadi persoalan perempuan.Atas dasar pikir inilah artikel ini disodorkan sebagai sebuah rangsangan feminisme dalam diri laki-laki, diharapkan artikel ini dapat menjadi sumbangan bagi upaya feminisme di Indonesia.
ALLAH DAN ALAM LEDY MANUSAMA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.28

Abstract

Dalam narasi Kitab Suci, manusia diciptakan setelah semua benda dan makhluk diciptakan terlebih dahulu oleh Allah.Dengan demikian manusia sebenarnya makhluk ciptaan yang bungsu.Dan memang, selanjutnya manusia bisa hidup dengan baik berkat adanya ciptaan-ciptaan sebelumnya, sebutlah beberapa di antaranya, seperti bumi, benda-benda langit, segala macam tumbuhan, maupun segala macam hewan. Tanpa mereka, manusia tak akan bisa bertahan hidup. Artinya, manusia bisa hidup karena ciptaaan yang ada terlebih dahulu.Dan sampai sekarang manusia hanya bisa hidup karena ciptaan-ciptaan tersebut. Namun seiring perkembangan, sadar tak sadar manusia menjadi perusak alam ciptaan itu sendiri.Jika dahulu pada masa meramu, manusia hanya berburu makanan seperlunya, maka perkembangan selanjutnya manusia berusaha mengeksploitasi alam ini secara rakus.Manusia menganggap dirinya sebagai pusat alam semesta ini (anthroposentrisme).Maka segala orientasi ciptaan dianggap hanya untuk manusia dengan mengabaikan aspek kelestarian alam itu sendiri.Manusia lupa bahwa dirinya bisa berada karena bergantung pada alam semesta.Manusia mungkin juga lupa bahwa Allah pencipta alam semesta menyediakan ciptaan yang telah dipandangNya baik bagi manusia guna kelangsungan hidupnya. Manusia lupa bahwa dengan merusak alam sesungguhnya manusia sementara dan terus merusak eksistensi Allah yang termanifestasi pada kehadiran Alam, manusia lupa bahwa ketidakpeduliannya kepada alam adalah ketidakpeduliannya kepada Allah, manusia bertanggungjawab sepenuhnya kepada Allah pencipta yang memberikan mandat memelihara dan mengelola alam kepada manusia.Tulisan ini memaparkan konsep Allah dan Alam yang berupaya membangun kesadaran manusia khususnya kekristenan dalam tanggungjawab menjaga dan mengelola alam sesuai ajaran imannya.
AUTONOME MOLUKSCHE KERK; Upaya Mendengar Suara yang Terbungkam FAIDAH AZUZ
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.29

Abstract

“Di Ambon AMK lahir sebagai protes terhadap kepemimpinan Indische Kerk yang hierarkis, terikat pada birokrasi dan pembiayaan pemerintah, dan kepemimpinannya berada di tangan para pendeta Belanda” (Hal. xiv).“Dengan diproklamasikannya GPM sebagai sebagai gereja yang otonom, maka gereja Maluku bebas dari intervensi Indische Kerk seperti pada masa-masa sebelumya. Melalui independensi yang telah dialami itu, GPM mengambil langkah pertama untuk melakukan persidangan Sinode yang pertama pada tanggal 7 September 1935. Indische Kerk merupakan gereja yang beraliran Protestantisme dan merupakan penerus Gereja Gereformeed (Gereja Protestan Calvinis) di era kekuasaan VOC. Meskipun gereja di Hindia Belanda telah diklaim sebagai gereja Negara sejak tahun 1815, Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau Insdische Kerk baru dinyatakan resmi berdiri pada 30 November 1844 dalam sidang pertama Pengurus Gereja” (hal: 75, 25).

Page 1 of 1 | Total Record : 6